Anda di halaman 1dari 3

Nama : Riky Setiawan

NIM : 11150161000017
Kelas : Pendidikan Biologi
SMT :5A
1. Bukan sisik, tapi tubuhnya ditutupi oleh kulit... sepeti halnya amphibia, ini yg dijadikan
alasan mengapa tidak masuk reptil. hewan ini juga memiliki endoskeleton, sehingga
tidak dimasukkan kedalam kelompok vermes (cacing). dengan demikian ilmuan
mengelompokkan hewan ke Amphibia, walau terdapat sekian banyak perbedaan dengan
kelas yang lain.

2. Iya ada sebab dari berbagai jaringan dan organ tubuh, darah yang mengan dung sedikit
oksigen (O2) akan menuju sinus venosus dan dilanjutkan ke atrium kanan. Kemudian,
darah dialirkan menuju ventrikel. Setelah itu, darah mengalir menuju arteri pulmonalis.
Akhirnya, darah masuk ke paru-paru. Karbondioksida (CO2) dalam darah pada paru-
paru dilepaskan, sedangkan oksigen (O2) diikat oleh darah. Berikutnya, darah yang
banyak meng andung oksigen (O2) pada paru-paru ini akan dialirkan menuju vena
pulmonalis, lantas diteruskan ke atrium kiri jantung. Peredaran darah yang berlangsung
demikian dinamakan peredaran darah kecil. Sementara itu, darah yang mengandung
oksigen (O2) pada atrium kiri jantung akan dialirkan menuju ventrikel. Walaupun
sedikit, darah ini akan bercampur dengan darah yang mengandung
karbondioksida (CO2). Selanjutnya, darah dalam ventrikel menuju ductus
arteriousus (batang nadi) hingga aorta. Aorta ini memiliki cabang ke kanan dan ke kiri,
yang masing-masing bagian terdiri atas tiga arteri, yakni arteri anterior (karotis), lung
aorta, dan arteri posterior (arteri pulmo kutaneus). Arteri karotis mengalirkan darah ke
kepala dan otak, lung aorta mengalirkan darah ke dalam tubuh, dan arteri pulmo
kutaneus meng alirkan darah paru-paru dan kulit.

3. Menurut saya yakni ada seorang ahli bernama C. Kenneth Dodd, JR. dalam bukunya
berjudul Amphibian Ecology and Conservation menyitir pernyataan ahli lain bernama
Noss dan Cooperrider (1994) dan Groom dkk (2006) yang menyatakan bahwa alasan kita
harus kuatir jika suatu jenis satwa hilang yakni berkaitan dengan empat fungsi antara
lain estetika (bagaimana katak dan kodok menjadi bagian dalam harmoni kehidupan
alam terlebih saat hujan), etik (nilai lebih satwa tersebut dan kaitannya dengan hak
mereka untuk tetap eksis), ekonomi (katak dan kodok seringkali menjadi bahan
makanan, bahkan bagian tubuh tertentu terkadang di ambil sebagai obat untuk manusia),
serta fungsi ekosistem. Fungsi ekosistem inilah yang tidak terlalu Nampak oleh mata kita
Nama : Riky Setiawan
NIM : 11150161000017
Kelas : Pendidikan Biologi
SMT :5A
namun jika terabaikan maka dampaknya akan lebih ‘parah’ dibandingkan yang lain.
Katak dan kodok memiliki peranan dalam aliran energy dan siklus nutrient, mereka
menempati posisi baik sebagai pemangsa maupun yang dimangsa. Apa jadinya jika
mereka tidak ada, serentetan efek akan muncul seperti berkurangnya jumlah satwa yang
menjadi pemangsa, ataupun melonjaknya jumlah mangsa mereka. Hal ini akan
berdampak pada peristiwa-peristiwa lain (melonjaknya jumlah nyamuk, lalat, atau
serangga hama yang mengganggu tanaman pertanian)- tentunya dapat mengganggu
kehidupan kita, manusia.

4. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab menurunnya populasi jenis amfibi di alam.
Ancaman utama (90%) terhadap populasi amfibi dunia adalah kerusakan habitat.
Beberapa jenis amfibi sensitif terhadap fragmentasi hutan karena mempunyai
kemampuan penyebaran yang terbatas. Oleh karena itu perubahan habitat hutan seperti
adanya pembalakan liar atau aktifitas lainnya dapat mengurangi kemampuan satu jenis
untuk bertahan hidup. Ancaman populasi lainnya adalah penyebaran penyakit, tekanan
spesies introduksi, perubahan iklim, eksploitasi berlebihan (over exploitation),
pencemaran lingkungan dan satu ancaman baru yaitu serangan Chytridiomycosis yang
disebabkan oleh serangan jamur Batrachochytrium dendrobatidis atau lebih dikenal
dengan nama jamur Chytrid. Jamur ini dapat mengakibatkan kematian besar dalam
populasi amfibi karena menyerang amfibi mulai dari berudu hingga individu dewasa.
Dalam tabel berikut dijabarkan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan penurunan
populasi amfibi dan proses penurunan populasi oleh faktor-faktor tersebut.

Faktor Proses

Kerusakan, perubahan dan Pembukaan habitat, introduksi spesies asing, dan kegiatan lain
fragmentasi habitat yang memisahkan satu populasi dengan lainnya.
Spesies asing dapat memangsa atau berkompetesi dengan
Introduksi Spesies spesies local yang pada akhirnya mengakibatakan kekalahan
pada populasi local.
Nama : Riky Setiawan
NIM : 11150161000017
Kelas : Pendidikan Biologi
SMT :5A
Pemanenan berlebihan amfibi dari alam untuk diperdangangkan
Eksploitasi berlebihan secara local dan internasional sebagai bahan makanan, satwa
peliharaan atau sebagai bahan pengobatan tradisional.
Amfibi sangat sensitive terhadap sedikit saja perubahan pada
Perubahan iklim suhu dan kelembaban. Perubahan pada pola iklim global (misal,
gejala El-Nino atau pemanasan global) akan merubah perilaku
kawin, mempengaruhi keberhasilan reproduksi, menurunkan
fungsi kekebalan tubuh, dan meningkatkan sensitifitas terhadap
kontaminasi bahan kimia di lingkungan.
Penelitian menemukan bahwa sinar UV-B dapat mematikan
Radiasi Sinar UV-B amfibi secara langsung, menyebabkan efek pra-kematian seperti
tingkat pertumbuhan lambat dan disfungsi imun, dan bekerja
secara sinergis dengan kontaminan, pathogen dan perubahan
iklim.

Anda mungkin juga menyukai