Anda di halaman 1dari 9

FITOREMEDIASI

TUMBUHAN AIR TAWAR

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas


mata kuliah Tumbuhan Air yang dibina oleh Prof.Dr.Ir.Endang Yuli
Herawati,MS.

Oleh :
Kelompok 9

1. Vidi Ganda Putra (145080101111028)


2. Anindya Cahya Pratama (145080101111046)
3. Meidita Ajeng Navianda (165080101111030)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga tugas makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.Tugas makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Tumbuhan Air. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof.Dr.Ir.Endang Yuli H,
MS. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Tumbuhan air. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang selalu memberikan
semangat sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Kritik dan
saran yang membangun sangat penulis butuhkan untuk dapat memperbaiki lagi
pada waktu yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah tentang Fitoremediasi Tumbuhan Air Tawar ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Malang, 11 November 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
BAB 1 ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB 2 ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
2.1 Fitoremediasi ................................................................................................................ 3
2.2 Tumbuhan Air Tawar..................................................................................................... 4
2.3 Tumbuhan Fitoremediasi .............................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 6

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan, jika dipandang sebagai medium fisik tempat tersebarnya bahan


kimia, dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu air, tanah, dan udara. Di dalam tanah
yang merupakan bahan padat juga terdiri dari air, bahan organik, bahan mineral,
dan udara sehingga perubahan sifat dari air serta udara di dalam tanah akan
berpengaruh terhadap tanah tersebut. Apabila tanah dialiri oleh air, maka sifat
kimia air akan berpengaruh terhadap tanah (Pranoto, 2000). Ketiga komponen
abiotik yang saling berkaitan tersebut merupakan komponen penting di alam, baik
dalam kehidupan manusia maupun keseluruhan ekosistem. Air merupakan sumber
daya alam yang diperlukan oleh semua makhluk hidup (Effendi, 2003). Bagi
manusia, fungsi air sangat vital. Manusia membutuhkan air untuk konsumsi
rumah tangga di antaranya untuk minum, masak cuci, dan mandi (Nusanthary
dkk., 2012).
Pencemaran perairan tawar di Indonesia, 80% disebabkan oleh limbah
domestik baik dalam bentuk cair maupun padatan. Dari limbah domestik yang
bersifat cair, 35% berasal dari buangan limbah rumah tangga yang mengandung
bahan detergen (Sitorus, 1997). Detergen merupakan senyawa sabun yang
terbentuk melalui proses kimia. Pada umumnya komponen utama penyusun
detergen adalah Natrium Dodecyl Benzen Sulfonat (NaDBS) dan Sodium
Tripolyphosphat (STPP) yang bersifat sangat sulit terdegradasi secara alamiah.
Senyawa NaDBS dan STPP dapat membentuk endapan dengan logam-logam
alkali tanah dan logam-logam transisi (Sumarno dkk. 1996).
Kemungkinan penggunaan tanaman air dalam pengolahan air limbah sudah
banyak dilakukan baik skala laboratorium maupun industri. Kayu apu dan genjer
merupakan jenis gulma air yang sangat cepat tumbuh dan mempunyai daya
adaptasi terhadap lingkungan baru yang sangat besar sehingga merupakan
gangguan kronis dan sulit dikendalikan (Tjitrosoepomo, 2000).

1
Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan pencemaran limbah
detergent adalah menggunakan tanaman (Setyaningsih, 2007). Menurut Subroto
(1996), pemanfaatan tanaman untuk menyerap detergent disebut fitoremediasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan latar belakang diatas, dapat dirumusukan berbagai


permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan fitoremediasi?
2. Bagaimana proses dan mekanisme fitoremediasi?
3. Bagaimana pengaplikasian fitoremediasi pada tumbuhan air?

1.3 Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini tentang Fitoremediasi Tumbuhan Air Tawar


adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengerti dan mengetahui tentang fitoremediasi
2. Untuk mengetahui proses dan mekanisme fitoremediasi
3. Untuk mengetahui pengaplikasian fitoremediasi pada tumbuhan air

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Fitoremediasi

Fitoremediasi berasal dari kata Phyto, asal kata Yunani phyton yang berarti
tumbuhan/tanaman, remediation asal kata Latin remediare yaitu memperbaiki,
menyembuhkan atau membersihkan sesuatu. Berdasarkan hal tersebut
fitoremediasi (phytoremediation) dapat diartikan sebagai penggunaan tanaman
atau tumbuhan untuk menyerap, mendegradasi, menghilangkan, menstabilkan
atau menghancurkan bahan pencemar khususnya, limbah detergent maupun
senyawa organik lainnya (Caroline dan Moa, 2015). Akumulasi limbah detergent
oleh tumbuhan bergantung pada banyak faktor yaitu :
a. Sifat alamiah tumbuhan, seperti: berat basah tanaman, panjang akar
tanaman, klorofil total tanaman
b. Kualitas air setelah perlakuan dengan tanaman: Derajat keasaman (pH),
Oksigen terlarut (DO), Suhu, Alkalinitas, Fosfat (PO42-),Sulfat (SO42-).
c.Variabel-variabel lingkungan dan pengelolaan yaitu temperatur,
kelembaban, sinar matahari, curah hujan, pemupukan dan lain-lain
Keuntungan fitoremediasi adalah dapat bekerja pada senyawa organik dan
anorganik, prosesnya dapat dilakukan secara insitu dan eksitu, mudah diterapkan
dan tidak memerlukan biaya yang tinggi, teknologi yang ramah lingkungan dan
bersifat estetik bagi lingkungan, serta dapat mereduksi kontaminan dalam jumlah
yang besar. Sedangkan kerugian fitoremediasi ini adalah prosesnya memerlukan
waktu lama, bergantung kepada keadaan iklim, dapat menyebabkan terjadinya
akumulasi limbah detergent pada jaringan dan biomasa tumbuhan, dan dapat
mempengaruhi keseimbangan rantai makanan pada ekosistem.

3
2.2 Tumbuhan Air Tawar

Pada umumnya tumbuhan akan menyerap unsur-unsur hara yang larut


dalam air dan dari tanah melalui akar-akarnya. Semua tumbuhan mempunyai
kemampuan menyerap yang memungkinkan pergerakan ion menembus membran
sel, mulai dari unsur yang berlimpah sampai dengan unsur yang sangat kecil
dibutuhkan tanaman dan ternyata dapat diakumulasikan oleh tanaman (Wolverton
dan Mcknown, 1975).

Oleh sebab itu kayu apu dan genjer dapat dimanfaatkan untuk melakukan
penjernihan air. Umumnya tanaman air sangat tahan terhadap kadar unsur hara
yang sangat rendah dalam air tetapi responnya terhadap kadar hara yang tinggi
juga sangat besar. Tanaman air menyerap senyawa organik maupun anorganik
terlarut ke dalam strukturnya sehingga pada umumnya limbah yang polutannya
sudah dibersihkan oleh tumbuhan saat dialirkan ke lingkungan akibat
kerusakannya lebih kecil (Lusianty dan Soerjani, 1974).

Menurut Soerjani dkk. (1980) menyatakan bahwa tumbuhan air melalui


proses fotosintesis dapat membantu peredaran udara di dalam air dengan
menyerap kelebihan zat hara yang menyebabkan pencemaran air. Penggunaan
tanaman air seperti kayu apu dan genjer dalam menurunkan toksisitas air limbah
di perairan masih harus terus dikembangkan, untuk mencari sistem pengolahan air
limbah yang aman bagi lingkungan dan mudah di dapat dari lingkungan sekitar
kita (Anonymous, 1976).

4
2.3 Tumbuhan Fitoremediasi

1. Tumbuhan Genjer (Limnocharis flava L.)

Tanaman genjer merupakan tanaman yang sering hidup di air. Tanaman


ini biasanya hidup di sekitaran persawahan. Tanaman dengan batang tegak dan
daun yang bulat ini biasa digunakan sebagai bahan makanan bagi sebagian besar
masyarakat di pulau Jawa.
Tanaman genjer sebelumnya sudah dijadikan sebagai media untuk
pengolahan limbah. Penelitian yang dilakukan oleh haryati (2012) yaitu
kemampuan tanaman genjer dalam menyerap logam timbal limbah cair kertas
pada biomassa dan pemaparan yang berbeda dengan hasil tanaman genjer mampu
menyerap timbal dan mengakumulasi timbal tertinggi terjadi pada biomassa 150
gram dan waktu pemaparan 21 hari yaitu pada akar sebesar 1,1546 mg/L dan pada
daun sebesar 0,1120 mg/L. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hermawati
(2005) mengenai fitoremediasi limbah deterjen menggunakan kayu apu dan
genjer, tanaman kayu apu mampu menurunkan parameter suhu 16,9%, sulfat
43,1% fosfat 41,9% sedang tanaman genjer hanya menurunkan parameter pH air
limbah deterjen sebesar 9,24%. Sedangkan Priyanti (2013) menggunakan tanaman
genjer untuk menguji penyerapan logam besi dan mangan, hasilnya tanaman
genjer mampu menyerap logam besi 20,32 - 63,99% dan mangan 20,45 - 63,21%.
Organ akar tanaman genjer mampu menyerap logam besi dan managan lebih besar
dibanding batang dan daun. Penelitian oleh Ikawati (2012) menegnai efektivitas
dan efeisiensi fitoremediasi pada deterjen dengan menggunakan tanaman genjer
diperoleh hasil presentase penyerapan yang efektif pada rata-rata penyerapan
orthoposfat terjadi pada konsentrasi 0,005 mg/L selama 6 hari dengan nilai rata-
rata penyerapan 53,33%.

5
DAFTAR PUSTAKA

Hermawati, E., Wiryanto dan Solichatun. 2005. Fitoremediasi limbah detergen


menggunakan kayu apu (Pistia startiotes I.) dan Genjer (Limnocharis
flava I.). Biosmart. 7(20:115-124.

Ikawati, S., A. Zulfikar dan D. Azizah.2015. EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI


FITOREMEDIASI PADA DETERJEN DENGAN MENGGUNAKAN
TANAMAN GENJER (Limnocharis flava). Research Gate. 75-84.

Sitorus, H. 1997. Uji hayati toksisitas detergen terhadap ikan mas (Cyprinus
carpio L). Majalah Ilmiah Visi 5 (2): 63-75.

Soerjani, M., S.W. Lusianty, U. Ishidayat, Kasno, T. Machmud, S. Kadarwan,


K.A. Aziz, S. Haryanto, K.L.W. Esther, dan S.T. Sri. 1980. Gulma Air
Dalam Pengembangan Wilayah Sungai Kali Brantas. Bogor: DPU
Dirjen Pengairan.

Sumarno, I. Sumantri, dan A. Nugroho. 1996. Penurunan kadar detergen dalam


limbah cair dengan pengendapan secara kimiawi. Majalah Penelitian
Lembaga Penelitian 8 (30): 25-35.

Anda mungkin juga menyukai