-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Pada garis bilangan di atas, jika suatu bilangan semakin ke kanan nilai bilangannya
semakin besar, dan semakin ke kiri semakin kecil.
a. Sifat tertutup
Pada penjumlahan bilangan bulat, selalu menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini
dapat dituliskan sebagai berikut :
Untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c ; dengan c juga bilangan bulat.
b. Sifat komutatif
Sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran. Penjumlahan dua bilangan bulat selalu
diperoleh hasil yang sama walaupun kedua bilangan tersebut dipertukarkan
tempatnya.
d. Sifat asosiatif
Sifat asosiatif disebut juga sifat pengelompokan. Sifat ini dapat dituliskan sebagai berikut.
Untuk setiap bilangan bulat a,b dan c, berlaku : ( a + b ) + c = a + ( b + c )
e. Mempunyai invers
Invers suatu bilangan artinya lawan dari bilangan tersebut. Suatu bilangan dikatakan
mempunyai invers jumlah, apabila hasil penjumlahan bilangan tersebut dengan inversnya
(lawannya) merupakan unsur identitas (0 (nol).
Untuk setiap bilangan bulat a dan b, maka berlaku: a – b = cadengan c juga merupakan
bilangan bulat
a. Sifat tertutup
Untuk mengetahui sifat tertutup pada perkalian bilangan bulat, salin dan tentukan
hasil perkalian berikut.
3 x 8 = .... 3 x (–8) = ....
(–3) x 8 = .... (–3) x (–8) = ....
Apakah hasil perkalian bilangan di atas juga merupakan bilangan bulat?
Jika kalian mengerjakan dengan benar, kalian akan memperoleh sifat berikut.
Untuk setiap bilangan bulat p dan q, maka berlaku p x q = r, dengan r juga bilangan
bulat
b. Sifat komutatif
Untuk mengetahui sifat komutatif pada perkalian bilangan bulat, salin dan tentukan
hasil perkalian berikut.
2 x (–5) = .... (–3) x(–4) = ....
(–5) x 2 = .... (–4) x (–3) = ....
c. Sifat asosiatif
Untuk mengetahui sifat asosiatif pada perkalian bilangan bulat, salin dan tentukan
hasil perkalian berikut.
3 x (–2 x 4) = .... (–2 x 6) x 4 = ....
(3 x (–2)) x 4 = .... –2 x (6 x 4) = ....
Untuk setiap bilangan bulat p, q, dan r selalu berlaku (p x q) x r = p x (q x r).
Untuk mengetahui sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, salin dan tentukan
hasil perkalian berikut.
2 x (4 + (–3)) = .... (–3) x (–8 + 5) = ....
(2 x 4) + (2 x (–3)) = .... ((–3) x (–8)) + (–3 x 5) = ....
Untuk setiap bilangan bulat p, q, dan r selalu berlaku p x (q + r) = (p x q) + (p x r).
3. Seorang pedagang mempunyai 1.080 kg beras yang akan dimasukkan sama banyak
kedalam 30 karung. Jika harga 1 kg beras adalah Rp 4.200,- . Berapa harga tiap karung?
Penyelesaian :
Harga tiap karung = (1.080 kg : 30 karung) x Rp 4.200,-
= 36 kg/karung x Rp 4.200,-
= Rp 151.200,-
Atau
Harga tiap karung = (1.080 kg x Rp 4.200,-) : 30 karung
= Rp 4.536.000,- : 30
= Rp 151.200,- Sehingga berlaku sifat komutatif
C. Pecahan
1. Pengertian Pecahan
Perhatikan gambar di samping. Sebuah jeruk mula-mula dibagi
menjadi dua bagian yang sama. Satu bagian jeruk dari dua bagian
yang sama itu disebut “satu per dua” atau “seperdua” atau
1
“setengah” dan ditulis “ 2 ”.
1 1
Bilangan 2 dan 4 disebut bilangan pecahan.
Selanjutnya disepakati sebutan “bilangan pecahan” disingkat dengan “pecahan”.
𝑎
Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk “ 𝑏 ”, dengan a dan b adalah
bilangan bulat, b≠ 0, dan b bukan faktor dari a disebut bilangan pecahan. Bilangan
a disebut pembilang, b disebut penyebut.
2. Bentuk Sederhana
Perhatikan bagian yang diarsir dari gambar-gambar berikut dan pecahan-pecahan yang
melambangkannya.
1 2 3 4
Pecahan 2 , 6, dan 8 mewakili daerah yang sama besar, karena itu disebut pecahan-pecahan
4
1
senilai. Dari empat pecahan tersebut, 2merupakan pecahan dengan bentuk paling sederhana.
Suatu pecahan dikatakan dalam bentuk paling sederhana (pecahan sederhana) jika faktor
persekutuan terbesar (FPB) dari pembilang dan penyebutnya adalah 1.
3. Bilangan Campuran
Bilangan campuran merupakan gabungan bilangan bulat dan pecahan.
1 1 3 3 1 1
Jadi,1 4 = 1 + 4; 1 16 = 1 + 16; dan 1 2 = 1 + 2
Bilangan campuran juga dapat ditulis sebagai pecahan tidak biasa atau tidak murni
Contoh Soal
𝑥 2
1. Temukan pecahan yang sama dengan 5 sehingga x + y = 21
𝑦
Penyelesaian :
𝑥 2
Jika 𝑦 = 5 , maka 5x = 2y . . . . . (1)
Jika x + y = 21, maka y = 21- x . . . . . ( 2 )
6
Substitusi ( 2 ) ke ( 1 ) , sehingga kita dapat x = 6 dan y =15, sehingga pecahannya 15
2. Saya adalah sebuah pecahan dengan bentuk paling sederhana. Penyebutku adalah
bilangan prima yang berselisih dua. Jumlah dari pembilang dan penyebutku sama
dengan 15. Berapakah saya?
Jawab :
Tentukan dua bilangan prima yang mempunyai selisih 2 .
3 dan 5, 5 dan 7, 11 dan 13
Kombinasikan pasangan bilangan prima di atas sehingga apabila penyebut dan
pembilangnya dijumlahkan sama dengan 15
4 3 1 6 3 4 6 1 5 2 2 5
dan 5 , 3 dan 5, 3 dan 5 , 3 dan 5 , 3 dan 5, 3 dan 5
3
1 2 2 1
dan , dan
5 7 5 7
D. BENTUK PANGKAT
a. Operasi pada Bilangan Berpangkat Bulat
Pada bagian ini dibahas mengenai pengertian bilangan berpangkat dan sifat-sifatnya.
Bilangan berpangkat yaitu suatu bilangan yang dipangkatkan dengan bilangan lain. Pangkat
dari suatu bilangan dapat berupa bilangan bulat atau pecahan. Diuraikan pula, semua sifat-
sifat operasi aljabar dari bilangan berpangkat dan penerapannya.
1.PANGKAT BILANGAN POSITIF
Biasanya penulisan bilangan yang cukup besar akan menjadi sederhana apabila ditulis dalam
bentuk perpangkatan, misalnya 2.000.000 dapat ditulis sebagai 2 x 106.
DEFINISI
Untuk bilangan bulat positif n dan sembarang bilangan real a, bilangan an (dibaca: a
pangkat n) mempunyai arti:
a × a × a … × a (sebanyak n faktor yang sama) Bilangan a disebut basis dan
bilangan n disebut pangkat atau eksponen.
CONTOH
1. 23 = 2 × 2 × 2 = 8
Bilangan 2 dipangkatkan 3, artinya adalah bilangan 2 dikalikan dengan dirinya sendiri
sebanyak 3 kali.
2. (-3)2 = (-3) × (-3) = 9
Bilangan -3 dipangkatkan 2, artinya adalah bilangan -3 dikalikan dengan dirinya
sendiri sebanyak 2 kali.
3. 32 = - (3 × 3) = - 9
5
1 1 1 1 1 1 1 1 1
4. x x x x 6
2 2 2 2 2 2 2 x2 x2 x2 x2 2 32
Sifat Operasi Bilangan Berpangkat Positif
1. Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang, maka
am n amx an
2. Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang dengan a ≠ 0, maka
m n am
a
an
3. Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang, maka
(a m ) n a mxn
4. Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang, maka berlaku :
a. (axb) n a n xbn
n an
a
b. ,untuk b ≠ 0
b b n
2. Pangkat bilangan negatif dan nol
Bagaimana suatu bilangan berpangkat bilangan negatif atau berpangkat nol, seperti 10-2
atau 70 ?. Gagasan-gagasan yang muncul dari sifat-sifat perpangkatan dengan pangkat
bilangan bulat positif dapat digunakan untuk mengungkapkan arti pangkat bilangan negatif
ataupun pangkat nol.
a. Bilangan Berpangkat Nol
Untuk memahami arti bilangan a0, perhatikan sifat perpangkatan
a0 × am = a0+m = am
Jika am ≠ 0 maka haruslah a0 = 1, agar kesamaan a0 × am = am dipenuhi. Selanjutnya dengan
tambahan syarat untuk bilangan a, yaitu agar am ≠ 0 cukup dipilih a ≠0. Perhatikan definisi
berikut ini.
DEFINISI
CONTOH
1. 20 = 1
2. (-3)0 = 1
3. (a + b)0 = 1, apabila a + b ≠ 0
n
Untuk bilangan real a 0 , a , didefinisikan sebagai:
1
an
an
Contoh soal
2((2√3)2 - (√10)2)
2 ( 12 – 10)
2x 2=4
1 1
−
2 √5
2. Jika 1 1 = a+ b√5, maka a + b adalah ..
+
2 √5
Jawab :
1 1
−
2 √5
1 1 = a+ b√5
+
2 √5
1 1
− 2√5)
2 √5
1 1 x2 = a+ b√5
+ √5)
2 √5
√5−2 √5−2
2 x = a+ b√5
√5+ 2 √5− 2
5−2 𝑥 2√5+4
= a+ b√5
5−4
9 - 4√5 = a+ b√5
A = 9, b = 4
A+b=9–4=5
E. POLA BILANGAN
Adalah susunan bilangan yang memiliki aturan atau pola tertentu.
Contoh :
Mewakili 3
Mewakili 4
Mewakili 5
2. Pola Persegi
Persegi merupakan bangun datar yang semua sisinya memiliki ukuran yang sama panjang.
Begitu pula dengan penulisan pola bilangan yang mengikuti pola persegi. Pola bilangan
persegi adalah 1, 4, 9, 16, ……
Pada pola ini, semua noktah digambarkan dengan jumlah yang sama.
3. Pola Segitiga
Selain mengikuti pola persegi panjang dan persegi, bilangan pun dapat digambarkan melalui
noktah yang mengikuti pola segitiga. Untuk lebih jelasnya, coba kamu perhatikan lima
bilangan yang mengikuti pola segitiga berikut ini. Jadi, bilangan yang mengikuti pola segitiga
dapat dituliskan sebagai berikut : 1, 3, 6, 10,15, …….
Ternyata, bilangan-bilangan tersebut dibentuk mengikuti pola sebagai berikut:
1
RUMUS SUKU Ke-n = 2 x n ( n + 1 )
Pola bilangan aritmatika adalah pola bilangan dimana bilangan sebelum dan sesudahnya
memiliki selisih yang sama. Contoh pola bilangan aritmatika adalah 2, 5, 8, 11, 14, 17,
…. Suku pertama dalam bilangan aritmatika dapat disebut dengan awal ( a ) atau U1,
sedangkan suku kedua adalah U2 dan seterusnya. Selisih dalam barisan aritmatika disebut
dengan beda dan dilambangkan dengan b. Karena bilangan sebelum dan sesudahnya
memiliki selisih yang sama, maka b = U2 - U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = U5 – U4 = U6 –
U5 = 3. Rumus mencari suku ke-n adalah Un = a + ( n – 1 ) b
1, 2, 4, 8, 16, 32, …
1, 3, 9, 27, 81,
Contoh Soal
1. perhatikan susunan lantai dari beberapa buah persegi yang diarsir seperti pada gambar di
bawah ini.Susunan persegi tersebut membentuk suatu pola tertentu.Berapakah banyak
persegi yang diarsir pada pola ke-7?
Penyelesaian :
Pada pola pertama ada 1 persegi yang diarsir.
Pada pola kedua ada 5 persegi yang diarsir.
Pada pola ketiga ada 9 persegi yang diarsir.
Jika diperhatikan, ternyata barisan di atas merupakan barisan aritmetika dengan suku pertama
a = 1 dan selisih antar sukunya adalah b = 5 - 1 = 4.
Nah, karena rumus suku ke-n dari barisan aritmetika adalah U(n) = a + (n-1)b, maka U(7) = a
+ 6b = 1 + 6(4) = 1 + 24 = 25.
Jadi, banyak persegi yang diarsir pada pola ke-7 adalah 25 buah.
2. Diketahui a,b,c, dan d adalah bilanganreal positif yang membentuk barisan aritmatika dan
𝑑
a, b, d merupakan barisan geometri. Nilai 𝑎 adalah ?
Penyelesaian :
Misalkan :
a, b, c , dan d = 1, 2, 3 , 4 ( merupakan barisan aritmatika, karena memiliki beda yang sama,
yaitu 1)
maka, a, b, d = 1, 2, 4 ( merupakan barisan geometri, karena memiliki rasio yang sama, yaitu
n2)
𝑑 4
sehingga, 𝑎 = 2 = 2
Penyelesaian :
Cara 1 :
2 x 3 + 4 = 10
3 x 4 + 5 = 17
4 x 5 + 5 = 25
5 x 6 + 7 = 37
Jadi, nilai “?” adalah 37
Cara 2
1 1
4. Jika m = 0,8333…. Dan n=0,6666…. Berapakah +𝑛?
𝑚
penyelesaian :
5. Jumlah 20 bilangan ganjil berurutan adalah 600. Selisih bilangan terbesar dan terkecil
adalah . . .
Penyelesaian :
Dik : U1 = a
b=2
dit : selisih U20 – U1
misalkan pola bilangannya : a, a+2, a+4, …….
Jadi, U20 = a + 19b
= a + 19(2)
= a + 38
𝑛
Sn = 2 (U1 + U20 )
20
600 = (a + a + 38 )
2
600 = 10 (2a +38)
60 = 2a + 38
2a = 60 – 38
2a = 22
a = 11
U1 = 11
U20 = a + 38 = 11 +38 = 49
Jadi, selisih U20 – U1 = 49 – 11 = 38
Atau :
U20 – U1 = a + 38 – a
= 38
Bukti :
= n3 + 5n = n3 – n + 6n
= ( n-1) n ( n+1) + 6n.
= (n-1) n ( n+ 1 ) merupakan 3 bilangan yang berurutan, jadi selalu habis dibagi 6.
Jelas bahwa 6 habis dibagi 6n. jadi 6 habis dibagi n3 + 5n.
Mengetahui,
Instruktur Siklus 1 Mahasiswa PPG