Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN DAN METALURGI

INDRA FEBRIYANTO GIRSANG


201563009

PROGRAM SUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2018
Peralatan Yang Digunakan Pada Proses Pengolahan Bahan Galian

1. Jaw Crusher

Alat ini terdiri dari Fixed Jaw yang melekat pada Frame (rangka) dan Moveble Jaw
(swim jaw) akibat gesekan “Swim Jaw” yang menjauh dan mendekat terhadap “Fixed
Jaw” maka material akan tertekan dan akan pecah menjadi material dengan ukuran yang
lebih kecil. Gaya – gaya yang bekerja adalah “Compresive Stress”, “Shean Stress” dan
gaya tarik.
Macam – macam Jaw Crusher yaitu :
 Blake Jaw Crusher
 Dedge Jaw Crusher
 Telamit Jaw Crusher
 Single Tygle Jaw Crusher
Istilah – istilah Jaw Crusher yaitu :
 Mouth adalah lubang penerima feed (umpan)
 Throat adalah jarak horisontal pada mouth
 Sit adalah jarak horisontal pada throut
 Closed set adalah jarak fixed jaw dan moveble jaw saat swim jaw di muka.
 Opened set adalah jarak fixed jaw dan moveble jaw saat swim jaw berada paling
 belakang.
 Throw adalah jarak yang ditempuh aleh swim jaw saat mencapai opebed set.
 Nip Angle adalah sudut yang dibentuk oleh garis singgung yang dibuat dari
permukaan antara material dengan jaw.
Kapasitas dari jaw crusher dipengaruhi oleh gravitasi, kekerasan dan moisture constanta.
Oleh Taggart dirumuskan : T = 0,6 Ls
Dimana :
T= Kapasitas Jaw Crusher (ton/jam)
L= Panjang lubang / penerimaan
S = Lebar lubang pengeluaran
Karakteristik dari Jaw Crusher yaitu :
 Semua lubang Jaw Crusher mampu mengeluatkan produk dari yang kasar sampai
yang halus.
 Kemampuan Jaw Crusher ditentukan oleh Reduction Ratio yang di hasilkan oleh Jaw
Crusher.
Faktor – faktor yang mempengaruhi efesiensi Jaw Crusher yaitu :
 Lebar lubang pengeluaran
 variasi dari pada throw
 Kecepatan yang tinggi akan menggunakan efisiensi
 Ukuran dari pada feed
 Reduction Ratio
 Kapasitas dari umpan
 Reduction Ion
Choke Crushing adalah pecahnya material akibat dari pada material itu sendiri, dimana
akan menghasilkan produk yang lebih halus.
Arresteed Crushing adalah pecahnya batuan akibat dari pada alat dan material itu
sendiri.
2. Gyratory Crusher

Alat ini mempunyai kapasitas yang besar dan pergerakannya kontinyu, alat ini
berputar bergoyang terus karena meremuk material secara terus menerus.
Macam – macam Gyratory Crusher yaitu :
 Suspended spindle gyratory crusher
 Supported spindle gyratory crusher
Karakteristik dari gyratory crusher yaitu : dimana alat ini digunakan untuk Primary
Crushing berukuran besar mempunyai gape 72 inchi dengan besar sekitar 700 ton dan
saat sekarang biasa di gunakan untuk secondary crushing.
Kapasitas Gyratory Crusher yaitu :
Mempunyai kapasitas yang lebih besar dari Jaw Crusher oleh Taggart
dirumuskan :
T = 0,75 So ( 1 – G )
Dimana :
T = kapasitas (ton/jam)
G = Gope (inchi)
So = Opened Set (inchi)
Kapasitas dari alat ini tergantung kepada :
 Sifat alamiah material yang dihancurkan
 Sifat permukaan concaves dan crushing head terhadap feed
 Ukuran produktan yang diinginkan
 Moisture content, selting, rpm, grape.
Perbedaan Jaw Crusher dan Gyratory Crusher adalah :
Gyratory Crusher terdiri dari :
 kapasitas besar
 Untuk pengangkutan kelapangan memerlukan kondisi jalan dan jembatan yang kuat.
 Pemeliharaan akan sulit, memasukkan umpan.
Jaw Crusher terdiri dari :
 Pemeliharaan lebih kecil, tidak memerlukan umpan.
 Dapat di lepas bagian-bagiannya
 Akan bekerja lebih baik untuk bijih yang basa

3. Cone Crusher

Alat ini merupakan secondary crusher yang terbaru dengan pengolahan yang lebih
ekonomis.
Perbedaannya dengan Gratory Crusher yaitu:
 Crushing Surface terus bekerja sedemikian rupa sehingga luas pengeluaran bisa
bertambah.
 Crushing Surface terluas bagian atasnya dapat di angkut sehingga material yang
tidak dapat dihancurkan dapat dikeluarkan.
Cone Crusher dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu :
 Symons Cone Crusher, dapat dibagi menjadi dua type yaitu :
o Standard Crusher di gunakan untuk mereduksi “Feed” berukuran kasar.
o Short Head Crusher, digunakan untuk mereduksi “Feed” berukuran halus.
 Telsmith Gyrasphere Crusher ; crushing head dari alat ini berbentuk bulat (sphere)
yang terbuat dari baja dengan “Cuttes Shell” bergerak naik turun.

4. Roll Crusher
Alat ini terdiri dari dua buah silinder baja dan masing-masing di hubungkan dengan
sebatang “Shaff” yang berputar dengan arah berlawanan sehingga material yang berada
diatas “Roll” akan terjepit dan hancur.
Bentuk Roll dari pada Roll Crusher ada 2 macam yaitu :
a. Rigit Roll adalah roll tetap sehingga alat ini jarang digunakan
b. Spring Roll kedudukan roll dari spring roll dapat diatur sehingga setting (jarak antara
kedua roll) dapat distel, selain itu karena adanya spring (pegas), maka roll ini
mundur sendiri jika ada material yang keras.
Bagian – bagian dari Roll Crusher (Roller) yaitu :
a. Feedeg, merupakan suatu alat untuk memasukkan feed kedalam rolles, alat bergerak
secara mekanis sehingga kecepatan penyisian, dapat disesuaikan dengan kecepatan
dari rollesnya.
b. Spring (pegas), pegas ini harus mempunyai kekuatan yang besar sehingga dapat
melawan tekanan dari roll yang disebabakan dari feed yang berukuraan berbeda –
beda.
c. Roll, merupakaan silindes baja yang berputar saling berlawanaan dengan silinder
yang lain.
d. Fleeting roll, tujuan alat ini dipasang adalah untuk mencegah kerut yang menyiku
dan terlemparnya shell, hal ini karena ujung – ujung shell yang saling berhadapan
dan berhubungan satu sama lain bergerak lateral.
e. Pillow block, merupakan alat yang berguna untuk mengatur jarak roll satu dengan
lainya.
f. Housing, bagian dibawah roll yang berguna untuk menampung material hasil
penhancuran (produktan).
g. Motor penggerak
Nip angle of yang kecil digunakan untuk material yang kecil (brilte) mineral-mineral
dengan gesekan kecil seperti antrasit, dan talk sedang untuk mineral dengan gaya gesek
besar memerlukan nip angle yang besar pula.
Hubungan dismetes feet dengan besarnya, nip angle.
1. Nip Angle 19054’ ; diameter “Feed” > 2 inc
2. Nip Angle 11012’ ; diameter “Feed” ½ - 1 inc
3. Nip Angle dari Rolle berkisar 250
Kapasitas Roller:
Tergantung kepada kecepatan roller, lebar permukaan roller, diameter dan jarak
antara roller satu dengan lainnya. Biasanya kecepatan roller adalah 200 – 300 ft permenit.
Krakteristik dan kualitas “ Roller ” ; rolles dapat beroperasi dalam keadaan kering
maupun basah.
Hubungan antara diameter roll dengan ukuran feed :
S = 0,0475 D
Dimana :
S = Diamater feed
D = Diamater Roll
Pemilihan Roller tergantung kepada:
a. Ukuran feed yang akan di keringkan
b. Ukuran produkta yang diinginkan
c. Tonase yang akan di kerjakan
d. Sifat – sifat dari batuan
Kualitas dari Roller ada 2 yaitu :
a. Free crushing, jika material masuk dan langsung di hancurkan oleh Roll
b. Choke crushing, penghancuran tidak saja dilakukan oleh permukaan roll tetapi juga
oleh sesama material.
Keuntungan dari Choke Crushing yaitu :
1. Kemungkinan terjadinya arculsting foad
2. Penghancuran yang terjadi “ore on ore” juga “ore on metal”.
3. Kapasitas lebih besar

5. Hammer Mill

Dipakai sebagai Primery Crusher dalam memperkecil produktan sampai 1” dan jenis
ini merupakan salah satu jenis “Imact Crusher.
Cara kerja Hammer Mill yaitu :
a. Pada roller dipasang beberapa suspended hammer, bester yang ujung-ujungnya
dipasang atau terdiri baja keras.
b. Material yang masuk kedalam ruangan, pertama akan dipecahkan oleh kepala
“baster” karena material yang masuk akan tertekan kedinding yang dipasang alat
pemecah yang di sebut dengan “Breaker Plate”. Hasil dari pemecahan pertama akan
dipecah lagi pada breaker plate ini berlangsung terus – menerus sampai diperoleh
suatu material yang halus dan dikeluarkan melalaui “Discherge Opening”.
Hammer Mill mempunyai Reduction Ratio yang tinggi karena hal ini di sebabkan
oleh banyaknya pukulan yang dialami oleh feed.

6. Ball Mill
Merupakan mill yang digunakan bola – bola yang terbuat dari baja maupun besi
sebagai grinding media. Ball mill mempunyai ukuran feed dan inc dan produktan
mencapai ± 50 inc. Jumlah dari bola – bola baja atau besi dalam mill berkisar antara 50–
60 % dari volume mill kadang – kadang samapai 80 %.
Klasifikasi Ball Mill yaitu :
a. Berdasarkan bentuk dari mill dibagi atas 3 yaitu :
1. Cylindroconical Mill
2. Cylindrical Mill
3. Conical Mill
b. Berdasarkan metode pengeluaran produktan yaitu :
1. Overflow Ball Mill yaitu produk keluar sendiri tanpa disaring.
2. Grate Ball Mill yaitu produk keluar melalui saringan.
Ball And Liner
Ball Mill di lapisi dengan lapisan pengganti yang biasanya terbuat dari baja
campuran dan karet, ini berfungsi untuk membantu mengangkut grinding media dan
untuk mengurangi gesekan di antara bola – bola juga untuk medianya dinding shell.
Ukuran bola dari mill 1 – 6 inch atau 25 – 100 mm yang terbuat dari baja tempa. Untuk
material kasar digunakan mill berdiameter besar dengan bola – bola besar yang berukuran
3 – 4 inch. Kebutuhan bola – bola dari suatu grinding plant adalah 1 –3 lb/ton “Ore
Ground”, sedangkan penggunaan liner adalah 0,5 – 0,1 lb/ton “Ore Ground”.
Feedes
Feedes yang sering di gunakan dalam Ball Mill dapat berupa :
1. Drum Feeder
2. Spiral Secop Feede
3. Kombinasi a & b
Operasi Ball Mill
Gesekan sebuah bola dalam mill dapat berupa gerak lingkaran ataupun parabola,
kecepatan mill sangat penting karena efesiensi bola – bola baja dan kapasitasnya
tergantung pada kecepatan. Kalau putaran mill pelan akan menimbulkan “Cascadding”
dimana proses abrasi (gesus) lebih besar dari impact dan bola – bola baja akan
menggelinding pada dasar mill. Kalau putaran mill mendekati kecepatan kritis maka akan
terjadi “Catasecting” dimana gaya impact yang bekerja. Kecepatan kritis adalah
kecepatan putar mill dimana bol – bola (grinding media) tetap menempel pada dinding
dalam mill.
Kecepatan kritis dapat di nyatakan :

Atau
Dimana :
r = Jari – jari mill (ft)
d = Diameter mill (ft)
N = Kec. Kritis (rpm)
Pada umumnya kecepatan mill 85 % dari kecepatan kritis (Ball Mill dan Peable)
sedangkan untuk Rod Mill 50 – 55 % dari kecepatan kritis. Kecepatan Ball Mill
tergantung kepada ukuran dari mill, kekerasan dari bijih, reduction ratio yang diinginkan
dan efesiensi kerja.
7. Rod Mill

Adalah pengerus yang menggunakan media gesus berupa batang baja selinder
messive yang panjangnya hampir sama dengan panjang mill dan di susun sejajar dengan
mililiner yaitu suatu alat untuk menentukan atau menahan material yang masuk agar tidak
cepat aus.
Grinding media berbentuk batang-batang baja atau besi yang panjangnya sama dengan
panjang mill, ukuran feed maksimun 1 inchi dan menghasilkan produktan dengan ukuran
35-48 mesh.
Macam- macam Rod Mill yaitu :
1. Margy Rod Mill, lubang pengeluaran terbuka (tanpa menggunakan screen)
2. Hardinge Rod Mill, rod mill ini telah di gunakan secara luas ; bentuk dari pada mill
ini umumnya menyerupai bentuk ball mill.
Bagian-Bagian Mill yaitu :
1. Shell yaitu plat baja yang membentuk silinder dari mill untuk menahan material.
2. Liner yaitu alat yang dilekatkan dari dalam dan harus mampu menahan impact dan
tekanan.
3. Umpan
Klasifikasi menurut casa mengelurkan produk yaitu :
a. Centre Peripheral Discharge Mill
b. End Peripheral Discharge Mill
c. Over flow Mill
Media gesus dari batang silinder diameternya 20-150 mm. Untuk material yang besar
digunakan rod besar sedangkan untuk material yang kecil sebaliknya.
Kapasitas dari pada Rod Mill yaitu : rod mill baik untk penggilingan feed yang
mempunyai ukuran 1 inchi, dan kan menghasilkan produktan yang berukuran 65 mesh.
Kecepatan rod mill agak rendah 50 – 55 % dari kecepatan kritisnya.
Kerugian dari Rod Mill yaitu :
1. Jika feed terlalu banyak, maka rod akan cepat rusak dan hasilnya tidak sempurna.
2. Jika rod yang digunakan sedikit maka akan menghasilkan over ground.
3. Jika rod tersebut yang digunakan liat, maka akan terjadi telitan antara rod, sehingga
akan merusak shell.
8. Autogenous Mill

Adalah pengerusan sendiri atau sedang menggerus (bijig gesus bijih).


Pengerusan dalam Tumbling Mill dipengaruhi oleh :
1. Ukuran
2. Banyaknya media penggerus
3. Rongga di antara media gesus
4. Macam gesussan
Gaya – gaya pengerusan yang bekerja pada partikel antara lain :
1. Compressive atau Impact
2. Abration atau Atration (gaya tekan)
3. Chipping
Gaya-gaya ini merubah partikel sampai melewati batas yang ditentukan oleh tingkat
elastisitas dari material sehingga material tersebut pecah atau tergesus. Material yang
akan di gesus dan pada saat proses basah akan bercampur, dimana media gesus akan
mengecilkan keluasan partikel yang disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja,
penggerusan merupakan proses yang kontinyu. Pengendalian dari pada ukuran produk
ditentukan oleh macam media, jenis, banyaknya putaran mill, type circuit dan sifat
bijihyang digesus, kecepatan putaran mill. Untuk mengetahui gesekan muatan di dalam
karena putaran dari ball maka grinding media terbawa sepanjang sisi dari dinding mill
dan naik mencapai keseimbangan dinamik yaitu ketika besar muatan seimbang dengan
gaya sentrifugal setelah mencapai titik tersebut maka muatan menggelinding kebawah
dengan gesekan cascading dan catracting.

9.Tabling

Dasar operasi tabling ini dalah suatu lapisan fluida di dalam aliran cominaf yang
mempunyai sifat mekanik dan mudah di gunakan untuk mengkonsentrasikan mineral
berdarakan berat jenisnya (meja goyang).
Gaya – gaya yang bekerja pada shaking table (alat operasi dari tabling) yaitu :
a. Gaya garfitasi, mempengaruhi mineral berat dan ringan
b. Gaya dorong air mempengaruhi mineral ringan
c. Gaya gesekan antara mineral dengan deck mempengaruhi mineral berat.
Fungsi penambahan air pada opersi “Shaking Table” yaitu :
a. Untuk menimbulkan daya dorong air sehingga dapat menimbulkan dan membantu
pemisahan mineral besar dan ringan.
b. Dapat mengatur hasil operasi tabling
c. Dapat memperoleh kelalulasaan pada operasi tabling
Operasi ini dapat di lakukan secara basa dan kering
Faktor – faktor yang mempengaruhi operasi “Tabling”
1. Kemiringan “Deck”, jika kemiringan deck besar, maka kcepatan aliran semakin
besar
2. Kecepatan “Feeding”, apabila feeding terlalu besar (cepat) dan kemiringan deck
kecil, maka prosesnya tidak baik karena mineral – mineral akan menumpuk.
3. Sand Solid, bila terlalu encer mineral akan ke tailing. Bila terlalu kental, pemisahan
tidak baik, mineral biasa terbawa ke zone concentrat.
4. Jumlah Panjang Stroke, jumlah stroke panjang, maka jumlah stroke kecil untuk
mineral kasar, jika stroke pendek dan jumlah stroke besar untuk mineral halus.
Macam – macam “Shaking Table” berdasarkan bentuk riflenya :
a. Wilfley Table, alat ini terdiri dari deck yang berbentuk segi empat, kemiringan
decknya dapat distel terhadap salah satu sisinya, deck ini di gerakkan oleh pitman
dan toggle yang terdapat pada head metion.
b. Gafield Table, pada gafield table sesudah permukaannya dari bagian decknya
tertutup oleh riffle.
c. Butchart Table, bentuk riffle yang dipakai pada meja ini melekuk secara diagonal
keatas, lekukan tersebut berada beberapa inchi dari feed box.
d. Curd Table, riffle yang dipakai dengan cara menutup deck dalam bentuk segitiga
panjang stroke dapat di ubah-ubah dengan mengubah pin pada pengungkit.
e. Deistor-Overstrom Diagonal Deck Table, meja ini mempunyai bentuk deck
rombohedral dan mempunyai gerakan searah dengan di agonal terpendeknya,
digunakan untuk memisahkan mineral kasar.
f. Plate Of Table

10. Sluicing

Operasi ini dipergunakan untuk :


- Material bijih yang relatif besar
- Dasar yang memiliki cadangan air yang banyak
Perbedaan Slicing dengan Tabling ialah :
Slicing terdiri atas :
- Prose diskontinyu
- Riffle bisa di tambah
- Tidak ada head motion, pengadukan manual
Tabling terdiri atas :
- Proses kontinyu
- Jumlah riffle tetap
- Ada pengaduk yaitu head motiun
Macam riffle pada alat slicing adalah :
- Melintang
- Memanjang
Faktor – faktor yang mempengaruhi operasi “Slicing box” ialah :
1. Kemiringan deck
2. Kekerasan deck
3. Kecepatan aliran air
4. Jarak antara riffle yang satu dengan yang lain
5. Lebar dan panjang sluice box yang tinggi
Proses slicing biasa di pakai pada proses penambangan :
- Emas
- Perak dan Timah
Cara kerja dari pada sluice box adalah sebagai berikut :
Air di alirkan ke dalam sluice box bersama – sama mineral dan gaugle mineral (berat dan
ringan), karena adanya riffle maka mineral berat akan tertahan dan mineral ringan
terbawa arus, bisa juga mineral besar dan ringan akan tertahan pada riffle tetapi karena
ada aliran yang terus menerus di mana aliran air ini jika terkena riffle terjadi arus
turbalensi lokal sehingga mineral besar dan ringan yang tertahan pada riffle tedi teraduk
dengan adanya hal ini maka mineral besar semakin riffle, kan terbawa arus aliran air
sehingga yang tertinggal hanya mineral besar saja.

11. Humprey Spiral

Cara kerja dari humprey spiral adalah sebagai berikut :


“Feed” di masukkan bersama –sam air (semprot) kedalam feed box yang terletak pada
bagian atas, kemudian mineral besar dan ringan mengelinding sambil berputar sendiri
dengan bentuk spiral sectionnya, karena adanya semprotan air maka yang ringan akan
terdorong ke bagian pinggir atas spiral section (gaya sentrifugal) sedang mineral besar
karena kan relatif ada di pinggir dibanding yang ringan. Dibagian pinggir bawah ini ada
noteh untuk menampung mineral besar tadi dan sampai dibawah keluar sebagai
konsentrat. Sedang yang ringan terlempar pada bak penampungan tailing; sedang bagian
tengah spiral sebagai midling akan keluar dan masuk ke bak midling yang selanjutnya di
pompakan kembali keatas. Biasanya operasi dari humpray spiral di gunakan untuk
penambangan ; emas, perak dan timah.

Rahman, A.2004. Pengolahan Bahan Galian. Makassar: Universitas Veteran Republik


Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai