Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

STASE MATA
RSAU dr. ESNAWAN ANTARIKSA

Nama : Asnawati
Nim : 112016067
Pembimbing : dr. Dian Mulyawarman, SpM

Traumatic Optic Neuropathy (TON)


Definisi
Merupakan cedera akut pada saraf optik akibat trauma sehingga menyebabkan
hilangnya kemampuan penglihatan bersamaan dengan defisit lapangan pandang, persepsi
warna, dan disertai kerusakan saraf optik.

Etiologi
Trauma optik neuropati berhubungan dengan cedera deselarasi disertai dengan gaya
yang besar. Umumnya diasosiasikan dengan trauma wajah.

Epidemiologi
Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab tersering. Kemudian penyebab berikutnya
adalah terjatuh, benturan dikepala, penganiyaan, luka tusuk, luka tembak dan pembedahan
sinus dengan menggunakan endoskopi.

Mekanisme trauma
Cedera langsung adalah cedera terbuka dimana objek eksternal menembus jaringan
lunak sehingga membentur saraf optik. Cedera tidak langsung terjadi ketika gaya tumbukan
melewati tulang tengkorak dan mencapai saraf optik.
Mekanisme cedera saraf optik dapat dibedakan menjadi cedera primer yang
menyebabkan cedera permanen pada akson saraf optik saat terjadinya tumbukan yaitu berupa
pengikisan akson saraf optik dan vaskularisasinya. Cedera sekunder yang menyebabkan
kerusakan pada saraf optik akibat gangguan homeostasis selular.
Cedera reperfusi dan iskemia akan menyebabkan terjadinya peroksidasi membran sel
lemak yang nantinya akan menyebabkan munculnya radikal bebas yang menyebabkan
kerusakan jaringan. Efek bradikilin yang timbul saat trauma akan menyebabkan pelepasan
dari asam arakidonat dari neuron. Prostaglandin yang dihasilkan dari metabolisme asam
arakidonat, radikal bebas, dan oksidan lainnya akan menyebabkan terjadinya edema pada
kanal optik yang selanjutnya akan memperberat terjadinya iskemia. Pada saat terjadinya
iskemia saraf optik, ion kalsium akan memasuki kompartemen intraselular, sehingga
meningkatkan konsentrasi ion kalsium intraseluler dimana ini memiliki sifat seperti toksin
metabolik yang akan menyebabkan kematian sel. Sel PMN akan muncul secara dominan
pada hari pertama dan kedua setelah trauma. Setelah itu akan digantikan oleh makrofag pada
hari ke 5 sampai ke 7. Ketika sel PMN menyebabkan kerusakan sel yang cepat, sedangkan
makrofag menyebabkan terhambatnya kerusakan jaringan.
Kedua mekanisme ini pada akhirnya akan menyebabkan vasospasme dan
pembengkakan saraf optik. Hal ini diperberat dengan ketidakmampuan dinding kanal optik
untuk meluas sehingga akan memperburuk terjaidnya iskemia dan kerusakan akson.

Diagnosis
- Anamnesis
Didasarkan adanya riwayat trauma. Perlu ditanyakan apakah sebelumnya memiliki
kelainan mata untuk mengetahui penyebab pasti kehilangan kemampuan penglihatan
memang disebabkan oleh trauma.
- Pemeriksaan fisik
Pupil : Defisit pupil afferen
Visus : Nilai visus bervariasi dan tidak seringkali menurun dengan signifikan
Warna : Untuk menilai sel krucut yang mempunyai sensitivitas spesifik untuk setiap
gelombang warna biru, merah, hijau.
Lapang pandang : Umumnya ditemukan defek lapang pandang
Pemeriksaan segment posterior : sebelum melakukan pemeriksaan oftalmoskopi
yang dapat menilai kelainan sirkulasi retina namun sebaiknya dilakukan palpasin pada
pinggiran orbita untuk mengetahui adanya fraktur.
Tonometri

Diagnosis banding
Beberapa proses yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan adalah aneurisma
vaskular, inflamasi orbita, inflamasi saraf optik, anterior iskemik optik neuropati atau
penyakit sinus akut dengan keterlibatan daerah orbita.

Pemeriksaan penunjang
CT Scan
MRI : Lebih baik digunakan untuk melihat jaringan-jaringan lunak yang berada di daerah
orbita, salah satunya untuk menilai trauma kiasma.

Tatalaksana
- Konservatif
Dilakukan dengan mempertimbangkan perbaikan visus dan kemampuan penglihatan.
- Farmakologi
Pemberikan kortikosteroid pertama kali dianjurkan
Dexametasone 3 – 5 mg/KgBB/hari
- Pembedahan
Dilakukan jika terjadi penurunan kemampuan penglihatan setelah dilakukan pemberian
kortikosteroid dosis tinggi. Namun penangan ini masih menjadi terapi empiris untuk
trauma optik nerupati. Tindakan orbitotomi dilakukan sebagai tindakan dekompresi
saraf optik.
Nervus III Occulomotorius
Merupakan gabungan saraf sensoris dan motorik. Yang sebagian besar terdiri dari saraf
motorik. Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola
mata (kecuali m. Obliq superior dan m. Rectus lateralis). Serabut sensoris membawa
informasi dari otot bola mata ke otak. Fungsinya menggerakkan sebagian besar otot bola
mata. Nervus III mempersarafi 5 otot ekstrakuler m. Rectus superior, m. Levator palpebra
superior, m. Rectur medialis, m. Rectus inferior, m. Obliqus inferior serta persarafan
parasimpatis m. Sphingter pupillae dan m. Cilliaris.
Bila terdapat kerusakan N. III pada mata kanan. Maka, mata kanan yang disinari RCL
(-) sedangkan pada RCTL kiri (+). Karena serabut motorik N. III kanan rusak maka pupil
kanan tidak akan miosis sedangkan pupil kiri akan miosis.
Ketika mata kiri disinari RCL (+) dan RCTL (-). Pupil kiri akan miosis karena N. II dan N.III
dari mata kiri berfungsi dengan baik, sedangkan pada mata kanan hanya N. II yang berfungsi
baik namun karena N. III mengalami kerusakan mka tidak akan memberikan respon miosis.

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan operasi katarak


dengan tehnik ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) :
1. Desinfeksi dengan betadine
2. Injeksi retrobulbar dengan lidocaine 5cc
3. Tekan bola mata dengan Honan kurang lebih 15 menit atau hingga bola mata terasa soft
saat dilpalpasi
4. Epilasi bulu mata sampai bersih dengan menggunakan gunting epilasi dan salep
chloramphenicol
5. Irigasi dengan betadine : aquadest = 1 : 10
6. Desinfeksi
7. Tutup lapangan operasi dengan menggunakan doek steril
8. Buka bola mata dengan menggunakan spekulum dan lakukan kendali M. Rektus
Superior dengan benang
9. Buat flap konjungtiva kurang lebih 100o
10. Konjungtiva dipisahkan dari kornea kurang lebih 100o
11. Tarik seluas 100o dengan menggunakan jarum yang dibengkokan
12. Dilakukan kapsulotomi anterior
13. COA ditembus dengan menggunakan blade
14. Nukleus dikeluarkan dengan teknik pressure dan kontra pressure
15. COA diirigasi dengan SIMCOE sampai bersih
16. Injeksi COA dengan sodium hyaluronat kurang lebih sebanyak 0,1 cc
17. Insersi IOL posterior chamber
18. Jahit kornea dengan benang nomor 10.0 sebanyak kurang lebih 5-7 jahitan, simpul
ditanam
19. Irigasi COA untuk mengeluarkan sodium hyaluronat
20. COA diinjeksi udara
21. Injeksi subkonjongtiva dengan Gentamicin dan Dexamethasone masing-masing kurang
lebih
22. Berikan salep mata chloramphenicol
23. Tutup dengan kasa dan doff
24. Operasi selesai

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan operasi katarak


dengan tehnik ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction):
1. Jahitan kendali muskulus rektus superior, bertujuan untuk menstabilisir bola mata dan
mempertahankan bola mata tetap mengarah ke bawah, sehingga limbus tamapk selebar
mungkin.
2. Insisi dibuat sejauh mungkin dengan zonula yang ruptur untuk menghindari prolaps
vitreus.
3. Iridektomi perifer untuk mencegah blok vitreus. Dilakukan dengan dengan forsep Mc
Pherson, gunting de Wecker dan jahitan nilon 10-0 untuk menarik kornea.
4. Irigasi alfa-khemotripsin menggunakan kanula kedalam bilik mata belakang melalui
lubang iridektomi.
5. Pengeluaran lensa dengan krio, spons segitiga, kanula dan asetil kholin khlorida.
6. Irigasi Asetil-kholin khlorida dengan kanula.
7. Luka dijahit.

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan operasi katarak


dengan tehnik PHACOEMULSIFIKASI :
1. Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine dan RL
2. Pasang eye drap dan eye speculum
3. Membuat main port dengan pisau keratome sekitar 2,8 mm, injeksi blue secukupnya,
lakukan CCC (Contanious Curviliniar Capsuloreksis)
4. Membuat site port/second instrument dengan stab knife pada jam 6 untuk mata kiri dan
jam 12 pada kanan
5. Hidrodiseksi dan hidrodelineasi pada nukleus kemudian memutar lensa
6. Melakukan phacoemulsifikasi dengan cara Phaco Chop atau dengan Divide and
conquer, kemudian dilakukan irigasi/aspirasi sisa kortek hingga bersih
7. Masukkan viscolastis, foldable IOL lakukan irigasi/aspirasi
8. Hidrasi kornea pada main port dan site port untuk menutup luka
9. Operasi selesai

Anda mungkin juga menyukai