Tabel 4.1.
Curah Hujan Rata-rata Daerah
DMCt = (Xt,Yt)
dengan:
Perhitungan double mass analysis selengkapnya disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Sta. Akasaka
2000
Akumula f rerata Stasiun yang
1800
1600
1400
1200
diuji
1000
800
600
400
200
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Akumula f rerata stasiun refrensi
Tabel 4.3.
1600
1400
1200
1000
diuji
800
600
400
200
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Akumula f rerata stasiun refrensi
Tabel 4.4.
UJI KONSISTENSI DATA STASIUN PADANG GALAK
DENGAN METODE MASA GANDA (DOUBLE MASS)
Hujanan Tahunan (mm) Hujan Komulatif
No Tahun
Akasaka Danau Tempe Padang Galak Bung Tomo Sta Refrensi Padang Galak
1 1995 85 132 45 66 283 45
2 1996 70 104 120 57 360 165
3 1997 110 85 105 47 441 270
4 1998 127 101 127 47 532 397
5 1999 81 63 111 131 624 508
6 2000 78 53 135 115 706 643
7 2001 136 47 67 138 813 710
8 2002 130 91 70 95 918 780
9 2003 73 70 67 127 1008 847
10 2004 135 129 96 112 1134 943
11 2005 90 90 113 65 1215 1056
12 2006 42 42 54 47 1259 1110
13 2007 74 123 49 138 1371 1159
14 2008 52 46 49 70 1427 1208
15 2009 76 87 94 51 1498 1302
16 2010 65 56 111 69 1561 1413
17 2011 139 123 97 42 1663 1510
18 2012 137 91 106 123 1780 1616
19 2013 70 84 95 52 1848 1711
20 2014 78 68 56 53 1915 1767
1800
1600
1400
1200
diuji
1000
800
600
400
200
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Akumula f rerata stasiun refrensi
Tabel 4.5
UJI KONSISTENSI DATA STASIUN BUNG TOMO
DENGAN METODE MASA GANDA (DOUBLE MASS)
Hujanan Tahunan (mm) Hujan Komulatif
No Tahun
Akasaka Danau Tempe Padang Galak Bung Tomo Sta Refrensi Bung Tomo
1 1995 85 132 45 66 87 66
2 1996 70 104 120 57 185 123
3 1997 110 85 105 47 285 170
4 1998 127 101 127 47 404 217
5 1999 81 63 111 131 489 348
6 2000 78 53 135 115 577 463
7 2001 136 47 67 138 661 601
8 2002 130 91 70 95 758 696
9 2003 73 70 67 127 828 823
10 2004 135 129 96 112 948 935
11 2005 90 90 113 65 1045 1000
12 2006 42 42 54 47 1091 1047
13 2007 74 123 49 138 1173 1185
14 2008 52 46 49 70 1222 1255
15 2009 76 87 94 51 1308 1306
16 2010 65 56 111 69 1385 1375
17 2011 139 123 97 42 1505 1417
18 2012 137 91 106 123 1616 1540
19 2013 70 84 95 52 1699 1592
20 2014 78 68 56 53 1767 1645
1800
1600
1400
1200
diuji
1000
800
600
400
200
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Akumula f rerata stasiun refrensi
Metode ini masih sering menimbulkan keraguan karena masih terdapat kemungkinan tidak
konsistennya stasiun-stasiun referensi. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan metode pembanding
yang menguji ketidaksesuaian data suatu stasiun dengan data dari stasiun itu sendiri, dengan
mendeteksi penggeseran nilai rata-rata. Metode RAPS dipakai menjadi pembanding dalam menguji
konsistensi data.
(Yi Y)
i 1
2
Dy2 =
n
Nilai statistik Q dan R
Q = maks Sk * *
0 k n
R = maks Sk** - min Sk**
0 k n
Dengan melihat nilai statistik maka dapat dicari nilai Q / n dan R / n . Hasil yang dapat
dibandingkan dengan nilai Q / n syarat dan R / n . Sebagai syarat jika Q / n dan R / n
dihitung lebih kecil maka data masih dalam batasan konsisten. Syarat nilai Q / n dan R
/ n dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.6
Nilai Q/n 0,5 dan R/n 0,5
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
UJI KONSISTENSI DATA STASIUN PADANG GALAK
METODE RESCALED ASJUSTED PARTIAL SUMS
Hujan
No Tahun Sk* Dy^2 Sk ** |Sk**|
Harian Max
1 1995 45 -47.4 112.338 -1.566 1.566
2 1996 120 27.6 38.088 0.912 0.912
3 1997 105 12.6 7.938 0.416 0.416
4 1998 127 34.6 59.858 1.143 1.143
5 1999 111 18.6 17.298 0.615 0.615
6 2000 135 42.6 90.738 1.408 1.408
7 2001 67 -25.4 32.258 -0.839 0.839
8 2002 70 -22.4 25.088 -0.740 0.740
9 2003 67 -25.4 32.258 -0.839 0.839
10 2004 96 3.6 0.648 0.119 0.119
11 2005 113 20.6 21.218 0.681 0.681
12 2006 54 -38.4 73.728 -1.269 1.269
13 2007 49 -43.4 94.178 -1.434 1.434
14 2008 49 -43.4 94.178 -1.434 1.434
15 2009 94 1.6 0.128 0.053 0.053
16 2010 111 18.6 17.298 0.615 0.615
17 2011 97 4.6 1.058 0.152 0.152
18 2012 106 13.6 9.248 0.449 0.449
19 2013 95 2.6 0.338 0.086 0.086
20 2014 56 -36.4 66.248 -1.203 1.203
Tabel 4.10
UJI KONSISTENSI DATA STASIUN BUNG TOMO
METODE RESCALED ASJUSTED PARTIAL SUMS
Hujan
No Tahun Sk* Dy^2 Sk ** |Sk**|
Harian Max
1 1995 66 -26.4 34.848 -0.872 0.872
2 1996 57 -35.4 62.658 -1.170 1.170
3 1997 47 -45.4 103.058 -1.500 1.500
4 1998 47 -45.4 103.058 -1.500 1.500
5 1999 131 38.6 74.498 1.276 1.276
6 2000 115 22.6 25.538 0.747 0.747
7 2001 138 45.6 103.968 1.507 1.507
8 2002 95 2.6 0.338 0.086 0.086
9 2003 127 34.6 59.858 1.143 1.143
10 2004 112 19.6 19.208 0.648 0.648
11 2005 65 -27.4 37.538 -0.905 0.905
12 2006 47 -45.4 103.058 -1.500 1.500
13 2007 138 45.6 103.968 1.507 1.507
14 2008 70 -22.4 25.088 -0.740 0.740
15 2009 51 -41.4 85.698 -1.368 1.368
16 2010 69 -23.4 27.378 -0.773 0.773
17 2011 42 -50.4 127.008 -1.666 1.666
18 2012 123 30.6 46.818 1.011 1.011
19 2013 52 -40.4 81.608 -1.335 1.335
20 2014 53 -39.4 77.618 -1.302 1.302
dengan :
XT = Variate yang diekstrapolasikan, yaitu besarnya curah hujan rancangan untuk
periode ulang T tahun
X = Harga rerata dari data
n
1
X =
n
Xi
i=1
Sx = Standard deviasi
n n
Xi 2 - X
i=1
Xi
i=1
Sx =
n - 1
K = Faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari periode ulang (return periode)
dan tipe distribusi frekuensi.
Untuk menghitung faktor frekuensi E.J Gumbel Type I digunakan rumus :
dengan :
Yt = Reduced variate sebagai fungsi periode ulang
T (th)
= - Ln (-Ln (T - 1) / T)
Yn = Reduced mean sebagai fungsi dari banyaknya data n
Sn = Reduced Standard deviasi sebagai fungsi dari banyaknya data n
Jika :
Tabel 4.12
Hubungan Reduced Mean Sn
Dengan Besarnya Sample n
n Sn n Sn n Sn n Sn
Tabel 4.13
Perhitungan Hujan Rancangan Dengan Metode
E.J. Gumbel
Curah Hujan Curah Hujan
Tahun Tahun
(mm/hari) (mm/hari)
1995 85 2005 90
1996 90 2006 46
1997 88 2007 96
1998 102 2008 53
1999 94 2009 78
2000 93 2010 75
2001 93 2011 103
2002 96 2012 112
2003 82 2013 76
2004 118 2014 64
Jumalah = 1732.85
Rata-Rata = 86.64
St. Deviasi = 17.91
n = 20
Sn = 1.063
Yn = 0.5236
Tabel 4.14
(log x) - ( log x) / n
2 2
log x =
n-1
Standard Deviasi :
Koefisien Asimetri :
Faktor frekuensi K, diperoleh dari tabel untuk setiap Cs positif atau negatif seperti
pada tabel
Tabel 4.15
Faktor Frekuensi K Untuk Distribusi Log Pearson Type III
Koefisien Asimetri Cs Posisitf
Return period in years
Skew 2 5 10 25 50 100 200 1000
Coefficient Exceedence probability
Cs or Cw 0,5 0,2 0,1 0,04 0,02 0,01 0,005 0,001
Tabel 4.16
Faktor Frekuensi K Untuk Distribusi Log Pearson Type III
Koefisien Asimetri Cs Negatif
Tabel 4.17
PERHITUNGAN HUJAN RANCANGANN DENGAN LOG PEARSON TIPE III
No Rangking Log x (log x - Log x) (Log x - Log x)^2 (Log x - Log x)^3
(mm/hari)
1 118 2.0727 0.1452 0.0211 0.0031
2 112 2.0507 0.1232 0.0152 0.0019
3 103 2.0121 0.0846 0.0072 0.0006
4 102 2.0092 0.0817 0.0067 0.0005
5 96 1.9808 0.0533 0.0028 0.0002
6 96 1.9800 0.0525 0.0028 0.0001
7 94 1.9719 0.0444 0.0020 0.0001
8 93 1.9674 0.0399 0.0016 0.0001
9 93 1.9663 0.0388 0.0015 0.0001
10 90 1.9559 0.0284 0.0008 0.0000
11 90 1.9530 0.0255 0.0007 0.0000
12 88 1.9435 0.0161 0.0003 0.0000
13 85 1.9269 -0.0006 0.0000 0.0000
14 82 1.9133 -0.0142 0.0002 0.0000
15 78 1.8940 -0.0335 0.0011 0.0000
16 76 1.8836 -0.0439 0.0019 -0.0001
17 75 1.8734 -0.0541 0.0029 -0.0002
18 64 1.8064 -0.1210 0.0147 -0.0018
19 53 1.7258 -0.2017 0.0407 -0.0082
20 46 1.6629 -0.2646 0.0700 -0.0185
Jumlah 38.5497 0.0000 0.1940 -0.0222
Rata-Rata 1.9275
Sumber hasil perhitungan
Standar deviasi (sn) dan Koefisien Asimetri (cs)
sn = 0.1011
cs = -1.2554
Persamaan Ekstrapolasi Log Pearson Tipe III
Log x= Log x + K. Sn
x=10^ (Log x + K.Sn)
x=10^ (1,9275+ K. 0,1011)
Tabel 4.18
2.2.KOEFISIEN PENGALIRAN
Besarnya koefisien pengaliran suatu daerah dipengaruhi oleh kondisi karakteristik, sebagai
berikut (Subarkah, 1980: 51) :
1. Keadaan hujan.
2. Luas dan bentuk daerah pengaliran.
3. Kemiringan daerah pengaliran dan kemiringan dasar pegunungan.
4. Daya infiltrasi tanah dan perkolasi tanah.
5. Kebasahan tanah.
6. Suhu, udara, angin dan evaporasi.
7. Letak daerah aliran terhadap arah angin.
8. Daya tampung palung sungai dan daerah sekitarnya.
Bila tidak terdapat pengukuran limpasan yang terjadi maka untuk DPS tertentu besarnya
koefisien pengaliran dapat dilihat pada tabel berikut (Sosrodarsono, 1978: 145) :
Tabel 5.1.
Koefisien Pengaliran menurut Dr. Mononobe
Tabel 5.2.
Distribusi Hujan Netto dalam Beberapa Kala Ulang
Q = 1 /3.6 x C x I x A
Dengan
Q = debit banjir maksimum (m3/dt)
C = koefisien pengaliran / limpasan
I = intensitas hujan rata-rata saat tiba banjir (mm/jam)
A = daerah pengaliran (km2)
Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yg jatuh untuk mengalir
dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik kontrol) setelah tanah menjadi jenuh dn
depresi-depresi kecil terpenuhi. Waktu konsentrasi (tc) oleh Kirpich (1940) , yg dapat ditulis adalah
sebagai berikut :
0,385
0,8 𝐿2
𝑡𝑐 =
1000𝑆
Tc = waktu konsentrasi (jam)
L = panjang saluran utama (km)
S = kemiringan saluran utama (m/m)
Pada analisis banjir rencana metode rasional di lakukan perhitungan berdasarkan titik-titik kontrol
rencana yg terbagi berdasarkan segmen-segmen perencanaan, yang disajikan pada gambar berikut.
Contoh soal : Berdasarkan perhitungan intensitas hujan DAS Tukad Mati sebelumnya, hitung debit
banjir rencana dengan kala ulang 5 tahun (Q 10th) dengan metode rasional untuk DAS Tukad Mati,
bila diketahui :
L = 13 km
A = 129,25 km2
S = 0.01
C = 0.70
Maka
0,385
2
0,8 𝑥 13
𝑡𝑐 = ( )
1000 𝑥 0,01
𝑡𝑐 = 2,73 𝑗𝑎𝑚
𝑅24 24 2/3
Intensitas hujan : 𝐼 = ( )
24 𝑇
2
115,730 24 3
Maka : 𝐼= ( )
24 2,73
𝐼 = 124,65 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
1
Hitung banjir : 𝑄= 𝐶𝐼𝐴
3,6
1
𝑄= 𝑥 0,70 𝑥 124,65 𝑥 129,25
3,6
𝑄 = 3132,65 𝑚3 /𝑑𝑡
Contoh soal : Berdasarkan perhitungan intensitas hujan DAS Tukad Mati sebelumnya, hitung debit
banjir rencana dengan kala ulang 5 tahun (Q 25th) dengan metode rasional untuk DAS Tukad Mati,
bila diketahui :
L = 13 km
A = 129,25 km2
S = 0.01
C = 0.70
Maka
0,385
2
0,8 𝑥 13
𝑡𝑐 = ( )
1000 𝑥 0,01
𝑡𝑐 = 2,73 𝑗𝑎𝑚
𝑅24 24 2/3
Intensitas hujan : 𝐼 = ( )
24 𝑇
2
131,702 24 3
Maka : 𝐼= ( )
24 2,73
𝐼 = 141,85 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
1
Hitung banjir : 𝑄= 𝐶𝐼𝐴
3,6
1
𝑄= 𝑥 0,70 𝑥 141,85 𝑥 129,25
3,6
𝑄 = 3564,99 𝑚3 /𝑑𝑡
Contoh soal : Berdasarkan perhitungan intensitas hujan DAS Tukad Mati sebelumnya, hitung debit
banjir rencana dengan kala ulang 5 tahun (Q 50th) dengan metode rasional untuk DAS Tukad Mati,
bila diketahui :
L = 13 km
A = 129,25 km2
S = 0.01
C = 0.70
Maka
0,385
2
0,8 𝑥 13
𝑡𝑐 = ( )
1000 𝑥 0,01
𝑡𝑐 = 2,73 𝑗𝑎𝑚
𝑅24 24 2/3
Intensitas hujan : 𝐼 = ( )
24 𝑇
2
143,551 24 3
Maka : 𝐼= ( )
24 2,73
𝐼 = 154,61 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
1
Hitung banjir : 𝑄= 𝐶𝐼𝐴
3,6
1
𝑄= 𝑥 0,70 𝑥 154,61 𝑥 129,25
3,6
𝑄 = 3885,72 𝑚3 /𝑑𝑡
Contoh soal : Berdasarkan perhitungan intensitas hujan DAS Tukad Mati sebelumnya, hitung debit
banjir rencana dengan kala ulang 5 tahun (Q 100th) dengan metode rasional untuk DAS Tukad Mati,
bila diketahui :
L = 13 km
A = 129,25 km2
S = 0.01
C = 0.70
Maka
0,385
2
0,8 𝑥 13
𝑡𝑐 = ( )
1000 𝑥 0,01
𝑡𝑐 = 2,73 𝑗𝑎𝑚
𝑅24 24 2/3
Intensitas hujan : 𝐼 = ( )
24 𝑇
2
155,313 24 3
Maka : 𝐼= ( )
24 2,73
𝐼 = 167,28 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
1
Hitung banjir : 𝑄= 𝐶𝐼𝐴
3,6
1
𝑄= 𝑥 0,70 𝑥 167,28 𝑥 129,25
3,6
𝑄 = 4204,09 𝑚3 /𝑑𝑡
Dari ke empat metode di atas yang paling banyak dipakai adalah metode hidrograf satuan (unit
hydrograph). Pada analisa kali ini metode penentuan debit banjir rencana akan dilakukan
dengan metode hidrograf satuan sintetik metode Nakayasu
Penggunaan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu, diperlukan beberapa karakteristik
parameter daerah alirannya, seperti:
1. Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak hidrograf (time to peak magnitude)
2. Tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat hidrograf (time log)
3. Tenggang waktu hidrograf (time base of hydrograph)
4. Luas daerah aliran
5. Panjang aliran sungai terpanjang (length of the longest channel)
6. Koefisien pengaliran
Rumus dari hidrograf satuan Nakayasu adalah:
Dimana:
Tp = Tg + 0,8 Tr
T 0,3 = x Tg
Tg adalah time lag yaitu waktu antara hujan sampai debit puncak banjir (jam) Tg dihitung
dengan ketentuan sebagai berikut:
Sungai dengan panjang lebih dari 15 km maka
Tg = 0,40 + 0,058 L
Sungai dengan panjang kurang dari 15 km, maka
Tg = 0,21 L 0,70
L = panjang sungai
Persamaan satuan hidrograf adalah:
Pada kurva naik
0 t Tp
t
Qt Qmaks 24
Tp
Rumus tersebut di atas merupakan rumus empiris, oleh karena itu dalam penerapannya terhadap
suatu daerah aliran harus didahului dengan pemilihan parameter-parameter yang sesuai dengan
tipe dan pola distribusi hujan agar didapatkan suatu pola hidrograf yang mendekati dengan
hidrograf banjir yang diamati.
Tabel 5.3.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total
T (JAM) UH (m3/det) BF (M3/DT)
(m3/det)
Tabel 5.4.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total
T (JAM) UH (m3/det) BF (M3/DT)
(m3/det)
13,83 18,44 36,88 13,83 9,22
0 0 0 10 10,00
1 12,18 168 0 10 178,45
2 24,30 336 225 0 10 570,58
3 2,14 30 448 449 0 10 936,81
4 0,62462 8,63777 40 896 168 0 10 1122,55
5 0,18739 2,59133 12 79,0030 336 112 10 551,40
6 0,05622 0,77740 3,4551 23,0341 30 224 10 290,88
7 0,02279 0,31513 1,0365 6,9102 8,6378 20 10 46,65
8 0,00684 0,09454 0,4202 2,0731 2,5913 5,7585 10 20,94
9 0,00205 0,02836 0,1261 0,8403 0,7774 1,7276 10 13,50
10 0,00062 0,00851 0,0378 0,2521 0,3151 0,5183 10 11,13
11 0,00018 0,00255 0,0113 0,0756 0,0945 0,2101 10 10,39
12 0,00006 0,00077 0,0034 0,0227 0,0284 0,0630 10 10,12
13 0,00002 0,00023 0,0010 0,0068 0,0085 0,0189 10 10,04
14 0,0000050 0,00007 0,0003 0,0020 0,0026 0,0057 10 10,01
15 0,00000150 0,00002 0,0001 0,0006 0,0008 0,0017 10 10,00
Tabel 5.5.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total
T (JAM) UH (m3/det) BF (M3/DT)
(m3/det)
15,07 20,10 40,19 15,07 10,05
0 0 0,00 10,00 10,00
1 12,18 183,60 0,00 10,00 193,60
2 24,30 366,21 244,81 0,00 10,00 621,02
3 2,14 32,29 488,29 489,61 0,00 10,00 1020,19
4 0,62462 9,41 43,06 976,57 183,60 0,00 10,00 1222,65
5 0,18739 2,82 12,55 86,11 366,21 122,40 10,00 600,11
6 0,05622 0,85 3,77 25,11 32,29 244,14 10,00 316,15
7 0,02279 0,34 1,13 7,53 9,41 21,53 10,00 49,95
8 0,00684 0,10 0,46 2,26 2,82 6,28 10,00 21,92
9 0,00205 0,03 0,14 0,92 0,85 1,88 10,00 13,81
10 0,00062 0,01 0,04 0,27 0,34 0,56 10,00 11,23
11 0,00018 0,00 0,01 0,08 0,10 0,23 10,00 10,43
12 0,00006 0,00 0,00 0,02 0,03 0,07 10,00 10,13
13 0,00002 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 10,00 10,04
14 0,0000050 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 10,00 10,01
15 0,00000150 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,00 10,00
Tabel 5.6.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total
T (JAM) UH (m3/det) BF (M3/DT)
(m3/det)
16,31 21,74 43,49 16,31 10,87
0 0 0,00 10,00 10,00
1 12,18 198,65 0,00 10,00 208,65
2 24,30 396,22 264,86 0,00 10,00 671,08
3 2,14 34,94 528,29 529,73 0,00 10,00 1102,95
4 0,62462 10,19 46,58 1056,58 198,65 0,00 10,00 1322,00
5 0,18739 3,06 13,58 93,17 396,22 132,43 10,00 648,45
6 0,05622 0,92 4,07 27,16 34,94 264,15 10,00 341,24
7 0,02279 0,37 1,22 8,15 10,19 23,29 10,00 53,22
8 0,00684 0,11 0,50 2,44 3,06 6,79 10,00 22,90
9 0,00205 0,03 0,15 0,99 0,92 2,04 10,00 14,13
10 0,00062 0,01 0,04 0,30 0,37 0,61 10,00 11,33
11 0,00018 0,00 0,01 0,09 0,11 0,25 10,00 10,46
12 0,00006 0,00 0,00 0,03 0,03 0,07 10,00 10,14
13 0,00002 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 10,00 10,04
14 0,0000050 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 10,00 10,01
15 0,00000150 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,00 10,00
Tabel 5.7.
1200,00
1000,00
debit (m3/dt)
800,00
Q-10
Q-25
600,00
Q-50
Q-100
400,00
200,00