Anda di halaman 1dari 10

ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No.

1 (Agustus, 2017)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ULKUS KAKI DIABETIK


DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK
(factors related to diabetic Ulcers legs In policlinic of diabetic leg)
Dewi Nurhanifah

Program Studi S.1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan,


Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Email :dewinurhanifah@gmail.com

ABSTRAK

Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menimbulkan berbagai komplikasi, salah satunya yaitu
ulkus kaki diabetik. Ulkus kaki diabetik adalah kerusakan sebagian atau keseluruhan pada kulit yang dapat
meluas ke jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada seseorang yang
menderita penyakit diabetes mellitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan ulkus kaki diabetik Poliklinik Kaki Diabetik di BLUD Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive
samplingdengan sampel sebanyak 50 orang di Poliklinik Kaki Diabetik di BLUD Rumah Sakit Ulin
Banjarmasin.Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner dan observasi.Data dianalisis
secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan faktor durasi diabetes (p=0,001), usia (p=0,042),
dan sensasi (p=0,016) merupakan faktor yang berhubungan dengan ulkus kaki diabetik sedangkan faktor
denyut nadi perifer (p=0,186) dan deformitas anatomi (p=0,147) tidak berhubungan dengan ulkus kaki
diabetik.

Kata kunci : ulkus kaki diabetik, faktor yang berhubungan dengan diabetes, diabetes mellitus

ABSTRACT

Uncontrolled diabetes can cause various complications, one of which is diabetic foot ulcers. Diabetic foot
ulcers are partial or total damage to the skin that may extend into the underlying tissues of the skin, tendons,
muscles, bones or joints that occur in a person suffering from diabetes mellitus. The purpose of this study
was to determine the factors associated with diabetic foot ulcers Diabetic Foot Polyclinic in Ulin General
Banjarmasin Hospital (BLUD).This research use cross sectional design. Purposive sampling method was
used, 50 people in Diabetic Foot Polyclinic at Ulin General Hospital Banjarmasin (BLUD). Used instruments
in this research were questionnaire and observation. Data analyzed by univariate and bivariate. The results
showed that the duration of diabetes (p = 0.001), age (p = 0.042), and sensation (p = 0.016) were factors
associated with diabetic foot ulcers while the peripheral pulse factor (p = 0.186) and anatomical deformity (p
= 0.147) were not associated with diabetic foot ulcers.

Keywords: diabetic foot ulcers, related factors to diabetic, diabetes mellitus

PENDAHULUAN : durasi diabetes lebih dari 10 tahun, usia lebih dari


Diabetes mellitus dibandingkan dengan 40 tahun, riwayat merokok, penurunan denyut nadi
penderita non diabetes mellitus mempunyai perifer, penurunan sensasi, deformitas anatomi
kecenderungan 2 kali lebih mudah mengalami atau area tekan (misalnya bunion, callus, hammer
thrombosis serebral, 25 kali terjadi buta, 2 kali toes) (Kuswandi, 2011).
terjadi penyakit jantung koroner, 17 kali terjadi Prevalensi penderita diabetes mellitus dengan
gagal ginjal kronik, dan 50 kali menderita ulkus ulkus kaki diabetik di Indonesia sekitar 15%. Angka
kaki diabetik (Waspadji, 2006 dalam Hastuti, amputasi penderita ulkus kaki diabetik 30%, angka
2008). mortalitas penderita ulkus kaki diabetik 32% dan
Menurut Brunner dan Suddarth’s (2008), risiko ulkus kaki diabetik merupakan sebab perawatan
infeksi pada kaki pasien diabetes mellitus meliputi rumah sakit yang terbanyak sebesar 80% untuk

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 32
ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017)

diabetes melitus. Penderita ulkus kaki diabetik di diabetik di BLUD Rumah Sakit Ulin Banjarmasin
Indonesia memerlukan biaya yang tinggi sebesar pada tanggal 22 Desember 2014 - 2 Januari
Rp. 1,3 juta - Rp. 1,6 juta perbulan dan Rp. 43,5 2015.Sampel pada penelitian ini adalah pasien
juta pertahun untuk seorang penderita (Riyanto, diabetes mellitus dengan ulkus kaki diabetik di
2007, dalam Hastuti, 2008). Poliklinik Kaki Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin
Data rekam medis di BLUD Rumah Sakit Ulin Banjarmasin yang memenuhi kriteria inklusi dan
Banjarmasin untuk jumlah pasien diabetes mellitus eksklusi.Jumlah sampel 50 orang.Teknik
di rawat jalan dan rawat inap menunjukkan pada pengambilan sampel yang digunakan peneliti
tahun 2013 menempati 10 besar penyakit untuk adalah non probability sampling. Cara
jumlah kunjungan. Data jumlah kunjungan pasien pengambilan sampel yang digunakan adalah
diabetes mellitus dengan ulkus kaki diabetik pada purposive sampling, Teknik pengambilan
tahun 2012 terdapat 2194 kunjungan dari 1622 sampeldengan 2 kriteria, yaitu kriteria inklusi
penderita, dan pada tahun 2013 meningkat (pasien diabetes mellitus tipe 2 dan bersedia
menjadi 2893 kunjungan dari 2374 penderita. menjadi responden), kriteria eksklusi (pasien yang
Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan mengalami penurunan kesadaran, pasien yang
wawancara dan observasi kepada penderita mempunyai riwayat merokok, dan pasien tidak
diabetes mellitus dengan ulkus kaki diabetik pada bersedia menjadi responden).
tanggal 8 Mei - 14 Mei 2014 di Polklinik Kaki Instrumen penelitian terdiri dari lembar
Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin Banjarmasin. pengkajian karakteristik responden dan kuesioner
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 dan lembar observasi denyut nadi perifer, sensasi,
penderita diabetes mellitus dengan ulkus kaki deformitas anatomi, dan grade ulkus.Analisadata
diabetik di Poliklinik Kaki Diabetik, 6 orang (60%) dianalisis univariat dan bivariat. Analisa data
menyatakan menderita penyakit diabetes mellitus bivariat dengan menggunakan uji statistikchi
lebih dari 10 tahun dan pasien menyatakan square pada probabilitas p = 0,05 pada rentang
perasaan kebal pada kaki, 7 orang (70%) usia kepercayaan (CI) 95 %.
penderita lebih dari 40 tahun. Berdasarkan hasil
observasi didapatkan 6 orang (60%) ulkus kaki HASIL DAN PEMBAHASAN
diabetik grade 3. Analisis Univariat
Gangguan kaki pada penderita diabetes Durasi diabetes
mellitus akibat adanya ulkus, gangren, infeksi
bahkanamputasi.Gangguan kaki ini dapat terjadi Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Durasi
perubahan aktivitas,menyebabkan Diabetes di Poliklinik Kaki Diabetik BLUD
kesakitan,mempengaruhi lamanya seseorang Rumah Sakit Ulin Banjarmasin
melakukan perawatan luka, dan biaya yang Durasi diabetes
Jumlah Responden
dikeluarkan lebih besar pada penderita diabetes Frekuensi Persentase
Tidak Berisiko 23 46
mellitus dengan ulkus kaki diabetik. Untuk itu, perlu Berisiko 27 54
mengetahui faktor yang berhubungan dengan Jumlah 50 100
ulkus kaki diabetik agar dapat waspada dan
mencegah terjadi ulkus kaki diabetik pada Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui
penderita diabetes mellitus. bahwa sebagian besar responden yang memiliki
Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik durasi diabetes berisiko (> 10 tahun) yaitu
melakukan penelitian mengenai “Faktor-Faktor sebanyak 27 responden (54%).Hal ini
Yang Berhubungan Dengan Ulkus Kaki Diabetik di menunjukkan pasien yang berkunjung di Poliklinik
Poliklinik Kaki Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin Kaki Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin
Banjarmasin”. Banjarmasin lebih banyak memiliki durasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diabetes berisiko (> 10 tahun) daripada memiliki
faktor-faktor yang berhubungan dengan ulkus kaki durasi diabetes tidak berisiko (≤ 10 tahun).
diabetik Poliklinik Kaki Diabetik di BLUD Rumah
Sakit Ulin Banjarmasin. Usia

METODE PENELITIAN Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan


Jenis penelitian ini adalah penelitian cross Usiadi Poliklinik Kaki Diabetik BLUD
sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu Rumah Sakit Ulin Banjarmasin
pasien diabetes mellitus dengan ulkus kaki Umur Jumlah Responden

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 33
ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017)

Frekuensi Persentase
Tidak berisiko 3 6
Berisiko 47 94
Jumlah 50 100 Deformitas Anatomi

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahui Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan


bahwa sebagian besar responden yang berusia Deformitas Anatomi di Poliklinik Kaki
berisiko (> 40 tahun) yaitu sebanyak 47 responden Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin
(94%).Hal ini menunjukkan pasien yang Banjarmasin
Jumlah Responden
berkunjung di Poliklinik Kaki Diabetik BLUD Deformitas Anatomi
Frekuensi Persentase
Rumah Sakit Ulin Banjarmasin lebih banyak Tidak ada 39 78
berusia berisiko (> 40 tahun) dari pada berusia Ada 11 22
Jumlah 50 100
tidak berisiko (≤ 40 tahun).

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat diketahui


bahwa sebagian besar deformitas anatomi
Denyut Nadi Perifer dikategorikan tidak ada yaitu sebanyak 39
responden (78%). Hal ini menunjukkan pasien
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan yang berkunjung di Poliklinik Kaki Diabetik BLUD
Denyut Nadi Perifer di Poliklinik Kaki Rumah Sakit Ulin Banjarmasin lebih banyak tidak
Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin
Banjarmasin
ada deformitas anatomi dari pada ada deformitas
Denyut nadi Jumlah Responden anatomi.
perifer Frekuensi Persentase
Ada 30 60
Tidak Ada 20 40
Jumlah 50 100 Ulkus Kaki Diabetik

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui Tabel 6. DistribusiResponden Berdasarkan Ulkus


bahwa sebagian besar denyut nadi perifer yang Yang Terinfeksi di Poliklinik Kaki Diabetik
BLUD Rumah Sakit Ulin Banjarmasin
dikategorikan ada yaitu sebanyak 30 responden Jumlah Responden
(60%). Hal ini menunjukkan pasien yang Ulkus Kaki Diabetik
Frekuensi Persentase
berkunjung di Poliklinik Kaki Diabetik BLUD Non Limb Threatening/ tidak 18 36
mengancam ekstremitas
Rumah Sakit Ulin Banjarmasin lebih banyak ada
teraba denyut nadi perifer dari pada tidak ada Limb Threatening/mengancam 32 64
teraba denyut nadi perifer. ekstremitas
Jumlah 50 100

Sensasi
Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat diketahui
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan bahwa sebagian besar grade ulkus dikategorikan
Sensasi di Poliklinik Kaki Diabetik BLUD Limb Threatening/mengancam ekstremitas yaitu
Rumah Sakit Ulin Banjarmasin sebanyak 32 responden (64%).Hal ini
Jumlah Responden
Sensasi
Frekuensi Persentase menunjukkan pasien yang berkunjung di Poliklinik
Normal 17 34 Kaki Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin
Turun 33 66 Banjarmasin lebih banyak grade ulkus yang
Jumlah 50 100
mengancam ekstremitas dari pada ulkus yang
tidak mengancam ekstremitas.
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui
bahwa sebagian besar sensasi dikategorikan turun Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Ulkus
yaitu sebanyak 33 responden (66%).Hal ini Wagner di Poliklinik Kaki Diabetik BLUD
menunjukkan pasien yang berkunjung di Poliklinik Rumah Sakit Ulin Banjarmasin
Kaki Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin Ulkus Kaki Jumlah Responden
Banjarmasin lebih banyak mengalami penurunan Diabetik Frekuensi Persentase
Grade 0 0 0
sensasi dari pada sensasi normal. Grade 1 18 36

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 34
ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017)

Grade 2 14 28 Tabel 9. Hubungan Usia Dengan Ulkus Kaki


Grade 3 8 16
Diabetik di Poliklinik Kaki Diabetik BLUD
Grade 4 9 18
Grade 5 1 2 Rumah Sakit Ulin Banjarmasin
Ulkus Kaki Diabetik
Jumlah 50 100 Non Limb Limb
Threatening/ Threatening/menganca
Total
Usia tidak m ekstremitas
mengancam
Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui ekstremitas
f % f % f %
bahwa sebagian besar grade Ulkus Wagner Tidak 3 100, 0 0,0 3 100,
dikategorikan grade 1 yaitu sebanyak 18 Berisik 0 0
responden (36%). Hal ini menunjukkan pasien o
Berisik 15 31,9 32 68,1 4 100,
yang berkunjung di Poliklinik Kaki Diabetik BLUD o 7 0
Rumah Sakit Ulin Banjarmasin lebih banyak Total 18 32 5
mengalami grade Ulkus Wagner grade 1 dari pada 0
ulkus grade 0, grade 2, grade 3, grade 4, dan
grade 5.
Dari tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa
responden berusia tidak berisiko (≤ 40 tahun)
yang mengalami grade ulkus tidak mengancam
Analisis Bivariat ekstremitas yaitu sebanyak 3 responden (100,0%).
Hubungan durasi diabetes dengan ulkus kaki Sedangkan responden berusia berisiko (> 40
tahun) yang mengalami grade ulkus mengancam
diabetik
ekstremitas yaitu sebanyak 32 responden
Tabel 8. Hubungan Durasi Diabetes Dengan Ulkus
(68,1%).Hasil uji Fisher’s dengan tingkat
Kaki Diabetik di Poliklinik Kaki Diabetik kepercayaan 95% menunjukkan ada hubungan
BLUD Rumah Sakit Ulin Banjarmasin umur dengan ulkus kaki diabetik di Poliklinik Kaki
Ulkus Kaki Diabetik Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin Banjarmasin
Non Limb Limb dengan nilai p = 0,042 (p < 0,05).
Durasi Threatening Threatening/menganca
Total
Diabete / tidak m ekstremitas
s mengancam Hubungan denyut nadi perifer dengan ulkus
ekstremitas
f % f % f % kaki diabetik
Tidak 14 60,9 9 39,1 2 100,
Berisiko 3 0 Tabel 11. Hubungan Denyut Nadi Perifer Dengan
Berisiko 4 14,8 23 85,2 2 100, Ulkus Kaki Diabetik di Poliklinik Kaki
7 0
Total 18 32 5 Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin
0 Banjarmasin
Ulkus Kaki Diabetik
Non Limb Limb
Denyut Threatening/ Threatening/mengancam
Total
Dari tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa nadi tidak ekstremitas
perifer mengancam
responden memiliki durasi diabetes tidak berisiko ekstremitas
(≤ 10 tahun) yang mengalami grade ulkus tidak f % f % f %
mengancam ekstremitas yaitu sebanyak 14 Ada 13 43,3 17 56,7 30 100,0
Tidak 5 25,0 15 75,0 20 100,0
responden (60,9%). Sedangkan responden ada
memiliki durasi diabetes berisiko (> 10 tahun) yang Total 18 32 50
mengalami grade ulkus mengancam ekstremitas
yaitu sebanyak 23 responden (85,2%).Hasil uji
Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% Dari tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa
menunjukkan ada hubungan durasi diabetes responden ada teraba denyut nadi perifer yang
dengan ulkus kaki diabetik di Poliklinik Kaki mengalami grade ulkus mengancam ekstremitas
Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin Banjarmasin yaitu sebanyak 17 responden (56,7%). Sedangkan
dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05). responden tidak ada teraba denyut nadi perifer
yang mengalami grade ulkus mengancam
Hubungan usia dengan ulkus kaki diabetik ekstremitas yaitu sebanyak 15 responden (75,0%).
Responden yang ada dan tidak ada teraba denyut
nadi sama-sama mengalami grade ulkus

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 35
ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017)

mengancam ekstremitas.Hasil uji Chi-Square Total 18 32 5


0
dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan
tidak ada hubungan denyut nadi perifer dengan
Dari tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa
ulkus kaki diabetik di Poliklinik Kaki Diabetik BLUD
responden tidak ada deformitas anatomi yang
Rumah Sakit Ulin Banjarmasin dengan nilai p =
mengalami grade ulkus mengancam ekstremitas
0,186 (p < 0,05).
yaitu sebanyak 27 responden (69,2%). Sedangkan
responden ada deformitas anatomi yang
Hubungan sensasi dengan ulkus kaki diabetik mengalami grade ulkus tidak mengancam
ekstremitas yaitu sebanyak 6 responden (54,5%).
Tabel 12. Hubungan Sensasi Dengan Ulkus Kaki
Hasil uji Chi-Square dengan tingkat
Diabetik di Poliklinik Kaki Diabetik BLUD
Rumah Sakit Ulin Banjarmasin kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada
Ulkus kaki diabetik hubungan deformitas anatomi dengan ulkus kaki
Non Limb Limb diabetik di Poliklinik Kaki Diabetik BLUD Rumah
Threatening Threatening/menganca Sakit Ulin Banjarmasin dengan nilai p = 0,147 (p <
Sensas Total
/ tidak m ekstremitas
i 0,05).
mengancam
ekstremitas
f % f % f %
Normal 10 58,8 7 41,2 1 100,
Analisis Univariat
7 0 Durasi diabetes
Turun 8 24,2 25 75,8 3 100,
3 0
Total 18 32 5
Sebagian besar responden mengalami durasi
0 diabetes berisiko (>10 tahun) yaitu antara 11 tahun
- 33 tahun dan hal ini berkaitan dengan semakin
berisikonya terhadap komplikasi dari ulkus kaki
Dari tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa diabetik yaitu mengenai komplikasi
responden normal (tidak terjadi penurunan makroangiopati dan mikroangiopati.
sensasi) yang mengalami grade ulkus tidak Sebagian besar responden yang memiliki
mengancam ekstremitas yaitu sebanyak 10 durasi diabetes berisiko (> 10 tahun) yaitu
responden (58,8%). Sedangkan responden sebanyak 27 responden (54%), tetapi didapatkan
mengalami penurunan sensasi yang mengalami juga responden yang memiliki durasi diabetes
grade ulkus mengancam ekstremitas yaitu tidak berisiko (≤ 10 tahun) yaitu sebanyak 23
sebanyak 25 responden (75,8%). responden (46%). Responden yang memiliki
Hasil uji Chi-Square dengan tingkat durasi diabetes tidak berisiko (≤ 10 tahun)
kepercayaan 95% menunjukkan ada hubungan diharapkan mengontrol kadar gula darah dalam
sensasi dengan ulkus kaki diabetik di Poliklinik rentang normal melalui gaya hidup sehat seperti
Kaki Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin tidak merokok, olahraga, manajemen diet, dan
Banjarmasin dengan nilai p = 0,016 (p < 0,05). istirahat yang cukup agar tidak mengalami
komplikasi dari ulkus kaki diabetik yang parah
Hubungan deformitas anatomi dengan ulkus karena kadar gula darah yang tinggi.
kaki diabetik Menurut Tarwoto (2011) prinsip
penatalaksanaan pasien DM adalah mengontrol
Tabel 13. Hubungan Deformitas Anatomi Dengan gula darah dalam rentang normal. Untuk
Ulkus Kaki Diabetik di Poliklinik Kaki mengontrol gula darah, ada 5 faktor penting yang
Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin harus diperhatikan, yaitu asupan makanan atau
Banjarmasin manajemen diet, latihan fisik atau exercise, obat-
Ulkus kaki diabetik obatan penurun gula darah, pendidikan kesehatan
Non Limb Limb dan monitoring.
Threatening Threatening/menganca
Deformita Total
/ tidak m ekstremitas Usia
s anatomi
menganca
m Menurut hasil penelitian lebih dari 90%
ekstremitas responden berusia tua (> 40 tahun), usia
f % f % f % responden dalam penelitian ini antara38 - 76 tahun
Tidak ada 12 30, 27 69,2 3 100,
8 9 0 dengan rata-rata usia responden adalah 55 tahun.
Ada 6 54, 5 45,5 1 100,
5 1 0

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 36
ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017)

Hal ini menunjukkan faktor penuaan seseorang Menurut Maryunani (2013) manifestasi
cenderung terkena ulkus kaki diabetik. angiopati pada pembuluh darah penderita DM
Sebagian besar responden yang berusia antara lain berupa penyempitan dan penyumbatan
berisiko (> 40 tahun) yaitu sebanyak 47 responden pembuluh darah perifer. Sering terjadi pada
(94%), tetapi didapatkan juga responden yang tungkai bawah (terutama kaki).Akibatnya, perfusi
berusia tidak berisiko (≤ 40 tahun) yaitu sebanyak jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang
3 responden (6%). Responden yang berusia tidak baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat
berisiko (≤ 40 tahun) diharapkan mewaspadai berkembang menjadi nekrosis/gangren yang
serta memahami faktor risiko diabetes mellitus sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan
agar komplikasi tidak terjadi seperti ulkus kaki tindakan amputasi.
diabetik khususnya faktor usia, semakin
bertambah usia kemungkinan terkena diabetes Sensasi
menjadi semakin besar. Faktor risiko yang dapat Berdasarkan hasil penelitian dengan
diubah seperti obesitas/kegemukan dan hipertensi menggunakan Semme-Weistein Monofilament
juga perlu diwaspadai sebagai faktor risiko 5.07.10 Gr, responden dominan mengalami
diabetes mellitus yang akan berdampak pada penurunan sensasi ditandai dengan dari 10 area
komplikasi ulkus kaki diabetik. pemeriksaan di kaki, responden tidak dapat
Menurut Tandra (2014) semakin bertambah menunujukkan 3 area kaki.
umur, kemungkinan anda kena diabetes menjadi Sebagian besar sensasi responden
semakin besar.Ketika masih berumur di bawah 30 dikategorikan turun yaitu sebanyak 33 responden
tahun, kemungkinan diabetes hanya ditemukan (66%), tetapi didapatkan juga masih ada sensasi
kurang 1%.Artinya dari 100 penduduk yang responden dikategorikan normal yaitu sebanyak
berumur di bawah 30 tahun kemungkinan 1 orang 17 responden (34%). Responden yang
harus berobat ke dokter karena gula darahnya dikategorikan sensasinya normal juga mengalami
tinggi.Bila di atas umur 40 tahun, kemungkinan ulkus kaki diabetik dikarenakan faktor trauma
terkena diabetes menjadi 8 persen. Di atas 50 seperti terluka, teriris, terpotong, kena api. Faktor
tahun, kemungkinan mengidap diabetes naik lain seperti alas kaki tidak tepat (kekecilan).
sampai 20%, kemungkinan penduduk di atas umur Menurut Tjahjadi (2002) banyak faktor yang
60 tahun menjadi diabetes menjadi 25%. bisa mendorong seseorang mengalami kelainan
pada kaki penderita diabetes.Contoh faktor yang
Denyut nadi perifer mendorong masalah kaki adalah alas kaki tidak
Denyut nadi perifer responden dikategorikan tepat misalnya kekecilan, callus yang tidak
ada, berarti masih banyak yang diklasifikasikan disembuhkan, luka pada kaki, kulit terbakar,
normal.Tetapi adanya denyut nadi perifer tidak infeksi, merokok, riwayat stroke dan penyakit
mempengaruhi masih banyaknya responden jantung, hipertensi, dan kegemukan.
terjadinya ulkus kaki diabetik.
Pada orang yang tidak menderita diabetes Deformitas Anatomi
mellitus biasanya pemeriksaan denyut nadi Sebagian besar responden dikategorikan tidak
dilakukan palpasi di daerah tangan, tetapi pada ada deformitas anatomi, hanya 11 responden
penderita diabetes mellitus selain di tangan (22%) yang didapatkan deformitas anatomi seperti
pemeriksaan denyut nadi perifer juga dilakukan di adanya ibu jari yang berbentuk seperti palu
daerah kaki yang mana daerah tersebut terjauh (hammertoe) sebanyak 1 responden, ibu jari kaki
dari pada jantung. Denyut nadi perifer di daerah seperti cakar (claw toe) sebanyak 1 responden,
kaki (arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior) pembengkakan sendi pangkal ibu jari kaki (bunion)
untuk mengetahui sejauh mana pembuluh darah sebanyak 3 responden, kalus (callus) atau kapalan
besar arteri yang memperdarahi bagian bawah sebanyak 6 responden.
yaitu kaki berfungsi.Pada penderita diabetes Beberapa kelainan bentuk kaki mudah terjadi
mellitus, daerah kaki merupakan hal yang pada diabetes yang berlangsung lama.Misalnya
tersering terjadi luka dan selanjutnya menjadi ibu jari yang berbentuk seperti palu (hammertoe),
ulkus kaki diabetik, karena pembuluh darah besar ibu jari kaki seperti cakar (claw toe), atau
arteri bagian kaki berfungsi untuk membawa pembengkakan sendi pangkal ibu jari kaki
oksigen dan nutrisi bagi jaringan daerah kaki dan (bunion). Keadaan-keadaan ini dinamakan kalus
hal ini berkaitan dengan penyembuhan luka ulkus (callus) atau awam mengenalnya sebagai kapalan.
kaki diabetik. Mungkin pula terjadi lecet, luka, sampai borok.Jika

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 37
ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017)

ditelapak kaki ada kalus, anda 11 kali lebih mudah berkonsultasi dengan bagian orthopaedi dalam
mengalami borok dan amputasi (Tandra, 2014). tindakan amputasi.

Ulkus kaki diabetik Analisis Bivariat


Sebagian besar grade ulkus dikategorikan Limb Hubungan durasi diabetes dengan ulkus kaki
Threatening/mengancam ekstremitas yaitu diabetik
sebanyak 32 responden (64%), tetapi didapatkan
juga grade ulkus dikategorikan Non Limb Analisis didapatkan hasil p = 0,001 (p <
Threatening/tidak mengancam ekstremitas yaitu 0,05)yang berarti ada hubungan durasi diabetes
sebanyak 18 responden (36%). Grade ulkus yang dengan ulkus kaki diabetik.
tidak mengancam ekstremitas terjadi karena Faktor resiko tinggi mengalami ulkus kaki
penderita ulkus kaki diabetik rutin melakukan diabetik adalah lamanya penyakit diabetes ≥ 10
perawatan kaki ke rumah sakit atau pelayanan tahun (Smeltzer & Barre, 2001). Penderita Ulkus
kesehatan. diabetika terutama terjadi pada penderita diabetes
Menurut Maryunani (20130 berdasarkan mellitus yang telah menderita 10 tahun atau lebih
Consensus development conference on diabetic apabila kadar glukosa darah tidak terkendali,
foot wound care (1999) tujuan perawatan luka karena akan munculkomplikasi berhubungan
diabetes adalah untuk meningkatkan fungsi dan dengan vaskuler sehingga mengalami
kualitas hidup, mengontrol infeksi, makroangiopati mikroangiopati yang akan terjadi
mempertahankan status kesehatan, mencegah vaskulopati danneuropati yang mengakibatkan
amputasi dan untuk mengurangi biaya. menurunnya sirkulasi darah danadanya
Sebagian besar grade Ulkus Wagner robekan/luka pada kaki penderita diabetik yang
dikategorikan grade 1 yaitu sebanyak 18 sering tidakdirasakan (Riyanto, 2007).
responden (36%), ulkus grade 1 dengan luka yang Gangguan pembuluh darah pada kaki diabetes,
kedalamannya dibawah kulit tidak sampai ke keadaan hiperglikemia yang terus-menerus akan
bagian tendon atau tulang, hal ini dikarenakan mempunyai dampak pada kemampuan pembuluh
pasien sering melakukan perawatan luka ulkus darah tidak berkontraksi dan relaksasi berkurang,
kaki diabetik ke pelayanan kesehatan khususnya hal ini mengakibatkan sirkulasi darah tubuh
rumah sakit. Ulkus Grade 2 sebanyak 14 menurun (Maryunani, 2013).
responden (28%), ulkus grade 2 dengan luka Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa
dalam meliputi persendian, tendon dan tulang lama DM ≥ 10 tahunmerupakan faktor risiko
yang akan mengancam ekstremitas, hal ini terjadinya ulkus diabetika (Hastuti, 2008). Hasil
dikarenakan pasien baru yang baru datang untuk penelitian di USA oleh Boyko pada 749 penderita
dirawat lukanya atau pasien yang tidak rutin diabetes mellitus dengan hasil bahwa lama
melakukan perawatan luka ulkus kaki diabetik. menderita DM ≥ 10 merupakanfaktor risiko
Ulkus Grade 3 sebanyak 8 responden (16%), ulkus terjadinya ulkus kaki diabetik.
grade 3 dengan luka dalam dengan pembentukan Menurut Purwanti (2013) bahwa semakin lama
abses, osteomyelitis, infeksi pada persendian, hal seseorang mengalami diabetes melitus maka
ini juga merupakan tanda bahaya untuk semakin berisiko mengalami komplikasi, salah
mengancam ekstremitas karena luka yang luas satunya yaitu neuropati sensorik dan beresiko
dan dalam. Ulkus grade 4 sebanyak 9 responden 6,525 kali terjadi ulkus dibandingkan 65 responden
(18%), ulkus grade 4 dengan luka nekrotik terbatas yang tidak mengalami neuropati sensorik terhadap
pada kaki depan atau tumit, hal ini merupakan terjadinya ulkus kaki diabetik.
grade ulkus yang sebagian besar akan mengarah
mengancam ekstremitas yaitu amputasi pada Hubungan usia dengan ulkus kaki diabetik
sebagian jari. Ulkus grade 5 yaitu sebanyak 1 Analisis didapatkan hasil p = 0,042 (p <
responden (2%), responden yang mengalami 0,05)yang berarti ada hubungan usia dengan ulkus
grade 5 merupakan pasien baru datang berobat kaki diabetik.
untuk memeriksakan ulkus kaki diabetiknya, Pada usia tua tubuh secara fisiologis menurun
pasien sudah lama menderita ulkus kaki diabetik di karena proses aging terjadi penurunan sekresi
rumah serta didukung kurangnnya pengontrolan atau resistensi insulin sehingga kemampuan
gula darah. Pada ulkus grade 5 ini akan dilakukan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah
amputasi pada seluruh/sebagian kaki yang yang tinggi kurang optimal. Proses aging
menyebabkan penurunan sekresi atau resistensi

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 38
ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017)

insulin sehingga terjadi makroangiopati, yang akan vaskuler perifer dapat mencakup berkurangnya
mempengaruhi penurunan sirkulasi darah salah denyut nadi perifer dan klaudikasio intermiten
satunya pembuluh darah besar atau sedang di (nyeri pada pantat atau betis ketika berjalan).
tungkai yang lebih mudah terjadi ulkus kaki Bentuk penyakit oklusif arteri yang parah pada
diabetik (Waspadji, 2006 dalam Hidayah, 2012). ekstremitas bawah ini merupakan penyebab
Hasil penelitian ini senada dengan penelitian utama meningkatnya insiden gangren dan
Zahtamal (2007) pada 79 responden terdapat 70 amputasi pada pasien-pasien diabetes (Smeltzer
responden (88,61%) yang berusia >45 tahun dan Bare, 2001)
menderita diabetes melitus tipe 2 dan akan
meningkat kasusnya sejalan dengan pertambahan Hubungan sensasi dengan ulkus kaki diabetik
usia karena adanya penurunan fungsi organ Analisis didapatkan hasil p = 0,016 (p <
tubuh, terutama gangguan organ pankreas dalam 0,05)yang berarti ada penurunan sensasi dengan
menghasilkan hormon insulin. Namun faktor usia ulkus kaki diabetik.
bukanlah faktor utama terjadinya ulkus diabetikum Faktor neuropati merupakan salah satu faktor
karena apabila responden dapat melakukan kejadian ulkus.Sekitar 45 - 60% semua penderita
penatalaksanaan diabetes melitus dengan baik, ulkus kaki diabetik murni karena neuropati,
maka risiko terjadinya komplikasi dapat sedangkan 45% akibat neuropati dan iskemia
terminimalisir. (Frykberk, et al, 2006).Neuropati dapat terjadi
akibat glukosa di reduksi menjadi sorbitol di dalam
Hubungan denyut nadi perifer dengan ulkus kaki sel mengandung enzim aldoreduktase.
diabetik Penumpukan sorbitol di sel swam dan neuron akan
Analisis didapatkan hasil p = 0,186 (p < mengurangi konduksi saraf, sehingga dapat terjadi
0,05)yang berarti tidak ada hubungan denyut nadi polineuropati terutama saraf sensorik (Silbernagl &
perifer dengan ulkus kaki diabetik. Pada Lang, 2007 dalam Purwanti 2013).
pemeriksaan denyut nadi perifer didapatkan Kehilangan sensasi pada bagian perifer
responden yang sama banyak antara ada dan memperberat perkembangan ulkus.Defisiensi
tidak ada teraba denyut nadi perifer yang sensori meliputi kehilangan persepsi nyeri,
mengalami grade ulkus mengancam ekstremitas. temperatur, sentuhan ringan dan
Pengkajian penyakit arteri perifer dalam tekanan.Walaupun beberapa pasien memiliki
menentukan status resiko kaki diabetes dapat gejala parestesia proteksinya (Scahaper,
dilakukan dengan pemeriksaan sederhana yaitu Prompers dan Huijberts, 2007).Saat trauma terjadi
dengan palpasi denyut nadi perifer yaitu dorsalis pada daerah yang terpengaruh tersebut, pasien
pedis atau jika lukanya luas ke seluruh bagian kaki sering tidak dapat mendeteksi kerusakan yang
dapat dipalpasi denyut nadi tibialis posterior terjadi pada ekstremitas bawahnya. Akibatnya
sebagai alternatif.Tetapi ada alternatif banyak luka yang tidak diketahui dan berkembang
pemeriksaan yang lebih spesifik untuk mendeteksi menjadi lebih parah karena mengalami penekanan
penurunan denyut nadi perifer yaitu dengan dan pergesekan berulang-ulang dari proses
pemeriksaan Anklebrachial Index (ABI), yaitu ambulasi dan pembebanan tubuh.
merupakan pemeriksaan noninvasif yangdengan Deteksi awal neuropati sensorik dapat
mudah dilakukan dengan menggunakan alat menurunkan insiden ulkus kaki diabetik.Neuropati
Doppler. atau kehilangan sensasi protektif lebih banyak
Ada denyut nadi perifer yaitu pada arteri muncul menjadi faktor predisposisi terjadi ulkus
dorsalis pedis yaitu akan mengalami grade ulkus kaki diabetik.Deteksi dengan Semme-Weistein
mengancam ekstremitas, hal ini berbeda dengan Monofilament 5.07.10 Gr dengan posisi supine
teori yang menyatakan tidak ada denyut nadi pada 10 titik lokasi. Tes monofilamen ini dapat
perifer akan mengalami grade ulkus mengancam. mudah digunakan untuk mengidentifikasi
Ada faktor lain yang berkontribusi selain faktor neuropati sensorik (Ayello, Sibbad, Ostrow and
denyut nadi perifer yang berhubungan dengan Smart, 2012 dalam Purwanti, 2013).
ulkus kaki diabetik seperti faktor umur. Hasil penelitian ini senada dengan hasil
Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh penelitian Purwanti (2013) terdapat hubungan
darah besar pada ekstremitas bawah merupakan antara neuropati sensorik dengan kejadian ulkus.
penyebab meningkatnya insiden (dua atau tiga kali
lebih tinggi dibandingkan pada pasien-pasien
nondiabetes).Tanda-tanda dan gejala penyakit

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 39
ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017)

Hubungan deformitas anatomi dengan ulkus lanjutan tentang faktor lain yang berhubungan
kaki diabetik dengan ulkus kaki diabetik.
Analisis didapatkan hasil p = 0,147(p < Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh
0,05)yang berarti tidak ada hubungan deformitas pelayanan kesehatan sebagai acuan untuk
anatomi dengan ulkus kaki diabetik. Sebagian memberikan pendidikan kesehatan khususnya
besar responden yang tidak ada deformitas faktor-faktor yang berhubungan dengan ulkus kaki
anatomi seperti tidak didapatkan adanya seperti diabetik seperti durasi diabetes, umur atau
ibu jari yang berbentuk seperti palu (hammertoe), penurunan sensasi, serta penelitian ini dapat
ibu jari kaki seperti cakar (claw toe), atau meningkatkan perawatan ulkus kaki diabetik.
pembengkakan sendi pangkal ibu jari kaki Penelitian ini dapat dijadikan tambahan
(bunion), kalus (callus) atau kapalan mengalami dalam pengembangan ilmu kesehatan
grade ulkus mengancam ektremitas. Hal ini khususnya mengenai faktor-faktor yang
berbeda dengan teori yaitu apabila ada deformitas berhubungan dengan ulkus kaki diabetik, yaitu
anatomi maka akan mengalami grade ulkus faktor durasi diabetes > 10 tahun, umur > 40
mengancam ekstremitas. Deformitas anatomi tahun, dan penurunan sensasi.
bukan faktor yang berhubungan dengan ulkus kaki
diabetik, namun tedapat faktor lain yang DAFTAR PUSTAKA
berhubungan dengan ulkus kaki diabetik seperti Ariyanti (2012).Hubungan Perawatan Kaki Dengan
faktor umur dan penurunan sensasi/neuropati. Risiko Ulkus Kaki Diabetes Di RS PKU
Hasil penelitian ini berbeda dengan teori Tandra Muhammadiyah Yogyakarta.Tesis.
(2014) beberapa kelainan bentuk kaki mudah Univesitas Indonesia
terjadi pada diabetes yang berlangsung Dharma, K (2013).Metodelogi Penelitian
lama.Misalnya ibu jari yang berbentuk seperti palu Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media
(hammertoe), ibu jari kaki seperti cakar (claw toe), Diani, N. (2013). Pengetahuan dan Praktik
atau pembengkakan sendi pangkal ibu jari kaki Perawatan Kaki Pada Klien Diabetes Melitus
(bunion). Keadaan-keadaan ini dinamakan kalus Tipe 2 di Kalimantan
(callus) atau awam mengenalnya sebagai kapalan. Selatan.Penelitian.Jakarta : Universitas
Mungkin pula terjadi lecet, luka, sampai borok. Jika Indonesia.
ditelapak kaki ada kalus, anda 11 kali lebih mudah Doupis J, Veves A. Classification, Diagnosis, and
mengalami borok dan amputasi Treatment of Diabetic Foot Ulcers.
Wound.May 2008; 20:117-126
KESIMPULAN Ferawati, I (2014).Faktor-Faktor Yang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Mempengaruhi Terjadinya Ulkus Diabetikum
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
durasi diabetes, ada hubungan usia, tidak ada RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
hubungan denyut nadi perifer, ada hubungan Purwokerto.Penelitian. Universitas Jenderal
sensasi, dan tidak ada hubungan deformitas Sudirman Purwokerto
anatomi dengan ulkus kaki diabetik di Poliklinik Hariani, L (2013), Perawatan Kaki Diabetes.
Kaki Diabetik BLUD Rumah Sakit Ulin Spesialis Bedah Plastik (Konsultan), Staf
Banjarmasin. SMF Bedah Plastik Fakultas
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor KedokteranUniversitas Airlangga / RSUD Dr.
durasi diabetes > 10 tahun, umur > 40 tahun, dan Soetomo Surabaya
penurunan sensasi berhubungan dengan ulkus Hastuti, R (2008). Faktor-Faktor Risiko Ulkus
kaki diabetik sehingga hasil penelitian ini dapat Diabetika Pada Penderita Diabetes Mellitus
dijadikan sumber informasi yang berguna untuk (Studi Kasus di RSUD Dr. Moewardi
mencegah terjadinya ulkus kaki diabetik bagi Surakarta). Tesis. Universitas Diponegoro
pasien diabetes mellitus tanpa ulkus, dan Semarang
mencegah komplikasi dari ulkus kaki diabetik bagi Hidayah, A (2012). Tingkat Pengetahuan Pasien
pasien diabetes mellitus dengan ulkus kaki Diabetes Mellitus Tentang Risiko Terjadinya
diabetik. Ulkus Kaki Diabetes Di Poliklinik Penyakit
Perlu adanya penelitian tentang faktor yang Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
paling dominan antara faktor durasi diabetes, umur Malik Medan.Penelitian. Universitas
atau sensasi. Juga perlu adanya penelitian Sumatera Utara

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 40
ISSN : 2597-3851 Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2017)

Kuswandi, A (2011). Penatalaksanaa Kaki


Diabetes. Bandung: Balatin Pratama
Maryunani, A (2013). Perawatan Luka Modern
Praktis Pada Wanita Dengan Luka Diabetes.
Jakarta: Trans Info Media
Maryunani, A (2013). Step By Step Perawatan
Luka Diabetes Dengan Metode Perawatan
Luka Modern. Bogor: In Media
Prastica, V.A (2013). Perbedaan Angka Kejadian
Ulkus Diabetikum Pada Pasien Diabetes
Melitus Dengan Dan Tanpa Hipertensi di
RDUD dr. Saifudin Anwar Malang. Tugas
akhir. Malang: Universitas Brawijaya.
Purwanti, O (2013). Analisis Faktor-Faktor Risiko
Terjadi Ulkus Kaki Pada Pasien Diabetes
Mellitus Di RSUD DR. Moewardi. Depok:
Universitas Indonesia
Saraswati, S. (2009).Diet Sehat Untuk Penyakit
Asam Urat, Diabetes, Hipertensi, dan Stroke.
Jogjakarta: Aplus Books
Smeltzer, S (2001). Buku Ajar Keperawatan
Medical Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC
Sugiarto, I. (2013). Faktor Risiko Yang
Berhubungan Dengan Terjadinya Ulkus
Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe
2 di RSUD dr. Margono Soekarjo
Purwokerto. Penelitian. Purwokerto:
Univeritas Jenderal Soedirman.
Tandra, H. (2014). Strategi Mengalahkan
Komplikasi Diabetes. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Tarwoto (2011).Keperawatan Medical Bedah
Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: Trans
Info Media
Tjahjadi, V (2002). Mengenal, Mencegah,
Mengatasi Silent Killer Diabetes. Semarang:
Pustaka Widyamara

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 41

Anda mungkin juga menyukai