Anda di halaman 1dari 7

54

DETERMINAN EPIDEMIOLOGIS KEJADIAN ULKUS KAKI DIABETIK


PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUD Dr. CHASAN
BOESOIRIE DAN DIABETES CENTER TERNATE

EPIDEMIOLOGICAL DETERMINANTS INCIDENCE DIABETIC FOOT


ULCERS PATIENTS DIABETES MELLITUS IN HOSPITAL DR. CHASAN
BOESOIRIE AND DIABETES CENTER TERNATE

Irwan A. Hi. Mustafa1, Windhu Purnomo2, Chatarina Umbul W3

Info Artikel Abstrak


Latar belakang: Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi kronik
Sejarah Artikel: Diabetes Mellitus (DM) yang paling sering ditemukan. Tujuan: Menganalisis
Diterima 7 Mei 2016 faktor yang berpengaruh terhadap kejadian ulkus kaki diabetik. Metode:
Disetujui 30 Mei 2016 Penelitian observasional-analitik dengan desain case control. Sampel adalah
Dipublikasikan 16 Juni penderita DM yang mengalami ulkus kaki (35 orang) dan penderita DM yang
2016 tidak mengalami ulkus kaki sebagai kelompok kontrol (35 orang). Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Variabel
independen yaitu lama menderita DM, obesitas, kadar gula darah,
Kata Kunci:
ketidakpatuhan diet dan latihan fisik (olahraga). Analisis data dilakukan dengan
Diabetes mellitus, uji regresi logistik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan lama menderita DM
ulkus kaki diabetik, OR = 5,06; 95% CI (1,79 <OR <14,31), obesitas OR = 6.30; 95% CI (1,60 <OR
case control <24,78), kadar gula darah tidak terkontrol OR = 40,37; 95% CI (4,96 <OR
<328,66), ketidakpatuhan diet OR = 11,76; 95% CI (1,40 <OR <98,85), latihan
Keywords: fisik (olahraga) OR = 10,33; 95% CI (2,99 <OR <35,63). Simpulan dan saran:
diabetes mellitus, Lama menderita DM, obesitas, kadar gula darah, ketidakpatuhan diet, dan
diabetic foot ulcers, latihan fisik (olahraga) berpengaruh terhadap kejadian ulkus kaki diabetik.
case control Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan upaya intervensi perbaikan
faktor risiko dalam upaya menurunkan kejadian ulkus kaki diabetik.

Abstract
Background: Diabetic foot is one of the chronic complications of Diabetes
Mellitus is the most common. Objective: To analyze the factors that influence the
incidence of diabetic foot ulcers. Methods: Observational-analytic study with
case control design. Samples are diabetes mellitus patients who experience foot
ulcers 35 people and 35 people with diabetes who do not experience foot ulcers
as a control group. The samples was done by using consecutive sampling. The
independent variables that long suffering from diabetes, obesity, blood sugar
levels, non-compliance with diet and physical exercise (sports). Data analysis
was carried out with logistic regression test Results: The results showed that the
long suffering from DM OR = 5.06; 95% CI (1.79 <OR <14.31), obesity OR =
6.30; 95% CI (1.60 <OR <24.78), blood sugar levels are not controlled OR =
40.37; 95% CI (4.96 <OR <328.66), non-compliance with diet OR = 11.76;
95% CI (1.40 <OR <98.85), physical exercise (sports) OR = 10.33; 95% CI
(2.99 <OR <35.63). Conclusions and suggestions: Long duration of DM,
obesity, blood sugar levels, non-compliance with diet and physical exercise
(sports) had effect on the incidence of diabetic foot ulcers. Future studies should
be to perform an intervention improvement of risk factors to decrease the
incidence of diabetic foot ulcers.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


Korespondensi :
1 Staf Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara. E-mail: wances.siko@gmail.com
2 Staf Pengajar Departemen Biostatistika Universitas Airlangga
3 Staf Pengajar Departemen Epidemiologi Universitas Airlangga
55

Irwan A. Hi. Mustafa | Determinan Epidemiologis Kejadian Ulkus …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 1 Tahun 2016

PENDAHULUAN menjadi 541 kasus (11%)5. Oleh karena


Pasien diabetes memiliki tingginya prevalensi ulkus kaki diabetik di
kecendrungan tinggi untuk mengalami ulkus Provinsi Maluku Utara, maka dari itu perlu
kaki diabetik yang sulit sembuh dan risiko diketahui determinan ulkus kaki diabetik agar
amputasi pada tungkai bawah, keadaan ini dapat dilakukan perencanaan program
memberi beban sosioekonomi baik bagi pencegahan atau penanganan.
pasien dan masyarakat1. Perkiraan
International Diabetes Federation (IDF) METODE PENELITIAN
tahun 2013 kemudian di update tahun 2014 Penelitian ini merupakan studi
menunjukkan bahwa terdapat 387 juta orang epidemiologi analitik yang bersifat
yang hidup dengan diabetes di dunia tahun observasional. Penelitian ini menggunakan
2013. Pada tahun 2035 jumlah tersebut desain case control untuk mengkaji faktor-
diperkirakan akan meningkat menjadi 55% faktor yang mempengaruhi ulkus kaki
atau 592 juta orang. Diperkirakan dari 387 diabetik pada penderita diabetes mellitus.
juta orang tersebut, 175 juta di antaranya Desain penelitian ini adalah Case Control.
belum terdiagnosis, sehingga terancam Penelitian ini diawali dengan kelompok
berkembang progresif menjadi komplikasi penderita (DM dengan ulkus) sebagai kasus
tanpa disadari dan tanpa pencegahan2. dan kelompok bukan penderita (DM tanpa
Prevalensi DM di Indonesia ulkus) sebagai kontrol. Selanjutnya, kedua
berdasarkan pengukuran tahun 2013 adalah kelompok ditelusuri ke belakang berdasarkan
2,1%, lebih tinggi dibanding dengan tahun urutan waktu untuk mencari perbedaan dalam
2007 (1,1%) meningkat hampir dua kali lipat. pengalaman terpajan oleh faktor yang diduga
Sebanyak 31 provinsi (93,9%) menunjukkan sebagai penyebab timbulnya penyakit.
kenaikan prevalensi DM yang cukup berarti3. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr.
Penyakit diabetes mellitus di Provinsi Maluku Chasan Boesoirie dan Diabetes Center
Utara sampai saat ini masih merupakan Ternate. Jumlah responden dala, penelitian ini
ancaman masalah kesehatan yang serius adalah 70 orang dan terbagi menjadi 2
karena jumlah kasus baru yang cenderung kelompok yaitu kelompok control (35 orang)
meningkat4. dan kelompok kasus (35 orang).
Selain itu, berdasarkan data rekam
medik RSUD Dr. Chasan Boesoirie Ternate HASIL PENELITIAN
tahun 2016, dalam 4 tahun terakhir 2011 Berdasarkan penelitian yang telah
sampai 2015 jumlah penderita DM dan dilakukan, diperoleh distribusi responden
jumlah kasus ulkus kaki diabetik cenderung berdasarkan karakteristik yang disajikan
menunjukkan peningkatan. Jika dilihat dari 10 dalam Tabel 1. Tabel 1 menjelaskan bahwa
besar penyakit rawat jalan tahun 2011 jumlah penyakit diabetes mellitus banyak diderita
kasus DM berada di peringkat ke tiga dengan oleh responden yang berusia < 60 tahun dan
jumlah kasus sebanyak 984 (1,48%), tahun berjenis kelamin perempuan Selain itu
2012 kasus DM berada di peringkat yang penyakit diabetes mellitus umumnya
sama dengan jumlah kasus 820 kasus ditemukan pada responden dengan pendidikan
(1,18%), tahun 2013 jumlah kasus 830 SMA dan mempunyai pekerjaan sebagai ibu
(14,50%) dan di tahun 2014 kasus DM turun rumah tangga.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


56

Irwan A. Hi. Mustafa | Determinan Epidemiologis Kejadian Ulkus …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 1 Tahun 2016

Tabel 1. Gambaran karakteristik Hubungan antara variabel diuji


responden dengan menggunakan uji regresi logistik
Karakteristik Responden N % sederhana (simple logistic regression) yang
Umur bertujuan untuk mengetahui pengaruh
≤ 50 tahun 26 37,1 signifikan antara variabel bebas terhadap
51 – 60 tahun 26 37,1 variabel terikat dengan membandingkan nilai
> 60 tahun 18 25,7
Jenis Kelamin p < α 0,05 dan menyeleksi kandidat indikator
Perempuan 43 61,4 kejadian ulkus kaki diabetik yang akan
Laki-laki 27 38,6 dilanjutkan ke analisis uji regresi ganda.
Pendidikan Dalam menyeleksi kandidat, yaitu bila hasil
SD 19 27,1 regresi logistik sederhana menunjukan p <
SMP 10 14,3
0,25, maka variabel tersebut dapat dilanjutkan
SMA 23 32,9
Diploma/PT 18 25,7 untuk dianalisis secara simultan.
Pekerjaan Hasil analisis bivariabel antara
Petani 7 10,0 beberapa variabel (lama menderita DM,
PNS 15 21,4 obesitas, kadar gula darah, ketidakpatuhan
Wiraswasta 18 25,7
diet, dan latihan fisik) dengan kejadian ulkus
Ibu Rumah Tangga 29 41,4
Peg. BUMN 1 1,4 kaki diabetik disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian ulkus kaki diabetic


Kejadian Ulkus Kaki Diabetik
Variabel Tidak ulkus Ulkus P OR
N % N %
Lama menderita DM
< 10 tahun 27 77,1 14 40 5,063
0,002
≥ 10 tahun 8 22,9 21 60
Obesitas
Tidak Obesitas
13 37,1 3 8,6
(nilai BMI 18,5-<23 kg/m2) 6,303
0,008
Obesitas
22 62,9 32 91,4
(nilai BMI ≥ 23kg/m2)
Kadar gula darah
Terkontrol
19 54,3 1 2,9
(nilai GDS < 200 mg/dL)
0,001
Tidak Terkontrol 40,375
16 45,7 34 97,1
(nilai GDS ≥200 mg/dL)
Ketidakpatuhan diet
Patuh 9 25,7 1 2,9 11,769
0,023
Tidak patuh 26 74,3 34 97,1
Latihan fisik (olaharaga)
Kurang
20 57,1 4 11,4
(< 3x/minggu, lama 30 menit) 10,333
0,000
Cukup
15 42,9 31 88,6
(≥ 30x/minggu, lama 30 menit)
Jumlah 35 100 35 100

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


57

Irwan A. Hi. Mustafa | Determinan Epidemiologis Kejadian Ulkus …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 1 Tahun 2016

PEMBAHASAN phosphate, yang diperlukan untuk detoksikasi


Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktif oksigen dan mensintesis vasodilator
pasien dengan lama menderita diabetes nitric oxide. Hal ini akan menghasilkan
mellitus ≥10 tahun mempunyai peluang peningkatan stres oksidatif di saraf dan
mengalami ulkus kaki 5 kali lebih tinggi peningkatan vasokontriksi yang berakibat
daripada pasien dengan lama menderita iskemia, hal ini meningkatan sel saraf
diabetes < 10 tahun. Hasil penelitian ini mengalami injuri dan mati, hal ini dapat
serupa dengan penelitian di Arab dan Iraq mengakibatkan neuropati perifer9.
yaitu lama diabetes ≥10 tahun merupakan Polineuropati dapat terdeteksi pada responden
faktor risiko yang signifikan untuk semua DM tipe 1 atau tipe 2 yang lama menderita
klasifikasi yakni ulkus kaki (p=0,001), dan DM 10 tahun sebesar 40-50%. Neuropati
kasus gangren (p=0,001), serta amputasi jarang terjadi pada DM tipe 1 dalam 5 tahun
(p=0,001)6,7. awal didiagnosis DM, sedangkan DM tipe 2
Ulkus diabetikum terutama terjadi dapat terjadi neuropati pada saat didiagnosis
pada penderita diabetes mellitus yang telah DM10.
menderita 10 tahun atau lebih dengan kadar Hasil penelitian ini menunjukkan
glukosa darah yang tidak terkendali. Kadar bahwa pasien dengan kondisi obesitas
glukosa darah yang tidak terkendali akan mempunyai peluang 6 kali lebih tinggi
memunculkan komplikasi yang berhubungan mengalami ulkus kaki dibandingkan dengan
dengan vaskuler sehingga mengalami pasien tanpa kondisi obesitas. Hasil penelitian
makroangiopati-mikroangiopati yang akan ini serupa dengan penelitian terdahulu yang
yang mengakibatkan menurunnya sirkulasi menunjukkan pasien dengan Indeks Massa
darah dan adanya robekan/luka pada kaki. Tubuh (IMT) > 40 kg/m2 mempunyai resiko
Menurut kepustakaan lama DM ≥ 5 tahun mengalami ulkus kaki lebih tinggi daripada
merupakan faktor risiko terjadiya ulkus pasien dengan IMT normal11.
diabetikum karena neuropati cenderung Suatu hasil penelitian yang
terjadi sekitar 5 tahun lebih atau sama dengan merupakan bagian dari penelitian kohort The
setelah menderita DM8. Nurse’ Health Study menunjukkan bahwa
Semakin lama menderita DM maka faktor predictor utama terjadinya DM ialah
kemungkinan terjadinya hiperglikemia kronik berat badan lebih atau gemuk. Orang gemuk,
semakin besar. Hiperglikemia kronik dapat terdapat kalori yang berlebihan karena
menyebabkan komplikasi diabetes mellitus konsumsi makanan yang banyak
yaitu retinopati, nefropati, PJK, dan ulkus menyebabkan penimbunan jaringan lemak di
diabetikum. Hiperglikemia dapat bawah kulit. Insulin resistance atau resisten
meningkatkan kerja enzim aldoreduktase dan insulin akan timbul, dimana jaringan lemak
sorbitol dehydrogenase. Hasilnya konversi menumpuk akan menghambat kerja insulin
glukosa di intrasel menjadi sorbitol dan dijaringan tubuh dan otot sehingga glukosa
fruktosa. Akumulasi dari zat tersebut, tidak dapat diangkut ke dalam sel dan
menurunkan sintesis myoinositol sel saraf, menimbun di dalam pembuluh darah, dan
yang dapat mempengaruhi konduksi saraf glukosa akan meningkat12.
normal. Hasil tambahan, konversi kimia pada Hasil penelitian menunjukkan bahwa
glukosa menghasilkan menurunnya cadangan kadar gula darah tidak terkontrol berpengaruh
nicotinamide adenine di nucleotide terhadap kejadian ulkus kaki diabetik dengan

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


58

Irwan A. Hi. Mustafa | Determinan Epidemiologis Kejadian Ulkus …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 1 Tahun 2016

nilai OR 40.3. Kadar gula darah yang tidak ketidakpatuhan pasien DM tipe 2 terhadap
terkontrol akan menghambat dalam diet atau pengaturan pola makan adalah faktor
penyembuhan luka. Oleh karena itu control situasi jika pasien makan di luar rumah,
kadar glukosa darah merupakan upaya primer seperti makan di restoran atau saat
pencegahan terjadinya komplikasi diabetes menghadiri acara undangan tertentu.
seperti ulkus kaki13. Dasar penatalaksanaan diabetes
Berdasarkan patogenesis terjadinya adalah diet dan pengendalian berat badan18.
penyulit kronik DM akibat hiperglikemia, Menentukan kalori per hari sangat penting
yaitu teori sorbitol menyatakan bahwa pada pasien DM dengan pengaturan diet DM,
penumpukan glukosa pada sel dan jaringan hal ini dapat didistribusikan dengan 3x makan
akibat hiperglikemia dapat menyebabkan besar, 2 x snack. Komposisi makanan yang
sebagian glukosa dimetabolisme dengan dianjurkan dari total asupan energi, yaitu 45-
enzim aldosereduktase dari sorbitol menjadi 65% karbohidrat, 20-25% lemak, 10-20%
fruktosa. Penumpukan sorbitol pada sel atau protein, asupan natrium 6-7 gram (1 sendok
jaringan tersebut akan menyebabkan penyulit teh) garam dapur, ± 25g/hari serat yang di
pada DM. Teori glikasi menyatakan akan anjurkan. Kunci keberhasilan diet
terjadinya proses glikasi pada semua protein, membutuhkan keterlibatan semua pihak
khususnya yang mengandung senyawa lisin seperti dokter, perawat, ahli gizi, pasien dan
yang disebabkan karena hiperglikemi14. keluarga19.
Perilaku perawatan diri dapat Terdapat hubungan yang signifikan
mempengaruhi kontrol gula darah pada latihan fisik (olahraga) terhadap kejadian
responden DM15. Peningkatan kadar glikemik ulkus kaki diabetik. Berdasarkan hasil
dapat menghambat dan mencegah terjadinya wawancara, umumnya responden tidak
komplikasi pada DM seperti neuropati dan melakukan olahraga karena alasan malas atau
penurunan sirkulasi darah. Kadar gula tidak tidak terbiasa dengan kebiasaan untuk
terkontrol akan mengakibatkan komplikasi berolahraga. Selain adalah pasien tidak punya
kronik jangka panjang, baik makrovaskuler waktu untuk olahraga, pasien tidak memiliki
maupun mikrovaskuler salah satunya yaitu kebiasaan berolah raga, dan pasien tidak
ulkus diabetik14. memiliki keinginan untuk berolahraga.
Kepatuhan diet DM mempunyai Aktivitas fisik adalah setiap gerakan
fungsi yang sangat penting yaitu mencapai tubuh dengan tujuan meningkatkan dan
kadar glukosa darah dan kadar lipid darah mengeluarkan tenaga dan energi20. Aktivitas
dalam taraf normal, mempertahankan berat fisik sangat berperan dalam mengontrol gula
badan agar senantiasa normal, dan mencegah darah. Pada saat tubuh melakukan aktifitas
terjadinya komplikasi16. Hasil analisis fisik maka sejumlah glukosa akan diubah
menunjukan ketidakpatuhan diet berpengaruh menjadi energi. Aktivitas fisik mengakibatkan
terhadap kejadian ulkus kaki diabetik dengan insulin semakin meningkat sehingga kadar
nilai p=0,023. Penelitian ini sejalan dengan gula dalam darah akan berkurang. Pada orang
penelitian yang dilakukan di Kenya yang yang jarang berolahraga, zat makanan yang
menemukan ketidakpatuhan diet merupakan masuk ke dalam tubuh tidak dibakar tetapi
faktor signifikan terjadinya ulkus diabetika17. ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan
Berdasarkan hasil wawancara ditemukan gula. Jika insulin tidak mencukupi untuk
alasan paling umum yang berkaitan dengan mengubah glukosa menjadi energi maka akan

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


59

Irwan A. Hi. Mustafa | Determinan Epidemiologis Kejadian Ulkus …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 1 Tahun 2016

timbul DM. Setelah beraktivitas fisik selama upaya intervensi perbaikan faktor risiko
10 menit, glukosa darah akan meningkat dalam upaya menurunkan kejadian ulkus kaki
sampai 15 kali dari jumlah kebutuhan pada diabetik.
keadaan biasa20.
Diet dan olah raga harus dilakukan REFERENSI
secara bersamaan, sebagai sarana untuk 1. Huang, E.S., Basu, A., O’Grady, M.,
mengontrol gula darah bagi penderita DM16. Capreta, J.C. 2009. Projecting the
Disamping itu, olah raga juga membuat Future Diabetes Population Size and
insulin bekerja lebih efektif, membantu Related Costs for the U.S. Diabetes
menurunkan berat badan, memperkuat Care 32.
jantung, serta mengurangi stres. Olah raga 2. International Diabetes Federation. 2015.
yang sangat dianjurkan adalah olah raga Diabetes Atlas, Seventh Edition.
aerobik, misalnya jalan, joging, bersepeda, http://www.diabetesatlas.org/. 1 Februari
berenang. Olah raga jenis ini dapat 2016.
meningkatkan kesehatan dan kebugaran, serta 3. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan
melibatkan otot–otot besar19. Dasar 2013. Kemenkes RI. Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian ini, 4. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara.
aktivitas fisik (olahraga) yang kurang 2015. Bidang P2PL: Laporan Tahunan
didominasi perempuan 63%, jumlah penderita Penyakit Tidak Menular (PTM). Sofifi.
yang ulkus mayoritas perempuan (61,4%). 5. RSUD Dr. Chasan Boesoirie Ternate.
Selain itu sebagian besar pekerjaan responden 2016. Data Rekam medik. RSUD Dr.
perempuan adalah Ibu Rumah Tangga Chasan Boesoirie. Ternate.
sejumlah 22 responden (47,8%). Hal ini juga 6. Al- Rubeaan, K., M. Al Derwish, S.
berhubungan dengan kewajiban seorang istri Ouizi, A.M. Youssef, S.N. Subhani, H.M.
melayani suami dan keluarga, perempuan Ibrahim, dan B.N. Alamri. 2015. Diabetic
terus merawat keluarga, melakukan pekerjaan Foot Complications and Their Risk
di luar dan dalam rumah serta semua hal yang Factors from a Large Retrospective
lain, sehingga sedikit waktu yang tersisa bagi Cohort Study. PLOS One.
perempuan untuk berolahraga serta mengurus 7. Mohammed, S.I., E.M. Mikhael, F.T.
diri sendiri. Ahmed, H.F. Al-Tukmaqi, dan A.L.
Jasim. 2016. Risk Factors for Occurrence
SIMPULAN and Recurrence of Diabetic Foot Ulcers
Lama menderita DM, obesitas, kadar among Iraqi Diabetic Patients. Diabetic
gula tidak terkontrol, ketidakpatuhan diet, Foot Ankle 7.
latihan fisik (olahraga), berpengaruh terhadap 8. Frykberg, R. G., Zgonis, T., Armstrong,
kejadian ulkus kaki diabetik. D. G., Driver, V. R., Giurini, J. M.,
Kravitz, S. R., dan Wukich, D. K. 2006.
SARAN Diabetic Foot Disorders: A Clinical
Pasien diabetes mellitus diharapkan Practice Guideline. The Journal of Foot
dapat meningkatkan informasi tentang and Ankle Surgery 45(5).
pencegahan berbagai macam faktor risiko 9. Clayton, W., dan Elasy, T.A. 2009. A
terjadinya kejadian ulkus diabetika. Penelitian Review of the Pathophysiology,
selanjutnya diharapkan dapat melakukan Classification, and Treatment of Foot

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


60

Irwan A. Hi. Mustafa | Determinan Epidemiologis Kejadian Ulkus …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 1 Tahun 2016

Ulcers in Diabetic Patients. Clinical Penyakit Dalam Jilid III Edisi keempat.
Diabetes 27(2). FK UI. Jakarta.
10. Bril, V., dan Perkins, B. 2008. 15. Registered Nurses’ Association of
Neuropathy. http://guidelines.diabetes.ca. Ontario. 2011. Reducing Foot
2 April 2016. Complication For people with Diabetes.
11. Sohn, M.W., E. Budiman-Mak, T.A. Lee, Nursing Best Practice Guideline Shaping
E. Oh, dan R.M. Stuck. 2011. Significant the Future of Nursing. Ontario.
J-Shaped Association Between Body 16. Asif, M. 2014. The Prevention and
Mass Index (BMI) and Diabetic Foot Control the Type 2 Diabetes by Changing
Ulcers. Diabetes /Metabolism Research Lifestyle and Dietary Pattern. J. Educ
and Reviews 27(4). Health Promote 3(1).
12. Hu, F. B., Manson, J. E., Stampfer, M. J., 17. Kibachio, J. M., Omolo, J., Muriuki, Z.,
Colditz, G., Liu, S., Solomon, C. G., dan Juma, R., Karugu, L., dan Ng'ang'a, Z.
Willett, W. C. 2001. Diet, Lifestyle, and 2013. Risk factors for Diabetic Foot
the Risk of Type 2 Diabetes Mellitus in Ulcers in Type 2 Diabetes: A Case
Women. New England Journal of Control Study, Nyeri, Kenya. African
Medicine 345(11). Journal of Diabetes Medicine 21(1).
13. Shahi, S.K., A. Kumar, S. Kumar, S.K. 18. Smeltzer S. C. Dan Bare, B.G. 2008.
Singh, S.K. Gupta, T.B. Singh. 2012. Brunner & Sudarth’s Textbook of
Prevalence of Diabetic Foot Ulcer and Medical Surgical Nursing. Lippincott-
Associated Risk Factors in Diabetic Raven Publishers. Philadelphia.
Patients from North India. The Journal of 19. PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan
Diabetic Foot Complications 4(3). dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia.
14. Waspadji, S. 2006. Kaki Diabetes. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
Dalam: Aru W, dkk, editors. Ilmu PB. PERKENI. Jakarta.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555

Anda mungkin juga menyukai