Anda di halaman 1dari 2

Carboxymethyl cellulose (CMC) merupakan turunan selulosa yang paling banyak digunakan pada

berbagai industri, seperti industri makanan, farmasi, detergen, tekstil dan produk kosmetik sebagai
pengental, penstabil emulsi atau suspensi dan bahan pengikat (Wijayani dkk., 2005).

Sintesis dan Karakterisasi Carboxymethyl Cellulose (CMC) dari Selulosa Eceng Gondok (Eichhornia
crassipes) (Adis Mahendra dan Mitarlis)

Pelarut H2O2 memiliki rendemen paling kecil dibandingkan dengan selulosa dengan pelarut NaClO
(Natrium Hidroksida) dan NaOH (Natrium Hipoklorit).

Dikarenakan pada pH 10 peroksida akan terdekomposisi menjadi ion perhidroksil (HOO-). Ion
perhidroksil sebagai bahan yang aktif bereaksi dengan struktur karbonil pada lignin sehingga lignin
terurai dan larut sehingga selulosa dengan pelarut H2O2 juga memiliki warna yang lebih cerah
dibandingkan dengan selulosa dengan pelarut lainnya. Kecerahan tersebut menunjukkan bahwa serat-
serat selain selulosa seperti lignin dan hemiselulosa berhasil didegradasi dengan perlakuan yang
diberikan saat tahap isolasi.

Proses alkalisasi merupakan proses saat terjadi reaksi substitusi antara gugus hidroksil dengan
NaOH menghasilkan natrium selulosa. Sedangkan karboksimetilasi merupakan proses dimana
terjadi reaksi substitusi terjadi antara gugus Na pada natrium selulosa dengan gugus natrium
kloroasetat menghasilkan CMC.

Semakin besar nilai DS maka semakin besar pula kelarutan CMC di dalam air.

Hal ini dikarenakan NaCl merupakan hasil samping reaksi sintesis CMC akibat kelebihan reagen
yang ditambahkan.

Proses alkalisasi dalam media air akan menghasilkan CMC yang kurang homogen, sehingga nilai DS
dari CMC yang dihasilkan rendah serta memiliki viskositas yang rendah pula (Hendayani dan
Musianti, 1993).

Alkalisasi dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH yang bertujuan untuk mengaktifkan gugus-
gugus -OH pada molekul selulosa dan mengembangkan selulosa. Pengembangan selulosa ini dapat
memudahkan difusi reagen untuk proses selanjutnya, yaitu karboksimetilasi.

Selain itu terdapat pula reaksi yang menghasilkan produk samping karena adanya kelebihan NaOH.
Kelebihan NaOH yang tidak bereaksi dengan selulosa pada tahap karboksimetilasi akan bereaksi
dengan Natrium Kloroasetat dan menghasilkan Na-glikolat dan NaCl.
Semakin banyak NaOH yang ditambahkan akanbertambah pula produk sampingnya. Hal ini akan
berpengaruh pada kemurnian CMC yang dihasilkan, dimana semakin banyak produk samping maka
kemurnian CMC yang dihasilkan akan semakin berkurang (Wijayani dkk.,2005).

Penggunaan larutan alkali pada proses sintesis CMC berfungsi untuk mengembangkan selulosa dan
membantu proses penghancuran struktur kristalin selulosa pada proses alkalisasi. Ketika bereaksi
dengan alkali struktur kristalin selulosa akan berubah menjadi struktur amorf dan hal ini akan
mempermudah substitusi gugus karboksimetil pada proses karboksimetilasi.

Anda mungkin juga menyukai