OBAT DIURETIK
1. Diuretika Osmotik
Diuretika osmotik adalah senyawa yang dapat meningkatkan ekskresi urin
dengan mekanisme kerja berdasarkan perbedaan tekanan osmosis.
Umumnya diuretika osmotic mempunyai berat molekul rendah, dalam tubuh
tidak mengalami metabolisme, secara pasif disaring melalui kapsula Bowman
ginjal, dan tidak diabsorpsi kembali oleh tubulus renalis.
Bila diberikan dalam dosis besar atau larutan pekat akan menarik air dan
elektrolit ke tubulus renalis, yang disebabkan oleh adanya perbedaan
tekanan osmosa, sehingga terjadi diuresis. Diuretika osmotik adalah
natriuretik, dapat meningkatkan ekskresi natrium dan air. Efek samping
diuretika osmotik antara lain adalah gangguan keseimbangan elektrolit,
dehidrasi, mata kabur, nyeri kepala dan takikardia. Contoh: manitol, glukosa,
sukrosa, dan urea.
Manitol adalah diuresis osmotik yang digunakan untuk mengatasi berbagai
keadaan sembab, bila turunan tiazida sudah tidak efektif lagi. Manitol juga
digunakan sebagai bahan diagnostic untuk mengukur kecepatan filtrasi
glomerulus. Dosis diuretik : 50-200 g/hari, diberikan melalui infuse I.V.200
mg/kg bb dengan kadar 15-25%.
Bila kerja enzim dihambat maka produksi asam karbonat akan menurun,
sehingga jumlah ion H+ sebagai pengganti ion Na+ juga menurun. Akibatnya
jumlah ion Na+ yang diabsorpsi kembali akan menurun dan ion Na+ yang
tertinggal, bersama-sama dengan ion HCO3- dan air, akan meningkatkan
volume urin, yang kemudian dikeluarkan dan menyebabkan efek diuresis.
1. Turunan klorotiazida
2. Turunan hidroklorotiazida
7. Diuretika LOOP
Diuretika loop merupakan senyawa saluretik yang sangat kuat, aktifitasnya
jauh lebih besar dibanding turunan tiasida dan senyawa saluretik lain.
Turunan ini dapat memblok pengangkutan aktif NaCl pada loop Henle
sehingga menurunkan absorbsi kembali NaCl dan meningkatkan ekskresi
NaCl lebih dari 25% . Model kerja diuretika loop pada tingkat molekul belum
diketahui secara pasti, tetapi ada 3 hipotesis yang kemungkinan dapat
digunakan untuk menjelaskan model kerja tersebut yaitu:
1. Penghambatan enzim Na+, K+, ATP-ase;
2. Penghambatan atau pemindahan siklik-AMP;
3. Penghambatan glikolisis.
b. Bumetanid, merupakan diuretic yang kuat dengan masa kerja pendek (±4
jam). Pemindahan gugus amin dari posisi 2 ke posisi 3 dapat meningkatkan
aktivitas diuretic sampai ±50 kali, tetapi masa kerjanya pendek.