Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pre Eklamsi Dan Eklamsi
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pre Eklamsi Dan Eklamsi
Laporan Pendahuluan
A. Pengertian
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi
disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan
cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama
adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi, edema, dan
proteinuria.
preeklampsia ( toksemia gravidarum ) adalah sekumpulan gejala yang timbul ada wanita
hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema(penimbunan cairan dalam
tubuh sehingga ada pembengkakan pada tungkai dan kaki) dan poteinuria yang muncul
nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan /
PE-E hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada kehamilan pertama (nullipara).
Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrim, yaitu pada remaja
Eklamsia adalah suatu penyakit yang pada umumnya terjadi pada wanita hamil
atau nifas dengan tanda-tanda pre eklamsia. (sarwono, 2005).Eklamsia adalah terjadinya
kejang pada seorang wanita dengan pre eklamsia yang tidak dapt disebabkan oleh hal
lain. (Cunningham, 2005). Eklamsia adalah pre eklamsia tang disertai kejang-kejang,
Kondisi gawat terjadi bila timbul kejang atau bahkan pingsan yang berarti sudah
terjadi gangguan di otak. Pada tahap inibisa dikatakan penyakit berada pada tahap
eklampsia. Pada kasus yang sudah lanjut, sang ibu pada awalnya mengalami kejang
selama 30 detik, lalu meningkat selama 2 menit, sebelum akhirnya pingsan selama 10-30
timbul komplikasi berat. Seperti gagaljantung, gagal ginjal, terganggunya fungsi paru-
B. Etiologi
Apa yang menjadi penyebab preeclampsia dan eklampsia sampai sekarang belum
mola hidatidosa.
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus.
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma. Penyebab PIH tidak
diketahui; namun demikian, penelitian terakhir menemukan suatu organisme yang disebut
hydatoxi lualba.
Faktor Risiko :
Kehamilan pertama
Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Kehamilan kembar,
C. Patofisiologi
yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. Bahan tropoblastik
menyebabkan terjadinya endotheliosis menyebabkan pelepasan tromboplastin.
mengalir bersama darah sampai organ hati dan bersama- sama angiotensinogen
menyebabkan lumen hanya dapat dilewati oleh satu sel darah merah. Tekanan
otak, darah, paru- paru, hati/ liver, renal dan plasenta. Pada otak akan dapat
sel darah merah yang pecah akan menyebabkan terjadinya anemia hemolitik.
Pada paru- paru, LADEP akan meningkat menyebabkan terjadinya kongesti vena
protein akan lolos dari filtrasi glomerulus dan menyenabkan proteinuria. Pada
optikus dan retina. Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya diplopia dan
janin.
Hipertensi akan merangsang medula oblongata dan sistem saraf
Selanjutnya akan terjadi akumulasi gas yang meningkat, merangsang mual dan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pada ektrimitas dapat terjadi metabolisme
anaerob menyebabkan ATP diproduksi dalam jumlah yang sedikit yaitu 2 ATP
dan pembentukan asam laktat. Terbentuknya asam laktat dan sedikitnya ATP
yang diproduksi akan menimbulkan keadaan cepat lelah, lemah sehingga muncul
D. Manifestasi Klinis
1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan
peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus dan tidak
sementara
3. Iritabel a ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau
gangguan lainnya
4. Nyeri perut a nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah
E. Klasifikasi
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang;
atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih
Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per
minggu.
Proteinuria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin kateter
atau midstream.
b. Preeklampsia Berat
Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.
F. Diagnosis
pemeriksaan laboratorium
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
2. Urinalisis
b. Radiologi
a. Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus
b. Kardiotografi
H. Komplikasi
Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi
antara lain:
a. Pada Ibu
Eklapmsia
Solusio plasenta
Ablasio retina
b. Pada Janin
Prematur
Asfiksia neonatorum
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Pre-eklamsia
2. Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat lainnya, tidak
perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-100
mmhg).
3. Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang hari
6. Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat
x 5-10 mg/hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau pindolol 1-3 x 5
minggu
9. Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2
10. Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-eklampsia berat. Jika
pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio plasenta, eklampsia, atau indikasi
Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. Aktif berarti : kehamilan diakhiri
anaan Eklamsia
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas,
yang ditandai dengan timbulnya kejang dan / atau koma. Sebelumnya wanita hamil itu
organ vital, koreksi hipoksia / asidosis, kendalikan tekanan darah sampai batas aman,
Sikap obstetrik : mengakhiri kehamilan dengan trauma seminimal mungkin untuk ibu.
Pengobatan medisinal : sama seperti pada pre-eklampsia berat. Dosis MgSO4 dapat
setelah pemberian terakhir. Dosis tambahan ini hanya diberikan satu kali saja. Jika masih
kejang : dirawat di kamar isolasi dengan penerangan cukup, masukkan sudip lidah ke
dalam mulut penderita, daerah orofaring dihisap. Fiksasi badan pada tempat tidur
secukupnya.
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Data yang dikaji pada ibu bersalin dengan pre eklampsia adalah :
a. Data subyektif :
- Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
- Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri
hipertensi kronik, DM
- Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan
b. Data Obyektif :
refleks+)
- Pemeriksaan penunjang :
Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval
6 jam
Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga
0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine
Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
1. Gangguan perfusi jaringan otak b/d penurunan kardiak out put sekunder
2. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2
misinterpretasi informasi
C. Rencana Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan otak b/d penurunan kardiak out put sekunder terhadap
Intervensi:
Monitor perubahan tiba-tiba atau gangguan mental kontinu ( cemas bingung, letargi,
pingsan )
Obsevasi adanya pucat, sianosis, belang, kulit dingin/ lembab, cacat kekuatan nadi
perifer.
Kaji tanda Homan ( nyeri pada betis dengan posisi dorsofleksi ) eritema, edema
Pantau pernafasan
Kaji fungsi GI, catat anoreksia, penurunan bising usus, muntah/ mual, distaensi
abdomen, kontipasi
2. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi
Tujuan: Gawat janin tidak terjadi, bayi Dapat dipertahankan sampai Umur 37 minggu dan
Intervensi:
Anjurkan pasien untuk melakukan ANC secara teratur sesuai dengan masa
kehamilan:
3. Kelebihan volum cairan b/d kerusakan fungsi glumerolus sekunder terhadap penurunan
Intervensi:
kardiovaskuler.
Delegatif pemberian di
Intervensi:
Kaji toleransi pasien terhadap aktifitas menggunakn termometer berikut : nadi 20/m
diatas frekuensi nadi istirahat, catat peningkatan tekanan darah, Dispenia, nyeri dada,
Tingakat istirahat, batasi aktifitas pada dasar nyeri atau respon hemodinamik, berikan
kelelahan, tekanan darah stabil, peningkatan perhatian pada aktifitas dan perawatan diri.
defekasi.
Jelasakn pola peningkatan bertahap dari aktifitas, contoh : posisi duduk diatas tempat
tidur bila tidak ada pusing dan nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst.
informasi
Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman atau situasi. Dorong
Orientasikan klien atau keluarga terhadap prosedur rutin dan aktifitas, tingkatkan
Jawab pertanyaan dengan nyata dan jujur, berikan informasi yang konsisten, ulangi
bila perlu.
Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan keluarga secara aktif dalam perawatan.
Intervensi: