Anda di halaman 1dari 27

“DEFINISI OPERASIONAL”

DISUSUN
OLEH

KELOMPOK III :
1. THIENY H.I. MUMEKH (1801032)
2. SHANIA VIRGIN NGADIMIN (1801010)
3. FHARISCA R. PARANSI (1801065)
4. BELLA VISTA DATUNSOLANG (1801080)
5. JUWITA TANTUNDUGE (1801020)
6. SRI NURMA PIONG (1801090)
7. CRISTIVA MARAS (1801075)
8. ARNI LAJULU (1801046)
9. PRAYOGA MAMONTO (1801059)
10. NASRUL TAHANE (1601104)

Dosen Pengampuh :
Ns. Norman alfiant talibo S.Kep, M.kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH
MANADO
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur selalu terucap kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kami kesehatan sehingga mampu menyelesaikan kewajiban kami. Tak
lupa pula shalawat dan salam kepada junjungan alam penerang umat muslim Nabi
Muhammad SAW. yang telah membawa umat dari kehidupan jahiliyah menuju
kehidupan yang berilmu.
Alhamdulillah, pada kesempatan ini kami selaku penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah kami pada mata kuliah Metodologi Penelitian. Tak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah yang telah memberi
arahan dalam proses penyusunan makalah.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini sangat banyak sekali kekurangan,
oleh karena itu kami menerima saran dan kritikan yang mendukung dan
memotivasi dari pembaca.

Mei 2021

KELOMPOK 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi operasional.....................................................................................6
B. Komponen Definisi Operasional.................................................................6
C. Contoh definisi operasional.......................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................14
B. Saran .........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipotesis seperti yang kita ketahui yakni dugaan yang mungkin benar,
atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan
diterima jika faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan
hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan
terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan. Hipotesis dapat juga dipandang
sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara. Sebagai konklusi sudah tentu
hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-
pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-hasil
serta problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan
yang mendahului, dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang masuk
akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri. Secara
prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian
pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-
kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat
kita deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya
harus diolah terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan
dianalisa. Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengolahan data.
Untuk meperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian.
Penelitian ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-
langkah pengujian dari para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian,
kita akan menduga-duga terlebih dahulu terhadap apa yang kita ingin teliti.
Pernyataan dugaan atau pernyataan sementara kita ini yang disebut hipotesis.
Banyak sekali macam-macam konsep hipotesis ini, salah satunya jenis hipotesis.
Terkadang dalam penelitian pun banyak sekali permasalahan-permasalahan dan
juga kesalahan dalam melakukan penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam
melakukan hipotesis penelitian akan dibahas dalam makalah ini beserta
permasalah-permasalahan yang terjadi.

Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang mungkin
benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan
diterima jika faktor- faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan
hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan
terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan.

Selanjutnya, pengujian hipotesis penelitian secara perhitungan statistik


memerlukan perubahan rumusan hipotesis ke dalam rumusan hipotesis statistik
yang mana memasangkan

hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) sehingga dapat


memutuskan dengan tegas menolak atau menerima salah satu dari kedua
hipotesis tersebut. Selain itu, Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya
merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada
satu sampel. Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang
diuji itu dapat digeneralisasikan atau tidak. Dalam uji hipotesis satu sampel ini
variabel penelitiannya bersifat mandiri, dan sampelnya satu, oleh karena itu
variabel penelitiannya tidak berbentuk perbandingan ataupun hubungan antar
dua variabel atau lebih.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan definisi operasional?

2. Apa yang dimaksud dengan komponen definisi operasional?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian definisi operasional

2. Untuk mengetahui komponen definisi operasional


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38)


adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang
memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel-variabel penelitian
harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data.

Definisi operasional adalah artikulasi operasionalisasi yang bisa dibuat


dalam pernyataan prosedur sehingga kerapkali digunakan dalam
mendefinisikan istilah proses atau serangkaian tes validasi dan hasil yang
diharapkan untuk menentukan keberadaan item atau fenomena (variabel,
istilah, atau objek) beserta sifatnya seperti durasi, kuantitas perluasan dalam
ruang, komposisi kimia, dan lain-lain

Hal ini setidaknya menunjukan bahwa definisi operasional harus valid


karena menyiratkan bahwa definisi tersebut harus mengukur apa yang
seharusnya diukur. Harus juga realibel artinya hasilnya harus sama meskipun
dilakukan oleh orang yang berbeda atau oleh satu orang pada waktu yang
berbeda.

B. Tujuan Definisi Operasional

Salah satu kunci keberhasilan penelitian, selain perencanaan yang matang


adalah pengunaan definisi operasional dalam mengukur konsep dan variabel
yang kita pelajari atau isitilah yang kita gunakan dalam dokumen penelitian.

Menentukan variabel secara operasional menjadi hal yang sangat penting


dalam penelitian karena bertujuan untuk memberikan kredibiliitas pada
metodologi dan juga memastikan reproduktifitas hasil studi. Studi lain
munngkin mengidentifikasi variabel yang sama secara berbeda sehingga sulit
untuk membandingkan hasil dari kedua studi tersebut.

Secara terperinci definisi operasional memiliki empat tujuan yaitu ;

1. Menetapkan aturan dan prosedur yang digunakan oleh peneliti untuk


mengukur variabel

2. Memberikan arti yang tidak ambigu dan konsisten untuk istilah atau
variabel yang jika tidak dilengkapi dengan definisi operasional maka
dapat ditafsirkan dengan cara yang berbeda

3. Membuat pengumpulan data serta analisis lebih fokus dan efisien

4. Memandu jenis data dan informasi apa yang dicari oleh peneliti

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian observasional yaitu tidak


melakukan perlakuan terhadap subjek penelitian dalam rangka memberikan
gambaran lebih jelas tentang masalah pada subjek dengan metode kuatitatif,
dan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan analitik. Metode
dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan cross sectional atau
study potong lintang dimana dalam studi ini mempelajari tentang prevalensi,
distribusi maupun hubungan suatu penyakit dan paparan dimana
pengambilan data yang dilakukan pada satu waktu atau dalam waktu yang
bersamaan antara variable bebas dan variable terikat yaitu kejadian
malnutrisi pada lansia di Posyandu Kawuri Sejahtera Puskesmas
Kedugmundu Kota Semarang, karena penelitian ini menggunakan cross-
sectional maka menggunakan perhitungan rasio prevalensi.
D. Manfaat definisi operasional

1. Memastikan deskripsi tentang konsep dan isitilah yang diterapkan pada


situasi tertentu untuk memfasilitasi pengumpulan data yang bermakna
dan terstandarisasi. Apalagi saat pengumpulan data, penting untuk
mendefinisikan setiap isitilah dengan sangat jelas untuk memastikan
semua pihak yang mengumpulkan dan menganalisis data memiliki
pemahaman yang sama. Oleh karena itu definisi operasional harus sangat
tepat dan dibingkai untuk menghindari variasi dan kebingungan dalam
interpretasi.

2. Penting untuk kita ketahui bahwa definsi operasional berbeda dari


definisi kamus, yang sering kali bersifat konseptual dan deskriptif.
Sebaliknya, definsi operasional memberikan makna yang jelas, tepat,
dan dapat dikomunikasikan pada konsep yang digunakan untuk
memastikan pengetahuan yang komprehensif tentang ide dengan
menentukan bagaimana ide tersebut diukur dan diterapkan dalam
serangkaian keadaan tertentu.

E. Cara membuat definisi operasional

1. Menentukan variabel penelitian terlebih dahulu

Langkah pertama dalam membuat definisi operasional adalah


menentukan variabel apa saja yang akan diteliti. Kita juga harus
memastikan fungsi tiap-tiap variabel tersebut apakah sebagai variabel
independen(bebas) atau variabel dependen( terikat).

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, yang


menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel terikat.
Pada penelitian ini, variable bebas yang akan diteliti adalah :

1) Umur

2) Jenis kelamin

3) Pekerjaan

4) Pendidikan

5) Status Perkawinan

6) Riwayat Penyakit

7) Aktivitas Fisik

8) Perilaku Merokok

9) Asupan Energi

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya


variabel bebas.

Pada penelitian ini, variable terikatnya adalah kejadian malnutrisi

2. Mencari definisi koseptual untuk tiap-tiap variabel tersebut

Langkah selanjutnya yaitu kita harus mencari definsi konseptual yang


tepat untuk tiap-tiap variabel yang telah kita tentukan tersebut.

Definisi tersebut dapat diperoleh dari kamus,buku teks, atau peneltian


orang lain. Atau kita bisa juga merumuskan sendiri definisi operasional
berdasarkan pengalaman atau rangkuman dari beragam sumber pustaka.

3. Mengidentifikasi cara mengukur variabel

Langkah ketiga dalam membuat definisi operasional adalah


mengidentifikasi apa saja yang bisa kita lakukan untuk mengukur
variabel- variabel yang telah kita tentukan sebelumnya. Selalu ada lebih
dari satu cara yang dapat kita gunakan misalnya dengan cara
mengamati,membandingkan dengan hal lain, menanyakan atau berbagi
metode lainnya.

4. Memilih cara untuk menggambarkan suatu variabel

Selanjutnya , kita harus memilih cara apa yang anak benar-benar dapat
kita lakukan untuk mengambarkan suatu variabel. Harus memastikan
cara yang spesifik dengan acuan yang jelas misalnyaapakah kita akan
mengacu pada suatu kuisioner standar atau menggunakan metode yang
benar-benar baru.

Definisi operasional variable penelitian merupakan penjelasan dari


masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap
indikator-indikator yang membentuknya.

Definisi yang operasional atau “definisi operasional variabel”


Definisi operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran variabel
atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data
(responden) yang satu dengan responden yang lain. Disamping variabel
harus didefinisi operasionalkan juga perlu dijelaskan cara atau metode
pengukuran, hasil ukur atau kategorinya, serta skala pengukuran yang
digunakan. Untuk memudahkan, biasanya definisi operasional itu
disajikan dalam bentuk “matrix” yang terdiri dari kolom-kolom

Tipe-Tipe Definisi Operasional

1. Definisi operasional Tipe A

Definisi operasional Tipe A atau Pola I dapat disusun didasarkan pada


operasi yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan
yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi.
Dengan menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat membuat gejala
menjadi nyata.

Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan dengan


menempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana masing-masing
orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu orang yang akan
dapat mencapainya.

2. Definisi operasional Tipe B

Definisi operasional Tipe B atau Pola II dapat disusun didasarkan pada


bagaimana objek tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan,
yaitu berupa apa yang dilakukannya atau apa yang menyusun
karaktersitikkarakteristik dinamisnya.

Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai seorang yang


mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya.

3. Definisi Operasional Tipe C

Definisi operasional Tipe C atau Pola III dapat disusun didasarkan pada
penampakan seperti apa objek atau gejala yang didefinisikan tersebut,
yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya.

Contoh: Orang pandai dapat didefinisikan sebagai orang yang mempunyai


ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik,
sistematis dan mempunyai kemampuan menghitung secara cepat.

F. Item-Item Dalam Table Definisi Operasional

1) Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk di pelajari dan ditarik kesimpulannya. Contohnya yaitu : jenis
kelamin, pendapatan bulanan, kualitas hidup, tinggi badan, berat badan,
dll. Adapun beberapa jenis variable penelitian yaitu :
 Variabael independent disebut juga variable predictor, stimulus,
eksogen, yang merupakan variable yang mempengaruhi variable
lain/menjadi sebab atau berubahnya suatu variable lain.

 Variable dependen adalah variable yang dipengaruhi atau menjadi


akibat karena adanya variable independent

 Variable moderat merupakan variable yang faktornya diukur,


dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah
variable tersebut mengubah hubungan antara variable independent
dan variable dependen

 Variable intervening adalah variable yang mempengaruhi hubungan


antara variable independe dengan variable dependen menjadi
hubungan secara tidak langsung

 Variable control didefinisikan sebagai variable yang faktornya


dikontrol oleh peneliti untuk menetrralisasi pengaruhnya dan
merupakan variable yang dikendalikan atau dibuat konstan.

2) Definisi Operasional adalah bagaimana peneliti menjelaskan tentang


suatu variable yang akan diteliti atau definisi variabel-variabel penelitian
yang harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam
mengumpulkan data. Definisi operasional harus valid karena
menyiratkan bahwa definisi tersebut harus mengukur apa yang
seharusnya diukur. Harus juga realibel artinya hasilnya harus sama
meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda atau oleh satu orang pada
waktu yang berbeda.

3) Cara Ukur dan Alat Ukur adalah jenis instrument penelitian, sehingga
dalam hal ini bisa dikatakan bahwa intrumen penelitian merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang
menjadi topik penelitian. Secara spesifik, fenomena tersebut dinamakan
variable penelitian. Adapun beberapa jenis alat ukur yang sering
digunakan dalam penelitian, yaitu :

 Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
dapat digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
inteligensi, kemauan atau bakat yang dimiliki oleh individua tau
kelompok. Ditinjau dari sefi sasaran dan objek yang akan dievaluasi,
intrumen tes bisa dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
Tes kepribadian, Tes bakat, Tes inteligensi, dan Tes sikap.

 Skala Peringkat adalah varian dari pertanyaan pilihan ganda popular


yang banyak digunakan untuk mengumpulkan informasi yang
memberikan informasi relative tentang topik tertentu. Peneliti
menggunakan skala peringkat dalam penelitian ketika mereka
bermaksud untuk mengaitkan ukuran kualitatif dengan berbagai
aspek produk atau fitur.

 Panduan Wawancara merupakan daftar topik yang kita rencanakan


untuk dibahas dalam wawancara. Proses pembuatan panduan
semacam itu dapat membantu untuk memusatkan perhatian dan
mengatur garis pemikiran. Wawancara itu sendiri merupakan
percakapan dimana pertanyaan diajukan untuk memperoleh
informasi. Untuk memperoleh data, wawancara biasanya dilakukan
dengan menggunakan panduan wawancara. Terdapat beberapa jenis
wawancara sesuai dengan kebutuhan penelitian : Informal
(wawancara percakapan), Panduan wawancara umum, Wawancara
terbuka dan standar, dan Wawancara tertutup dan respon tetap.

 Lembar Periksa adalah cara yang sangat sederhana untuk


mengumpulkan data tentang frekuensi terjadinya peristiwa. Ini
merupakan alat pengumpulan data yang sederhana, fleksibel, dan
efektif, dimana data dapat dikumpulkan secara real time di lokasi
pembuatannya.
 Diagram Alir adalah jenis diagram yang mewakili alur kerja atau
proses. Diagram alir juga dapat didefinisikan sebagai representasi
diagram dari suatu algoritme, pendekatan langkah demi langkah
untuk menyelesaikan tugas. Diagram alir menunjukkan langkah-
langkah sebagai kotak dari berbagai jenis dan urutannya dengan
menghubungkan kotak dengan panah. Diagram alir digunakan dalam
menganalisis, mendesain, mendokumentasikan atau mengelola
proses atau program di berbagai bidang.

 Observasi merupakan metode mengamati dan mendeskripsikan


tingkah laku subjek. Seperti Namanya, ini adalah cara
mengumpulkan informasi dan data yang relevan dengan mengamati.
Biasanya penggunaan alat ukur observasi disebut sebagai studi
partisipatif karena peneliti harus menjalin hubungan dengan
responden. Hanya dengan begitu, peneliti dapat menggunakan
metode observasi untuk mencatat data yang dibutuhkan. Terdapat
beberapa macam cara dalam menggunakan metode observasi, yaitu :
Observasi terkontrol, Observasi naturalistic (non-partisipan), dan
Observasi partisipatif.

 Kuesioner adalah instrument penelitian yang terdiri dari serangkaian


pertanyaan atau jenis pentunjuk lainnya untuk tujuan mengumpulkan
informasi dari responden. Terdapat beberapa jenis kuesioner yaitu :
Kuesioner terbuka, Kuesioner tertutup, dan Kuesioner campuran.

 Sosiometri adalah jenis metode kuantitatif untuk mengukur


hubungan social. Tugas metodologis utama dari sosiometri adalah
merevisi metode eksperimental sehingga dapat diterapkan secara
efektif pada fenomena social.

4) Kategori adalah bagian dari klasifikasi yang terdiri dari 2 macam yaitu
misalnya : Tidak ada, atau Ada, yang disesuaikan dengan objek variable
yang akan diteliti.
5) Skala Ukur adalah penentuan atau penetapan skala atas suatu variable
berdasarkan jenis data yang melekat dalam variable penelitian. Adapun
beberapa jenis skala ukur yang disering digunakan yaitu :

 Skala nominal adalah skala yang paling sederhana disusun menurut


jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan. Dengan kata lain, skala
nominal yaitu angka yang tidak mempunyai arti hitung. Angka yang
diterapkan hanya merupakan symbol/tanda dari onjek yang akan
dianalisis. Sebuah data dikatakan memiliki skala nominal, apabila
angka-angka dalam rentangan skala pengukuran hanya berfungsi
sebagai pengganti nama (label) atau kategori, tidak menunjukkan
suatu kuantitas. Contoh :

Berdasarkan kategori, misalnya responden dibagi berdasarkan jenis


kelamin pria dan wanita.

Berdasarkan nama, misalnya dari penelitian mengenai minibus di


Medan ditemukan data bus menurut jalur/trayek dan diberi nama
jalur 1, jalur 2, jalur 3, dan seterusnya.

Berdasarkan kode, misalnya jenis kelamin diberi angka sebagai


symbol, 0=laki-laki dan 1=perempuan. Status pernikahan,
1=menikah, 2=tidak menikah.

 Skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada rangking dirurtkan


dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau
sebaliknya. Skala ordinal dikatakan sebagai suatu skala yang sudah
mempunyai daya pembeda, tetapi perbedaan antara angka yang satu
dengan angka yang lainnya tidak konsisten (tidak mempunyai
interval yang tetap). Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal
memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Salah satu ciri data ordinal
adalah adanya tingkatan.
Contoh berdasarkan tingkat Pendidikan :

Taman kanak-kanan =1

Sekolah dasar =2

Sekolah menengah pertama = 3

Sekolah menengah akhir =4

Diploma =5

Sarjana =6

Contoh berdasarkan kecantikan wanita :

Sangat cantik =4

Cantik =3

Cukup cantik =2

Kurang cantik =1

Skala ordinal sering dipergunakan dalam pengukuran variable-variabel


sikap, pendapat, minat, preferensi, dan sebagainnya yang sukar diukur
secara absolut. Lebar rentang yang menunjukkan rangking (ordinal) ini
dapat dibuat selebar jumlah subjek, dapat pula dibatasi ke dalam beberapa
rangking, seperti 1 = kurang, 2 = sedang, 3 = lebih, ; atau 1 = sangat
kurang, 2 = kurang, 3 = sedang, 4 = lebih, 5 = sangat lebih.

 Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu


data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama.
Skala interval juga dikatakan sebagai suatu skala yang
mempunyai rentangan konstan antara tingkat satu dengan yang
aslinya, tidak mempunyai angka 0 mutlak. Ciri yang menonjol
dari skala interval adalah kesamaan jarak (interval) antar titik
atau angka (kategori) dalam skala. Sebuah data dikatakan
memiliki skala interval apabila angka-angka dalam skala
pengukuran tidak hanya menunjukkan hubungan kuantitatif
dalam bentuk gradasi (rangking), tetapi juga menunjukkan bahwa
jarak atau perbedaan kuantitatif antara dua angka yang berurutan
selalu sama.

 Skala rasio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai 0


mutklak dan mempunyai jarak yang sama. Misalnya, umur
seseorang dan ukuran timbangan BB seseorang, keduanya tidak
memiliki angka 0 negatif. Artinya, seseorang tidak dapat
berumur dibawah 0 tahun, dan seseorang harus memiliki
timbangan diatas 0 kg. Skala rasio merupakan skala yang
melekat pada variable yang kategorinya selain menunjukkan
adanya perbedaan, juga menunjukkan adanya tingkatan yang
berbeda, menunjukkan adanya rentang nilai, serta bisa
diperbandingkan. Contoh :

Dalam penghasilan dengan kategori 5 juta, 10 juta, dan 15 juta.


Dalam BB dengan kategori 32,64,75 kg. Jika diperhatikan,
kategori dari variable berskala rasio kita bisa perbandingkan
antara kategori satu dengan yang lain. Orang dengan BB 64
adalah 2x BB dengan orang yang beratnya 32 kg. Demikian pula
orang yang berpenghasilan 10 juta adalah 2x dari orang yang
penghasilannya 5 juta. Kita bisa memperbandingkannya nilai
yang ada karena kedua kategori tersebut dimulai dari titik 0 yang
sama.

 Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk


mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena social.
Dengan menggunakan skala likert, maka variable yang akan
diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi
sub variable kemudian dijabarkan menjadi indicator-indikator
yang dapat diukur. Indicator- indicator yang terukur ini dapat
dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa
pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau
dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata. Jawaban
setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai ke sangat negative
dengan menggunakan keterangan pembobotan dengan angka.

 Skala guttman adalah skala kumulatif yang disebut juga dengan


skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti
tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, yang
sering disebut atribut universal. Skala pengukuran dengan tipe ini
akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya atau tidak”, “benar
atau salah”, “pernah atau tidak pernah”, “positif atau negative”,
“setuju atau tidak setuju”, dan lain sebagainya. Skala guttman
selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat
dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi 1
dan terendah 0. Missal untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan
tidak setuju diberi skor 0.

 Skala semantic defferential adalah skala yang digunakan untuk


mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam sat ugaris kontinum yang
jawabannya “sangat positif” terletak dibagian kanan garis, dan
jawaban “sangat negative” terletak dibagian kiri garis, atau
sebaliknya. Responden bisa memberikan jawaban dengan
mencentang atau memberi tingkatan jawaban. Jawaban
responden terletak pada rentang jawaban positif sampai dengan
negative.
G. Contoh Definisi Operasional

NO VARIABEL DEFINISI CARA UKUR dan KATEGORI SKALA


OPERASIONAL ALAT UKUR

1. Malnutrisi Keadaan gizi seseorang CU : menimbang BB 1. Malnutrisi : Ordinal


sebagai gambaran dan mengukur TB. IMT <18,5 atau
konsumsi gizi serta IMT ˃25
AU : timbangan digital
penggunaannya oleh tubuh
dan microtoa 2. Normal : IMT
yang dihitung menurut
18,5-25
IMT, yaitu membagi BB
dengan KTB (m₂).

2. Umur Lama hidup responden dari CU : Wawancara dan 1. Usia lanjut Nominal
lahir sampai saat penelitian melihat kartu tanda dengan usia ˃65
penduduk (KTP). tahun

AU : Kuesioner 2. Usia lanjut


dini 60-64 tahun

3. Jenis kelamin Karakteristik biologis yang CU : Observasi 1. Laki-laki Nominal


dilihat dari penampilan
AU : Kuesioner 2. Perempuan
luar
4. Pekerjaan Kegiatan utama yang CU : wawancara 1. Tidak Nominal
dilakukan responden dan bekerja
AU : kuesioner
mendapat penghasilan atas
2. Bekerja
kegiatan tersebut serta
masih dilakukan pada saat
di wawancarai

5. Pendidikan Jenjang Pendidikan formal CU : wawancara 1. Rendah Ordinal


yang diselesaikan oleh (SMP)
AU : kuesioner
responden berdasarkan
2. Tinggi
ijazah terakhir yang
(SMA)
dimiliki

6. Status Status perkawinan yang CU : wawancara dan 1. Sendiri Nominal


perkawinan dikategorikan dalam melihat kartu tanda
2. Dengan
bentuk belum/tidak penduduk (KTP)
pasangan
kawin/kawin dan
AU : kusioner
cerai/janda/duda

7. Riwayat Keterangan tentang CU : wawancara dan 1. Tidak ada Nominal


penyakit penyakit degeneratif melihat data rekam
2. Ada
medik

AU : kuesioner
8. Aktivitas Aktivitas fisik yang CU : wawancara 1. Tidak rutin Nominal
fisik dilakukan secara rutin oleh
AU : kuesioner 2. Rutin
responden untuk
menyehatkan badan,
misalnya : senam lansia,
jalan, lari pagi yang
dilakukan dengan durasi
minimal 3x seminggu
selama 30 menit

9. Perilaku Perilaku merokok adalah CU : wawancara 1. Tidak Nominal


merokok aktivitas seseorang yang
AU : kuesioner 2. Ya
merupakan respon orang
tersebut terhadap
rangsangan dari luar yaitu
factor-faktor yang
mempengaruhi seseorang
untuk merokok dan dapat
diamati secara langsung

10. Asupan Jumlah energi yang CU : wawancara 1. Kurang <80% Ordinal


energi dikonsumsi responden dari
AU : kuesioner 2. Cukup ˃80%
makanan sehari-sehari
dalam satuan Kkal
menggunakan SQFFQ
(Semi Quantitative Food
Frequency Quetionary)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data


dan Menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang
lingkup variabel. Variabel yg dimasukkan dalam definisi operasional
adalah variabel kunci/penting yg dapat diukur secara operasional dan
dapat dipertanggungjawabkan (referensi harus jelas).

Definisi operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran


variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber
data (responden) yang satu dengan responden yang lain.

B. Saran

Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data


dalam penelitian dimaksudkan untuk menghindari terjadinya salah
penafsiran tentang judul penelitian yang berpengaruh juga tentang
penafsiran inti persoalan yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Dian, Kusuma Arum. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan


Kejadian Mallnutrisi Pada Lansia Di Posyandu Kwauri Sejahtera Puskesmas
Kedungmundu Kota Semarang.

Effendi, M. 2016. Metodologi Penelitian. Fallis, A. G. 2013. Kinerja.

Anda mungkin juga menyukai