Anda di halaman 1dari 3

Mahabarata, cerita ini dianggap memiliki nilai religius di negeri asalnya. India.

Kisah kemanusiaan yang


disajikan sedemikian luar biasa sehingga kadangkala sulit membayangkan bahwa karya sehebat ini
adalah hasil karya manusia.
Tokoh India Modern Mahatma Gandhi mengatakan bahwa ramayana sudah merupakan bekal yang cukup
bagi para pemuda India untuk menjalani kehidupan. Karena didalamnya terkandung ajaran yang lengkap
mulai dari estetika, sosiologi, politik hingga seksualitas.

Pandawa,
Tokoh protagonis kebaikan pada Mahabarata,mereka terdiri dari saudara kandung Yudistira, Arjuna,
Bima, Nakula dan Sadewa. Mereka putra dari Raja Pandu, Hastinapura.

Kurawa,
Tokoh Antagonis. Kejahatan sangat terlihat pada jiwa para kurawa. Mereka terlahir dari rahim Ratu
Gandari dan Raja Destarata. Kurawa terdiri dari 100 anak. Yang mana anak tertuanya bernama
Duryudana.

Asal Usul kisah MAHABARATA


Prabu Pandu Dewanata mempunyai dua orang isteri yaitu Dewi Kuntitalibrata dengan Dewi Madrim.
Prabu Pandu adalah putra Raden Abiyasa raja dari Astina, sedangkan Dewi Kuntitalibrata adalah putri
dari Prabu Kuntibojo raja Mandura, dan Dewi Madrim adalah putri dari Prabu Mandrapati raja
Mandraka.
Dari perkawinan Pandu dengan Kunti menghasilkan 3 putra yaitu: Puntadewa, Bratasena dan Arjuna,
sedangkan dari perkawinannya dengan Madrim menghasilkan 2 putra, yaitu: Nakula dan Sadewa, yang
dilahirkan kembar. Tetapi kedua anak kembar ini mulai kecil diasuh oleh ibu Kunti karena ditinggal mati
ayah dan ibunya (Madrim).
Ketika mengasuh anak Kunti tidak pernah membedakan antara satu dengan lainnya, atau antara anak tiri
dengan anak kandung yang dididik dengan cinta kasih seorang ibu sampai menjadi dewasa. Kunti adalah
pencerminan seorang IBU yang patut diteladani.

Kelima anak Prabu Pandu itulah yang disebut dengan PANDAWA


PUNTADEWA.
adalah raja negara Amarta atau Indrapasta. Setelah perang Baratayuda Puntadewa menjadi raja Astina
yang bergelar Prabu Kalimataya. Nama lain yang dipakai adalah: Darmawangsa, Darmakusuma,
Kantakapura, Gunatalikrama, Yudistira, Sami Aji (sebutan dari Prabu Kresna). Sifatnya: jujur, sabar,
hatinya suci, berbudi luhur, suka menolong sesama, mencintai orang tua serta melindungi saudara-
saudaranya.
Pusakanya bernama: Jamus Kalimasada, yang mempunyai kekuatan sebagai perlindungan dan petunjuk
pada kebenaran serta kesejahteraan. Mempunyai dua isteri yaitu: Dewi Drupadi dan Dwi Kuntulwilaten.
BRATASENA.
Setelah dewasa bernama Werkudara. adalah ksatria Jodipati dan Tunggulpamenang. Pernah menjadi raja
di Gilingwesi, dengan gelar Prabu Tuguwasesa. Nama lain yang dipakai adalah: Bima, Bayusutu, Dandun
Wacana, Kusuma Waligita. Sifatnya: jujur, tidak sombong, jiwanya suci, sangat patuh kepada guru-
gurunya (terutama dengan Dewa Ruci), mencintai ibunya serta menjaga saudara-saudaranya. Bila
berperang semboyannya adalah menang, bila kalah berarti mati. Bratasena adalah merupakan suri
tauladan kehidupan dengan sifat yang jujur dan jiwanya suci.
Pusakanya adalah: Kuku Pancanaka di tangan kanan dan kiri sangat ampuh, sangat kuat dan tajam. Selain
kuku pancanaka Werkudara juga mempunyai kekuatan angin (lima kekuatan angin), serta dapat
membongkar gunung. Mempunyai dua permaisuri yaitu: Arimbi dan Nagagini. Dengan Arimbi
mendapatkan putra bernama Gatotkaca, yang dapat terbang tanpa sayap. Dari perkawinannya dengan
Nagagini memperoleh putra bernama Antasena yang dapat masuk ke dalam bumi dan menguasai
samodra. Bratasena pada waktu lahir dalam keadaan bungkus. Yang menyobek bungkus tersebut adalah
Gajah Situ Seno. Pada waktu itu Gajah Situ Seno masuk ke dalam tubuh Bratasena, sehingga mempunyai
kekuatan luar biasa dan bisa menyobek bungkus tersebut.
ARJUNA.
adalah ksatria Madukara, juga menjadi raja di Tinjomoya. Nama lain yang dipakai sangat banyak, antara
lain: Janaka, Parta, Panduputra, Kumbawali, Margana, Kuntadi, Indratanaya, Prabu Kariti, Palgunadi,
Dananjaya. Sifatnya: Suka menolong sesama, gemar bertapa, cerdik dan pandai, ahli dibidang
kebudayaan dan kesenian.
Arjuna adalah ksatria yang sakti mandraguna, kekasih para Dewa, ia adalah titisan Dewa Wisnu. Istri
Arjuna banyak sekali, ia dijuluki lelananging jagad, parasnya sangat tampan dan tidak ada tandingannya.
Permaisurinya di arcapada adalah Wara Sumbadra dan Wara Srikandi. Selain itu masih banyak lagi istri-
istrinya antara lain: Rarasati, Sulastri, Gandawati, Ulupi, Maeswara, dsbnya.
Permaisuri di kahyangan antara lain Dewi Supraba, Dewi Dersanala pada bidadari di Tinjomaya. Arjuna
berjiwa ksatria, berjiwa luhur, suka menolong, serta kesayangan para Dewa. Tetapi ada kelemahan yang
tidak boleh diteladani dan ditrapkan pada jaman sekarang yaitu beristri banyak.
NAKULA.
adalah anak ke empat Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim yang lahir kembar dengan Sadewa.
Ayah dan ibunya (Madrim) meninggal pada waktu si kembar masih kecil, oleh karena itu sejak kecil
mereka diasuh oleh ibu Kunti dengan tidak membedakan antara satu dengan lainnya.
Setelah perang Bratajuda Nakula dan Sadewa menjadi raja di Mandraka dengan Sadewa. Nama lain
adalah Raden Pinten. Nakula adalah ahli dalam bidang Pertanian. Pada waktu perang Baratayuda, Nakula
dan Sadewa yang bisa meluluhkan hati Prabu Salya (dari pi- hak Kurawa). Sebab Prabu Salya adalah
saudara Dewi Madrim, selain itu sebenarnya dalam hatinya memihak pada kebenaran yaitu Pandawa.
Akhirnya Prabu Salya memberitahukan kepada Nakula dan Sadewa bahwa yang bisa mengalahkannya
hanyalah Puntadewa, karena Puntadewa berdarah putih.
SADEWA.
adalah anak kelima Prabu Pandu dengan Madrim, dilahirkan kembar dengan Nakula. Setelah perang
Baratayuda Sadewa menjadi raja dengan Nakula di Mandraka. Nama kecil Sadewa adalah raden Tangsen.
Sadewa adalah ahli dalam bidang peternakan.
Ia kawin dengan Endang Sadarmi, anak Bagawan Tembangpetra dari Pertapaan Parangalas, dan
mempunyai putra bernama Sabekti.

Dengan adanya sifat-sifat Pandawa yang seperti tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya Pandawa, kerajaan Amarta menjadi kerajaan yang kuat, aman, adil dan makmur. Hal ini dapat
dibuktikan selain dengan sifat-sifat mereka yang jujur, membela kebenaran dan sebagainya, juga berkat
kemampuan disegala bidang. Puntadewa adalah ahli dalam bidang kerohanian, ahli dalam hal bertapa, ia
berdarah putih, tokoh ini mementingkan perdamaian, persatuan, kesejahteraan bersama.
Werkudara adalah tokoh yang menguasai keamanan, kekuatannya tidak tertanding, apalagi dengan
kehadiran kedua putranya dimana Gatotkaca menguasai keamanan samodra (laut) dan darat. Arjuna
adalah tokoh yang sakti, pemanah yang ulung, suka menolong sesama, rasa kemanusiaannya tinggi,
tutur katanya lembut, ahli dalam bidang kebudayaan dan kesenian, ahli dalam bidang bertapa. Tetapi
ada satu hal kelemahannya yaitu terlalu banyak istri. Pada jaman dulu istri merupakan lambang
kehormatan, bisa juga sebagai upeti waktu memenangkan perang, berbeda halnya dengan sekarang
apalagi dengan adanya PP. 10 th. 1983 yang mengatur tentang perkawinan.
Si Kembar Nakula dan Sadewa adalah tokoh yang mencerminkan tingkah laku untuk mencapai
kesejahteraan/kemakmuran hidup, karena Nakula adalah ahli dan tekun dalam bidang pertanian,
sedangkan Sadewa ahli dan tekun dalam bidang peternakan.
Sebenarnya Pandawa masih mempunyai saudara tua yang bernama Adipati Karno, semasa kecil
dinamakan Suryatmaja. Suryatmaja adalah putra Dewi Kunti dengan Dewa Surya sebelum menikah
dengan Pandu. Ini disebabkan adanya perbuatan serong Dewa Surya yang bisa mengakibatkan Kunti
menjadi hamil. Akhirnya Dewa Surya ber tanggung jawab atas perbuatannya itu dengan jalan, pada
waktu melahirkan bayi (Suryatmaja) keluar lewat telinga, dengan demikian maka Kunti dianggap masih
suci.
Bayi yang diberi nama Suryatmaja kemudian dilarung (dihanyutkan) disungai Yamuna yang kemudian
diketemukan oleh Prabu Radeya di Petapralaya (dibawah kokuasaan Astian). Karena merasa dibesarkan
dan mukti wibawa di Astina, maka pada waktu perang Baratayuda Adipati Karna berjuang dengan gagah
berani untuk membela negaranya. Ia menjadi senapati perang di pihak Astina, tetapi akhirnya karna
gugur oleh adiknya sendiri yaitu Arjuna.
Adipati Karna adalah suri tauladan sebagai pahlawan yang gigih membela negara, meskipun rajanya
(Astina) dipihak yang salah tetapi bagaimanapun juga negaranya harus dibela dari kehancuran, yang
dibuktikan sampai titik darah penghabisan.

Sejarah Kurawa dan Pandawa secara lengkap, yang kemudian dilanjutkan terjadinya perang Baratayudha
antara kedua pihak, sampai perang itu usai dan muncul Parikesit, raja baru.

Anda mungkin juga menyukai