Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan di dunia fashion saat ini dapat dikatakan mengalami


peningkatan, terutama di negara berkembang seperti di Indonesia, hal ini
berpengaruh besar terhadap perushaan tekstil yang ada di Indonesia. Paris, Milan,
London, New York dan Korea Selatan adalah salah satu percontohan dunia fashion
yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Negara tersebut menjadi pusat
perhatian di dunia fashion, sehingga perusahaan tekstil dan produk tekstile (TPT)
yang berada di Indonesia, terutama yang terdaftar di BEI menjadikan model
fashionnya sebagai kiblat mereka. Pada saat ini masyarakat Indonesia sadar akan
fashion dan pakaian yang nantinya dijadikan sebagai penunjang penampilan,
ditambah dengan teknologi yang semakin berkembang membuat masyarakat
Indonesia memikirkan fashion yang cocok untuk acara tertentu.

Permintaan akan pakaian yang dari tahun ketahun meningkat dan berubah-
ubah sesaui dengan perkembangan zaman, membuat perusahaan tekstil harus terus
berinovasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Berdasarkan data yang diperoleh
dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam 5 tahun terakhir, rata-rata impor TPT naik
19,9%, ekspor naik 6,8%, sedangkan konsumsi masyarakat naik 18,3%. Kondisi ini
dapat bahwa pasar pertumbuhan dipasar domestik digerogoti barang impor,
sedangkan ekspor tidak tumbuh signifikan. Dari sumber lain juga mengatakan
bahwa Sementara di Indonesia, nilai pasar tekstil yang termasuk produk fashion
pada 2015 diestimasi US$ 15,19 miliar atau setara Rp 208 triliun (kurs Rp
13.700/US$), menurut kompilasi data duniaindustri.com dari BPS, asosiasi
industri, dan sumber lainnya. Perlambatan pertumbuhan di 2015 disebabkan
depresiasi rupiah terhadap dolar AS, perlambatan perekonomian global, serta
anjloknya harga komoditas dunia. (www.indoxtiles.com)

Dari sumber lain juga mengatakan hal yang sama terhadap penilaian industri
tekstile di Indonesia. Pada semester I/2017, laju pertumbuhan dari sektor padat
karya berorientasi ekspor ini mengalami peningkatan sebesar 1,92% dibandingkan
dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang turun sebesar 0,13%. Hal
sepadan juga diungkapkan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang
mengatakan bahwa Hingga Juli 2017, ekspor TPT juga mengalami kenaikan 2,71%
menjadi US$7,12 miliar. Kementerian Perindustrian memproyeksikan sampai akhir
tahun ini ekspor TPT mencapai US$12,09 miliar dan pada 2019 naik menjadi
US$15 miliar.

Perusahaan TPT diantaranya adalah PT Pan Brothers Tbk (PBRX), Ever


Shine Tex Tbk (ESTI), dan PT Century Textile Industry Tbk (CNTB). Perusahaan
tersebut bergerak dalam bidang yang sama yaitu penghasil benang maupun pakaian
yang nantinya siap pakai mulai dari hasil tenun, rajut, celana, kaos, serta kemeja.
Hal inilah yang menyebabkan perusahaan tekstile (TPT) bersaing dengan ketat
dalam berinovasi produk untuk kebutuhan masyarakat indonesia maupun
masyarakat dunia. (www.sahamok.com)

. Pada dasarnya tujuan dari pendirian perusahaan adalah untuk


meningkatkan laba perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menjadikan suatu
perusahaan banyak dilirik oleh para investor untuk menanamkan saham terhadap
perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added
dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan.
Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan analisis
kinerja keuangan terhadap perusahaan tersebut. Kinerja keuangan dapat
menentukan perusahaan berada dalam kondisi dan situasi yang seperti apa dari segi
keuangan perusahan. Ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan adalah Analisis Rasio keuangan, Nilai tambah ekonomis (Economic
Value Added) atau sering disingkat dengan EVA, Balanced Scorecard, Nilai
tambah Pasar (Market Value Added) dan Analisis Sistem Du Pont (Warsono, 2003).
Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added) atau EVA adalah jenis
pengukuran yang berfokuskan terhadap laba perusahaan yang

Anda mungkin juga menyukai