BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia maritim adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari.
Keterbatasan daratan menampung manusia dengan segala fasilitasnya menuntut dunia
untuk memfokuskan perhatian ke laut, yang begitu luas dengan kekayaan alamnya
merupakan pemanfaatan kekayaan alam yang terkandung didalam lautan.
Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar
dan kecil sangat potensial dalam pengembangan bidang maritim. Kapal laut
misalnya,merupakan sarana yang paling penting dalam transportasi laut. Sehingga laut
bukan lagi jurang pemisah antara pulau yang satu dengan pulau yang lain.
Jasa transportasi laut telah dimanfaatkan sejak dulu. Terbukti dengan
kemampuan pelaut-pelaut kita menjelajahi dunia dengan segala keterbatasan perahu
finisi. Pengembangan perdagangan juga memanfaatklan jasa laut . Hal ini disebabkan,
karena penggunaan kapal laut jauh lebih murah dibandingkan dengan jasa dirgantara,
kapasitas muat yang lebih banyak dan lain-lain.
Pemenuhan kebutuhan akan kapal laut tidak bisa di tunda lagi. Semakin
ketatnya persaingan dibidang ekonomi, sosial, politik dan pertahanan keamanan
merupakan motivasi bagi kita untuk meningkatkan kemampuan didalam mendesain
suatu kapal yang direncanakan dalam pengoperasiannya layak teknis dan layak
ekonomis,serta mampu bersaing dengan negara-negara lain.
1.2.1. Maksud
Tugas dalam mata kuliah “Teori Kapal” ini dimaksudkan agar mahasiswa
mengetahui perencanaan lines plan yang mempengaruhi bentuk water line Kapal. Dari
rencana water line, dapat diketahui sudut masuk air (Entrance). Entrance ini
1.2.2. Tujuan
D321 16 503 RISKA DAMAYANTI
Bangunan Kapal
2
1. Mahasiswa memahami teori dasar dalam merancang suatu kapal dan langkah -
langkah penggambarannya.
gading, dan luasan garis air. Dari perencanaan ini diharapkan mampu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Panjang Kapal
LOA (length over all) adalah panjang keseluruhan dari kapal yang diukur dari
LBP ( length between perpendicular) adalah jarak antara garis tegak buritan dan
LWL (length on the waterline) adalah jarak garis muat, yang diukur dari titik
potong dengan linggi haluan sampai titik potong dengan linggi buritan diukur
b. Lebar Kapal
BWL (breadth at the waterline) adalah lebar terbesar kapal yang diukur pada
B (breadth) adalah jarak mendatar gading tengah kapal yang diukur pada bagian
luar gading.
H adalah jarak tegak dari garis dasar sampai garis geladak yang terendah.
T (draught) adalah jarak tegak dari garis dasar sampai pada garis air muat.
Cwl adalah rasio antara luas bidang garis air muat dengan luas segiempat yang
berukuran L x B.
Awl
Cwl =
Lwl x B
Cb adalah rasio antara volume kapal dengan volume kotak yang berukuran B x T x L.
V
Cb =
L xBxt
Cph adalah rasio antara volume kapal dengan sebuah prisma yang
L x B x T x Cb
Cph =
Am x Cb
B x T x Cb
=
B x T x Cm
Cb
Cph =
Cm
Dimana : Am = Luas midship
Cb = Koefesien blok
Cm = Koefesien Midship
L = Panjang garis air
B = Lebar kapal
T = Sarat kapal
Cpv adalah rasio antara volume kapal dengan sebuah prisma (Awl x T).
V
Cpv =
Awl x T
L x B x T x Cb
=
L x B x Cw
Cb
Cpv =
Cw
Dimana : Awl = Luas garis air
Cb = Koefesien blok
Cw = Koefesien waterline
V = Volume kapal
L = Panjang garis air
B = Lebar kapal
T = Sarat kapal
II.2.1. Carena
Carena adalah bentuk badan kapal yang ada di bawah permukaan air.Dengan
perlengkapan lainnya kapal yang terendam di bawah permukaan air tidak termasuk
Carena.Isi Carena adalah volume badan kapal yang ada di bawah permukaan air (tidak
V = L x B x T x Cb
Dimana :
V = isi karena
L = panjang karena
D321 16 503 RISKA DAMAYANTI
Bangunan Kapal
8
B = lebar karena
T = sarat kapal
Cb = koefisien blok
II.2.2. Displacement
Displacement adalah berat zat cair yang didesak atau yang dipindahkan oleh
∆=Vxγ
Δ = L x B x T x Cb x γ x C
Dimana:
kurva SAC ini dapat dilihat dari banyaknya gading semu yang bentuk dan luasannya
semu.Fungsi dari SAC adalah untuk mengetahui bentuk dan luasan gading-gading juga
digunakan untuk menghitung volume kapal,luasan garis air melalui metode simpson dan
Rencana garis air (lines plan) adalah gambar rencana garis dari bentuk sebuah
kapal.Dengan gambar ini kita dapat mengetahui bentuk kapal yang direncanakan.Lines
plan atau rencana garis merupakan langkah selanjutnya dalam proses merancang suatu
kapal dengan berdasar pada data kapal yang diperoleh dari perancangan.
Adapun tujuan dari pembuatan lines plan atau rencana garis adalah untuk
mengetahui bentuk badan kapal terutama yang berada dibawah garis air.
Selain rencana garis pada bagian ini juga digambarkan carena yang tujuannya
untuk mengetahui bentuk badan kapal yakni karakteristik dari badan kapal terutama
yang berada dibawah garis air, dimana penggambaran ini dilakukan atas dasar garis air
memperhatikan semua bentuk dari badan kapal secara tiga dimensi, maka pada
Half breadth plan atau rencana dari setengah lebar bagian yang ditinjau dari
kapal, ini diperoleh jika kapal dipotong kearah mendatar sepanjang badan kapal, dan
gambar ini akan memperlihatkan bentuk garis air untuk setiap kenaikan dari dasar
2.Sheer plan
Sheer plan merupakan penampakan bentuk kapal jika kapal dipotong kearah
tegak sepanjang badan kapal. Pada kurva ini diperlihatkan bentuk haluan dan buritan
kapal, kanaikan deck dan pagar. Garis tegak yang memotong kapal dapat diketahui
apakah garis air yang direncanakan sudah cukup baik atau tidak.
3.Body plan
Body plan merupakan bagian dari rencana garis yang mempelihatkan bentuk
kapal jika kapal dipotong tegak melintang. Dari gambar terlihat kelengkungan gading-
gading (station-station). Kurva ini digambar satu sisi yang biasanya sisi kiri dari kapal
tersebut. Bagian belakang dari midship digambar d isisi kiri dari centre line, bagian
Misalkan suatu kapal dipotong secara melintang dengan arah ke bawah atau
vertikal. Pada pemotongan ini akan tampak dua dimensi yaitu dimensi tinggi
atau horizontal.pada potongan ini terlihat dua dimensi yaitu dimensi panjang
bawah atau vertikal.pada pemotongan ini terlihat dua dimensi yaitu dimensi
Lengkung bonjean (bonjean curve) adalah sarat yang menunjukkan luas section
sebagai fungsi dari sarat kapal.Bentuk lengkungan ini mula-mula diperkenalkan pada
permulaan abad ke 19 oleh seorang sarjana Perancis yang bernama Bonjean.Kurva ini
cukup digambarkan sampai geladak saja pada setiap section sepanjang kapal.untuk
Untuk mengetahui luas setiap section sepanjang kapal pada tinggi sarat
tertentu.
D321 16 503 RISKA DAMAYANTI
Bangunan Kapal
11
Dari lengkung bonjean kita dapat menghitung besarnya luas garis air pada sarat
tertentu.
(Even Keel) maupun kapal dalam keadaan trim atau garis air berbentuk profil
Sheer plan adalah proyeksi pertemuan antara kulit kapal dengan geladak.Sheer
berfungsi untuk mencegah hempasan air laut pada saat terjadi pitching.Sheer plan
merupakan penampakan bentuk kapal jika kapal dipotong kearah tegak sepanjang
kapal.Pada kurva ini kita dapat melihat bentuk haluan,buritan,kenaikan sheer dan
bulwark.Garis tegak yang memotong kearah tegak memanjang ini disebut buttock
line.Dari buttock line inilah kita dapat mengetahui apakah garis air yang kita
Bilga adalah kelengkungan pada sisi kapal terhadap base line.Radius bilga adalah
jari-jari pada bilga.Radius bilga tanpa rise of floor dapat dihitung dengan rumus :
R = {B x T x (1 – Cm)/0,4278}1/2
1. Simpson I
sebenarnya sudah lama dikenal oleh ahli matematika lainnya. Aturan simpson adalah
Y = a0+a1x+a2x2+a3x3
A = (a0+a1x+a2x2+a3x3)dx
A = 2aoh+2/3 a2h3.................................................................................(1)
Sehingga :
Y1 = ao+a1(-h)+a2(h)2+a3(-h)3
Yo = ao
Y3 = ao+a1h+a2h2+a3h3
Persamaan 1& 2
L+M+N = 2h
L-N =0
L+N = 2/3.h
L = N = 1/3.h
M = 4/3.h
N = 1/3.h
2. Simpson III
Dari gambar diatas diketahui bahwa luas OABD = Luas I+Luas II, dimana :
Luas I = ½ l (yo+CD)
= 2/3.AC.BC.
dimana AC ~ 1
BC = (y1-CD)
y0 y2
CD =
2
y0 y2
luas I = ½. 1y0
2
= 1/12. (9yo+3y2)
luas II = 2/3.l.(y1-yo/2-y2/2)
= 1/12 (8y1-4yo-4y2)
K = 1/12
F1 = 5 8-1
3. Simpson II
Rumusan ini merupakan penggabungan dari rumusan simpson I dan Simpson III
= 9/12.l (yo+3y1+3y2+y3)
K = 3/8
F1 =1331
Dengan demikian tadi ternyata bahwa rumus ini mampu menentukan luas suatu
memerlukan ordinat bantuan ( y2 ) yang jaraknya juga sejauh h dari ordinat akhirnya
( yl ) . Tanpa adanya bantuan dari ordinat yang lain itu, maka rumus tadi tidak dapat
digunakan.
Momen statis dari bagian kecil yang diarsir dengan lebar dx terhadap sumbu x
adalah luas bagian kecil x jarak titik berat bagian kecil tersebut ke sumbu x. Karena
bagian kecil yang diarsir dapat dianggap sebagai empat persegi panjang maka jarak titik
berat bagian kecil tersebut adalah 1/2y dan luas bagian kecil = y . dx.
Sx = ½ 02 y2 dx …………………………………….(1)
Jarak titik berat bagian kecil ke sumbu y = x. Momen Statis dari bagian kecil
Luas bagian kecil x jarak titik berat bagian kecil tersebut ke sumbu y.
Sx = y dx . x
Sy = x . y . dx
Jadi momen statis Sy untuk keseluruh bidang A yang dibatasi oleh y = f (x),
Sy = 0L x . y . dx …………………………………..(2)
Luas bagian kecil d * * dx * X (jarak titik berat elemen kecil terhadap sumbu
X)2.
d Ix = d * * dx 2
Momen Inersia terhadap sumbu x dari bagian kecil dengan lebar dx yang diarsir
adalah hasil integral dari momen inersia dari bagian kecil d * * dx.
d Ix = dx o L 2 * d *
Jadi momen inersia dari bagian kecil dengan lebar dx terhadap sumbu x adalah
1/3 y3 dx.
Ix = 1/3 01 ; Ix = 1/3 o L y3 dx
Luas bagian kecil x (jarak titik berat bagian kecil ke sumbu y)2
Iy = y * dx * X * (x)2 Iy = y * dx * (x)2
Iy = x2 * y * dx.
Jadi momen inersia untuk seluruh bidang A terhadap sumbu y (Iy) adalah:
Iy = oL x2 * y* dx.
Diagram carena atau sering juga disebut Hydrostatic Curve adalah diagram
yang terdiri dari beberapa lengkungan -lengkungan yang menjelaskan sifat-sifat dari
badan kapal yang tercelup dalam air. Dengan demikian sifat-sifat dari badan kapal dapat
sebagai berikut:
Lengkung ini menunjukkan besarnya luasan setiap garis air pada setiap kondisi
sarat tertentu.
Lengkung ini menunjukkan volume (m3) untuk setiap luas garis air pada setiap
Lengkung ini menunjukkan displacement dari kapal untuk setiap luas garis
air pada setiap kondisi sarat tertentu . Dengan mengasumsikan bahwa kapal berada pada
Lengkung ini menunjukkan displacement dari kapal untuk setiap luas garis
air pada setiap kondisi sarat tertentu dengan mengasumsikan bahwa kapal berlayar
dilaut.
Of adalah titik berat garis air (centre of floating) pada sarat kapal sedang
terapung.
Adalah jarak resultan gaya -gaya tekan keatas (centre of bouyancy) oleh air
ke badan kapal pada bagian yang tercelup ke midhsip untuk setiap sarat kapal.
KB adalah jarak titik tekan air kebagian bawah pelat lunas (keel) untuk
Ix menunjukkan besarnya momen inersia secara melintang pada garis air tiap
Metasentra melintang adalah perpotongan garis kerja gaya tekan ke atas pada
saat kapal tegak dengan garis kerja gaya tekan keatas pada saat kapal mengalami
V= Volume kapal.
DDT tergantung pada letak f, jika f dibelakang midhsip (-) berarti DDT (+).
Lengkung Bonjean
Lengkung bonjean (bonjean curve) adalah sarat yang menunjukkan luas section
sebagai fungsi dari sarat kapal.Bentuk lengkungan ini mula-mula diperkenalkan pada
permulaan abad ke 19 oleh seorang sarjana Perancis yang bernama Bonjean.Kurva ini
cukup digambarkan sampai geladak saja pada setiap section sepanjang kapal. Untuk
kapal baja luas section tidak memperhitungkan kulit.
lengkung Bonjean.
Jadi untuk mengetahui luas dari tiap-tiap station sampai tinggi sarat (T) tertentu
dapat dibaca dari gambar lengkung bonjean pada ketinggian sarat (T) yang sama,
dengan menarik garis mendatar hingga memotong lengkung Bonjean. Demikian pula
untuk sarat-sarat kapal yang lain dapat dilakukan dengan cara yang sama. Pada
umumnya lengkung bonjean cukup digambar sampai setinggi tepi kapai, pada setiap
station sepanjang kapal.
Untuk menggambar lengkung bonjean terlebih dahulu harusmenghitung tiap-tiap
station untuk beberapa macam tinggi sarat.Karena lengkung bonjen digambar sampai
garis geladak disampingkapal, maka harus menghitung luas station sampai geladak
disampingkapal.Untuk kapal kayu, ukuran yang dipakai didalam perhitunganadalah
dengan memperhitungkan tebal kulit.Sedang untuk kapal baja ukuran yang diambil
adalah tanpamemperhitungkan tebal kulit kapal. Jadi gambar lengkung bonjeanuntuk
kapal baja adalah tanpa kulit.
Gambar lengkung bonjean yang paling umum adalah yangdigambar pada
potongan memanjang dari kapal
Untuk ini mula-mula kita gambarkan garis dasar, linggi haluan dan buritan
kapal, garis geladak ditepi kapal, letak station-station dan garis-garis air. Skala sarat
tidak perlu sama dengan skala panjang kapal. Pada tiap-tiap station kita gambar
lengkung bonjean. Gambar lengkung bonjean dilengkapi pula dengan skala sarat di AP
dan FP untuk mndapatkan gambar yang betul, maka ujung-ujung lengkung bonjean
pada garis geledak ditepi kapal perlu kita koreksi dengan menarik garis yang laras.
Dengan gambar lengkung bonjean ini kita dapat menghitungvolume
displacement tanpa kulit untuk kapal baja pada bermacam-macamkeadaan sarat, baik
kapal itu dalam keadaan even keel (saratrata) maupun kapal dalam keadaan trim atau
garis air berbentuk profilgelombang (wave profil).
Sedang untuk kapal kayu yang dihitung adalah volume displacement
dengan kulit. Letak titik tekan memanjang B pada bermacam-macamkeadaan seperti
diatas juga dapat dihitung dari lengkung bonjean ini.
Untuk menghitung volume displacement dan titik tekanmemanjang (B) kalau
sarat depan dan sarat belakang diketahui, makamula-mula kita ukurkan sarat depan di
FP dan sarat belakang di AP. Bidang garis air pada kapal dalam keadaan trim kita tarik
sehinggamemotong station AP, 1, 2….9, FP. Dari tiap titik potong stationdengan garis
air itu kita tarik garis mendatar memotong lengkungbonjean.Harga luas dari tiap-tiap
station dapat dibaca pada garishorizontal itu. Sehingga luas tiap-tiap station yang masuk
ke dalam airdapat diketahui yaitu AAP, A1, A2… A8, A9.Harga luas tiap-tiap station ini
yang diperlukan untuk menghitungvolume displacement dan titik tekan memanjang (B).
BAB III
PENYAJIAN DATA
LWL : 86.1 m
LBP : 84.0 m
B : 15.0 m
H : 7.0 m
T : 5.0 m
V : 12.0 knot
1.Koefisien Blok
2.Koefisien Midship
= 0,99
3.Koefisien Waterline
D321 16 503 RISKA DAMAYANTI
Bangunan Kapal
24
Cw = 0,248 + (0.778*Cb)
Cw = 0,83
Cph = Cb/Cm
Cph = 0,75
Cpv = Cb/Cw
Cpv = 0,90
BAB IV
PEMBAHASAN
1.Koefisien Blok
( Chirilia )
1.2. Cb = 1,214 - (( 0,374 x V(knot)) / ( Lbp(m)0,5 ) )
= 0,72
( Schekluth )
1.3. Cb = 1,17 - ((0,361 x V(knot)) / ( Lbp(m)0,5 ) )
= 0,69
( Telfer )
1.4. Cb = 1,0 - ((0,375 x (1+(1/(L/B)) x V(knot)) / ( Lbp(m)0,5 ) )
= 0,871407
( Sabit series 60 )
1.5. Cb = 1,173 - ((0,368 x V(knot)) / ( Lbp(ft)0,5)
= 0,679276
( Bassoulis )
1.6. Cb = 0,813 x 0,99 x Lbp0,42 x B-0,3072 x T0,1721 x V-0,6135
= 0,6469
Koefisien Midship
Dalam buku "Ship Design for Efficiency and Economy" hal.34 :
D321 16 503 RISKA DAMAYANTI
Bangunan Kapal
26
( Van Lammeren )
2.1. Cm = 0,9 + ( 0,1 x ( Cb^0,5 ))
= 0,9835
( Kerlen 1979 )
2.2. Cm = 1,006 - ( 0,0056 x ( Cb^-3,56 ))
= 0,985948
( HSVA - Linienatlas )
2.3. Cm = 1 / ( 1 + ( 1 - Cb )^-3,56 )
= 0,013753
Koefisien Waterline
Dalam buku "Element of Ship Design " hal.54 :
3.1. Cw = Cb + 0,1
= 0,7988
3.4. Cw = Cph^2/3
= 0, 796248
( Posdunine )
3.6. Cw = ( 1 + ( 2 x Cb )) / 3
= 0,803108
3.10. Cw = ( 1 + ( 2 x Cp )) / 3
= 0,807009
4.2. Cpv = Cb / Cw
= 0,877691
= 1,025x 84
= 86.10 m
= 86.10 x 15 x 0,83
= 1071.945 m2
2.Am(luas Midship)
Am = B x T x Cm
= 15 x 5 x 0,99
D321 16 503 RISKA DAMAYANTI
Bangunan Kapal
28
= 74.25 m2
3.Volume
V = Lwl x B x T x Cb
= 86.10 x 15 x 5 x 0,74
= 4778.55 m3
4.Displacement
∆=Vxγxc
= 7579,3914723 ton
Perhitungan kemudi
1) Luas daun kemudi
= ( ( T x Lbp/100 ) + ( 1 + 25 ( B/Lbp ) )
= ( ( 5 x 94 / 100) + (1 + 25 (15/84) )
= 5,99719 m
terhadap kemudi.
a. 0,1 x DP = 0,1 x 3,33333
= 0,3333 m
b. 0,09 x DP = 0,09 x 3,33333
= 0,3 m
c. 0,17 x DP = 0,17 x 3,33333
= 0,5667 m
d. 0,15 x DP = 0,15 x 3,33333
= 0,5 m
e. 0,18 x DP = 0,18 x 3,33333
= 0,6 m
f. 0,04 x DP = 0,04 x 3,33333
= 0,13333 m
5) Ukuran tinggi baling-baling
L = 50 x (Lbp)
= 50 x 9.165151
= 458,258 mm
T = 2,4 x (Lbp)½
= 2,4 x 9.165151
= 21,9964
B = 36 x (Lbp)½
= 36 x 9.165151
= 329,945 mm
Ap = 25 (Lbp/3 + 10)
= 25 (84 / 3 + 10)
= 950 mm
= 0.95 m
= 106.4 mm
= 0.1064 m
= 421,8 mm
= 0,4218 m
Fp = 50 (Lbp/3 + 10)
= 50 (84/3 + 10)
= 1900 mm
= 1.9 m
= 843,6 mm
= 0,8436 m
= 212.8 mm
= 0,2128 m
= 1/50 x 15
= 0,3 m
WL ORD FS HK
0 0 0.25 0
0.25 0.131 1 0.131
0.5 0.265 0.5 0.1325
0.75 0.393 1 0.393
1 0.5203 0.75 0.390225
1.5 0.742 2 1.484
2 0.936 1.5 1.404
3 1.107 4 4.428
4 0.936 2 1.872
5 0.5203 4 2.0812
6 0 1 0
Σ= 12.31593
ABT’ = 2/3 x T/6 x ∑ = 6.8421806 m²
l = 4,2 m
l’ = 1,05 m
l” = 1,2642 m
Faktor
Luas Section Momen
Station SA/MA (SA) MS SA . MS (FM) SA.MS.FM
-0.5 0 0 0.25 0 0 0
-0.25 0 1.4 1 1.4 0 0
0 0.051 2.848 1.25 3.56 -10 -35.6
-
1.12 0.252 18.70041699 4 74.80166796 -9 673.2150117
-
2.03 0.44 32.65152173 2 65.30304346 -8 522.4243477
3.01 0.635 47.1220825 4 188.48833 -7 -1319.41831
-
4 0.804 59.66323516 2 119.3264703 -6 715.9588219
-
5 0.913 67.75190759 4 271.0076304 -5 1355.038152
-
6 0.97 71.98176381 2 143.9635276 -4 575.8541105
-
7 0.991 73.5401319 4 294.1605276 -3 882.4815828
-
8 1 74.20800393 2 148.4160079 -2 296.8320157
9 1 74.20800393 4 296.8320157 -1 -
296.8320157
10 1 74.20800393 2 148.4160079 0 0
11 1 74.20800393 4 296.8320157 1 296.8320157
12 1 74.20800393 2 148.4160079 2 296.8320157
13 1 74.20800393 4 296.8320157 3 890.4960472
14 0.985490466 73.13128035 2 146.2625607 4 585.0502428
15 0.952 70.64601974 4 282.584079 5 1412.920395
16 0.865 64.1899234 2 128.3798468 6 770.2790808
17 0.709 52.61347479 4 210.4538992 7 1473.177294
18 0.504 37.40083398 2 74.80166796 8 598.4133437
19 0.261 19.36828903 4 77.4731561 9 697.2584049
20 0.006 6.842180556 1.301 8.901676903 10 89.01676903
20.3 0 0 1.204 0 0 0
20.6 0 0 0.301 0 0 0
1 = 2 =
3426.612155 436.6212411
= 0.535166844 m
= 4954.76 m³
(Vol .SAC Vol .rancangan)
Koreksi Volume = x100%
Vol .rancangan
= 0,0140 %
TABEL OF
TABEL IT
TABEL Iy
TABEL IL
IV.11. Bonjean
IV.12. Hidrostatik
IV.12. Bonjean
BAB `V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
- Sistem kedua adalah tegak lurus pada sistempertama terdiri dari bidang-
- Sistem ketiga adalah tegak lurus pada system pertama dan kedua, terdiri
body plan.
D321 16 503 RISKA DAMAYANTI
Bangunan Kapal
69
Dari rencana garis air ini selanjutnya digunakan dalam perhitungan dan
digunakan untuk mengeahui sifat dan karakteristik kapal di bawah air pada setiap
kondisi sarat.
V.2. Saran
melaksanakan tugas.
sabar tentunya.
Antar elemen yang terkait sangat diperlukan kerja sama yang baik dan
kesabaran.
DAFTAR PUSTAKA
K J)
Surabaya(Anonim)
DAFTAR NOTASI
Lbp = Panjang antar garis tegak haluan dan garis tegak buritan yang di ukkur pada
Lwl = Panjang kapal yang di ukur dari perpotongan garis air dengan linggi haluan.
B = Lebar kapal
T = Sarat kapal
H = Tinggi kapal
Cb = Coefficient block
Cm = Coefficient midship
Cp = Coefficint prismatic
AФ = Luas midship
Km = Metasentra mellintang