Anda di halaman 1dari 39

Prinsip-prinsip dasar

pengelolaan Kawasan
Konservasi Perairan (KKP)

Sanur, 23-24 Agustus 2016


DEFINISI LEGAL

DEFINISI PERMEN KP No.2 tahun 2009 (Tata Cara Pembentukan KKP) :


“Kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem
zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan
lingkungannya secara berkelanjutan.”
Tujuan Pembentukan KKP

•  Penelitian ilmiah dan ilmu pengetahuan


•  Perlindungan terhadap alam liar / hutan
belantara
•  Perlindungan & pengawetan keanekaragaman
spesies dan genetik
•  Mempertahankan jasa-jasa lingkungan
•  Melindungi corak budaya dan bentang alam yang
spesifik
•  Wisata dan rekreasi
•  Pendidikan
•  Pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungannya secara berkelanjutan
•  Memelihara atribut budaya atau tradisi
•  Penetapan kawasan konservasi perairan
dilaksanakan dengan tujuan (permen KP no 2
tahun 2009):
–  melindungi dan melestarikan sumber daya ikan serta
tipe-tipe ekosistem penting di perairan untuk menjamin
keberlanjutan fungsi ekologisnya;
–  mewujudkan pemanfaatan sumber daya ikan dan
ekosistemnya serta jasa lingkungannya secara
berkelanjutan;
–  melestarikan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber
daya ikan di dalam dan/atau di sekitar kawasan
konservasi perairan; dan
–  meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar
kawasan konservasi perairan.
Importance of Biodiversity

Ø  250,000 known marine species


Ø  32 out of 33 known animal phyla occur in the
sea
Ø  15 of these are exclusively marine
Ø  Species live in habitat
- single ecosystem or
- linked ecosystems
Importance of Biodiversity
for Healthy Ecosystems

Ø  Ecosystem functions: ecological process within or


between ecosystems
Ø  Ecosystem or ecological integrity : ecosystem ability
to house or maintain a living community over the long
term
Ø  Ecosystem health: stability of an ecosystem, resilience
to stress
Ø  Ecosystem services: what an
ecosystem can offer to human
Importance of Biodiversity

MPAs are one


way to try to
slow loss of
biodiversity
and protect
ecosystem
health.
Jenis KKP di Indonesia
(PP No 2 tahun 2009 )

Taman Nasional Suaka Alam


Perairan Perairan

KKP

Taman Wisata Suaka


Perairan Perikanan
Definisi kategori

•  Taman nasional perairan adalah kawasan konservasi


perairan yang mempunyai ekosistem asli, yang dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
kegiatan yang menunjang perikanan yang berkelanjutan,
wisata perairan, dan rekreasi.

•  Suaka alam perairan adalah kawasan konservasi perairan


dengan ciri khas tertentu untuk tujuan perlindungan
keanekaragaman jenis ikan dan ekosistemnya.
 
•  Taman wisata perairan adalah kawasan konservasi perairan
dengan tujuan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan
wisata perairan dan rekreasi.

•  Suaka perikanan adalah kawasan perairan tertentu, baik air


tawar, payau, maupun laut dengan kondisi dan ciri
tertentu sebagai tempat berlindung/berkembang biak jenis
sumber daya ikan tertentu, yang berfungsi sebagai daerah
perlindungan
Kriteria : Taman Nasional

•  memiliki keanekaragaman hayati perairan yang alami dan dapat


menunjang kelestarian plasma nutfah, pengembangan penelitian,
pendidikan, wisata perairan, nilai budaya lokal dan perikanan
berkelanjutan;
•  memiliki beberapa tipe ekosistem alami di perairan;
•  memiliki sumber daya hayati perairan yang khas, unik, langka,
endemik, memiliki fenomena/gejala alam dan/atau budaya yang unik;
•  memiliki luas perairan yang mendukung keberlangsungan proses
ekologis secara alami serta dapat dikelola secara efektif dan efisien;
•  memiliki nilai dan kepentingan konservasi nasional dan/atau
internasional;
•  secara ekologis dan geografis bersifat lintas negara;
•  berada di wilayah lintas provinsi;
•  mencakup habitat yang menjadi ruaya jenis ikan tertentu; dan/atau
•  potensial sebagai warisan alam dunia atau warisan wilayah regional.
Kriteria : suaka alam perairan

•  memiliki satu atau lebih jenis ikan yang khas, unik,


langka, endemik dan/atau yang terancam punah
di habitatnya yang memerlukan upaya
perlindungan dan pelestarian, agar dapat
terjamin keberlangsungan perkembangannya
secara alami;
•  memiliki satu atau beberapa tipe ekosistem yang
unik dan/atau yang masih alami; dan/atau
•  memiliki luas perairan yang mendukung
keberlangsungan proses ekologis secara alami
serta dapat dikelola secara efektif.
Kriteria : taman wisata perairan

•  memiliki keanekaragaman hayati perairan, keunikan


fenomena alam dan/atau keunikan budaya lokal yang alami
dan berdaya tarik tinggi serta berpeluang besar untuk
menunjang pengembangan wisata perairan yang
berkelanjutan;
•  memiliki luas perairan yang mendukung keberlangsungan
proses ekologis secara alami serta dapat dikelola secara
efektif dan efisien; dan/atau
•  kondisi lingkungan di sekitar kawasan mendukung upaya
pengembangan ekowisata serta dapat dikelola secara
efektif dan efisien dengan tetap memprioritaskan
kepentingan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Kriteria : suaka perikanan

•  tempat hidup dan berkembang biak satu atau


lebih jenis ikan tertentu yang perlu dilindungi dan
dilestarikan;
•  memiliki satu atau beberapa tipe ekosistem
sebagai habitat jenis ikan tertentu yang relatif
masih alami; dan/atau
•  memiliki luas perairan yang mendukung
keberlangsungan proses ekologis secara alami
sebagai habitat ikan serta dapat dikelola secara
efektif.
Tujuan pengelolaan

Taman Nasional Suaka Alam Taman Wisata Suaka


Perairan Perairan Perairan Perikanan

•  Untuk •  Perlindungan •  Kepentingan •  Sebagai


Penelitian keanekaragama wisata perairan perlindungan
•  Ilmu n jenis ikan dan dan rekreasi sumber daya
pengetahuan ekosistemnya ikan tertentu
•  Pendidikan
•  Kegiatan yang
menunjang
perikanan
berkelanjutan
•  Wisata perairan
•  Dan rekreasi
PP No 2 tahun 2009 – IUCN

Jenis Kawasan Kategori IUCN


aman Nasional Perairan Kategori II : Nasional Park
Kategori IV: habitat/species
uaka Alam Perairan
management area
Kategori V, protected
aman Wisata Perairan
landscape/seascape
Kategori IV: habitat/species
uaka Perikanan
management area
Kebijakan Nasional Terkait
Pengelolaan KKP3K
•  Dasar Hukum:
•  1) UU No.31 tahun 2004 tentang perikanan
•  2) UU No.27 tahun 2007 tentang pengelolaan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
•  3) PP No.60 tahun 2007 tentang Konservasi
Sumberdaya Ikan
•  4) PerMen KP No.17 tahun 2008 ttg Kawasan
Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
•  5) PerMen KP No.2 tahun 2009 ttg Tata Cara
pembentukan KKP
•  6) Permen KP No.30 tahun 2010 ttg Rencana
Pengelolaan KKP dan Zonasi
Aktifitas Kelompok

•  Terdapat kertas metaplan di depan anda berisi


pasal-pasal dari Undang-undang yang terkait
pengelolaan KKP3K
•  Tempelkan kertas tersebut sesuai dengan
Undang-undangnya

17
UU 31 tahun UU 27 tahun PP 60 tahun Permen KP no
2004 2007 2007 30 Tahun 2010

18
UU 31 tahun UU 27 tahun PP 60 tahun Permen KP no
2004 2007 2007 30 Tahun 2010
B A E H
C F
D G

19
Kesepakatan internasional terkait KKP3K

•  Convention on Biological Diversity (UNCBD);


•  Coral Triangle Initiative (CTI); dan
•  Konvensi Ramsar.

20
Prinsip memilih lokasi KKP

•  Adanya kebutuhan & kemampuan


•  Sasaran dan tujuan pembentukan
•  Lingkup KKP (Daerah, nasional, regional)
•  Kriteria khusus (sosial, politik, ekonomi dan
lingkungan)
Konsep Perancangan KKP

Prinsip
Dasar Merancang KKP

1. 2. 3. 4.
Aspek Hukum/ Kriteria Ekologi Kriteria Sosial-Budaya Kriteria Ekonomi
Regulasi
Hukum

•  UU No.31 tahun 2004 tentang perikanan (direvisi UU


45/2010)
•  UU No.27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil
•  PP No.60 tahun 2007 tentang Konservasi
Sumberdaya Ikan
•  PerMen KP No.17 tahun 2008 tentang Kawasan
Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
•  PerMen KP No.2 tahun 2009 tentang Tata Cara
pembentukan KKP
•  Permen KP No.30 tahun 2010 tentang Rencana
Pengelolaan KKP dan Zonasi
•  Perda RTRW
•  Perda RZWP
Ekologi

•  keanekaragaman hayati sumber daya ikan yang


masih terjaga keasliannya dengan baik;
•  keterkaitan ekologis yang berlangsung pada
satuan geografi tertentu, termasuk komunitas
biologis dan lingkungan fisik, dalam suatu sistem
ekologi;
•  keterwakilan ekosistem tertentu yang produktif
dan keunikannya; dan
•  keberadaan habitat, daerah pemijahan, daerah
pengasuhan dan/atau daerah ruaya jenis ikan
tertentu yang mempunyai nilai dan kepentingan
konservasi.
Sosial Budaya

•  dukungan dan komitmen dari masyarakat dan/


atau pemangku kepentingan sekitar kawasan;
•  potensi konflik pemanfaatan ruang dan potensi
ancaman antara lain pencemaran lingkungan,
sedimentasi, pengembangan sekitar kawasan
yang belum berwawasan lingkungan;
•  pemanfaatan sumber daya yang tidak ramah
lingkungan terhadap kawasan relatif kecil; dan
•  dukungan adat istiadat dan kearifan lokal yang
sejalan dengan norma-norma konservasi.
Ekonomi

•  nilai keunggulan di bidang perikanan;


•  peluang pengembangan ekowisata perairan;
•  nilai estetika dan kesehatan lingkungan yang
dapat
•  mendukung pelestarian sumber daya ikan; dan
•  kemudahan akses menuju kawasan berupa
ketersediaan
•  prasarana jalan dan transportasi.
Pendekatan yang diterapan dalam pengelolaan
KKP

A. Pelarangan
•  Pelarangan mengakses suatu area tertentu
adalah bentuk aturan paling sederhana. Sebuah
pengendalian dengan mekanisme ya/tidak –
berarti jika seseorang dijumpai di lokasi tersebut,
ia telah melanggar aturan.
•  Pelarangan aktivitas tertentu di suatu area adalah
teknik pelarangan lain. Sebagai contoh, jika
penangkapan ikan dilarang di suatu area dan
seseorang menangkap ikan di sana, ia telah
melanggar.
Pendekatan yang diterapan dalam
pengelolaan KKP
B. Pembatasan
•  1)  Pembatasan dengan penataan spasial
–  adalah mengatur aktivitas ke suatu bagian atau ke beberapa bagian KKP. Penzonasian adalah langkah
umum untuk mengimplemenasi pengendalian keruangan. Rencana pengelolaan akan menyebutkan
jenis pemanfaatan yang diperbolehkan atau akan merinci aktivitas yang tidak dibolehkan . Keduanya
juga mengatur lokasinya.

•  2)  Pembatasan dengan mengatur waktu


–  digunakan ketika pengelolaan perlu berubah sesuai waktu. Waktu-waktu yang ditutup adalah salah
satu cara, dan waktu itu dapat sesingkat hanya satu hari atau beberapa minggu, beberapa bulan atau
bahkan tahunan.
•  3)  Pembatasan peralatan
–  adalah satu cara mengatur penggunaan peralatan atau teknologi yang menghasilkan banyak dalam
waktu singkat namun merusak sumberdaya dalam jangka panjang. Sebagai contoh, pembatasan alat
tangkap (contoh, trawl dasar tidak boleh di suatu area) atau pembatasan penggunaan jangkar atau
kecepatan tinggi oleh kapal.
•  4)  Pembatasan kuota
–  adalah yang paling umum diterapkan dalam perikanan, baik untuk rekreasi ataupun komersial. Sebuah
kuota penangkapan ikan mengatur jumlah tangkap yang dibolehkan. Sasarannya adalah membiarkan
sumberdaya dalam jumlah cukup untuk mengganti dirinya sendiri. Apakah membatasi jumlah ikan
dapat diambil di luar KKP ataukah membatasi jumlah turis yang boleh masuk, sistem kuota sangat
beragam dan bergantung pada konteks KKP.
•  5) Pembatasan ijin
–  5) Pembatasan ijin adalah cara yang dilakukan pengelola dengan mengeluarkan ijin dalam bentuk
dokumen resmi pada seseorang yang akan melakukan kegiatan tertentu dalam KKP. Ijin dapat
dikeluarkan berdasar keahlian pemanfaat, alokasi sumberdaya atau syarat lain.
Pendekatan partisipatif dan
penerapannya
dalam pengelolaan kawasan
konservasi
•  Pengelolaan Pesisir Terpadu (PPT) adalah sebuah proses
perairan
partisipatif pengelolaan sumberdaya pesisir. Pengelolaan ini
menekankan integrasi antara pemerintah, masyarakat,
akademisi, kepentingan sektoral dan publik dalam menyiapkan
dan mengimplementasi seluruh rencana perlindungan dan
pembangunan ekosistem dan sumberdaya pesisir.
•  Mengintegrasi memberi makna menyatukan semua bagian;
bersatu dengan hal lain; membuat bagian dari unit yang lebih
besar; menyatukan. PPT menekanan kebutuhan untuk:
•  1)  Integrasi melintasi ekosistem-ekosistem dan tidak berhenti
di ujung perairan;
•  2)  Integrasi melintasi institusi akademis, melampaui disiplin
ilmu apapun;
•  3)  Integrasi melintasi berbagai level pemerintah berikut
badan-badan di bawahnya; dan
•  4)  Integrasi melintasi kebijakan-kebijakan terutama ada
tumpang tindih hukum, rencana
•  5)  dan program.
Pendekatan Pengelolaan kolaboratif

•  Yang sangat penting dalam PPT adanya kebutuhan


akan pengelolaan kolaboratif ( collaborative
management) atau co-management, di mana semua
pihak terkait berpartisipasi dalam pengelolaan. PSP
dan PPT yang sukses seringkali bergantung pada
elemen pengelolaan kolaboratif berikut ini:
•  1)  Semua pihak terkait memiliki satu suara dalam
pengelolaan sumberdaya pesisir
•  2)  Berbagi tanggung jawab pengelolaan sesuai
dengan kewenangan antara organisasi
•  3)  masyarakat dan beragam level pemerintah, meski
dalam banyak kasus pemerintah berasumsi
bertanggung jawab pada semua kebijakan dan fungsi
-fungsi koordinasi
•  4)  Tujuan-tujuan sosial, budaya, dan ekonomi adalah
bagian yang terintegrasi dalam kerangka kerja
pengelolaan.
Penerapan Co-Management

•  Program-program PPT biasanya dipusatkan


dalam badan koordinasi atau komite yang
beranggotakan dan mewakili semua sektor dan
pihak terkait. Pertemuan rutin seb aiknya
diadakan sehingga ada pertukaran informasi dan
sejumlah tindakan dapat diambil dalam
mengatasi isu yang dihadapi wilayah pesisir.
Pengelola atau perwakilan KKP sebaiknya
berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Dengan
demikian PPT dapat digunakan untuk mengatasi
aktivitas yang dapat berdampak negatif pada
KKP namun tidak dapat dikendalikan melalui
pengelolaan KKP. Sebagai contoh adalah polusi,
limbah pertanian, pembangunan pelabuhan atau
daerah aliran sungai (DAS) dan bantaran sungai.
Konsep jejaring KKP

•  Dua atau lebih KKP yang be kerja bersama dan


bekerja sinergi (dengan skala ukuran yang
beragam serta level perlindungan berbeda),
untuk mencapai tujuan ekologi yang lebih efektif
dan komprehensif daripada bekerja secara sendiri
-sendiri. Jaringan akan pula memberikan
keuntungan sosial dan ekonomi, meski
keuntungan ekonomi akan dapat tercapai dalam
jangka panjang karena ekosistem menjadi lebih
baik.
Pemilihan Jejaring KKP

•  Ukuran cadangan yang dibutuhkan untuk


melindungi habitat
•  Kehadiran spesies yang jadi target pemanfaatan
•  stadium rentan hidup suatu jenis
•  konektivitas antar cadangan dan keterkaitan
antar ekosistem
•  Persediaan jasa-jasa ekosistem untuk masyarakat
atribut atau ciri jejaring KKP

•  Keterkaitan ekologi
–  Sebuah jaringan dapat menjamin fungsi ekosistem
dalam skala temporal dan spasial dimana sistems
ekologi bekerja. Keterkaitan ekologi mencakup:
•  1)  Habitat di sekitar atau yang berhubungan (seperti
terumbu karang dan padang lamun) penyebaran larva
secara teratur dalam kolom air di antara dan dalam KKP-
KKP
•  2)  Penempelan larva secara teratur dari satu KKP ke KKP
lain
•  3)  Perpindahan hewan dewasa dalam wilayah jelajahnya
dari satu lokasi ke lokasi lain atau perpindahan karena efek
limpahan yang teratur atau acak dari KKP
atribut atau ciri jejaring KKP

•  Keterkaitan sosial
–  Sebuah jaringan KKP berhubungan dengan keterkaitan
sosial antar KKP seperti halnya komunikasi dan
koordinasi antar pihak dalam pengaturan dan
perencanaan sebuah faktor penting. Sebuah jaringan
dapat bantu memecahkan dan mengelola konflik
penggunaan sumberdaya, dan mencegah duplikasi
kegiatan. Kedua keterkaitan, ekologi dan sosial, penting
dalam jaringan KKP.
Keuntungan-keuntungan jaringan KKP

•  Keuntungan ekologi
–  1)  Memastikan bahwa habitat laut yang paling berharga
setidaknya dilindungi sebagian
–  2)  Memastikan bahwa jenis-jenis yang terancam,rentan
atau dieksploitasi berlebih di area tertentu akan memiliki
ruang habitat yang cukup untuk terus bereproduksi.
–  3)  memastikan bahwa beberapa larva limpahan dari
satu KKP dapat menempel dalam wilayah jelajahnya
–  4)  meningkatkan produksi perikanan di satu area
karena produksi dan penyebaran larva dan efek
limpahan ikan dimaksimalkan melalui perencanaan
Keuntungan-keuntungan jaringan KKP

•  Keuntungan sosial
–  1)  Membangun kapasitas dalam pengelolaan KKP
melintasi badan-badan pengelolaan KKP secara individu
–  2)  Menciptakan basis informasi bersama untuk semua
KKP di suatu area atau jaringan yang membantu dalam
membuat pilihan-pilihan pengelolaan
–  3)  Menyedikan alasan logis untuk setiap pengelola KKP
dan parapihak untuk berkoordinasi s atu sama lain untuk
berbagi pengalaman
–  4)  Menyediakan kemungkinan kemitraan pendanaan
dan administrasi antara badan pengelola KKP secara
individu dengan institusi dan sektor-sektor lain dalam
sebuah jaringan.

Anda mungkin juga menyukai