Anda di halaman 1dari 4

Belajar Dari Serangga

Jamaah jumah rahimakumullah

Marilah sejenak kita khusyu’kan hati dan tenggelamkan jiwa dalam samudera Ilahi, seraya
melantunkan penggalan kalimat pujian dan syukur yang setinggi-tingginya dan sedalam-
dalamnya atas Kerahmanan dan Kerahiman Allah swt. Hari ini, berkat kasihsayang-Nya jualah,
kembali kita dapat menunaikan shalat jumat secara berjamaah, teriring do’a kita rintihkan
semoga seluruh rangkaian amal ibadah kita diterima dan dibalas dengan sebaik-baik balasan.

Salawat teriring salam, semoga tercurah selalu keharibaan, nabiyullah, Muhammad saw. Figure
idola yang senantiasa di muliakan, sosok yang keluhuran akhlaknya laksana samudera biru nan
luas terbentang, tidak pernah bosan mata memandang dan tidak pernah jenuh hati
mengkaguminya, karena kepribadian beliau adalah pesona keindahan sepanjang masa.

Jamaah jumah yang berbahagia

Sebagai muslim, hal esensial yang patut dilakukan adalah menjaga dan meningkatkan kualitas
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt. Oleh karena itu, lewat kesempatan yang
Mubarak ini, kami tegaskan kembali, marilah kita perkokoh benteng keimanan dan ketakwaan
kita kepada Allah swt, takwa sebagaimana yang dijabarkan oleh para ulama, imtisali awamirillah
wajtinabi nawahillah, menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan segala bentuk
larangan-Nya, yakinlah dengan ketakwaan jualah kita akan meraih puncak kebahagiaan baik di
dunia maupun di akhirat.

Jamaah jumah yang berbahagia

Di dalam al-Qur’an, ada tiga binatang kecil yang diabadikan oleh Allah swt untuk menjadi nama
surah, yang pertama adalah al-Naml (semut), yang kedua adalah al-‘Ankabut (laba-laba), dan
yang ketiga adalah al-Nahl (lebah). Jika ditelusuri, ternyata ketiga binatang kecil ini, memiliki
karakter dan sifatnya masing-masing, sebagimana yang digambarkan oleh Allah swt dalam al-
Qur’an. Oleh karena itu, perumpamaan atau penggambaran yang dijelaskan dalam al-Qur’an
patut kiranya bagi kita untuk dijadikan sebagai pelajaran.

Jamaah jumah yang berbahagia

Perumpamaan yang pertama adalah an-Naml. Kalau kita mencermati semut, ternyata semut
memiliki sifat suka menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa henti-hentinya. Konon,
binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun sedangkan usianya tidak lebih
dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar, sehingga ia berusaha memikul sesuatu yang lebih
besar dari ukuran badannya, meskipun sesuatu itu tidak bermanfaat baginya.
Jamaah jumah yang berbahagia

Yang kedua adalah al-Ankabut. Lain halnya lagi dengan laba-laba, sebagaimana digambarkan
dalam al-Qur’an bahwa sarang laba-laba adalah tempat yang paling rapuh, Allah swt berfirman:

ِ ‫ت لَ َبيْتُ ْال َع ْن َكبُو‬


َ‫ت َل ْو كَانُوا َي ْعلَ ُمون‬ ِ ‫ت َب ْيتًا َو ِإ َّن أَ ْوهَنَ ْالبُيُو‬ ِ ‫َّللاِ أ َ ْو ِليَا َء َك َمث َ ِل ْال َع ْن َكبُو‬
ْ َ‫ت ات َّ َخذ‬ ِ ‫َمث َ ُل الَّذِينَ ات َّ َخذُوا ِم ْن د‬
َّ ‫ُون‬

Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang
membuat rumah dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, sekiranya
mereka mengetahui. (QS. Al-Ankabut:41)

Ikhwani fiddin rahimakumullah

Siapapun pasti memahami bahwa sarang laba-laba, bukanlah rumah yang baik untuk berteduh,
karena ia bukan tempat yang aman, binatang mana saja yang berlindung di sana pasti akan
disergapnya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling
memusnahkan.Ayat 10 dari surat al-Ankabut di atas, memberikan gambaran bahwa di dalam
masyarakat, ada yang keadaannya seperti laba-laba; masyarakatnya rapuh, anggotanya saling
tindih-menindih, sikut menyikut, dan gunting-menggunting. Kehidupan masyarakat dipenuhi
dengan bara api dendam, antara pimpinan dan bawahan saling curiga, saling mengfitnah dan
saling benci.

Jamaah jumah yang berbahagia

Adapun yang ketiga adalah an-Nahl. Jika diperhatikan, ternyata lebah memiliki insting yang
sangat tinggi, oleh al-Qur’an digambarkan:

ُ ‫ت فَا ْسلُ ِكي‬


‫سبُ َل َر ِب ِك‬ ِ ‫(ث ُ َّم ُك ِلي ِم ْن ُك ِل الث َّ َم َرا‬68( َ‫شون‬ َّ ‫َوأ َ ْو َحى َربُّكَ ِإلَى النَّحْ ِل أ َ ِن ات َّ ِخذِي ِمنَ ْال ِج َبا ِل بُيُوتًا َو ِمنَ ال‬
ُ ‫ش َج ِر َو ِم َّما َي ْع ِر‬
َّ ً
َ‫اس إِ َّن فِي ذَلِكَ ََليَة ِلقَ ْو ٍم يَتَفَك ُرون‬ ْ َ
ِ َّ‫ف أل َوانُهُ فِي ِه ِشفَا ٌء ِللن‬ ٌ ‫طو ِن َها ش ََرابٌ ُم ْخت َ ِل‬ ُ ُ‫ذُلُ ًًل يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ب‬

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang dibukit-bukit, di pohon-


pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikinmanusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap
buah-buahan dantempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebahitu
keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnyaterdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagiorang-orang yang memikirkan.

Jamaah jumah yang berbahagia

Jika kita memperhatikan lebah, ternyata lebah membuat sarangnya berbentuk heksagonal
bukannya lingkaran, segitiga atau pun persegi. Kenapa demikian? Seorang pakar matematika
dari zaman Romawi kuno, Marcus Terantio Varro, memberikan jawaban tentang hal itu, dengan
dua alasan, yang pertama adalah jika bentuk heksagonal membuat lebah lebih banyak
menyimpan madu dan yang kedua adalah jika bentuk heksagonal lebih sedikit membutuhkan zat
lilin. Kemudian lebah yang dimakan adalah saripati bunga dan tidak seperti semut yang
menumpuk-numpuk makanannya, atau seperti laba-laba yang memakan jenisnya sendiri. Selain
itu, lebah juga mengolah makanannya sendiri dan hasil olahannya itu menjadi lilin dan madu
yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk dijadikan sebagai penerang dan obat. Lebah juga
sangat disiplin dan suka gotong royong. Ia tidak mengganggu yang lainnya kecuali yang
mengganggunya, bahkan kalaupun menyakiti (menyengat) sengatannya dapat menjadi obat.Oleh
karena itu, wajarlah kalau Nabi saw mengibaratkan orang mukmin yang baik seperti lebah,
sebagaimana sabda beliau:

‫ مثل المؤمن مثل النحلة ال تأكل إال طيبا وال تضع إال طيبا وإن وقعت فى شئ ال تكسر‬: ‫قال رسول هللا صم‬.

Rasulullah bersabda: Perumpaan seorang mukmin adalah seperti lebah. Ia tidak makan kecuali
yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang baik, dan bila berada pada suatu tempat tidak
merusaknya”

Jamaah jumah yang berbahagia

Dalam konteks kehidupan keseharian kita di dunia ini,ada juga kita temui, manusia yang
berkarakter seperti yang diibaratkan dengan berbagai jenis karakter binatang di atas. Bahkan
kalau manusia tidak mengetahui, posisinya sebagai makhluk yang memiliki aturan dan norma-
norma agama, boleh jadi, manusia akan menempati posisi lebih rendah dari binatang dan bahkan
lebih sesatlagi. Sebagaima firman Allah swt

Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-
ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah
orang-orang yang lalai. (QS. al-A'raf: 179)

Ikhwani fiddin yang berbahagia

Dalam kehidupan ini, pasti ada manusia yang berkarakter semut, yaitu suka menghimpun dan
menumpuk-numpuk harta, meskipun dunia telah berada dalam genggamannya, ia masih merasa
kurang dan kurang. Padahal, harta yang ia miliki belum tentu habis ia makan. Oleh karena itu,
karena ketamakan inilah, banyak pengikut kanjeng dimas taat pribadi, yang katanya dapat
menggandakan uang, rela menyetor uang mereka ratusan hingga milyaran rupiah untuk
dilipatgandakan. Jelas ini merupakan budaya semut, yang dipraktekkan oleh manusia.

Ikhwani fiddin rahimakumullah

Di dalam al-Qur’an dijelaskan tentang sekelompok manusia yang akan tersiksa di akhirat, karena
mereka bekerja keras tanpa mempertimbangkan akibat buruknya. Allah berfirman

Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, Bekerja keras lagi kepayahan,Memasuki api yang
sangat panas (neraka), Diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. (QS. al-
Ghasiyah: 2-4)
Jamaah jumah rahimakumullah

Dalam tafsir ibnu Katsir dijelaskan tentang ayat di atas bahwa hal ini menunjukkan ada
sekelompok orang dengan wajah-wajah terhina karena ternyata amal perbuatannya tidak
bermanfaat bagi mereka.Mereka telah banyak melakukan kerja keras yang memayahkan diri
mereka, tetapi pada akhirnya di hari kiamat, mereka dimasukkan ke dalam neraka yang sangat
panas.

Jamaah jumah yang berbahagia

Demikian pula dalam kehidupan ini, tidak sedikit kita temui manusia yang berbudaya laba-laba.
Yaitu mereka yang tidak lagi berfikir apa, di mana dan kapan ia makan, tetapi yang mereka
fikirkan adalah siapa yang akan dijadikan mangsa, siapa lagi yang akan ditipu, dan siapa lagi
yang akan dirampas haknya.

Jamaah jumah yang berbahagia

Ada juga yang kita jumpai dalam kehidupan ini manusia yang berkarakter lebah. Manusia
berbudaya lebah ini adalah mereka yang tidak boros, tidak makan yang haram atau mengambil
hak orang lain, yang dimakan adalah saripati bunga dan ketika mengambil saripati itu, tidak
menjadikan bunga itu rusak. Itulah gambaran seorang mukmin yang baik, tidak memakan
makanan haram, korupsi dan lain sebagainya. Kemudian apa yang keluar dari mulutnya, bukan
sesuatu yang menyakiti perasaan, tidak seperti perkataan seorang kafir, yang mengatakan bahwa
membohongi orang dengan al-Maidah ayat 51. Ini merupakan perkataan yang kotor, keji dan
sesat. Ucapnya ini sungguh telah menyakiti perasaan umat Islam. Bagaimana mungkin seorang
kafir, berani mengomentari al-Qur’an yang bukan wewenangnya.

Jamaah jumah yang berbahagia

Lebah yang dikeluarkan adalah madu bukan racun, orang mukmin itu, mesti manis tutur katanya,
perkataannya selalu menyejukkan, mendamaikan dan menyenangkan. Mudah-mudahan kita
dapat mengambil pelajaran dari ketiga binatang kecil yang gambarkan oleh Allah dalam al-
Qur’an.

Demikianlah khutbah jum’at dari saya,akhirukalam..saya akhiri dengan ucapan


hamdalah,alhamdulillah..wassalamu”alaikumwr.wb

Anda mungkin juga menyukai