Anda di halaman 1dari 5

Stiglitz, Sen & Fitoussi (2011:68) menyebutkan bahwa kualitas hidup

adalah konsep yang lebih luas daripada produksi ekonomi dan standar
hidup. Kualitas hidup mencakup sekumpulan penuh faktor-faktor yang
mempengaruhi apa yang kita hargai dalam hidup ini, melampaui sisi
materialnya.

Stiglitz, Sen & Fitoussi (2011:70-71) mengajukan ada tiga


pendekatan konseptual untuk mengukur kualitas hidup, yaitu :
· Pendekatan pertama, yang dikembangkan erat dengan riset psikologis,
dipijakkan pada gagasan tentang kesejahteraan subjektif. Pendekatan
ini terkait erat dengan tradisi utilitarian, yang menyatakan bahwa
mengupayakan manusia untuk ‘bahagia’ dan ‘puas’ dengan hidup mereka
merupakan tujuan universal eksistensi manusia.
· Pendekatan kedua berakar pada gagasan tentang kapabilitas.
Pendekatan ini melihat hidup seseorang sebagai kombinasi antara
berbagai ‘kegiatan dan kedirian’ (functionings) dan kebebasannya untuk
memilih di antara fungsi-fungsi tersebut(capabilities). Dasar pendekatan
kapabilitas ini memiliki akar kuat pada ide filosofis mengenai keadilan
sosial, mencerminkan fokus pada tujuan manusia dan menghargai
kemampuan individu untuk mengejar dan merealisasikan tujuan yang dia
yakini, serta memainkan peran prinsip-prinsip etis dalam merancang
masyarakat yang ‘baik’.
· Pendekatan ketiga, yang dikembangkan dalam tradisi ilmu ekonomi,
didasarkan pada gagasan tentang alokasi yang adil. Dasar pemikirannya,
banyak ditemui dalam ilmu ekonomi kesejahteraan, adalah menimbang
berbagai dimensi non-moneter kualitas hidup (melampaui barang dan
jasa yang diperdagangkan di pasar) dengan suatu cara yang menghargai
preferensi seseorang.

Menurut Effendi (2009), yaitu fase dalam kehidupan seorang wanita dimana
indung telur tidak lagi melepas telur tiap bulan dan menstruasi berhenti karena
menurunya hormon estrogen dan progesteron. Seorang wanita yang menopause
tidak lagi mempunyai sel telur yang dapat dibuahi, berlangsung pada usia 48-55
tahun. Selain itu ada perubahan jumlah FSH dan LH yang merangsang
pertumbuhan beberapa folikel setiap bulan sejak remaja.

Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh seseorang wanita yang masih
di pengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau pada
usia lima puluhan (Wahyunita, 2010:40)

FAKTOR – FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI MENOPAUSE
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi usia menopause seorang
wanita antara lain :
1. Paritas
a. Pengertian
1) Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita
(BKKBN, 2006).
2) Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu
hidup diluar rahim (28 minggu). Paritas dapat dibedakan menjadi primipara,
multipara dan grandemultipara (Wiknjosastro,2005).
3) Paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm(Manuaba,2008).
b. Klasifikasi Paritas
1) Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup
besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006).
2) Multipara
a) Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu
kali (Wiknjosastro, 2005).
b) Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup)
beberapa kali (Manuaba, 2008).
c) Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih (Varney,
2006).
3) Grandemultipara
a) Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau
lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan
(Manuaba, 2008).
b) Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau
lebih hidup atau mati (Rustam, 2005).
c) Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau
lebih (Varney, 2006).
c. Hubungan Paritas dengan Usia Menopause
Semakin sering wanita melahirkan maka semakin tua atau lama
mereka memasuki masa menopause. Hal ini dikarenakan kehamilan dan
persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita dan
juga dapat memperlambat penuaan tubuh (Yatim,2001).
2. Usia Menarche
a. Pengertian
1) Menarche adalah menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia
10 – 16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum
memasuki masa reproduksi (Proverawati,2009).
2) Menarche adalah perdarahan pertama dari uterus yang terjadi pada seorang
wanita (Wiknjosastro, 2005).
b. Macam – macam Menarche
Macam - macam menarche ada 2 yaitu (Wiknjosastro,2005) :
1) Menarche Prekoks
Menarche prekoks yaitu sudah ada haid sebelum umur 10 tahun.
2) Menarche Tarda
Menarche tarda yaitu menarche yang baru datang umur 14 -16 tahun.
c. Hubungan Usia Menarche dengan Usia Menopause
Menopause berhubungan dengan menarche. Semakin
dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul. Sebaliknya, makin
lambat menarche terjadi, makin cepat
terjadinya menopause (Wiknjosastro,2005).
Namun, secara global dan termutakhir, perempuan mengalami
menstruasi dini (premature). Hal ini disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal karena ketidakseimbangan hormon bawaan dari
lahir. Hal ini juga berkorelasi dengan faktor eksternal seperti asupan gizi
pada makanan yang dikonsumsi. Tingkat kualitas gizi yang lebih baik pada
masyarakat saat ini memicu menstruasi dini (Proverawati,2009).
3. Faktor Psikis
Perubahan – perubahan psikologis maupun fisik berhubungan dengan
kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah,
berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik, timbulnya perubahan
emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa sepi,
ketakutan, keganasan, tidak sabar,dll. Perubahan psikis ini berbeda – beda
tergantung dari kemampuan setiap wanita untuk menyesuaikan diri
(Proverowati,2010).
Wanita yang bekerja akan mengalami menopause yang lebih cepat
dibandingkan wanita yang tidak bekerja. Hal ini berpengaruh pada
perkembangan psikis seorang wanita (Yatim,2001).
Keadaan seorang wanita yang tidak menikah juga diduga
mempengaruhi perkembangan psikis wanita tersebut. Mereka akan
mengalami masa menopause lebih muda atau lebih cepat dibandingkan
dengan wanita yang telah menikah (Kasdu,2002).
4. Usia Melahirkan
Menurut penelitian yang dilakukan di Beth Israel Denconess Medical
Centre di Boston, menemukan bahwa wanita yang masih melahirkan di atas
40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua. Semakin tua
seseorang melahirkan anak, semakin tua pula memasuki
masa menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan
memperlambat sistem kerja organ reproduksi, bahkan akan memperlambat
proses penuaan tubuh (Kasdu,2002).
5. Pemakaian Alat Kontrasepsi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hormonal telah
mempelajari bahwa estrogen dan progesteron memberikan umpan balik
terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan
terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus,
estrogen dapat menghambat pengeluaran FSH sehingga perkembangan dan
kematangan folikel de Graff tidak terjadi. Di samping itu progesteron dapat
menghambat pengeluaran LH (Manuaba,2008).
Pemakaian alat kontrasepsi ini khususnya alat kontrasepsi jenis
hormonal. Hal ini biasanya terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang
menekan fungsi indung telur sehingga memproduksi sel telur. Pada wanita
yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama / tua memasuki
masa menopause(Kasdu,2002).
6. Merokok
Perilaku hidup sehat sangat berperan penting dalam pencegahan
sindrom premenopause, misalnya tidak merokok, menghindari kopi, alcohol
dan makanan pedas. Merokok dapat mempercepat terjadinya sindrom
premenopause karena wanita yang merokok mempunyai kadar estrogen yang
lebih rendah daripada wanita yang tidak merokok (Proverawati,2010).
Pada wanita perokok dapat mengakibatkan gangguan rahim, kanker,
dan gangguan janin. Ternyata, rokok juga memicu
terjadinyamenopause secara dini. Bagi mereka yang perokok berat, risiko
mengalami menopause dini dua kali lipat lebih cepat. Namun, perempuan
yang dulunya merokok kemudian berhenti, setidaknya 10 tahun
sebelum menopause, pada dasarnya memiliki kemungkinan yang sedikit
untuk berhenti menstruasi sebelum memasuki usia 45 tahun (Smart,2010).
Bagi perokok berat, resiko menopause dini hampir dua kali
lipat. Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti 10 tahun
sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti
menstruasi secara normal dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45
tahun (Siswono,2004).

DAFTAR PUSTAKA
Andrews, Gilly. 2009. Buku Ajar Kesehatan reproduksi
Wanita. Jakarta : EGC.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwaono Prawirohardjo.
Bertiani. 2009. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Menopause pada
Wanita di Kelurahan Titi Papan Kelurahan Medan Tahun 2009. Skripsi
Fakultas kesehatan Masyarakat Medan.
BKKBN. 2006. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta : BKKBN.
Friedman. 2004. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Hutapea, Ronald. 2005. Sehat dan Ceria di Usia Senja. Jakarta : PT.Rineka
Cipta.
Indarti, Junita. 2004. Panduan Kesehatan Wanita. Jakarta : Puspa Swara.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Kasdu, Dini. 2002. Kiat sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta : Pustaka
Pembangunan Swadaya Nusantara.
Nursalam. 2008. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Dan Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Proverawati, Atikah. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh
Makna. Yogyakarta : Nuha Medika.
Proverawati, Atikah. 2010. Menopause dan Sindrome
Premenopause. Yogyakarta : Nuha Medika.
Rustam, Mochtar. 2005. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC.
Smart, Aqila. 2010. Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta : A+PLUS
BOOKS.
Varney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wiknjosastro, H. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Yatim, F. 2001. Haid Tidak Wajar dan Menopause. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Anda mungkin juga menyukai