Anda di halaman 1dari 4

ISSN 2086-8510

Meningkatkan Kualitas Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Dengan Sistem Informasi Keperawatan Berbasis Komputer

Oleh
Mulyaningsih
Mahasiswa S2 Manajemen Keperawatan

Abstrak

Dokumentasi keperawatan merupakan salah satu bagian penting dalam proses asuhan
keperawatan. Namun pada kenyataannya sering kita temukan dokumentasi keperawatan kurang
lengkap dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, bahkan cenderung diabaikan. Untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas dokumentasi asuhan keperawatan maka perlu dilakukan
adanya suatu perubahan dalam sistem pendokumentasian. Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa dengan penerapan sistem informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan
keperawatan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan.
Namun untuk menghasilkan dokumentasi yang berkualitas maka perawat membutuhkan
dukungan melalui pendidikan dalam aplikasi perangkat lunak dan dalam melaksanakan konsep
keperawatan dan menerapkan proses keperawatan.
Kata kunci : dokumentasi, keperawatan, sistem informasi
Latar belakang dalam seminggu, serta mempunyai kontak yang konstan
dengan klien. Pelayanan di rumah sakit atau institusi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pelayanan kesehatan, 40% sampai 60% dari pelayanan
sangat pesat akhir-akhir ini, sangat mempengaruhi tersebut merupakan pelayanan keperawatan.
tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit tidak
Hal ini karena dengan berkembangnya ilmu dapat dipisahkan dari upaya meningkatkan mutu
pengetahuan dan teknologi tersebut maka masyarakat pelayanan/asuhan keperawatan. Untuk itu perawat
mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan, sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai
sehingga pengetahuan masyarakat tentang kesehatan kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai
akan meningkat. Seiring dengan meningkatnya peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
pengetahuan masyarakat tersebut maka masyarakat kesehatan. Mengelola mutu keperawatan relatif sulit
sebagai pengguna jasa pelayanan di rumah sakit karena hasil keperawatan bersifat unik dan
menuntut agar rumah sakit dapat memberikan dipengaruhi oleh sejumlah aktifitas,
pelayanan dengan konsep one step quality service perilaku/perbuatan, keperluan, teori serta konsep-
artinya seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan konsep yang tercakup dalam praktik keperawatan.
pelayanan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus Untuk dapat mencapai mutu asuhan keperawatan
dapat dilayani oleh rumah sakit secara mudah, cepat, yang telah ditetapkan maka perawat dalam
akurat, bermutu, dengan biaya terjangkau. Untuk itu melaksanakan asuhan keperawatan harus sesuai
rumah sakit harus memberikan pelayanan yang bermutu dengan standar, mulai dari pengkajian sampai dengan
kepada pasien agar dapat meningkatkan kepuasan evaluasi dan juga pendokumentasiannya.
pasien. Dokumentasi keperawatan merupakan salah bagian
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari penting dalam proses asuhan keperawatan. Namun
pelayanan kesehatan, oleh karena itu kualitas pada kenyataannya sering kita temukan dokumentasi
pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas keperawatan kurang lengkap dan tidak dapat
pelayanan kesehatan dan bahkan dapat menjadi salah dipertanggungjawabkan, bahkan cenderung diabaikan.
satu faktor penentu citra institusi pelayanan di Hal ini karena dalam melengkapi dokumentasi asuhan
masyarakat. Hal ini disebabkan karena perawat keperawatan memerlukan waktu yang banyak untuk
merupakan tenaga kesehatan yang dominan dan menulis sehingga dapat menyita waktu perawat dalam
memberikan pelayanan 24 jam sehari selama tujuh hari melakukan asuhan keperawatan. Untuk mengatasi

Meningkatkan kualitas Dokumentasi Asuhan Keperawatan Dengan ... ( Mulyaningsih) 5


masalah tersebut harus dikembangkan sistem ada yang memanfaatkan komputer untuk mendukung
dokumentasi yang tidak banyak menyita waktu untuk operasionalnya. Namun, tampaknya komputerisasi
mendokumentasikan asuhan keperawatan. dalam di instansi rumah sakit, kurang mendapatkan
Saat ini penggunaan catatan pasien yang hasil yang cukup memuaskan semua pihak.
terkomputerisasi (computerized patient records) sudah
berkembang pesat. Dalam penggunaan catatan pasien Penerapan Sistem Informasi Dalam Dokumentasi
tersebut membutuhkan bahasa yang baku dan mudah Asuhan Keperawatan
dipahami untuk menggambarkan masalah-masalah
yang terjadi pada pasien. Diagnosis keperawatan yang Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari
ditetapkan dapat membantu menetapkan lingkup praktik dokumentasi klinis. Namun, dokumentasi proses
keperawatan, karena dengan menggambarkan kondisi keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk
perawat yang dapat merawat secara mandiri. Diagnosis meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang
keperawatan juga menyertakan pemikiran kritis dalam dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan sistem
rangka pembuatan keputusan, serta menyediakan infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan
istilah yang dapat dipahami secara universal dan keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer
konsisten oleh perawat diamanapun dia bekerja. dapat mendukung dalam dokumentasi keperawatan
akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi.
Kajian literature Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah
sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat
Dokumentasi keperawatan dalam mengoperasionalkan komputer. Untuk
meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan
Dokumentasi sebagai segala sesuatu yang tercetak komputer maka perawat telah menyoroti kebutuhan
atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi,
tentang bukti bagi individu yang berwenang. (Potter, dan penilaian kritis penting untuk profesional perawat.
2005). Dokumentasi keperawatan juga merupakan (Docker, et all., 2003)
salah satu bentuk upaya membina dan Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini
mempertahankan akontabilitas perawat dan adalah dokumentasi keperawtan yang berbasis kertas.
keperawatan. Pelaksanaan dokumentasi proses Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa
keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi
mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu keperawatan. Sering kita menemukan dokumentasi
pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu
di rumah sakit. (Fisbach, 1991). Selain itu dokumentasi yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih
juga penting untuk komunikasi yang efisien dan efektif rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih terbatas
dalam tim kesehatan profesional dan digunakan untuk dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini
jaminan kualitas asuhan keperawatan. menyebabkan upaya untuk mendukung proses
keperawatan dengan sistem berbasis komputer untuk
Sistem informasi manajemen mengurangi beban perawat dalam dokumentasi.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu Penerapan sistem informasi keperawatan dalam
pengelolaan informasi di seluruh seluruh tingkat dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk
pemerintah secara sistematis dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi
penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis
Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan komputer selain meningkatkan kualitas juga
sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan
004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi untuk manajemen keperawatan dan penelitian
desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil
Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk penelitian dari Mueller, et all.2006 yang menyatakan
pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin
kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua meningkat dengan diterapkannya Quality of Nursing
Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-DIO).
hanya memandang sistem informasi kesehatan dari Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam
sudut padang manejemen kesehatan, tidak mengevaluasi dokumentasi keperawatan diagnosis,
memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan
tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas
(Sanjoyo). dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan melalui
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk
berbasis computer (Computer Based Hospital menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik
Information System) di Indonesia telah dimulai pada ke etiologi diidentifikasi, dan untuk mengidentifikasi hasil
akhir dekade 80’an. Rumah sakit di Indonesia sudah asuhan keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi

6 J. Ilmu dan Tek. Kesehatan (JITK), Vol. 2, No. 1 Januari 2011 : 15-21
tersebut membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q- juga dirancang untuk merampingkan pekerjaan perawat.
DIO dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi Dengan menggunakan sistem komputerisasi rencana
keperawatan dan harus dikembangkan sebagai fitur perawatan maka perawat juga dapat meningkatkan
terintegrasi secara elektronik. (Mueller, et all.2006) pengetahuan mereka, pengalaman dan penilaian
Hasil penelitian Lee, 2005 juga menunjukkan bahwa deskripsi masalah pasien dan strategi perawatan.
pengenalan sistem komputer berbasis dokumentasi Dengan demikian,
keperawatan dapat membantu meningkatkan efek teknologi dapat digunakan pada dokumentasi atau
dokumentasi proses keperawatan dan memenuhi pola perilaku mungkin layak eksplorasi lebih lanjut.
persyaratan hukum untuk dokumentasi. Untuk Sistem dokumentasi komputerisasi telah telah
meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan digunakan secara luas dalam perawatan pasien, sedikit
keperawatan, perawat tidak hanya perlu didukung perhatian telah diberikan kepada bagaimana desain
dalam aplikasi perangkat lunak, tetapi juga dalam isi rencana perawatan mempengaruhi proses
melaksanakan konsep keperawatan dan menerapkan dokumentasi. Elektronik sistem dokumentasi dapat
proses keperawatan. Sebelum menerapkan sistem memperkenalkan perawat pada keterampilan baru dan
tersebut, faktor manusia dan pengaturan lingkungan pengetahuan yang dapat meningkatkan kualitas
tertentu perlu dipertimbangkan dan dianalisis terlebih perawatan.
dahulu agar implementasinya sukses dan terjadi
peningkatan kualitas dalam jangka panjang. Kesimpulan dan Rekomendasi
Dalam rangka meminimalkan masalah dan efek negatif
yang ditimbulkan oleh dokumentasi berbasis komputer, Dokumentasi keperawatan merupakan salah satu
maka sebaiknya ada dukungan secara kontinyu dan bagian penting dalam proses asuhan keperawatan.
memadai dalam menerapkan perangkat lunak dan Namun pada kenyataannya sering kita temukan
program pelatihan petugas dalam proses keperawatan dokumentasi keperawatan kurang lengkap dan tidak
seharusnya tidak hanya direncanakan selama tahap dapat dipertanggungjawabkan, bahkan cenderung
pelaksanaan tetapi juga dalam aplikasi rutin sistem diabaikan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu
dokumentasi keperawatan. dilakukan adanya suatu perubahan dalam sistem
Untuk menerapkan dokumentasi berbasis komputer pendokumentasian. Penerapan sistem informasi
dapat diterapkan dengan berbagai cara. Hasil uji coba keperawatan dalam dokumentasi asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh Mahler dkk tahun 2002, dan teori bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
FITT (Fit antara Individu, Tugas dan Teknologi) dokumentasi asuhan keperawatan. Agar dapat
dikembangkan mengungkapkan bahwa interaksi tugas, menghasilkan dokumentasi yang berkualitas maka
teknologi dan kebutuhan individu untuk dipertimbangkan perawat membutuhkan dukungan melalui pendidikan
untuk sukses TI-adopsi. Kualitas dokumentasi agar mengetahui langkah-langkah untuk
keperawatan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik
manusia seperti aspek motivasi dan sikap perawat ke etiologi diidentifikasi, dan untuk mengidentifikasi hasil
terhadap dokumentasi. Isu Organisasi dalam lingkungan asuhan keperawatan.
rumah sakit sebagai aspek teknologi juga tentang Selain dukungan tersebut diatas, untuk meningkatkan
kinerja dan pemenuhan tugas juga relevan untuk TI- kualitas dokumentasi asuhan keperawatan perawat juga
adopsi dan peningkatan kualitas. Semua aspek ini perlu didukung dalam aplikasi perangkat lunak, serta
berinteraksi dengan satu sama lain dan memainkan dalam melaksanakan konsep keperawatan dan
peran penting dalam pengembangan kualitas menerapkan proses keperawatan. Sebelum
dokumentasi. Intervensi untuk meningkatkan kualitas menerapkan sistem tersebut, faktor manusia dan
dokumentasi sehingga perlu direncanakan secara terus pengaturan lingkungan tertentu perlu dipertimbangkan
menerus dan merupakan tantangan konstan. dan dianalisis terlebih dahulu agar implementasinya
Dari berbagai hasil penelitian diatas menunjukkan sukses dan terjadi peningkatan kualitas dalam jangka
bahwa dengan diterapkannya sistem informasi panjang.
keperawatan akan terjadi peningkatan yang signifikan
baik kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan * Mahasiswa Magister Kepemimpinan Dan Manajemen
keperawatan. Aspek positif yang ditemukan yaitu Keperawatan FIK UI
meliputi kelengkapan dokumentasi pada proses
keperawatan, aspek formal dan peningkatan kualitas Daftar pustaka
subyektif oleh perawat. Sedangkan aspek negatifnya
terutama yang berkaitan dengan isi rencana perawatan. Docker, Harrison, Wolstenholme, Black. (2003). Issues
Penerapan sistem informasi keperawatan dalam and Innovations In Nursing Practice : Nurses’ Use of
dokumentasi asuhan keperawatan memang banyak The Internet In Clinical Ward Settings. Journal of
tantangannya, namun juga banyak manfaat yang Advanced Nursing 48(2), 157–166.
dirasakan oleh perawat. Hal ini sesuai dengan hasil http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer
penelitian yang menyatakan bahwa teknologi komputer

Meningkatkan kualitas Dokumentasi Asuhan Keperawatan ... ( Mulyaningsih) 7


Fisbach T.F., (1991). Documentating Care: The
Communication, The Nursing Process and
Documentation Standards, F.A, Davis Comp.
Philadelphia

Kozier, et al., (1995). Fundamentals of Nursing:


Concepts Process and Practice, fourth edition. Addison
Wesley, California

Krogh, Dale, N°Aden. (2005). A Framework for


Integrating NANDA, NIC, and NOC Terminology In
Electronic Patient Records. Journal Of Nursing
Scholarship, 2005; 37:3, 275-281.
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer

Lee, T. (2006). Nurses’ Perceptions of Their


Documentation Experiences in a Computerized Nursing
Care Planning System. Journal of Clinical Nursing 15,
1376–1382.
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer

Mahler, Ammenwerth, Wagner, Tautz, Happek, Hoppe,


Eichstädter. (2007). Effects of a Computer-based
Nursing Documentation System on the Quality of
Nursing Documentation. J Med Syst (2007) 31:274–282
DOI 10.1007/s10916-007-9065-0.
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer

Muller, et all. (2008). Development of an Instrument to


Measure the Quality of Documented Nursing
Diagnoses, Interventions and Outcomes: the Q-DIO.
Journal of Clinical Nursing, 18, 1027–1037.
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer

Mueller, et all. (2006). Evaluation of Documentation


Before and After Staff Education In Nursing Diagnoses,
Interventions, and Outcomes and Electronic Health
Record Implications. International Journal of Nursing
Terminologies and Classifications Volume 17, No. 1,
January-March, 2006 47.
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer

Saletnik, Niedlinger, Wilson. (2008). Nursing Resource


Considerations for ImpLementing an Electronic
Documentation System. AORN Journal Vol 87.
http://findarticles.com/p/articles/mi_m0FSL/is_3_87/ai_n
24943694/

Sanjoyo. R. Sistem Informasi Kesehatan.


http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id

..........., Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit


( SIMRS ) ; Dalam Rangka Meningkatkan Pelayanan
dan Kinerja Rumah Sakit.
http://www.simrs.net/news.php?eid=4

8 J. Ilmu dan Tek. Kesehatan (JITK), Vol. 2, No. 1 Januari 2011 : 15-21

Anda mungkin juga menyukai