Anda di halaman 1dari 3

PREEKLAMSPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA

No. Dokumen : SOP/UKP/RB/002


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 23 Januari 2017
Halaman :1/3
PUSKESMAS
Mashuri Djamal
KELURAHAN
NIP.196510241988031003
SEMPER BARAT I

1. Pengertian 1. Penanganan preeklamsia adalah tindakan yang dilakukan pada kasus patologi
kehamilan yang ditandai dengan TRIAS hipertensi, edema dan proteinuria yang
terjadi setelah umur kehamilan 20 minggu sampai segera setelah persalinan.
2. Penanganan eklamsia adalah tindakan yang dilakukan pada kasus kejang atau

koma yang menyertai keadaan preeklampsia (Buku Panduan Praktis Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2010)

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan preeklamsi


dan eklamsi di puskesmas Kelurahan semper Barat I
3. Kebijakan SK No. 097 Tahun 2017 tentang kebijakan standar Operasional Layanan Klinis
4. Referensi 1. Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2. Tim Revisi. 2008. Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

5. Prosedur Alat dan Bahan


1. Status pasien
2. Alat tulis
3. Jam
4. Selimut
5. Alat pemeriksaan ttv
6. Reflek patela
7. Tongue spatel
8. Alat pemeriksaan urine protein
9. Dower kateter
10. Urine bag
11. Set infus
12. Cairan RL 500 ml
13. Nifedipine
14. Aquabides 25 ml
15. MgSO4 40%
16. Ca Glukonas 10%
17. Spuilt 10 cc dan 20 cc
18. Sarung tangan
19. Kapas DTT

6. Langkah- 1. Petugas melakukan pengamatan terhadap riwayat penyakit yang dialami pasien
2. Petugas mencuci tangan.
Langkah
3. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluaga/pasien.
4. Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien
5. Petugas melakukan pemeriksaan protein urine yang terkandung dalam urine
pasien
6. Petugas mengecek reflek patela pada pasien.
7. Petugasmenyiapkan alat- alat dan menempatkan alat di dekat pasien
8. Petugas memberikan obat nifedipine peroral untuk menurunkan tekanan darah
pasien
9. Petugas memantau tekanan darah pasien setelah 15 menit kemudian.
10. Petugas memasang infuse dengan ringer laktat 500 ml.
11. Petugas melakukan kateterisasi urin dengan dower kateter.
12. Petugas memantau jumlah urine pasien (urin minimal 25 ml/jam) dalam 4 jam
terakhir.
13. Petugas memberikan dosis awal dalam pemberian MgSO4 yaitu 4 gr MgSO4
(10 ml larutan MgSO4 40 %) dan larutkan dalam 10 ml aquabides.
14. Petugas memberikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 10-20 menit.
15. Kemudian petugas memberikan dosis pemeliharaan,yaitu 6 gr (15 ml MgSO4
40%) dan dilarutkan kedalam cairan RL selama 6 jam dengan 28 tetes/menit.
16. Petugas tetap melakukan pengawasan tanda vital selama pemberian MgSO4.
17. Apabila terjadi henti nafas, petugas memberikan Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam
larutan 10%) IV perlahan-lahan selama 10 menit sampai pernafasan mulai lagi.
18. Petugas memasang infus 1gr/jam pada pasien hingga 24 jam pasca
persalinan/setelah bayi lahir. (apabila preeklamsi tidak semakin memburuk dan
persalinan dapat ditangani di puskesmas).
19. Petugas melakukan rujukan apabila diketahui pasien dengan PEB atau
Eklamsia.
20. Petugas tetap memantau tanda vital dan penilaian perburukan preeklamsia
selama dalam perjalanan rujukan.
21. Jika kejang setelah 15 menit, petugas memberikan MgSO4 2g 40% IV selama 5
menit
22. Petugas melakukan pendokumentasian
7. Diagram -
Alur(jika
dibutuhkan)

8. Hal-Hal yang 1. Tanda-tanda vital ibu


harus 2. Reflek patella
diperhatikan 3. Jumlah urine dalam 4 jam terakhir
4. Dosis pemberian MgSO4
5. Waktu pemberian MgSO4
6. Tanda-tanda eklamsia
7. Perhatikan intake dan output
9. Unit Terkait 1. Ruang Bersalin
2. Poli UGD
3. Poli KIA
10. Dokumen 1. Status rekam medis
terkait 2. Protap PEB
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
perubahan diperlakukan

2/2
[3/1

Anda mungkin juga menyukai