DI SUSUN OLEH
PO.76.3.03.16.1.002
TAHUN 2017
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha pengasih lagi maha
penyayang , saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-NYA, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-NYA kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul “jamban sehat”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini .
Terlepas dari semua itu, saya menyadari masih ada banyak kekurangan
dalam penulisan dan penyusunan, baik dari segi tekhnik maupun dalam
penggunaan bahasa. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi kepada para pembaca seklian.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Di era yang serba modern seperti saat ini masih banyak kita jumpai masyarakat yang
tidak menggunakan jamban keluarga sehat. Karena faktor ekonomi atau faktor yang
lainnya menjadi lansdasan setiap masyarakat sehingga tidak membuat jamban sehat
Ada faktor lain yang menyebabkan masyarakat untuk tidak membuat atau
membangun jamban. Hal ini merupakan bagian dari kesalahan masa lalu dalam
Program pembangunan jamban yang dilakukan selama ini kurang optimal khususnya
karakteristik yang berorientasi kepada konstruksi atau bangunan fisik jamban saja, tanpa
ada upaya pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang memadai, selain itu
desain jamban yang dianjurkan seringkali mahal bagi keluarga miskin. Subsidi proyek
Hingga saat ini belum dijumpai adanya definisi jamban di tingkat peraturan
pemerintah dalam sistem perundangan di Indonesia. Dengan demikian tidak ada pula
1
istilah itu dalam tataran undang-undang. Bisa jadi dengan akan dirampungkannya
rencana undang-undang (RUU) tentang Air Limbah Permukiman maka definisi jamban,
kakus, WC, toilet, atau apapun nama lainnya akan terwadahi secara formal dalam sistem
regulasi di Indonesia.
dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman tidak
disebutkan adanya istilah jamban. Namun di dalam Keputusan Menteri Permukiman dan
disebutkan adanya sarana sanitasi individual dan komunal berupa jamban beserta MCK-
nya. Lebih jauh lagi di dalam Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman untuk
RPIJM 2007 disebutkan adanya pengumpulan data primer tentang jamban keluarga. Di
dalam Petunjuk Teknis Tata Cara Pembuatan Bangunan Jamban Keluarga dan Sekolah
bangunan atas yang antara lain terdiri: plat jongkok, leher angsa, lantai, dinding, dll,
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat disebutkan bahwa jamban sehat adalah fasilitas
pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit. Di
2
B. Tujuan Penulisan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penyakit itu semakin tinggi itensitasnya. Keadaan ini sama halnya dengan
4
fenomena bom waktu, yang bisa terjadi ledakan penyakit pada suatu waktu
tentunya jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Kalau membahas soal jamban
maka tentunya harus lengkap dengan sarana Air Bersih untuk menunjang
Jamban yang memenuhi syarat kesehatan atau sayarat Sanitasi adalah sebagai
berikut :
6. Aman digunakan
Untuk memenuhi syarat no.1 dan 3, maka kotoran ditempatkan di satu tempat,
bisa lobang jamban atau septik tank, ukuran volumenya disesuaikan dengan
5
kebutuhan atau jumlah pemakai. Untuk memenuhi syarat no 1 dan 2, maka
digunakan kloset yang dilengkapi leher angsa, dimana pada leher angsa akan
tergenang air utnuk mencegah bau yang timbul dari lobang jamban atau septic
tank, dan mencegah masuknya binatang binatang seperti lalat, kecoa, nyamuk,
tikus dll. Untuk memenuhi syarat no. 4 , dalam membuat jamban terutama lokasi
lobang jamban atau septic tank atau lobang resapan dibuat sejauh mingkin dari
sumber air yang ada misalnya Sumur Gali dsbnya, atau setidak tidaknya tidak
kurang dari 10 meter jarak antara sumur dan lobang jamban. Sedangkan untuk
memenuhi syarat no 5 dan 6 , hendaknya jamban dibuat dari bahan bahan yang
membersihkan dan menyikat lantai agar tidak licin, menguras bak air agar
terhindar dari penyakit Demam Berdarah Dengue, siram kloset dengan air
Buang air besar (BAB) sembarangan bukan lagi zamannya. Dampak BAB
sembarangan sangat buruk bagi kesehatan dan keindahan. Selain jorok, berbagai
6
Sebagai gantinya, BAB harus pada tempatnya yakni di jamban. Hanya saja
harus diperhatikan pembangunan jamban tersebut agar tetap sehat dan tidak
sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:
Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang
kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa,
dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau
diplester.
b. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air
galian.
7
3. Bebas dari serangga
8
a. Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding
a. Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
minimal 2:100
9
a. Kemiringan pipa. Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses
pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air
bak penampung kotoran, sebaiknya sebesar mungkin. Agar
mengalir lancar, kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap
100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
b. Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa
PVC. Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah yang memiliki
banyak toilet, sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih
besar. Buatlah saluran dengan lurus tanpa belokan, karena belokan
atau sudut, rentan mampat.
d. Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak
utama harus kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan.
Bak endapan dan resapan sebaiknya memiliki dasar berupa
campuran kerikil dan pasir.
10
G. Desain Gambar Septictank dan Jamban Sehat
1.
2.
11
3.
12
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khusunya bagi mahasiswa kesehatan lingkungan dan juga agar dapat
mengaplikasikan ilmu mengenai jamban sehat serta pembuatan septictank ini
kepada masyarakat.
2.Bagi Pemerintah
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/359655369/LAPORAN-PRAKTIKUM-
Pengolahan-Jamban-Komunal-Jungkat
http://septiapritayani.blogspot.co.id/2013/07/makalah-penyediaan-jamban-
keluarga.html
Ardhi Khairil . 2017 . Kriteria jamban sehat. Diakses pada tanggal 22 november
2017
http://www.indonesian-publichealth.com/jamban-sehat/
Kurniadi Rizki . 2012 . Makalah keperawatan tentang jamban sehat. Diakses pada
tanggal 22 november 2017
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.co.id/2012/02/normal-0-false-false-
false-en-us-x-none_3853.html