DOSEN PENGAMPUH :
NS. NORMAN ALFIAT TALIBO, S.KEP, M.KES
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Wita Cahya (1801018)
2. Fiona Sabentar (1801057)
3. Ribka Lanongbuka (1801073)
4. Hamzah Talipi (1801027)
5. Fadillah Bachmid (1801047)
6. Rifki Mokoginta (1801103)
7. Vivi Fadriyanti (1801085)
8. Paramita Mukaram (1801043)
9. Sri Sulastri Ilahude (1801008)
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta anugerah-
Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan
dalam bentukyang sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjukmaupun pedoman bagi pembaca mengenai pengetahuan dasar
mengenai kesehatan.
Harapan kami semoga makalah ini menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, walaupun kami akui masih banyak kekurangan dalam penyajian
makalah ini karenailmu yang kami miliki masih sangat kurang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperanserta dalam penyusunan makalah ini, dari awal sampai akhir hingga menjadi
sebuah makalah.kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
pembuatan makalah berikutnya, terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………..………………………........2
DAFTAR ISI……………………………………………………...…………….…….3
BAB I PENDAHULUAN………………………………..…………………………...4
1. Latar Belakang…..…………………………………….……………………………4
2. Rumusan Masalah…………………………..……………..……………………….5
3. Tujuan Penulisan..……………………………………………..…………………...5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………..………..……...6
A. Pengertian Definisi Operasional ……………….………………………...…...…...6
B. Manfaat Definisi Operasional ……………………………………………...……...6
C. Tipe-Tipe Definisi Operasional ……………………………………….…………..6
D. Proses Operasionalisasi Variabel ……………………………………………….…8
BAB III PENUTUP……………………………..………………………………..….10
Kesimpulan………………………….……………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….…….11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipotesis seperti yang kita ketahui yakni dugaan yang mungkin benar, atau
mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika
faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu
sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang
dikumpulkan. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat
sementara. Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena,
melainkan atas dasar pengetahuanpengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian
dapat diambil dari hasil-hasil serta problematika-problematika yang timbul dari
penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renungan-renungan atas dasar
pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan
sendiri. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan
kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-
kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka. Dalam kehidupan sehari-hari,
sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan dalam bentuk data.
Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu menjadi sebuah
data yang mudah dibaca dan dianalisa. Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara-
cara pengolahan data. Untuk meperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu
penelitian. Penelitian ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-
langkah pengujian dari para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita
akan menduga-duga terlebih dahulu terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan
dugaan atau pernyataan sementara kita ini yang disebut hipotesis. Banyak sekali
macam-macam konsep hipotesis ini, salah satunya jenis hipotesis. Terkadang dalam
penelitian pun banyak sekali permasalahan-permasalahan dan juga kesalahan dalam
melakukan penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam melakukan hipotesis
penelitian akan dibahas dalam makalah ini beserta permasalah-permasalahan yang
terjadi. Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang mungkin
benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan
diterima jika faktorfaktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis,
dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-
faktor yang dikumpulkan. Selanjutnya, pengujian hipotesis penelitian secara
perhitungan statistik memerlukan perubahan rumusan hipotesis ke dalam rumusan
hipotesis statistik yang mana memasangkan
Hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) sehingga dapat memutuskan
dengan tegas menolak atau menerima salah satu dari kedua hipotesis tersebut. Selain
itu, Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian
generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel. Kesimpulan yang
dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasikan atau
tidak. Dalam uji hipotesis satu sampel ini variabel penelitiannya bersifat mandiri, dan
sampelnya satu, oleh karena itu variabel penelitiannya tidak berbentuk perbandingan
ataupun hubungan antar dua variabel atau lebih.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Definisi operasional Tipe A atau Pola I dapat disusun didasarkan pada operasi
yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang
didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi.
Definisi operasional Tipe C atau Pola III dapat disusun didasarkan pada
penampakan seperti apa objek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa
saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya.
Contoh: Orang pandai dapat didefinisikan sebagai orang yang mempunyai ingatan
kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik, sistematis dan
mempunyai kemampuan menghitung secara cepat.
Perlu diketahui, tidak sedikit kita menemukan satu konsep dengan definisi yang
berbeda. Misalnya, definisi “motivasi” yang dikemukakan oleh A.H. Maslow berbeda
dengan Victor Vroom. Maslow mendefinisikan motivasi sebagai “motivation arises
from the needs and wants of an individual and drives the people towards action or
work by doing which he makes efforts to fulfill these needs and wants. (kebutuhan-
kebutuhan atau keinginan-keinginan individu yang membuatnya terdorong untuk
melakukan sesuatu agar kebutuhan-kebutuhan tersebut terpuaskan). Sedangkan
Vroom mengatakan bahwa “motivation is a product of the individual’s expectancy
that a certain effort will lead to the intended performance, the instrumentality of
this performance to achieving a certain result, and the desirability of this result for the
individual, known as valence”. (S.E. Condrey, 2005, p.482). Berdasarkan definisi
tersebut disusunlah rumus M= ExIxV. Oleh karena itu, agar punya landasan teoritis
yang jelas biasanya untuk kepentingan penyusunan definisi operasional variabel,
peneliti hanya memilih atau menggunakan satu definisi tertentu yang cocok atau
sesuai dengan tujuan penelitiannya. Beberapa penulis menamakan langkah pertama
ini dengan nama definisi konseptual.
PENUTUP
Kesimpulan
Kegunaan dari definisi operasional variabel itu sendiri adalah untuk mengenali
parameter yang diperoleh dari penghimpunan data, sehingga dalam pengukuran
variabel bisa lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Asus/Downloads/10%20Definisi%20Operasional%20Variabel
%20Penelitian.pdf
file:///C:/Users/Asus/Downloads/s_0451_023516_chapter3.pdf