Anda di halaman 1dari 3

Aluminium (13 Al)

1. Aluminium berada dalam golongan IIIA pada sistem periodik dengan elektron valensi ns2 np1, dan
bilangan oksidasi +3. Aluminium pada umumnya membentuk senyawa kovalen. Senyawa ion
aluminium sangat terbatas, misalnya AlF3.
2. Sumber/mineral : bauksit (Al2O3.nH2O), kriolit (Na3AlF6).. kaolin (Al2O3.2SiO3.2H2O)
3. Berdasarkan potensial reduksi standar (E° = – 1,66), aluminium mudah teroksidasi menjadi aluminium
oksida, Al2O3. Oksida ini membentuk lapisan tipis pada permukaan aluminium dan bersifat inert
terhadap oksidasi sehingga lapisan oksida ini mampu mencegah terjadinya oksidasi berkelanjutan
(pasivasi).
4. Alumimium bereaksi dengan asam halide menghasilkan gas hidrogen
2Al + 6HCl  2AlCl3 + 3H2
5. Aluminium bersifat amfoter:
a. Bereaksi dengan asam
2 Al + 2H+  2Al3+ + H2
b. Bereaksi dengan basa
2 Al + 2OH- + 6H2O  2 Al(OH)4- + 3H2 (bereaksi dengan basa kuat kondisi panas)
Sifat amfoter Al(OH)3
a. Bereaksi dengan asam
Al(OH)3 + 3H+  Al3+ + 3H2O
b. Bereaksi dengan basa
Al(OH)3 + OH-  Al(OH)4-
6. Produksi Aluminium
Proses Hall Heroult
Bahan : bauksit (bahan utama), kriolit (untuk menurunkan titik leleh Al2O3)
Bauksit digiling kemudian direaksikan dengan NaOH, untuk memisahkan pengotor seperti Fe2O3
Al2O3 + 2 OH-  2AlO2- + H2O
Kemudian direaksikan dengan CO2 dan H2O
2AlO2- + CO2 + 3 H2O  2 Al(OH)3 + CO32-
Endapan Al(OH)3 dipanaskam menghasilkan Al2O3.
2Al(OH)3  Al2O3 + 3 H2O
Kemudian leburan Al2O3 dielektrolisis dalam kriolit.

Hidrogen (1H)
1. Di alam hidrogen dalam bentuk diatomic (H2) dan dalam bentuk senyawa
2. Hidrogen mempunyai 3 isotop : 11𝐻 , 21𝐻 (deuterium= D), 31𝐻 (tritium = T)
3. Hidrogen mempunyai titik didih dan titik leleh rendah karena gaya Londonnya lemah.
4. Pembuatan hidrogen:
a. Di laboratorium :Mg + 2HCl  MgCl2 + H2
b. Di Indutri:
- Elektrolisis Larutan NaCl
- Gas metana dengan uap air panas
5. Kegunaan
- Mengisi balon udara
- Untuk bahan bakar, 2H2 + O2  2H2O ΔH = - 572 kj
- Untuk membuat methanol : CO + 2H2  CH3OH
- Untuk membuat ammonia : N2 + 3H2  2NH3

Karbon (6 C) dan Silikon (14Si)


Karbon dan silikon berada dalam golongan IVA dengan konfigurasi elektron ns2np2 membentuk
ikatan kovalen dengan struktur tetrahedral. Silikon dapat membentuk enam buah ikatan yaitu SiF6,
sedangkan karbon maksimal empat ikatan kovalen.
A. Karbon
1. Karbon ditemukan dalam senyawa karbonat yaitu batu kapur dan dolomit. Karbon juga terdapat sebagai
CO2 di atmosfer serta sebagai grafit dan intan.
2. Karbon mempunyai alotrop:
a. Intan : intan membentuk struktur tetrahedral, di mana setiap atom karbon berikatan dengan empat
atom karbon lain melalui ikatan hibrida sp3. Mempunyai sifat keras, titik didih dan leleh sangat
tinggi. SiC (karborandum) bersifat sangan keras sehingga digunakan untuk zat penggosok/pemotong
b. Grafit : Grafit membentuk struktur segienam datar (heksagonal) dan berlapis melalui ikatan hibrida
sp2. Penghantar kalor dan listrik. Digunakan untuk elektroda dan pensil
c. Karbon amorf
- Kokas/batubara : untuk pereduksi dalam metalurgi
- Jelaga hitam : pengisi ban karet dan pigmen dalam tinta cetak
- Arang : untuk bahan bakar, arang aktif (norit dan adsorpsi suatu senyawa)
3. Pembuatan karbon:
- Grafit dibuat melalui pemanasan arang minyak bumi dalam tungku listrik pada 3.500°C dengan katalis
pasir dan besi.
- Karbon hitam seperti karbon aktif diproduksi dalam jumlah besar melalui pembakaran gas alam dan
batubara tanpa oksigen. CH4(g) → C(s) + 2H2(g)
- Intan dapat dibuat dari grafit pada suhu dan tekanan sangat tinggi menghasilkan intan buatan yang
murah sebagai alat pemotong kaca dan penggilingan. Prosesnya dilakukan pada 3.000°C dan 105 atm
dengan katalis logam transisi. C(grafit) →C(intan)

B. Silikon
1. Silikon merupakan unsur paling melimpah di alam, terdapat dalam bentuk silika (SiO2) dan mineral
silikat.
2. Silikon berupa padatan keras dengan struktur serupa intan, berwarna abu mengkilap dan meleleh pada
1.410°C. Silikon bersifat semikonduktor. Daya hantarnya kecil pada suhu kamar, tetapi pada suhu tinggi
menjadi konduktor yang baik.
3. Silikon dibuat melalui reduksi pasir kuarsa (SiO2) oleh karbon dalam tungku listrik pada 3.000°C.
SiO2 + 2C⎯→Si + 2CO(g)
4. Silikon ultramurni digunakan sebagai bahan semikonduktor padat seperti transistor, sel surya, dan chips
mikro-komputer. Silikon ultramurni dibuat dari silikon tidak murni. Prosesnya adalah seperti berikut.
a. Silikon tidak murni (hasil reduksi pasir) dipanaskan dengan gas klorin membentuk SiCl4 (cairan
dengan titik didih 58°C).
Si(s) + 2Cl2 →SiCl4
b. SiCl4 dicampur dengan gas H2 dan dilewatkan melalui tabung pemanas hingga terjadi reaksi:
SiCl4 + 2H2→Si + 4HCl
c. Setelah dingin, silikon ultra-murni mengkristal pada permukaan batang silikon murni. Silikon yang
dibuat dengan cara ini hanya memiliki pengotor 10–8 %.

Nitrogen (7N) dan Fosfor (15P)


Nitrogen dan fosfor merupakan unsur golongan VA, dengan electron valensi ns2, np3. Gas nitrogen
merupakan unsur paling banyak di udara. Fosfor di alam dalam bentuk senyawa fosfat dan dalam asam
nukleat.
A. Nitrogen
1. Pada suhu kamar gas N2 tidak reaktif, disebabkan ikatannya sangat kuat. Akan tetapi, pada suhu
tinggi dapat bereaksi dengan unsur-unsur lain, seperti dengan oksigen menghasilkan NO.
N2(g) + O2(g) 2NO(g)
2. Udara merupakan sumber utama komersial gas N2. Udara bersih di masukan ke dalam kompresor dan
kemudian di dinginkan sehingga menjadi cair. Udara cair disaring untuk memisahkan CO2 dan
hidrokarbon. Pencairan gas N2 terjadi di bawah suhu -147°C pada 35 atm menghasilkan cairan
nitrogen yang tak berwarna, selanjutnya didistilasi untuk memperoleh cairan nitrogen murni.
3. Nitrogen cair digunakan sebagai pembeku, seperti makanan, material yang terbuat dari karet, dan
bahan-bahan biologi. Gas N2 digunakan sebagai gas pelindung, bertujuan untuk mencegah material
kontak dengan oksigen selama pemrosesan atau penyimpanan. Oleh karena itu, komponen elektronik
sering diproduksi dalam ruangan bernitrogen.
B. Fosfor
1. Di alam dalam bentuk senyawa di antaranya batuan fosfat Ca3(PO4)2 dan apatit CaF2.3Ca3(PO4)2.
2. Alotrop fosfor:
a. Fosfor putih
Mempunyai sifat padat seperti lilin, titik lebur 44 oC, beracun mempunyai struktur tetrahedral
dan bersinar dalam keadaan gelap. Fosfor disimpan dalam tempat gelap dan dalam air untuk
menghindari berubah menjadi fosfor merah atau terbakar.
b. Fosfor merah
Fosfor merah terbentuk jika fosfor putih dipanaskan atau disinari sinar UV. Fosfor merah berupa
serbuk, tidak mudah menguap, tidak beracun dan tidak bersinar di tempat gelap. Fosfor merah
biasanya untuk bahan peledak dan kembang api.
c. Fosfor hitam
Fosfor hitam kurang reaktif dibanding fosfor merah.
3. Pembuatan fosfor
Kalsiun fosfat, karbon dan silica dicampur pada temperature 1400-1500 oC.
2 Ca3(PO4)2(l) + 6SiO2(l) + 10C(s)  6CaSiO3 (l) + 10 CO2 (g) + 2P4(g)
P4 (g) yang terbentuk dikristalkan kemudian disimpan dalam CS2 atau dalam air.
4. Kegunaan fosfor : untuk pembuatan korek api setelah dicampur dengan karbon dan belerang
Oksigen (8O) dan Belerang (16S)
A. Oksigen
1. Oksigen membentuk molekul diatom O2 dan bentuk alotropnya adalah ozon (O3). Oksigen merupakan
gas tidak berwarna, tidak berasa, dan berwujud gas pada keadaan normal.
2. Baik cairan maupun padatan dari oksigen berwarna biru pucat. Titik leleh padatnya adalah –218°C, dan
titik didih cairannya pada tekanan 1 atm dan pada suhu -182°C.
3. Pembuatan oksigen :
a. Laboratorium
1) KClO3 dengan katalis MnO2 pada suhu sedang.
2KClO3(s) 2KCl(s) + 3O2(g)
2) Pemanasan barium peroksida
2 BaO2  2BaO + O2
3) Pemanasan garam nitrat
2KNO3  2KNO2 + O2
b. Dalam industri
a. Elektrolisis air
2 H2O  2 H2 + O2
b. Destilasi bertingkat udara cair
Oksigen diproduksi dalam jumlah besar dari udara. Sama seperti nitrogen, udara pertama
dicairkan kemudian didistilasi. Udara di saring kemudian dialirkan ke ruang pendingin agar uap
air dan CO2 memadat dan bisa dipisahkan. Kemudian udara dimampatkan sampai tekanan 30
atm. Udara cair dialirkan ke kolom bertingkat untuk di destilasi. Dengan bantuan pemanasan
udara cair dibiarkan mendidih dan terpisah berdasarkan perbedaan titik didih. Oksigen mendidih
pada suhu -182 oC.
4. Kegunaan:
a. Oksigen untuk mengoksidasi pengotor yang terdapat dalam bijih besi.
b. Oksigen sebagai oksidator dalam banyak proses kimia dan pengolahan air limbah.
c. Pengisi tabung pernafasan.
d. Untuk proses reaksi pembakaran
e. Dalam jumlah kecil oksigen digunakan untuk pengelasan logam, dalam medis sebagai bantuan
pernapasan, dan untuk sumber energi pendorong roket.

B. Belerang
1. Belerang banyak terdapat bebas digynung berapi. Selain itu juga terdapat dalam bentuk bijih belerang,
pirit (FeS) kalkopirit (CuFeS2) dan glance (PbS.ZnS)
2. Belerang merupakan zat padat dalam suhu kamar, melebur pada temperature 119 oC, berwarna kuning
dan rapuh.
3. Belerang mempunyai dua alotrop yaitu belerang rombik dan monoklin. Belerang rombik mempunyai
struktur S8 dan stabil dibawah suhu 95 oC. Di atas suhu tersebut belerang rombik menjadi monoklin.
4. Pembuatan belerang:
Belerang dibuat dengan proses Franch. Ke dalam batuan yang mengandung belerang dimasukan 3 buah
pipa yang diameternya berbeda. Pada pipa besar dialirkan uap cair panas sehingga belerang meleleh.
Pada pipa kecil dipompakan udara bertekanan tinggi sehingga belerang cair naik ke permukaan melalui
pipa satunnya dan selanjutnya belerang dibiarkan membeku di permukaan.
5. Kegunaan belerang:
a. Untuk membuat gas SO2 yang digunakan untuk mencuci bahan dari wool
b. Untuk vulkanisir karet agar ban bertambah ketegangan dan kekuatannya
c. Untuk industri obat, bahan peledak dan korek api yang menggunakan Sb2S3.
d. Membuat asam sulfat, dapat dibuat dengan proses kontak dan bilik timbal

Proses Kontak Bilik Timbal


SO3 di larutkan dalam H2SO4 SO3 dilarutkan dalam air
Katalis V2O5 Katalis campuran NO dan NO2
Kemurnian mencapai 98 % Kemurnian 60 – 80 %
Reaksi Reaksi
S + O2  SO2 S + O2  SO2
2 SO2 + O2 2SO3 SO2 + NO2  SO3 + NO
SO3 + H2SO4  H2S2O7 2NO + O2  2NO2
H2S2O7 + H2O  2 H2SO4 SO3 + H2O  H2SO4

Anda mungkin juga menyukai