Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rambut merupakan salah satu bagian tubuh yang berharga. Selain

berfungsi untuk melindungi kulit dari gangguan luar, rambut juga memiliki peran

yang penting dalam menunjang penampilan seseorang. Kehilangan rambut karena

kerontokan dapat menyebabkan rasa rendah diri, kecewa, dan terkadang frustasi.

Apabila hal ini tidak segera diatasi, kerontokan rambut ini dapat menyebabkan

kebotakan. Oleh karena itu, banyak orang melakukan berbagai usaha untuk

mencegah terjadinya kebotakan akibat kerontokan rambut yang berlebihan.

Banyak terapi dan perawatan secara topikal yang dapat dilakukan untuk

mengatasi kerontokan rambut. Salah satunya adalah dengan penggunaan

minoksidil. Minoksidil merupakan senyawa golongan obat yang dapat

menstimulasi pertumbuhan rambut (Messenger and Rundegren, 2003). Selain

golongan obat, beberapa penelitian mengenai tanaman yang dapat meningkatkan

pertumbuhan rambut antara lain adalah penelitian mengenai pertumbuhan rambut

pada Saw Palmetto Berry Extract (SPBE) yang menyebutkan bahwa ekstrak

tanaman ini dapat digunakan sebagai penumbuh rambut dan senyawa aktif yang

bertanggung jawab menumbuhkan rambut adalah fitosterol yang terkandung di

dalamnya (Chatterjee and Agrawala, 2003). Penelitian lain menyebutkan bahwa

1
Bacopa monniera yang mengandung alkaloid, saponin, dan sterol dapat

menumbuhkan rambut (Kulshreshtha et al., 1973). Ekstrak Sophora flavescent

atau Sophora angustifolia dapat digunakan pula sebagai penumbuh rambut (Roh,

et al., 2002). Tanaman ini yang mengandung alkaloid yang memiliki efek lain

sebagai anti tumor, anti piretik, dan beraktivitas kardiotonik (Kinghorn et al.,

1984).

Kemajuan ilmu dan teknologi selalu mengarah pada upaya kesehatan yang

berprinsip, bersumber, dan dikembangkan dari warisan budaya bangsa. Salah

satunya adalah dengan pemanfaatan bahan alam. Indonesia merupakan negara

kepulauan dengan kekayaan alam yang sangat beragam, salah satunya adalah

kekayaan pada tanaman alam. Kemiri merupakan salah satu tanaman alam

Indonesia yang tersebar di berbagai daerah dari Sumatera, Jawa, Kalimantan,

Nusa Tenggara, Sulawesi hingga Maluku. Sebagai kosmetika tradisional, biji

kemiri telah digunakan dan diwariskan secara turun-temurun sebagai penghitam

dan penumbuh rambut. Biji kemiri dapat digunakan sebagai bahan creambath

alami dalam bentuk emulsinya. Bentuk emulsi ini dapat dibuat dengan cara

menghaluskan biji kemiri, kemudian ditambah dengan air sehingga terbentuklah

emulsi. Emulsi ini dapat dipecah, sehingga terbentuklah minyak kemiri.

Fraksi petroleum eter ekstrak etanolik biji kemiri yang mengandung asam

palmitat, asam arakidat, asam oleat, asam linoleat, serta sterol atau triterpena

bebas telah diteliti sebelumnya dan menunjukkan adanya aktivitas pertumbuhan

terhadap rambut kelinci putih jantan (Julaiha, 2003). Petroleum eter merupakan

2
pelarut organik dengan campuran alkana C5H12 (pentana) dan C6H14 (heksana).

Pada penelitian ini, akan dilakukan penelitian terhadap sub fraksi heksan minyak

kemiri. Diharapkan, dengan penggunaan pelarut heksan pro analis, pelarut

memiliki sifat kemurnian yang lebih tinggi sehingga dapat diperoleh senyawa

yang lebih spesifik. Senyawa aktif non polar, terutama fitosterol, diharapkan dapat

tersari dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa rumusan masalah yang akan

diteliti, yaitu:

1. Apakah sub fraksi heksan minyak kemiri mempunyai aktivitas

meningkatkan pertumbuhan rambut hewan uji kelinci?

2. Apakah kandungan kimia yang terdapat di dalam sub fraksi yang aktif

meningkatkan pertumbuhan rambut hewan uji kelinci?

C. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai tanaman kemiri sebagai penumbuh rambut telah

banyak dilakukan. Penelitian terhadap fraksi etil asetat ekstrak etanolik biji kemiri

dengan kadar 5% belum dapat menunjukkan aktivitas menumbuhkan rambut yang

cukup signifikan terhadap kelinci putih jantan (Amalia, 2003). Penelitian

mengenai pengaruh fraksi air ekstrak etanolik biji kemiri terhadap pertumbuhan

3
rambut kelinci jantan serta isolasi dan identifikasi flavonoid sudah dilakukan dan

menghasilkan hasil positif terhadap pertumbuhan rambut (Leliqia, 2003).

Penelitian terhadap fraksi petroleum eter ekstrak etanolik biji kemiri menunjukkan

adanya aktivitas pertumbuhan terhadap rambut kelinci putih jantan. Fraksi

tersebut mengandung asam lemak jenuh yaitu asam palmitat dan asam arakidat,

asam lemak tak jenuh yaitu asam oleat dan asam linoleat, serta sterol atau

triterpena bebas (Julaiha, 2003).

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dikarenakan pada

penelitian ini dilakukan uji pertumbuhan rambut sub fraksi heksan minyak kemiri

yang memiliki aktivitas memacu pertumbuhan rambut dan identifikasi kandungan

utamanya.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah sub fraksi heksan minyak kemiri mempunyai aktivitas

meningkatkan pertumbuhan rambut pada hewan uji kelinci.

2. Mengetahui apakah kandungan utama yang terdapat di dalam sub fraksi

heksan yang dapat meningkatkan pertumbuhan rambut hewan uji kelinci.

Anda mungkin juga menyukai