Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhammad Abi Muzaki

Kelas : Ilkomp-1 Semester 1


Nim : 0701172054

Aliran Teologi Islam

No Aliran Tokoh Ajaran


1 Khawarij 1. Urwah bin Hudair  Khalifah atau imam harus dipilih secara
2. Mustarid bin Sa'ad bebas oleh seluruh umat Islam.
3. Hausarah al-Asadi  Khalifah tidak harus berasal dari
4. Quraib bin Maruah keturunan suatu suku, bangsa atau
5. Nafi' bin al-Azraq keturunan Rasulullah Muhammad
6. 'Abdullah bin Basyir Shallallahu 'alaihi Wa Sallam (bangsa
Arab) saja, bahkan dari kalangan mana
saja. Dengan demikian setiap orang
muslim berhak menjadi khalifah apabila
sudah memenuhi syarat.
 Khalifah dipilih secara permanen selama
yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syari’at Islam. Ia harus
dijatuhkan bahkan dibunuh kalau
melakukan kezaliman.
 Khalifah sebelum Ali (Abu
Bakar, Umar, Utsman) adalah sah, tetapi
setelah tahun ketujuh dari masa
kekhalifahannya Utsman dianggap telah
menyeleweng.
 Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah
terjadi arbitrase (tahkim), ia dianggap
telah menyeleweng.
 Mengharuskan seorang khalifah berbuat
adil dan menetapi syariat Islam.
 Khalifah yang dianggap telah
menyimpang dari syariat Islam wajib
diturunkan, bila perlu secara paksa dan
dibunuh.
 Melakukan pemberontakan kepada
Khalifah yang mereka anggap dzalim dan
tidak adil.
 Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu
Musa Al-Asy’ari juga dianggap
menyeleweng dan telah menjadi kafir.
 Pasukan perang
Jamal yaitu Aisyah, Thalhah,
dan Zubair yang melawan Ali adalah kafir.
 Seseorang yang berdosa besar tidak lagi
disebut muslim dan dia bisa disebut kafir,
sehingga harus dibunuh. Yang sangat
anarkis (kacau) lagi, mereka menganggap
bahwa seorang muslim dapat menjadi
kafir apabila ia tidak mau membunuh
muslim lain yang telah dianggap kafir
dengan risiko ia menanggung beban
harus dilenyapkan pula.
 Setiap muslim harus berhijrah dan
bergabung dengan golongan mereka. Bila
tidak mau bergabung, ia wajib diperangi
karena hidup dalam Dar al-Harb (negara
musuh), sedang golongan mereka sendiri
dianggap berada dalam Dar al-
Islam (Negara Islam).
 Seseorang harus menghindar dari
pimpinan yang menyeleweng.
 Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik
harus masuk surga, sedangkan orang
yang jahat harus masuk ke dalam
neraka).
 Memalingkan ayat-ayat Al-quran yang
tampak mutasabihat (samar).
 Quran adalah makhluk.
 Manusia bebas memutuskan
perbuatannya bukan dari Tuhan.
 Membolehkan membunuh golongan di
luar kelompoknya.

 Masalah sifat Allah SWT

Jahm bin Shafwan tidak membenarkan


Allah SWT diberi sifat-sifat yang terdapat
pada makhluk-Nya. Yang demikian itu
membawa penyerupaan Allah SWT dengan
ciptaan-Nya. Namun diakui pula bahwa
1. Ja'd Bin Dirham
banyak ayat Al-Qur'an yang menyebutkan
2 Jabariah 2. Jahm bin Shafwan
Allah SWT mendengar, melihat, berbicara
dan sebagainya. Ayat-ayat tersebut tidak
dilihat secara lahiriyah (tekstual) melainkan
dipahami secara konstekstual.

 Tentang Surga dan Neraka.


Surga dan neraka serta aktivitas
penghuninya akan berakhir. Firman Allah
SWT yang berbunyi (mereka kekal di
dalamnya) disebutkan majas, bukan
kekekalan yang sesungguhnya sebab yang
kekal hanyalah Allah SWT.

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman : "


Mereka (penghuni surga dan neraka) kekal
di dalamnya selama ada langit dan bumi,
kecuali Allah SWT menghendaki yang
lain…". (QS. 11 : 107 - 108).

Ayat tersebut menngandung syarat dan


pengecualian kekekalan surga dan neraka.
Bagi Jabariyah pahala dan siksaan pun
merupakan paksaan karena didasarkan pada
keyakinan bahwa manusia tidak memiliki
pilihan dan daya. Manusia dalam paham ini
hanya merupakan wayang yang digerakkan
dalang.

 Masalah Iman dan Kufur.

Iman dan kekafiran bergantung sepenuhnya


kepada keyakinan di dalam hati dan orang
yang telah mengenal baik dengan Allah
SWT kemudian ingkar dengan lidahnya
tidak akan menjadi kufur karenanya. Bahkan
juga tidak menjadi kafir sungguh pun ia
menyembah berhala, menjalankan ajaran
Yahudi atau Nasrani kemudian mati, bagi
Allah SWT orang demikian tetap merupakan
seorang mukmin yang sempurna.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam


Surat Al-Ihsan ayat 30 :

Yang artinya : "Bukanlah kamu yang


menghendaki, tetapi Allah-lah yang
menghendaki".
 Tentang Qudrot dan Irodat Manusia.

Manusia tidak mampu melakukan suatu


perbuatan, tidak memiliki kemauan,
kemampuan dan pilihan. Allah-lah pencipta
semua perbuatannya sebagaimana terjadi
pada benda-benda. Misalnya manusia
membaca, menulis, mendengar maka hal itu
sama saja dengan Allah SWT membuat
pohon tumbuh, berbuah, air mengalir dan
sebagainya.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam


Surat As-Shaffat ayat 96 :
Yang artinya : "Dan Allah-lah yang
menciptakan kamu dan apa yang kamu
perbuat".

Pokok-pokok ajaran Qodariah,


menurut Prof. Dr. Ahmad dalam bukunya
“Fajrul Islam” di kelompokkan terdiri dari
beberapa bagian, yaitu:

 Tentang perbuatan manusia

Menurut Qodariah, bahwa manusia


mempunyai kebebasan untuk berbuat dan
bertindak. Oleh karena itu manusia
1. Ibnu Sauda' bertanggung jawab sepenuhnya atas
Abdullah bin Saba' perbuatan sendiri. Manusia itu bebas berbuat
Al-Yahudi atau tidak berbuat.
2. Ma'bad Al-Juhani Itulah sebabnya manusia berhak menerima
3 Qadariyah pujian dan pahala atas perbuatannya yang
3. Ghailan Ad-
Dimasyqi baik, dan menerima celaan atau hukuman
4. Al-jahm bin atas perbuatannya yang salah.
Shafwan
 Tentang dosa besar

Perbuatan dosa besar yang dilakukan


oleh seorang mukmin kemudian
mati sebelum taubat maka orang tersebut
kafir.

 Tentang keesaan tuhan

Menurut faham Qodoriah


bahwa Allah itu esa dalam arti lain Allah itu
tidak mempunyai sifat wajib dan jaiz.
Menurut mereka Allah itu mengetahui,
berkuasa, hidup, mendengar dan melihat
dengan dzat nya sendiri.
Pendapat yang menyatakan
bahwa Allah memiliki sifat qadim,
mennurut Qodoriah sama dengan
mengatakan bahwa Allah itu lebih dari satu
dan tidak bersekutu dengan segala hal.

 Tentang akal manusia

Menurut Qodoriah bahwa akal


manusia mampu mengetahui mana yang
baik dan mana yang buruk, walaupun allah
tidak menurunkan agama. Sebab, kata
mereka sesuatu ada memiliki sifat yang
menyebabkan baik atau buruk misalnya
“benar” itu memiliki sifat yang
menyebabkan baik, dan sebaliknya,
“bohong” itu jjuga memiliki sifat sendiri
yang menyebabkan buruk.

Abu huzail Al-


Allaf,merumuskan lima prinsip pokok-
pokok ajaran mu’tazilah antara lain :
 At-Tauhid (Keesaan allah)
Ar-Tauhid adalah prinsip dan dasar pertama
 Wasil bin Atha. dan yang paling utama dalam aqidah islam.
 Abu Huzail al- Dengan demikian prinsip ini bukan hanya
Allaf. milik mu’tazilah, melainkan milik semua
 Al-Jubba'i. umat islam. Akan tetapi mu’tazilah lebih
mengkhususkannya lagi kedalam empat
 An-Nazzam.
beberapa pendapat diantaranya
4 Mu’tazilah  Al- jahiz. a) Menafikan sifat-sifat allah.
 Mu'ammar bin dalam hal ini mu’tazilah tidak mengakui
Abbad. adanya sifat pada allah. Apa yang dipandang
 Bisyr al-Mu'tamir. orang sebagai sifat bagi mu’tazilah tidak
lain adalah Dzat allah itu sendiri, dalam
artian allah tidak mempunyai sifat karena
yang mempunyai sifat itu adalah makhluk.
Jika tuhan mempunyai sifat berarti ada dua
yang qadim yaitu dzat dan sifat sedangkan
allah melihat, mendengar itu dengan dzatnya
bukan dengan sifatnya.
b) Al-Qur’an adalah makhluk.
Dikatakan makhluk karena al-Qur’an adalah
firman dan tidak qadim dan perlu diyakini
bahwa segala sesuatu selain allah itu adalah
makhluk.
c) Allah tidak dapat dilihat dengan mata.
Karena allah adalah dzat yang ghaib, dan
tidak mungkin dapat dilihat dengan mata
akan tetapi kita harus meyakininya dengan
keyakinan yang pasti.
d) Berbeda dengan
makhluknya (Mukhalafatuhu lilhawadist)
 Al-‘Adl (keadilan tuhan)
Prinsip ini mengajarkan bahwa, allah tidak
menghendaki keburukan bagi hambanya,
manusia sendirilah yang menghendaki
keburukan itu. Karena pada dasarnya
manusia diciptakan dalam kedaan fitrah
(Suci). Hanya dengan kemampuan yang
diberikan tuhanlah, manusia dapat
melakukan yang baik. Karena itu, jika ia
melakukan kejahatan, berarti manusia itu
sendirilah yang menghendaki hal
tersebut. Dari prinsip inilah, timbul ajaran
mu’tazilah yang dikenal dengan nama Al-
Shalah Wa Al-Ashlah, artinya allah hany
menghendaki sesuatu yang baik, bahkan
sesuatu terbaik untuk kemaslahatan
manusia.
 Al-Wa’d Wa-Al-Wai’d (Janji baik
dan ancaman)
Dalam hal ini allah menjanjikan akan
memberikan pahala kepada orang yang
berbuat baik dan akan menyiksa kepada
orang yang berbuat jahat. Janji ini pasti
dipenuhi oleh tuhan karena allah tidak akan
ingkar terhadap janjinya. Dalam prinsip ini
mu’tazilah menolak adanya syafa’at atau
pertolonagn dihari kiamat. Sebab syafaat
bertentangan dengan janji tuhan.
 Al-Manzilah Bain Al-Manzilatain
(Posisi diantara dua posisi)
Pendapat ini dikemukakan oleh Washil Bin
Atha’ dan merupakan pendapat yang
pertama dari aliran mu’tazilah. Menurut
ajaran ini, seorang muslim yang melakukan
dosa besar dan tidak sempat bertaubat
kepada allah SWT maka ia tidaklah mukmin
dan tidak pula kafr. Ia berada diantara
keduanya. Dikatakan tidak mukmin karena
ia melakukan dosa besar dan dikatakan tidak
kafir karena ia masi percaya kepada allah
dan berpegang teguh pada dua kalimat
syahadat. Dengan demikian Washil bin atha’
menyebutnya sebagai orang fasiq.
 Amar Makruf dan Nahi munkar.
Prinsip ini menitik beratkan kepada
permasalahan hukum fiqh, bahwa amar
makruf dan nahi munkar harus ditegakkan
dan wajib dilaksanakan. Kaum mu’tazilah
sangat gigih melaksanakan prinsip ini,
bahkan pernah melakukan kekerasan demi
amar makruf dan nahi munkar.

. Megimani dan mengamalkan semua


yang datang dari Rosulillah saw. Baik
yang tercantum di al-Qur’an ataupun
di Hadits sebagai bukti dari sikap
‘ubudiyyah pada Allah SWT.
Tidak mencaci makai para Sahabat
Nabi, tetapi menghormati dan
memintakan ampunan untuk mereka.

Bersedia untuk taqlid pada Ijtihad para


Ulama’ Madzahib dalam berbagai
masa’il diniyah fiqhiyyah, disamping
Ahlu mempelajari dalil-dalilnya.
 Imam Abu Hasan
Sunnah
5 Al Asy’ari Mengimani ayat-ayat mutasyabihat
Wal
 Imam Al Maturidi tanpa berusaha untuk mena’wil yang
Jamaah
sampai pada batas mentasybihan
maupun penta’thilan (menafikan sifat-
sifat Allah)

Meyakini bahwa al-Qur’an adalah


Kalamullah al-Qadim, tidak makhluk
dan tidak mengalami perubahan.
Tidak beranggapan bahwa Imamah
adalah rukum Iman, namun sebagai
kewajiban / dlarurah ‘aammah demi
kemashlahatan ummat untuk
menjalankan syari’at Islam.
Mengakui kekhilafan Khulafaur
Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman
dan Ali).

Mencintai ahlul bait Rasulullah


SAWdengan tanpa lewat jalur Syi’ah
(dibatasi pada 12 imam dan mengkafir-
kafirkan sahabat).
Mempercayai bahwa besok di Akhirat
orang mu’min dapat melihat Allah
SWT sebagaimana dalam firman-
firmanNya.

Tidak mengingkari pada bolehnya


tawassul dan adanya karomah Auliya’.
Tidak membenarkan ajaran taqiyyah,
yakni melahirkan sesuatu yang
bertentangan dengan nurani hanya
untuk menipu ummat Islam.

Percaya bahwa sebaik kurun / periode


adalah masa Rasulullah SAW setelah
itu adalah Sahabatnya, setelahnya
adalah Tabi’in…Tabi’it Tabi’in … dan
seterusnya.
 At tauhid
Kaun Syi’ah juga meyakini bahwa Allah
 Nashr bin SWT itu Esa, tempat bergantung semua
Muzahim makhluk, tidak beranak dan tidak
 Ahmad bin Abi diperanakkan dan juga tidak serupa dengan
Abdillah Al-Barqi makhluk yang ada di bumi ini. Namun,
menurut mereka Allah memiliki 2 sifat yaitu
 Ibrahim bin Hilal
al-tsubutiyah yang merupakan sifat yang
Ats-Tsaqafi
harus dan tetap ada pada Allah SWT. Sifat ini
 Muhammad bin
mencakup ‘alim (mengetahui), qadir
6 Syiah Hasan bin Furukh
(berkuasa), hayy (hidup), murid
Ash-Shaffar
(berkehendak), mudrik (cerdik, berakal),
 Ali bin Babawaeh qadim azaliy baq (tidak berpemulaan, azali
Al-Qomi dan kekal), mutakallim (berkata-kata) dan
 Ibnu ‘Aqil Al- shaddiq (benar). Sedangkan sifat kedua yang
‘Ummani dimiliki oleh Allah SWT yaitu al-salbiyah
 Muhammad bin yang merupakan sifat yang tidak mungkin
Umar Al-Kasyi ada pada Allah SWT. Sifat ini meliputi antara
tersusun dari beberapa bagian, berjisim, bisa
dilihat, bertempat, bersekutu, berhajat
kepada sesuatu dan merupakan tambahan
dari Dzat yang telah dimilikiNya.

 Al ‘adl
Kaum Syi’ah memiliki keyakinan bahwa
Allah memiliki sifat Maha Adil. Allah tidak
pernah melakukan perbuatan zalim ataupun
perbuatan buruk yang lainnya. Allah tidak
melakukan sesuatu kecuali atas dasar
kemaslahatan dan kebaikan umat manusia.
Menurut kaum Syi’ah semua perbuatan yang
dilakukan Allah pasti ada tujuan dan maksud
tertentu yang akan dicapai, sehingga segala
perbuatan yang dilakukan Allah Swt adalah
baik. Jadi dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa konsep keadilan Tuhan
yaitu Tuhan selalu melakukan perbuatan
yang baik dan tidak melakukan apapun yang
buruk.Tuhan juga tidak meninggalkan
sesuatu yang wajib dikerjakanNya.

 An nubuwwah
Kepercayaan kaum Syi’ah terhadap
keberadaan Nabi juga tidak berbeda halnya
dengan kaum muslimin yang lain. Menurut
mereka Allah mengutus nabi dan rasul untuk
membimbing umat manusia. Rasul-rasul itu
memberikan kabar gembira bagi mereka-
mereka yang melakukan amal shaleh dan
memberikan kabar siksa ataupun ancaman
bagi mereka-mereka yang durhaka dan
mengingkari Allah SWT. Dalam hal
kenabian, Syi’ah berpendapat bahwa jumlah
Nabi dan Rasul seluruhnya yaitu 124 orang,
Nabi terakhir adalah nabi Muhammad SAW
yang merupakan Nabi paling utama dari
seluruh Nabi yang ada, istri-istri Nabi adalah
orang yang suci dari segala keburukan, para
Nabi terpelihara dari segala bentuk kesalahan
baik sebelum maupun sesudah diangkat
menjadi Rasul, Al Qur’an adalah mukjizat
Nabi Muhammad yang kekal, dan kalam
Allah adalah hadis (baru), makhluk
(diciptakan) hukian qadim dikarenakan
kalam Allah tersusun atas huruf-huruf dan
suara-suara yang dapat di dengar, sedangkan
Allah berkata-kata tidak dengan huruf dan
suara.

 Al-Ma’ad
Secara harfiah al ma’dan yaitu tempat
kembali, yang dimaksud disini adalah
akhirat. Kaum Syi’ah percaya sepenuhnya
bahwahari akhirat itu pasti terjadi. Menurut
keyakinan mereka manusia kelak akan
dibangkitkan, jasadnya secara
keseluruhannya akan dikembalikan ke
asalnya baik daging, tulang maupun ruhnya.
Dan pada hari kiamat itu pula manusia harus
memepertanggungjawabkan segala
perbuatan yang telah dilakukan selama hidup
di dunia di hadapan Allah SWT. Pada saaat
itu juga Tuhan akan memberikan pahala bagi
orang yang beramal shaleh dan menyiksa
orang-orang yang telah berbuat kemaksiatan.

Anda mungkin juga menyukai