S1 2015 283135 283135 Introduction PDF
S1 2015 283135 283135 Introduction PDF
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Permeabilitas tanah adalah kecepatan air menembus tanah pada periode tertentu
dan dinyatakan dalam cm/jam (Foth, 1978). Sedangkan menurut Hakim dkk. (1986)
permeabilitas tanah adalah menyatakan kemampuan tanah melalukan air yang bisa
praktis tanah. Permeabilitas mempengaruhi penetrasi akar, laju penetrasi air, laju
absorpsi air, drainase internal dan pencucian unsur hara (Donahue, 1984).
antara lain adalah tekstur tanah, porositas distribusi ukuran pori, stabilitas agregat,
stabilitas struktur tanah serta kadar bahan organik. Hubungan yang lebih utama
yang lain hanya ikut menentukkan porositas dan distribusi ukuran pori. Tekstur kasar
tekstur kasar mempunyai pori makro dalam jumlah banyak sehingga umumnya tanah
yang didominasi oleh tekstur kasar seperti pasir umumnya mempunyai tingkat
Darcy untuk satu dimensi yaitu aliran secara vertikal. Sifat ini dipengaruhi oleh
geometri (ruang) pori dan sifat dari cairan yang mengalir didalamnya. Air dapat
mengalir dengan mudah di dalam tanah yang mempunyai pori-pori besar. Pori kecil
dengan hubungan antar pori yang seragam akan mempunyai permeabilitas lebih
rendah, sebab air akan mengalir melalui tanah lebih lambat. Kemungkinan tanahyang
1
pori-porinya besar, permeabilitasnya mendekati nol, yaitu jika pori-pori tersebut
terisolasi sesamanya. Permeabilitas juga mendekati nol, yaitu jika pori-pori tanah
sangat kecil, seperti tanah berteksur lempung. Air di dalam tanah tidak bergerak
vertikal, akan tetapi ke arah horizontal, dinamai rembesan lateral. Rembesan lateral
disebabkan oleh permeabilitas berbagai lapisan tanah yang tidak seragam. Air yang
masuk lapisan tanah dengan laju agak cepat, mungkin tertahan oleh lapisan yang
Ada dua macam permeabilitas yaitu : permeabilitas jenuh dan tak jenuh.
Permeabilitas jenuh (aliran jenuh) adalah permeabilitas terjadi apabila seluruh pori
terisi oleh air. Nilai permeabilitas ditentukan dengan data lapangan dan data analisis
Menurut Balai Pengelolaan DAS Serayu Opak Progo (2013), salah satu
lahan yang tidak sesuai, peningkatan jumlah penduduk, pengelolaan lahan di daerah
hulu. Berdasarkan data analisis statistik Balai Pengelolaan DAS Serayu Opak Progo
(2013) menyebutkan bahwa dari total luasan DAS Bogowonto sebesar 59.498,44 Ha
sekitar 14,98% dalam kondisi kritos dan 34,58% dalam kondisi agak kritis. Lahan
Kritis menjadi salah satu indikator suatu DAS mengalami degradasi. Degradasi lahan
berkaitan dengan perubahan penutup lahan. Hal ini disebabkan oleh setiap perubahan
2
Diduga besarnya nilai degradasi lahan akibat dari sedimentasi secara langsung,
dan secara tidak langsung disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan diduga
terjadinya permeabilitas tersebut. Maka dari itu, Penulis ingin mengetahui efek dari
harapannya data yang telah diketahui dapat digunakan sebagai data tambahan untuk
pengaruh sedimentasi dan lahan kritis yang terdapat di Sub DAS Bogowonto.
Bogowonto
Lembaga Pendidikan dan Penelitian, Balai Konservasi Tanah dan Air dan