(paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan)
Dosen Pengampu:
Eri Witcahyo S.KM., M.Kes.
Oleh:
KELOMPOK 5
Lylyan Amalia MS 192110101026
Elizza Permatadewa 192110101039
Aprilia Nurma Firdausi 192110101050
Eva Nur Fadhilah 192110101104
Amilia Mubarrika 192110101108
Erika Jeliana 192110101116
Made Tresna 192110101121
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya
penyusunan paper dengan judul “Analisis Rencana Program Imunisasi
Puskesmas Seririt Menggunakan Metode Pert” ini dapat kami selesaikan
dengan lancar. Ucapan terima kasih yang tak terhinga kami sampaikan kepada
Bapak Eri Witcahyo S.KM., M.Kes. selaku dosen pembimbing mata kuliah Dasar
Organisasi dan Manajemen yang telah memberikan tugas ini, sehingga kami dapat
mengasah kemampuan kami untuk menganalisis sebuah kasus. Tak lupa,
terimakasih kami kepada semua pihak yang membantu kami dalam penyusunan
makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula paper ini masih jauh dari kata
sempurna. Namun kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan
kami. Untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun sangat
kami perlukan guna penyempurna makalah ini dikemudian hari. Demikian
penyusunan paper ini, semoga dapat memberi manfaat bagi diri saya sendiri dan
pihak lain yang menggunakan.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis perencanaan program imunisasi Puskesmas
Seririt 1 dengan metode PERT.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
PERT (Program Evaluation and Review Technique)
2.2 Karakteristik
1. Karakteristik PERT
Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu
karakteristik dasar PERT, yaitu sebuah jalur kritis dengan diketahuinya
jalur kritis ini maka suatu proyek dalam jangka waktu penyelesaian yang
lama dapat diminimalisasi (Matematika et al., 2007)
2. Karakteristik Proyek
a.) Kegiatannya dibatasi oleh waktu; sifatnya sementara, diketahui
kapan mulai dan berakhirnya.
b.) Dibatasi oleh biaya.
c.) Dibatasi oleh kualitas.
d.) Biasanya tidak berulang-ulang.
3
2.3 Kelebihan dan kekurangan metode PERT
1. Kelebihan pada metode PERT
a.) Berguna pada tingkat manajemen proyek.
b.) Secara matematis tidak terlalu rumit.
c.) Menampilkan secara grafis menggunakan jaringan untuk
menunjukkan hubungan antar kegiatan.
d.) Dapat ditunjukkan jalur kritis, jalur yang tidak ada slack nya atau
halangan.
e.) Dapat memantau kemajuan proyek.
f.) Dapat diketahui waktu seluruh proyek akan diselesaikan.
g.) Mengetahui apa saja kegiatan kritis yaitu kegiatan yang akan
menunda proyek jika terlambat dikerjakan.
h.) Apa kegiatan non-kritis : kegiatan yang boleh dikerjakan terlambat.
i.) Mengetahui probalilitas proyek selesai pada waktu tertentu.
j.) Mengetahui jumlah uang yang dibelanjakan sesuai rencana sesuai
dengan proyek tersebut.
k.) Efisiensi jumlah sumberdaya yang ada dapat menyelesaikan proyek
tepat waktu.
2. Kekurangan pada metode PERT
a.) Kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas.
b.) Hubungan antar kegiatan harus ditunjukkan dan dikaitkan.
c.) Perkiraan waktu cenderung subyektif oleh perancang PERT.
d.) Terlalu focus pada jalur kritis, jalur yang terlama dan tanpa
hambatan (Matematika et al., 2007)
4
Diagram ini dijelaskan dengan beberapa titik (nodes) untuk presentasi
kegiatan (event) dihubungkan oleh garis arah (vector) sebagai lambing
pekerjaan dalam kegiatan (Caesaron & Thio, 2015).
5
2.5 Program imunisasi
Masalah kesehatan menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi,
terutama penyakit menular. Salah satu cara yang efektif dalam
penanggulangan dan pencegahannya adalah imunisasi. Dengan imunisasi
maka akan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, sehingga
mengurangi kesakitan dan resiko kematian. Untuk mensukseskan hal ini
maka pelayanan kesehatan seperti puskesmas salah satunya melakukan
program ini. Pelaksanaan imunisasi tidak hanya semata-mata melakukan
imunisasi tapi juga dimulai dengan perencanaan, monitoring, dan evaluasi
kegiatan (Kementerian kesehatan RI, 2019).
6
BAB 3. PEMBAHASAN
7
a = Waktu optimis, adalah waktu terpendek kejadian yang
mungkin dimana suatu aktivitas dapat diselesaikan
b = Waktu pesimis, adalah waktu terpanjang kejadian yang
mungkin dibutuhkan oleh suatu aktivitas untuk dapat selesai
dengan asumsi bahwa segalanya tidak berjalan dengan baik.
m = Waktu paling sering terjadi, adalah waktu yang paling sering
terjadi jika suatu aktivitas diulang beberapa kali.
Kegiatan
Kegiatan Deskripsi a b M
sebelumnya
A Menentukan - 4 7 5
sasaran bayi
yang menjadi
target
imunisasi
B Buat RKH A,F 2 4 3
C Pengambilan B 1 4 2
vaksin ke
Dinas
Kesehatan
D Imunisasi bayi C 1 2 3
E Sweeping bayi D 20 45 35
F Penentuan - 4 7 5
sasaran BIAS
G Pelaksanaan C 1 2 3
BIAS
H Laporan E,G 1 2 1
kegiatan
Jumlah 34 73 57
Tabel 3.2 Data simulasi program Imunisasi Puskesmas Seririt
a. Tahap awal adalah menghotung expected time/perkiraan waktu yang
dilambangkan dengan huruf (t) dengan rumus sebagai berikut :
8
( )
Kegiatan
Kegiatan Deskripsi A b m T
sebelumnya
A Menentukan - 4 7 5 5,16
sasaran bayi
yang
menjadi
target
imunisasi
B Buat RKH A,F 2 4 3 3
C Pengambilan B 1 4 2 2,16
vaksin ke
Dinas
Kesehatan
D Imunisasi C 1 2 3 2,5
bayi
E Sweeping D 20 45 35 32,5
bayi
F Penentuan - 4 7 5 5,16
sasaran
BIAS
G Pelaksanaan C 1 2 3 2,5
BIAS
H Laporan E,G 1 2 1 1,16
kegiatan
Tabel 3.3 Tabel perhitungan expected time (perkiraan waktu)
9
sasaran bayi
yang
menjadi
target
imunisasi
B Buat RKH A,F 2 4 3 3 0,3
C Pengambilan B 1 4 2 2,16 0,5
vaksin ke
Dinas
Kesehatann
D Imunisasi C 1 2 3 2,5 0,16
bayi
E Sweeping D 20 45 35 32,5 4,16
bayi
F Penentuan - 4 7 5 5,16 0,5
sasaran
BIAS
G Pelaksanaan C 1 2 3 2,5 0,16
BIAS
H Laporan E,G 1 2 1 1,16 0,16
kegiatan
Tabel 3.4 Tabel perhitungan standar deviasi
10
sasaran bayi
yang
menjadi
target
imunisasi
B Buat RKH A,F 2 4 3 3 5,16
5,16
C Pengambilan B 1 4 2 2,16 8,16
vaksin ke
Dinas
Kesehatan
D Imunisasi C 1 2 3 2,5 10,32
bayi
E Sweeping D 20 45 35 32,5 12,82
bayi
F Penentuan - 4 7 5 5,16 0,00
sasaran
BIAS
G Pelaksanaan C 1 2 3 2,5 10,32
BIAS
H Laporan E,G 1 2 1 1,16 45,32
kegiatan 12,82
Tabel 3.5 Tabel perhitungan Early Start
11
bayi yang
menjadi
target
imunisasi
B Buat RKH A,F 2 4 3 3 5,16 8,16
5,16
C Pengambila B 1 4 2 2,16 8,16 10,32
n vaksin ke
Dinas
Kesehatann
D Imunisasi C 1 2 3 2,5 10,32 12,82
bayi
E Sweeping D 2 4 3 32,5 12,82 45,32
bayi 0 5 5
F Penentuan - 4 7 5 5,16 0,00 5,16
sasaran
BIAS
G Pelaksanaa C 1 2 3 2,5 10,32 12,82
n BIAS
H Laporan E,G 1 2 1 1,16 45,32 46,48
kegiatan 12,82 13,98
Tabel 3.6 Tabel perhitungan Early Finish
12
3) Menghitung Late Finish
Cara menghitung Late Finish sama dengan cara menghitung Early Finish, yang membedakan adalah aktivitas
pendahulunya. Early Finish menggunakan kegiatan sebelumnya sebagai aktifitas pendahulunya, sedangkan Late Finish
menggunakan kegiatan setelahnya sebagai aktifitas pendahulunya. Jadi cara menghitung Early Finish menggunakan aktifitas A
sebagai kegiatan paling awal (kegiatan yang pertama kali dilakukan), Late Finish menggunakan aktifitas H sebagai kegiatan
yang paling awal dilakukan (aktifitas pendahulunya).
Kegiatan Deskripsi Kegiatan A b M T ES EF Late Start Late
sebelumnya Finish
A Menentukan - 4 7 5 5,16 0,00 5,16 6,32
sasaran bayi
yang
menjadi
target
imunisasi
B Buat RKH A,F 2 4 3 3 5,16 8,16 9,32
5,16
C Pengambilan B 1 4 2 2,16 8,16 10,32 11,48
vaksin ke
Dinas
13
Kesehatann
D Imunisasi C 1 2 3 2,5 10,32 12,82 13,98
bayi
E Sweeping D 20 45 35 32,5 12,82 45,32 46,48
bayi
F Penentuan - 4 7 5 5,16 0,00 5,16 6,32
sasaran
BIAS
G Pelaksanaan C 1 2 3 2,5 10,32 12,82 46,48
BIAS
H Laporan E,G 1 2 1 1,16 45,32 46,48 46,48
kegiatan 12,82 13,98
Tabel 3.7 Tabel perhitungan Late Finish
14
sasaran bayi
yang
menjadi
target
imunisasi
B Buat RKH A,F 2 4 3 3 5,16 8,16 6,32 9,32
5,16
C Pengambilan B 1 4 2 2,16 8,16 10,32 9,32 11,48
vaksin ke
Dinas
Kesehatann
D Imunisasi C 1 2 3 2,5 10,32 12,82 11,48 13,98
bayi
E Sweeping D 20 45 35 32,5 12,82 45,32 13,98 46,48
bayi
F Penentuan - 4 7 5 5,16 0,00 5,16 1,16 6,32
sasaran
BIAS
15
G Pelaksanaan C 1 2 3 2,5 10,32 12,82 43,98 46,48
BIAS
H Laporan E,G 1 2 1 1,16 45,32 46,48 45,32 46,48
kegiatan 12,82 13,98
Tabel 3.8 Tabel perhitungan Late Start
5) Menghitung Slack
Slack = LF – EF atau LS – ES
Kegiatan Deskripsi Kegiatan A b m T ES EF Late Late Slack
sebelumnya Start Finish (LF –
EF)
A Menentukan - 4 7 5 5,16 0,00 5,16 1,16 6,32 1,16
sasaran bayi
yang
menjadi
target
imunisasi
B Buat RKH A,F 2 4 3 3 5,16 8,16 6,32 9,32 1,16
5,16
16
C Pengambilan B 1 4 2 2,16 8,16 10,32 9,32 11,48 1.16
vaksin ke
Dinas
Kesehatann
D Imunisasi C 1 2 3 2,5 10,32 12,82 11,48 13,98 1,16
bayi
E Sweeping D 20 45 35 32,5 12,82 45,32 13,98 46,48 1,16
bayi
F Penentuan - 4 7 5 5,16 0,00 5,16 1,16 6,32 1,16
sasaran
BIAS
G Pelaksanaan C 1 2 3 2,5 10,32 12,82 43,98 46,48 33,66
BIAS
H Laporan E,G 1 2 1 1,16 45,32 46,48 45,32 46,48 0,00
kegiatan 12,82 13,98 32,5
17
1. Membuat diagram PERT
a=4 a=4
b- 7
m=5 A F b- 7
m=5
t = 5,16 t = 5,16
a=2
b- 4
B m=3
t=3
a=1
b- 4
m=2
t = 2,16
C
a=1 a=1
b- 2 b- 2
m=3
t = 2,5
G D m=3
t = 2,5
a = 20
b- 45
E m = 35
t = 32,5
a=1
b- 2
m=1
t = 1,16 H
Durasi time expected :
A–B–C–D–E–H : 46,48 hari
F–B -C–G–H : 13,98 hari
Maka, kegiatan G memiliki slack/waktu longgar selama 32,5 hari
18
Membuat Diagram PERT
N= 0, N=0,
ES= 0, ES=0, N = Node
EF=0 EF=0
ES = Early Start
A F EF = Early Finish
5,16 5,16
N=1,
ES=5,16
EF=5,16
B 3
N=2,
ES=8,16
EF=8,16
C 2,16
N=3,
ES=10,32
EF=10,32
N=5, E N=4,
ES=45,32 ES=12,82
EF=45,32 EF=12,82
32,5
N=6,
ES=46,48
EF=46,48
19
2. Menghitung Standar Deviasi Program
√∑
√(( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) )
√ = 4,26 hari
Keterangan :
z = probabilitas penyelesaian program
x = waktu penyelesaian yang mungkin dilakukan
dalam daftar tabel distribusi normal (terlampir), diperoleh P = 0,7939 maka,
peluang untuk menyelesaikan kegiatan imunisasi di Puskesmas Seririt selama 50
hari adalah 79,39%.
Dari hasil pengolahan data didapat kesimpulan bahwa penyelesaian kegiatan
imunisasi dapat diselesaikan 50 hari, lebih cepat 7 hari disbanding waktu
realistic dalam kondisi normal.
20
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
PERT (Program Evaluation Review Technique) adalah metode yang dapat
menentukan estimasi waktu dan biaya yang digunakan. Hal tersebut dibuktikan
pada kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan berupa imunisasi. Dalam
kegiatan imunisasi tersebut, metode PERT sangat menunjang untuk mengetahui
jalur tercepat dan terlama sebuah kegiatan imunisasi dapat diselesaikan.Oleh
karena itu, sesuai dengan karakteristik daripada PERT itu sendiri yang memiliki
jalur kritis dalam sebuah proyek dimana pembuat proyek dapat menentukan
sehingga dapat meminimalisir waktu pengerjaan yang lama dan tanpa halangan
pada proyek tersebut dikarenakan PERT dapat mengindentifikasi kegiatan kritis
yang dapat menghambat pengerjaan proyek atau kegiatan.
4.2 Saran
Metode ini dapat dipahami sehingga dalam pengaplikasiannya sesuai dengan
yang direncanakan
Penulis berharap metode ini dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum metode
ini dipakai pada sebuah proyek atau kegiatan
21
DAFTAR PUSTAKA
Caesaron, D., & Thio, A. (2015). Analisa penjadwalan waktu dengan metode jalur kritis
dan pert pada proyek pembangunan ruko (jl. pasar lama no.20, glodok). Journal of
Industrial Engineering & Management Systems, 8(2), 59–82.
Irwansyah, E. (2013) „Edy Irwansyah‟, Digibooks, (June 2013), p. 237. Available at:
https://www.researchgate.net/publication/306110317_Sistem_Informasi_Geografi
sPrinsip_Dasar_dan_Pengembangan_Aplikasi.
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Program Indonesia Sehat untuk Atasi Masalah
Kesehatan. https://www.kemkes.go.id/article/view/15020400002/program-
indonesia-sehat-untuk-atasi-masalah-kesehatan.html. [Diakses pada 9 Oktober
2020].
22
(II). ERLANGGA.
23
Lampiran
Data distribusi normal
24