BAB I
PENDAHULUAN
I.1 ADMINISTRASI
Secara geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33′ 00″ dan 110° 13′ 00″
Bujur Timur, 7° 34′ 51″ dan 7° 47′ 30″ Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah
selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul,
Propinsi D.I.Yogyakarta. Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2
atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta 3.185,80 Km2,dengan jarak
terjauh Utara – Selatan 32 Km,Timur – Barat 35 Km. Secara administratif terdiri 17 wilayah
Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun.
Kelompok 8
1
Daerah telitian kami merupakan daerah yang terletak di pusat kota yang berada di
kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Indonesia. Di daerah merupakan pusat pertokoan elektronik,kain,dan swalayan yang memiliki
akses jalan yang mudah dan lumayan padat dengan lalu lintas satu arah. Di Jalan ini terdapat
universitas diantaranya Akprind,kemudian jika mengarah ke utara merupakan daerah UGM,
dan UNY, dan Sanatadharma. Daerah yang kami petakan ini difungsikan untuk sarana umum
dan fasilitas publik sehingga daerah ini sedikit sekali difungsikan untuk daerah pemukiman.
Batas-batas wilayah kelurahan Demangan:
Daerah telitian kami terletak di Jalan Solo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang memiliki luasan 2 x 2 km dengan batas koordinat :
Kelompok 8
2
Gambar I.2 Denah Lokasi
Kelompok 8
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kelompok 8
4
3. Kemudian pilih nama GPS dan klik ceklis bagian Waypoint dan Track pada menu
‘What to Receive’, kemudian klik ‘Receive’ kemudian klik OK.
4. Setelah muncul daftar track klik kedua tracknya, klik kanan, setelah itu pilih track
propertise.
5. Setelah semua berhasil, maka akan muncul data Waypoint dan Track yang telah
ditransfer.
Kelompok 8
5
7. Klik menu Map, kemudian pilih New, dan klik Contour Map. Setelah itu pilih data
yang telah di simpan dalam format .grd, kemudian klik Open.
8. Klik peta pada object manager di sebelah kiri, kemudian klik Contours dan pilih
Levels.
9. Contour interval diubah menjadi 2 dan fill color diubah menjadi Rainbow. Jangan lupa
untuk melakukan ceklis pada pilih fill contour serta color scale.
10. Kemudian buat 3D dari peta kontur tersebut dengan cara klik Map, kemudian pilih
New, dan klik 3D Surface, lalu pilih data seperti tadi, yaitu dengan format .grd.
11. Setelah itu, ubah warna dari peta 3D agar sama seperti peta kontur dengan cara yang
sama seperti tadi dan pilih warna ‘Rainbow’.
12. Kemudian lakukan overlay kedua peta tersebut dengan cara blok kedua peta,
kemudian klik pilihan Map, setelah itu pilih Overlay Map.
13. Apabila ingin memisahkan kedua peta, maka klik peta, kemudian klik Map, setelah
itu klik Break Apart Layer
14. Apabila ingin mengembalikan tampilan peta 2D seperti semula, maka klik peta 2D,
kemudian pada Object Manager klik Map dan View, kemudian ganti Projection
menajdi Orthographic, Rotation menjadi 0, dan Tilt menjadi 90
15. Setelah itu klik Map, kemudian Digitized dan buat 2 titik pada peta 2D, kemudian
akan muncul jendelan Digitized Coordinate.
16. Pada Digitized Coordinate klik File, kemudian Save as dan beri nama : sayatan serta
Save dan Minimized
17. Kemudian klik Grid, setelah itu Slice, kemudian Open data yang tadi dan pilih
Sayatan.bln, setelah itu klik Open
18. Selanjutnya akan muncul jendela Grid Slice, data disimpan dalam tipe (.bln) dan
(.dat). Klik Change Filename pada output BLN dan DAT. Pada Output BLN save data
dengan nama : penampang 1 dan pada Output DAT save data dengan nama :
penampang 2, kemudian klik Save dan OK
19. Untuk memunculkan sayatan klik Map, kemudian New, pilih Basemap serta pilih file
sayatan.bln dan Open. Kemudian klik Map dan Overlay Map.
20. Untuk memunculkan penampang klik Map, kemudian New, pilih Post Map, setelah
itu pilih file : penampang 2 dan Open.
Kelompok 8
6
21. Setelah itu klik penampang pada Property Manager, kemudian klik General. X
Coordinate ganti menjadi Coloum B dan tekan Yes kemudian OK. Y Coordinate ganti
menjadi Coloum C dan tekan Yes kemudian OK.
22. Kemudian klik penampang, pada Object Managar klik Map yang paling atas, pilih
Scale, kemudian Uncheck Propotional XY.
23. Mengubah panjang Length pada X Scale sesuai panjang sayatan tadi dan klik Enter
kemudian OK
24. Mengubah panjang Length pada Y Scale sesuai keinginan agar morfologi penampang
dapat terlihat lebih jelas dengan cara klik Enter kemudian OK
25. Setelah itu, klik penampang, kemudian pilih menu General dan pada Default Symbol
ganti Symbol Set menjadi DFKai-SB, Symbol menjadi Symbol 15, dan Default Angel
sesuai dengan sayatan sampai terlihat menyatu.
26. Kemudian klik Draw, setelah itu Text dan beri nama sesuai daerah telitian masing-
masing, lalu ganti ukuran text.
27. Selanjutnya, klik Draw kemudian pilih Symbol dan klik pada tempat dimana kita ingin
meletakan symbol, klik simbol tersebut kemudian klik Symbol pada Object Manager
dan pilih simbol mata angin sesuai keinginan kita.
28. Kemudian klik Map dan Add kemudian Scale Bar
29. Memberi keterangan skala dengan menggunakan Text.
30. Memberi garis batas dengan cara klik Draw pilih Rectangel kemudian beri garis batas
pada tepi peta.
31. Setelah itu, klik Draw pilih Polyline, kemudian beri garis batas antara peta dan kop
peta.
Peta Toponimi
1. Buka software Surfer.
2. Klik file, kemudian pilih new worksheet, lalu copy data koordinat X, Y, dan nama
pada data toponimi. Pastikan kolom A untuk X, B untuk Y, C untuk keterangan nama.
Lalu save dengan format (.DAT)
3. Pada lembar kerja plot1, lakukan klik Map kemudian New Post Map. Lalu buka file
,DAT tadi.
Kelompok 8
7
4. Maka, akan muncul kavling peta toponimi. Untuk memunculkan nama keterangannya,
caranya dengan pilih object manager kemudian klik map dan labels. Pada bagian atas
sendiri yaitu worksheet labels ganti dengan kolom C.
5. Overlay peta toponimi dengan peta track dan peta topografi. Blok semua peta, klik
map kemudian overlay map.
6. Kemudian ganti simbol sesuai dengan toponiminya dengan cara import gambar.
7. Buat keterangan legenda pada bagian bawah peta.
Kelompok 8
8
II.2 HASIL PETA
1. Peta Topografi
Peta topografi diatas merupakan peta ketinggian dari kavling kelompok kami. Dimana
kita ketahui terdapat perbedaan topografi di berbagai daerah. Bagian timur laut memiliki nilai
ketinggian paling besar dicirikan dengan warna merah. Nilai ketinggian terendah berada pada
barat daya peta, hal itu dicirikan dengan warna biru gelap yang menandakan cekungan. Dari
hasil pembuatan peta kita dapat mengetahui besar dari ketinggian setiap daerah. Daerah
tertinggi di bagian timur laut memiliki ketinggian 188 meter. Sedangkan ketinggian paling
rendah memiliki besar 144 meter.
Kelompok 8
9
2. Peta 3D
Peta di atas (Gambar II.2. Peta 3D) merupakan peta tiga dimensi, dimana peta tiga
dimensi ini adalah peta yang menampilkan permodelan secara tiga dimensi dari hasil
pengambilan data di lapangan. Permodelan tiga dimensi ini dibuat berdasarkan peta topografi
yang telah dibuat sebelumnya. Peta tiga dimensi di atas menggambarkan kondisi secara tiga
dimensi di kavling kami yang berada di daerah Lembah UGM dan sekitarnya. Pada peta tiga
dimensi ini lebih memperjelas kondisi nyata di lapangan yang berupa tinggian di daerah timur
laut dan rendahan yang berada di bagian barat daya. Daerah yang tinggi dicirikan dengan warna
cerah (orange hingga merah) seperti peta topografi. Sedangkan daerah yang rendah dicirikan
dengan warna biru hingga biru tua.
Kelompok 8
10
3. Peta Toponimi
Berdasarkan peta toponimi di atas, peta ini merupakan jalur tracking atau jalur berjalan
pada saat menyusuri kavling untuk menentukan toponimi dan kontur. Dalam pengambilan data
di lapangan di kavling kami, terdapat 30 titik. 30 titik toponomi tersebut terdiri dari masjid,
pom bensin, gedung UGM & UNY, toko, kantor polisi, kantor pemerintahan, rumah makan,
taman, asrama UGM, dan tower sinyal. Persebaran dari toponimi di kavling kami beragam dan
seluruhnya ramai akan fasilitas umum. Hal itu karena kavling kami berada di pusat area
universitas dimana didukung dengan sarana dan prasarana yang bagus pula. Setiap toponimi
digambarkan dengan simbol-simbol yang berbeda sesuai dengan fungsi atau kegunaan
toponimi tersebut.
Kelompok 8
11
BAB III
PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
1. Dari pembuatan peta ini kami diajarkan untuk memetakan sebuah kavling daerah tertentu
dengan melalui proses pengambilan data menggunakan GPS sampai menghasilkan output
berupa peta topografi, peta toponimi, dan peta 3 D.
2. Pada peta topografi dapat terlihat dari kontur daerah penelitian, dimana terdapat perbedaan
topografi yang dapat kita lihat dengan membaca indeks warna yang ada.
3. Semakin Cerah indeks warna nya maka kontur tersebut memiliki ketinggian yang semakin
tinggi, begitu juga sebaliknya dimana semakin gelap indeks warna maka semakin rendah
ketinggian yang dimiliki.
4. Pada peta 3D dapat dilihat permodelan dari kavling kita secara kenampakan 3D atau tetapi
pada software ini belum mewakili keadaan yang sebenarnya.
5. Pada peta toponimi dapat terlihat track yang didapat dan terdapat 30 toponimi.
III.4. SARAN
Dalam penentuan daerah telitian praktikan sulit untuk menentukan sehingga banyak
daerah yang bertampalan dan adanya kebingungan dalam pengambilan data yang benar, oleh
karena itu diharapkan pihak dari asisten sebaiknya dalam kegiatan pembuatan peta ini
diharapkan setiap kelompok dibimbing langsung oleh asisten masing-masing ketika menuju
lapangan atau daerah penelitian.
Kelompok 8
12