PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan problem solving ?
2) Permasalahan apa yang timbul dalam kegiatan pengelolaan arsip rekam
medis?
3) Bagaimana solusi terkait dengan masalah pengelolaan arsip rekam
medis?
4) Bagaimana pemecahan masalah pengelolaan arsip rekam medis ?
1.3 TUJUAN
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan problem solving.
2) Untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam kegiatan
pengeloaan arsip rekam medis.
3) Untuk memberikan solusi terkait dengan masalah pengelolaan arsip
rekam medis.
4) Untuk memberikan pemecahan masalah pengelolaan arsip rekam medis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
rinci. Selanjutnya dapat ditetapkan signifikansi masalah dan prioritas
masalah sehingga akan lebih efisien dalam pemecahan masalah. Ini juga
merupakan langkah awal menuju mendapatkan pendanaan dan rencana
untuk mengalokasikan sumber daya untuk proses pemecahan masalah.
3) Mengorganisir Informasi
Informasi yang tersedia akan lebih berkualitas, lebih maksimal dan
akurat apabila diorganisir atau diatur dengan baik sehingga lebih siap
dengan solusi yang akurat kedepannya.
4) Membentuk suatu Strategi
Selanjutnya adalah mengembangkan strategi untuk memecahkan
masalah. Banyak strategi yang dapat digunakan tergantung pada jenis dan
beratnya masalah yang dihadapi.
5) Mengalokasikan Sumber
Sebelum mulai untuk memecahkan masalah, Prioritas masalah
yang telah ditetapkan pada langkah sebelumnya sangat diperlukan dalam
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki, baik itu SDM, anggaran atau
sumber daya yang lain. Untuk masalah yang penting, mungkin selayaknya
mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proses pemecahan
masalah, karena supaya lebih cepat tuntas atau tidak berlarut-larut masalah
tersebut dan tidak menimbulkan masalah lainnya yang berkaitan.
6) Membuat Keputusan
Setelah melalui beberapa tahapan dan menghasilkan berbagai
macam opsi, langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan melalui
sikap realistis dan berfikir yang logis atas kelebihan dan kekurangan
potensi masing-masing opsi untuk memilih beberapa opsi yang diinginkan.
7) Pemantauan Kemajuan (Monitoring)
Setelah Solusi telah diputuskan atau ditetapkan dan dalam proses
pelaksanaan untuk pemecahan masalah, langkah berikutnya adalah
melakukan pemantauan secara berulang dari waktu ke waktu untuk
mengukur apakah menunjukkan pergerakkan ke arah tujuan atau tidak
sama sekali.
4
8) Mengevaluasi
Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan dapat diperoleh
beberapa informasi yang penting untuk dilakukan suatu evaluasi atau
penilaian. Apakah solusi tersebut tetap dilanjutkan, menyarankan
perbaikan, dilakukan revisi atau dihentikan sama sekali jika tidak ada
kemajuan sedikitpun.
5
(rekam medis) tidak disimpan dalam satu tempat penyimpanan maka waktu
yang dibutuhkan untuk temu kembali arsip tersebut menjadi lama. Hal ini yang
menyebabkan tingkat kepuasan pasien dari segi pelayanan menjadi berkurang.
Dampak berikutnya yang timbul dari pasien yang kurang tingkat kepuasannya
adalah pasien tersebut akan menyebarkan informasi yang belum tentu
kebenarannya, namun sesuai yang dirasakannya, kepada orang lain. Tentu saja
hal ini akan mengancam kelangsungan organisasi kesehatan yang dalam hal ini
adalah rumah sakit.
6
yang disimpan dalam rak filling, mudah mengambil dari tempat
penyimpanan, mudah mengembaliannya, melindungi berkas rekam
medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan
biologi.
Dengan demikian maka diperlukan sistem penyimpanan dengan
mempertimbangkan jenis sarana dan peralatan yang
digunakan,tersedianya tenaga ahli dan kondisi organisasi. Syarat berkas
rekam medis dapat disimpan yaitu apabila pengisian data hasil
pelayanan pada lembar formulir rekam medis telah terisi dengan
lengkap sedemikan rupa sehinggs riwayat penyakit seorang pasien urut
secara kronologis.
Menurut Budi (2011) ditinjau dari pemusatan dan penyatuan
berkas rekam medis, cara penyimpanan dibagi menjadi 2 cara yaitu :
1) Sentralisasi
Sistem penyimpanan secara sentralisasi yaitu, suatu sistem
penyimpanan dengan cara menyatukan formulir rekam medis milik
pasien kedalam satu kesatuan dimana dokumen rekam medis rawat
jalan, rawat inap, gawat darurat, milik seorang pasien menjadi satu
dalam satu folder (map).
Keuntungannya sentralisasi adalah :
(1) Data dan informasi hasil pelayanan dapat berkesinambungan
kerena menyatu dalam satu folder sehingga riwayatnya dapat
dibaca seluruhnya.
(2) Mengurangi terjadinya duplikasi data dalam pemeliharaan dan
penyimpanan rekam medis.
(3) Mengurangi jumlah biaya yang digunakan untuk peralatan dan
ruangan.
(4) Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas
penyimpanan karena dokumen rekam medis milik seorang
pasien berada dalam satu folder.
(5) Mudah menerapkan sistem unit record .
7
Kekurangannya sentralisasi adalah :
(1) Petugas rekam medis menjadi lebih sibuk karena harus
menangani unit rawat jalan dan unit rawat inap.
(2) Filing (tempat penyimpanan) dokumen rekam medis harus
jaga 24 jam karena sewaktu-waktu diperlukan untuk pelayanan
UGD yang dibuka 24 jam.
(3) Tempat penerimaan pasien harus bertugas 24 jam, karena
dokumen rekam medis digunakan sewaktu-waktu bila pasien
datang untuk berobat
2) Desentralisasi
Sistem penyimpanan secara desentralisasi yaitu suatu sistem
penyimpanan dengan cara memisahkan formulir rekam medis milik
pasien dimana dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, milik seorang pasien dipisahkan pada folder (map) yang
berbeda.
Keuntungannya desentralisasi adalah :
(1) Efesiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan yang
lebih cepat.
(2) Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.
Kekurangannya desentralisasi adalah:
(1) Terjadinya duplikasi data dalam pembuatan rekam medis, yaitu
data dan informasi pelayanan pada pasien dapat disimpan lebih
dari satu folder.
(2) Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih
banyak.
Dari kedua sistem penyimpanan berkas tersebut masing masing
memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Jadi, untuk
masalah seperti pada kasus tersebut yang tepat dipilih adalah cara
sentralisasi di mana dalam cara pengelompokan ini data tidak dipisah-
pisah atau tidak tersebar dan disimpan dalam satu tempat penyimpanan.
8
2.4.2 Membuat Sistem Penjajaran
Menurut Budi (2011) Berikut ini adalah sistem penjajaran berkas
rekam medis :
1) Sistem Abjad (Alphabetic Filing System)
Merupakan jenis penjajaran arsip atau berkas rekam medis
berdasarkan urutan abjad. Huruf depan dari nama pasien akan
dijadikan huruf kunci untuk pencarian pada rak penyimpanan. Pada
jenis penjajaran ini membutuhkan waktu kerja yag lama dan
mempunyai resiko tinggi terhadap tumbulnya banyak kesalahan,
misalnya nama yang berubah dan nama yang salah eja. Selain itu,
tidak dapat melakukan melakukan perkiraan terhadap kebutuhan
penggunaan area rak tertentu, karena petugas tidak dapat
memprediksi nama-nama pasien yang akan berobat nantinya. Hal
ini menyebabkan tidak adanya control terhadap pengelolaan pada
tempat penyimpanan berkas rekam medis. Kekuranga lain dari
jenis penyimpanan ini adalah petugas harus teliti melihat satu
persatu dari urutan huruf pada nama pasien. Dengan demikian jenis
penyimpanan ini cocok untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan
jumlah pasien yang masih sedikit.
2) Sistem Kronologis (Chronological Filing System)
Jenis penjajaran kronologis merupakan jenis penjajaran
arsip atau berkas rekam medis yang berdasarkan urutan peristiwa /
kejadian pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Sebagai
contoh pada fasilitas pelayanan kesehatan menyimpan berkas
rekam medisnya dengan cara diurutkan tiap tanggal, sehingga
mungkin akan terbentuk kelompok-kelompok sesuai tanggal pasien
berobat. Secara tidak langsung penyimpanan kronologis dilakukan
dengan menyimpan berkas sesuai dengan denga urutan waktu
kedatangan di fasilitas pelayanan kesehatan. Sistem penjajaran ini
hanya cocok untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan ruang
9
lingkup yang kecil, contohnyapada dokter praktek pribadi, praktek
dokter spesialis, dan bidan.
3) Sistem Wilayah (Geographic Filing System )
Sistem penjajaran berdasarkan wilyah merupakan jenis
penjajaran arsip atau rekam medis berdasarkan wilayah yag ada
dilingkup fasilitas pelayanan kesehatan berada. Rak-rak
penyimpanan berkas rekam medis akan dikelompokkan
berdasarkan nama wilayah yang ada, sehingga berkas rekam medis
pasien akan disimpan berdasarkan wilayah tempat tinggalnya.
Sistem penjajaran wilayah ini sering disebut dengan sistem
penjajaran Family Folder. Umumnya dalam satu berkas rekam
medis digunakan oleh satu keluarga dan masing-masing formulir
diberi tambahan kode khusus untuk menandai kode rekam medis
ayah,ibu,anak. Fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan
untuk menggunakan sistem ini adalah puskesmas. Hal ini
karenaterkait dengan tugas Puskesmas yang bertanggungjawab
terhadap kesehatan masyarakat diwilayahnya. Sehingga dengan
sistem ini akan diketahui banyaknya masyarakat yang berobat atau
sakit dari masing-masing wilayah, sehingga dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan penanganan kesehatan di wilayah tersebut
4) Sistem Subyek/Pokok Masalah (Subject Filing System)
Jenis penjajaran Subyek/kasusu merupakan jenis penjajaran
arsip atau berkas rekam medis berdasarkan masalah atau kasus atau
penyakit yag diderita masing-masing pasien. Misalnya rak pertama
untuk menyimpan berkas rekam medis pada kasus penyakit jatung,
dan seterusnya.
5) Sistem Nomor (Numeric Filing System)
Jenis penjajaran berkas dengan nomor merupakan salah satu
jenis penjajaran arsip atau berkas rekam medis yang mengikuti
urutan nomor rekam medisnya. Terdapat 3 cara penjajaran
berdasarkan nomor ini, yaitu :
10
(1) Sistem Nomor Langsung (Straight Numerical Filing)
Dikenal dengan sistem penjjaran dengan nomor
langsung yaitu sistem penjajaran berkas rekam medis dengan
menjajarkan berkas rekam medis berdasarkan urutan nomor
rekam medisnya secara langsung pada rak penyimpanan.
Misalnya keempat rekam medis berikut ini akan disimpan
berurutan dalam satu rak, yaitu 00-01-01, 00-01-02, 00-01-
03, 00-01-04. Adapun kelebihan dari jenis penjajaran Straight
Numerical Filing adalah :
1. Mudah melatih petugas-petugas yang harus
melaksanakan pekerjaan penyimpanan.
2. Mudah dalam pencarian dokumen rekam medis dalam
jumlah banyak dengan nomor berurutan.
Sedangkan untuk kekurangan sistem penjajaran Straight
Numerical Filing adalah :
1. Petugas harus memperhatikan seluruh angka nomor
sehingga mudah terjadi kekeliruan menyimpan.
2. Terjadinya konsentrasi pada rak penyimpanan untuk
nomor besar yaitu rekam medis dengan nomor terbaru.
3. Pengawasan kerapian penyimpanan sangat sulit
dilakukan, karena petugas tidak terbagi menurut nomor.
(2) Sistem Angka Tengah (Middle Digit Filing)
Middle Digit Filing merupakan sistem penjajaran
berkas rekam medis berdasarkan numerik dengan urutan
sistem angka tengah. Sistem ini menyimpan berkas rekam
medis dengan menjajarkan berkas rekam medis berdasarkan
urutan nomor rekam medis pada 2 angka kelompok tengah.
Dalam hal ini angka yang terletak ditengah-tengah menjadi
angka pertama, pasangan agka yang terletak paling kiri
menjadi agka kedua , dan kelompok angka paling kanan
menjadi angka ketiga. Untuk pembagian kelompok angka
11
pada Middle Digit Filing tersebut terlihat pada bagan
dibawah ini :
4 8 1 2 0 6
12
4 8 1 2 0 6
Kelompok angka Kelompok agka Kelompok angka
ketiga kedua pertama
13
kembali berkas dapat di temukan dengan cepat dengan cara melihat
nomer rekam medis nya.
Fasilitas pelayanan kesehatan yang bermula dari ruang lingkup
yang kecil kemudian berkembang menjadi besar biasanya belum
mengunakan sistem penjajaran Terminal Digit Filing . sehingga ada
beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan perubahan sistem
penjajaran rekam medisnya. Perubahan sistem penjajaran rekam medis
difasilitas pelayanan kesehatan bisa saja terjadi. Hal ini karena beberapa
faktor diantaranya semakin banyak pasien yang berobat, seamakin
berkembagnya fasilitas pelayanan kesehatan, dan peningkatan mutu
pengelolaan rekam medis .
Menurut Budi (2011) Perubahan sistem penyimpanan dalam
dilakukan dengan tahapan langkah-langkah dibawah ini :
1. Rencanakan dengan matang tanggal mulai perubahan sistem
penjajaran, termasuk persiapan rak tempat penyimpanan berkas
rekam medis, prosedur penjajaran dengan sistem yang baru, dan
sumber daya manusia yang akan melakukan perubahan.
2. Pada tanggal yang telah ditentukan, mulai menyimpan berkas
rekam medis dengan sistem penyimpanan yang baru. Sehingga
setiap kali berkas yang dikembalikan ke ruang penyimpanan mulai
disimpan dirak yang baru.
3. Tuliskan pada tracer untuk berkas rekam medis yang telah
berpindah ke rak penyimpanan yang baru.
4. Selain menunggu pasien meminta berkas untuk pelayanan dan
ketika dikembalikan disimpan dirak yang baru dengan sistem yang
baru, lakukan secara bertahap pemindahan penyimpanan rekam
medis dari rak lama ke rak baru dengan sistem yang baru dengan
tetap menyisipkan tracer pada rak penyimpanan yag lama. Hal ini
dilakukan untuk control terhadap keberadaan berkas rekam medis.
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1) Problem solving adalah pemecahkan suatu masalah yang menghasilkan
suatu solusi atas permasalahan yang dihadapi dengan terlebih dahulu
mengidentifikasi permasalahan berdasarkan data dan informasi yang
akurat melalui suatu proses intelektual dan professional.
2) Pada dasarnya jika arsip atau berkas rekam medis tidak tersimpan
dalam satu tempat atau tidak ada sistem yang mengatur
penyimpanannya maka akan berdampak terhadap pelayanan yang
diberikan, seperti akan memperlambat pelayanan dan tenaga yang
dibutuhkan dalam akan bertambah untuk mecari arsip atau berkas
tersebut.
3) Solusi dari permasalahan ini adalah membuat sistem penyimpanan dan
membuat sistem penjajaran berkas yang sesuai dengan arsip atau
berkas rekam medis yang ada di rumah sakit.
4) Pemecahan masalah tersebut berdasarkan teori. Arsip atau rekam medis
harus disimpan dengan sistem yang baik untuk memperlancar
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien maka hendaknya
rumah sakit menggunakan sistem penyimpanan sentralisasi dan
menggunakan sistem penjajaran dengan sistem nomer(Numeric Filing
System ) yaitu Terminal Digit Filling
15
3.2 SARAN
1) Sebaiknya membuat sistem penyimpanan berkas rekam medis dengan
menggunakan sistem penyimpanan sentralisasi . Sehingga pengelolaan
arsip akan terpusat dalam satu tempat sehingga kemungkinan data
tersebar kemana-mana dapat diperkecil
2) Sebaiknya membuat sistem penjajaran berkas dengan menggunakan
sistem penjajaran berdasarkan nomor yaitu Terminal digit filling .
sehingga dapat membedakan berkas satu dengan yang lainya dan dalam
proses temu kembali berkas dapat di temukan dengan cepat dengan cara
melihat nomer rekam medisnya.
16