Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada pertengahan 1997 krisis ekonomi dan moneter mulai menggoncang
banyak negara, terutama negara-negara berkembenag, tidak terkecuali Indonesia.
Krisis ini benar-benar menyengsarakan bangsa Indonesia, terlebih lagi rakyat
kecil, karena harga sembako semakin hari semakin menggelembung tinggi
sehingga sulit terjangkau. Setiap hari kita disuguhi wajah-wajah yang tampak
kurang bergairah, sendu, sedih, tidak bersemangat dan penuh penderitaan selalu
menghiasi pemberitaan media massa lewat media cetak maupun elektronik.
Lalu bagaimana langkah masa depan bangsa Indonesia untuk mengatasi
permasalahan tersebut? Masyarakat Indonesia harus mampu menciptakan kerja
dan usaha sendiri. Karena itu, pemerintah dan masyarakat Indonesia harus mampu
mencetak wirausaha-wirausaha baru dengan memikirkan dan mencari terobosan
diantaranya adalah dengan menanamkan sedini mungkin tentang nilai-nilai
kewirausahaan terutama bagi kalangan terdidik, terlebih lagi yang mengenyam
pendidikan di perguruan tinggi.
Oleh karenanya, makalah ini ditulis sebagai sumber informasi mengenai
dasar kewirausahaan sehingga dapat menumbuhkan nilai kewirausahaan bagi
setiap individu, terutama mahasiswa perguruan tinggi yang berkeinginan untuk
lebih maju lagi.

B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
1. Mahasiswa(i) mampu memahami konsep dasar kewirausahaan dan
menyadari manfaat mempelajari kewirausahaan, sehingga dapat
menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri.

1
2. Dapat menjadi tambahan referensi contoh-contoh makalah yang dapat
dijadikan acuan dan atau pedoman dalam pembuatan makalah dengan pokok
pembahasan yang sama.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-
penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka
adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas.
Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Istilah wirausaha berasal dari entrepreneur (Bahasa Perancis) yang
diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan arti Between taker atau go-between.
Pengertian wirausaha menurut Joseph Schumpeter adalah entrepreneur as the
person who destroys the exiting econimic order by introducing new products and
services, by creating new forms of organization, or by exploiting new raw
materials.
Jadi menurut Joseph wirausaha adalah orang yang mendobrak system ekonomi
yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau pengahan bahan baku baru. Orang
tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau bisa
pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jwa yang selalu aktif dalam
usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan
pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahaan adalah
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya
untuk mencari peluang menuju sukses. Sedangkan menurut Menurut Peggy A.
Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship (1999),
kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value
dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.
Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakekat penting
kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13) :

3
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis (Acad Sanusi,1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda ( Drucker,1959)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (Zimmerer,1996)
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha dan perkembangan usaha ( Soeharto Prawiro,1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan baru kepada konsumen.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan
dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya
adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi
(kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner,
1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara
bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang
kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada

4
masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian

2. Jean Baptista Say (1816)


Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan
menemukan nilai dari produksinya.

3. Frank Knight (1921)


Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi
ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada
dinamika pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-
fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan
4. Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-
perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru
tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas
baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new
market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
(5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan
wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta
mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.

5. Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam system
ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan.
6. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan
atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum

5
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.

7. Israel Kirzner (1979)


Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.

8. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio


Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa
visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang
lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.

9. Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahwan adalah
orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari
yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya.
10. Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(usaha).
Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut
adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi
peluangpeluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar
berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang
wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta
sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah
orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi

6
lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan
perubahan, inovasi dan cara-cara baru.

B. UNSUR WIRAUSAHA
Unsur wirausaha mencakup beberapa unsur penting yang satu dengan
yang lain saling terkait, bersinergis, dan tidak terlepas satu sama lain, yaitu:
(1) Unsur daya piker (kognitif),
(2) Unsur keterampilan (psikomotorik),
(3) Unsur sikap mental (afektif), dan
(4) Unsur kewaspadaan atau intuisi

Dengan membuka usaha atau berwirausaha, harga diri seseorang tidak


turun tetapi sebaliknya meningkat, dari sisi penghasilan memiliki usaha sendiri
jelas dapat memberikan penghasilan yang lebih baik dibandingkan menjadi
pegawai.
Biasanya para wirausaha selalu memiliki ide yang begitu banyak untuk
menjalankan kegiatan usahanya. Telinga, mulut, dan mata selalu meberikan
inspirasi untuk menangkap setiap peluang yang ada, terpikir melihat atau
mendengar sesuatu selalu menjadi ide untuk dijual. Motifasi untuk maju daN
semakin besar akan selalu melekat dalam hati seorang pangusaha.
Menemukan ide bisnis merupakan anugrah yang tidak terhingga karena
dalam realitasnya tidak gampang menemukan ide bisnis. Namun jika ide hanya
sebatas bayang-bayang, maka tetap tidak akan bisa merealisasikannya dalam
bisnis yang nyata. Terkadang ide yang tidak kita realisir justru sudah dicoba lebih
dahulu oleh orang lain. Dalam konteks ini, sebenarnya untuk membuat bisnis
atau usaha memang dibutuhkan ide, hanya saja karena kita kaya ide, namun
miskin keberanian untuk mencobanya, maka yang berkembang adalah idenya,
sedang bisnisnya nol. Itulah modal awal kita yaitu keberanian dalam memulai
berwirausaha. Dengan keberanian kita dapat berpikir luas sehingga kalau sudah
terpikir akan ada rintangan yang menghadang dengan keberaniaan itu rintangan

7
tersebut akan dirubah menjadi suatu tantangan dalam berwirausaha dan akhirnya
terbentuklah jiwa interpreneur .
Terwujudnya suatu ide agar terealisasi dibutuhkan suatu rencana. Karena
dalam teorinya, bisnis sekecil apapun tetap memerlukan perencanaan untuk dapat
merealisasikan ide bisnis yang lebih matang. Tujuan membuat rencana bisnis
adalah untuk memastikan jalannya operasi bisnis yang tepat dan memberikan
dorongan pada rencana-rencana departemen atau divisi.
Dalam perspektif Philip Kotler, ada bebera prosedur standar untuk dapat
merealisasikan ide bisnis yang benar dalam bentuk rencana bisnis yaitu:
a. Pembangkitan gagasan
b. Penyaringan
c. Pengembangan dan pengujian konsep
d. Strategi pemasaran
e. Analisis bisnis atau usaha
f. Pengembangan produk
g. Pegujian pasar
h. Komersialisasi
Dengan kata lain, rencana bisnis untuk merealisasikan ide memang menjadi
hal yang sangat penting dalam bisnis. Karena titik awal keberhasilan seorang
wirausahawan berawal dari penggalian ide bisnis.

C. KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTERISTIK


WIRAUSAHA
1. Karakteristik Kewirausahaan
a. Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat
berwirausaha karena adanya motif tertentu,yaitu motif berprestasi.
Menurut Gede Anggan Suhada (dalam Suryana, 2003 : 32) motif
berprestasi adalah suatu nilai social yang menekankan pada hasrat utuk
mencapai yan terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor

8
dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seprti yang
dikemukakan oleh Maslow (1943) tentang teori motivasi yang
dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan
tingkatan pemuasannya.
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk
melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan
sebelumnya.Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada
umumnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34):
1) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang
timbul pada dirinya.
2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat
keberhasilan dan kegagalan.
3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
4) Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika
tugas yang diembannya sangat ringan.maka wirausaha merasa
kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang
paling sulit yang memungkinkan pecapaian keberhasilan sangat
rendah.
b. Selalu Perspektif
Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatap
depan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan
berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan.
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki
perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan
jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya ( Suryana,2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan utnuk
menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.
Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang
perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi

9
pembaharuan masa depan.Pandangan yang jauh ke depan membuat
wirausaha tidak cepat puas dengan karya yang sudah ad. Karena itu ia
harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
c. Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir
yang baru dan berbeda. Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan
adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu
yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku
yang ditulis Suryana (2003 : 24), mengungkapkan bahwa ide
kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama
dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas
adalah menciptakan sesuatu dari asalnya tidak ada.
Dari definisi di atas, kreativitas mengandung pengertian yaitu :
1) Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
2) Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan
cara baru
3) Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan
lebih baik
d. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah
sesulit yang dibayangkan banyak orang. Fakta sejarah menunjukkan
kepada kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada
dasarnya adalah manusia biasa. Sebeer Bathia, seorang digital
entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com pada tanggal 1996, baru
menyadari hal ini ketika ia berguru kepada orang-orang seperti Steve
Jobs, penemu computer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu
membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan harga
penemuannya senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik
mocrosoft yang juga manusia biasa.

10
e. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan
Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam
usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua
perhatiannya pada usaha yang akan digelutinya, di dalam menjalankan
usaha tersebut wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang
menggebu-gebu dan menyala-nyala dalam mengembangkan usahanya,
ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko,
bekerja keras dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada di
pasar. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang
digeluti maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan
kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu pentng sekali bagi seorang
wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya, serta
memiliki etos keja dan tanggung jawab yang baik.
f. Mandiri atau Tidak Ketergantungan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir
kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus
mempuyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan
pikirannya terutama dalam menciptakan peluang usaha dalam
pikrannya, dia dapat mandiri dalam usaha yang digelutinya tanpa
harus bergantung pada orang lain. Seorang wirausaha harus dituntut
untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber yang ada di sekitarnya,
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru,
menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang sudah
ada, dan menemukan cara baru untuk memberkan kepuasan kepada
knsumen.
g. Berani Mengambil Resiko

11
Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah
entrepreneur di awal abad ke 18, mengatakan bahwa wirausaha adalah
seseorang yang menanggung resiko. Wirausaha dalam mengambil
tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan
perhitugan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap
pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu wirasaha
selalu berani engambil resiko yang moderat, artinya resiko yang
diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian resiko
yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk
terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil
itu harus nyata atau jelas dan obyektif, dan merupakan umpan balik
bagi kelancaran kegiatannya ( Suyana, 2003 : 14-15 ).
h. Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang
untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan
yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan
produktif untuk mencapai tujuan serta sikap mental untuk
merealisasikan tanggapan yang positif tersebut.
i. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil.
Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari peluang-
peluang, mengumpulkan sumber daya ( bahan, manusia , teknologi,
dan modal ) yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan,
menentukan tujuan, baik untuk mereka sendiri maupun untuk orang
lain, dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai
tujuan.
j. Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha
adalah kemampuan untuk managerial usaha yang sedang digelutinya,
seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha,

12
mengkoordinasikan usaha, mengelola usaha dan sumer daya manusia,
mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaannya yang kesemuannya itu adalah merupakan kemampuan
managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu
semua maka bukan eberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan usaha
yang diperoleh.

2. Karakteristik Wirausaha
Menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada tujuh karakter dasar yang
perlu dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Action oriented.
Seorang entrepreneur selalu ingin segera bertindak, sekalipun
situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see
and do. Bagi mereka, resiko bukanlah untuk dihindari, melainkan
untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.
b. Berpikir simpel.
Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka
selalu belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi,
mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki
pekerjaan yang kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih
dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap.
c. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru.
Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari
usaha yang sama. Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau
belajar yang baru, membentuk jaringan dari bawah dan menambah
landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang sama,
mereka selalu tekun mencari alternatif-alternatif baru, seperti model,
desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur biaya

13
produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau
produk baru, melainkan juga dengan cara-cara baru.
d. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi.
Seorang wirausahabukan hanya awas, memiliki mata yang
tajam dalam melihat peluang, atau memiliki penciuman yang kuat
terhadap keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah itu.
Peluang bukan hanya dicari, diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena
wirausaha melakukan investasi dsn menanggung resiko, maka seorang
wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausah-wirausaha
yang sukses bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin
pekerjaannya beres, dan apa ya g dipikirkan dapat dikerjakan segera.
Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selslu berhubungan
dengan waktu. Apa yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum
tentu masih menjadi peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu
hilang, belum tentu akan kembali lagi. Setiap gagasan brilliant dan
inovasi biasanya harus dibangun dari bawah dan disusun seluruh mata
rantai nilainya (value chain).
e. Hanya mengambil peluang yang terbaik.
Cara penilaian peluang tersebut ada pada nilai-nilai ekonomis
yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah,
kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan.
Semua itu biasanya dikaitkan dengan "rasa suka" terhadap objek usaha
atau kepercayaan bahwa dia "mampu" merealisasikannya. Pada
akhirnya, sukses yang diraih setiap orang ditentukan oleh keberhasilan
orang itu dalam memilih.
f. Fokus pada eksekusi.
Wirausaha bukanlah orang yang bergulat dengan pikiran,
merenung atau menguji hipotesis, melainkan orang yang fokus pada
eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau
berputar-putar dalam pikiran penuh keraguan. "Manusia dengan

14
entrepreneur mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan
merealisasikan yang dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru
sampai mati" (McGraith dan Mac Millan,2000,hlm.3). Mereka juga
adaptif terhadap situadi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-
fakta baru atau kesulitan di lapangan.
g. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti.
Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan
tangan dan pikiran setiap orang, baik dari dalam maupun luar
perusahaannya. Mereka membangun jaringan daripada melakukan
impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestraktor atu dirigen musik, dia
mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan
instrumen-instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-
nada musik yang disukai penonton. Untuk itu, dia harus memiliki
kemampuan mengumpulkan orang, membangun jaringan, memimpin,
menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.

D. NILAI DAN PERILAKU WIRAUSAHA


1. Nilai Wirausaha
Menurut Suryana (2001:15) ada beberapa nilai hakiki penting dari
kewirausahaaan yaitu :
a. Percaya diri, kepercayaan diri berpengaruh pada gagasan, karsa,
inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, dan
kegairahan berkarya.
b. Berorientasi tugas dan hasil, seseorang yang selalu mengutamakan
tugas dan hasil adalah seseorang yang selalu mengutamakan nilai-nilai
motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan,
tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif.
c. Keberanian mengambil resiko, tergantung pada daya tarik setiap
alternatif, persediaan untuk rugi dan kemungkinan relative untuk
sukses atau gagal. Kemampuan utnuk mengambil resiko ditentukan

15
oleh keyakinan diri, kesediaan untuk menggunakan kemampuan, dan
kemampuan untuk menilai resiko.
d. Kepemimpinan kewirausahaan memiliki sifat sifat kepeloporan
keteladanan, tampil berbeda, lebih menonjol dan lebih menonjol, dan
mampu berfikir divergen dan konvergen.
e. Keorisinilan : kreativitas da keinovasian. Kreativitas adalah
kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda, sedangkan
keinovasian adalah kemampuan untuk bertindak yang baru dan
berbeda.
2. Perilaku Wirausaha
a. Menurut Kathleen L. Hawkins dan Peter A. Turla ( dalam
Suryana,2001 :25-26), pola tingkah laku kewirausahaan tergambar
dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut :
1) Kepribadian, aspek ini bias diamati dari segi kreativitas, disiplin
diri, keberanian menghadapi resiko, memiliki dorongan dan
kemauan kuat.
2) Kemampuan hubungan, oprasionalnya dapat dilihat dari indicator
komunikasi dan hubungan antar personal, kepemimpinan dan
manajmen
3) Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan
harga, periklanan dan promosi
4) Keuangan, indikatornya adalah sikap terhadap uang dan cara
mengatur uang.
b. Mengembangkan pribadi wirausaha identik dengan mengembangkan
perilaku wirausaha yaitu mengenali diri sendiri dan kendala yang
dihadapinya sebagai langkah awal. David McClelland ( dalam
Suryana, 2001 : 26 ) mengemukakan enam cirri perilaku
kewirausahaan yaitu :
1) Ketrampilan mengambil keputusan dan mengambil resiko yang
moderat dan bukan atas dasar kebetulan belaka

16
2) Bersifat energetic, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan
inovatif
3) Tanggug jawab individual
4) Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya,
dengan tolak ukur satuan uang sebagai indicator keberhasilan.
5) Mampu mangatisipasi berbagai kemungkinan di masa dating
6) Memiliki kemapuan berorganisasi, yaitu bahwa seorang wirausaha
memiliki kemampuan ketrampilan, kepemimpinan dan managerial

E. Jenis Kewirausahaan
Berikut adalah jenis-jenis kewirausahaan, yaitu :
1. Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi secara agresif, treampil mempraktekkan transformasi-
transformasi atraktif.
2. Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur.
3. Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera
melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka
tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada
industri yang bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship
Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk
melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal
tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen
lain. Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship
yang lain yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks
ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi,
1977).

17
F. MOTIF MENJADI WIRAUSAHA
Ada beberapa alasan seseorang berwirausaha menurut Wirasasmita (1994)
yakni :
1. Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk
mencari pendapatan tambahan, sebaagai jaminan stabilitas keuangan.
2. Alasan sosial yaitu memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan
dihormati, untuk menjadi panutan, agar dapat bertemu dengan orang
banyak.
3. Alasan pelayanan, yaitu memberi pekerjaan kepada masyarakat,
membantu anak yatim, membahagiakan orang tua, demi masa depan
keluarga

G. PROSES KEWIRAUSAHAAN
Menurut Srie Sulastri (2008) ,pengembangan kewirausahaan di awali dari
proses sebagai berikut :
1. Proses Inovasi
Faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan berprestasi,
adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, dan pengalaman
2. Proses Pemicu
Faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu adanya
ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan
hubungan kerja,keberanian menanggung resiko, dan komitmen yang
tinggi terhadap bisnis
3. Proses Pelaksanaan
Faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu kesiapan
mental wirausaha secara total, adanya manager sebagai pelaksana
kegiatan, dan adanya visi jauh kedepan untuk mencapai keberhasilan
4. Proses Pertumbuhan
Proses pertumbuhan didorong faktor organisasi,yaitu adanya tim yang
kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap, adanya

18
struktur dan budaya organisasi yang baik dan adanya produk yang menjadi
unggulan.
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha terdiri dari :
1. Tahap Memulai
Tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala seuatu yang diperlukan,di awali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin,apakah membuka usaha baru atau
melakukan franchising. Juga memilih usaha yang akan dilakukan apakah
di bidang pertanian,industri atau manufaktur, maupun produksi atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha
Tahap ini seseorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya. Mencakup aspek-aspek : Pembiayaan, SDM,
Kepemilikan, Organisasi, Kepemimpinan yang meliputi bagaimana
pengambilan resiko dan mengambil keputusan pemasaran dan melakukan
evaluasi.
3. Mempertahankan usaha
Tahap ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai
untuk ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4. Mengembangkan usaha
Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong psitif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha yang menjadi
salah satu pilihan yang mungkin di ambil.

H. Imbalan dalam Kewirausahaan


Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan kerena berbagai imbalan yang dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori dasar : laba, kebebasan, dan kepuasan
dalam menjalani hidup.
Imbalan

Kepuasan dalam
Laba Kebebasan
menjalani hidup
19
1. Imbalan Laba
Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian
waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan imbalan yang
pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan
bisnis mereka sendiri.
2. Imbalan Kebebasan
Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan imbalan lain
bagi seorang wirausaha. Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya
untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadnya secara fleksibel.
3. Imbalan Kepuasan dalam Menjalani Hidup
Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam
menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan
memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini
merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa
perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelola oleh wirausaha tumbuh
menjadai besar akan tetapi ada juga yang relatif tetap berskala kecil.

I. Faktor-Faktor Motivasi Berwirausaha


Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir. 2007)
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas.
2. Inisiatif dan selalu proaktif.
3. Berorientasi pada prestasi.
4. Berani mengambil resiko.
5. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang.
6. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh
dan harus ditepati.
7. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak,
baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun
tidak.

20
Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain
dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan &
Bradstreet business Credit Service (1993) mengemukakan 10 kompetensi
yang harus dimiliki, yaitu :
1. Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar
pengelolaan bisnis.
3. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap
usaha yang dilakukannya.
4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup.
5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola
keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan
menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
6. Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien
mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan
kebutuhannya.
7. Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur,
mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam
menjalankan perusahaan.
8. Statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi
kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa
yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. Knowing hozu to compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing.
Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan
(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan
pesaing.
10. Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan /
pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat (Triton. 2007).
Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma. 2007), terdiri
atas :

21
1. Mau kerja keras (capacity for hard work)
2. Bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through
people)
3. Penampilan yang baik (good appearance)
4. Yakin (self confidence)
5. Pandai membuat keputusan (making sound decision)
6. Mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
7. Ambisi untuk maju (ambition drive)
8. Pandai berkomunikasi (ability to communicate)

J. IDE KEWIRAUSAHAAN
Menurut Zimmerer (1996) ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat
menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu
menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha.Dalam
mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha),
wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua risiko yang
mungkin terjadi. Ada tiga risiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
1. Risiko Pasar Atau Risiko Persaingan
Risiko pasar terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar.
2. Risiko Finansial
Risiko finansial terjadi akibat rendahnya hasil penjual dan tingginya biaya.
3. Risiko Teknik
Risiko teknik terjadi akibat adanya kegagalan teknik.
Hasil dari ide-ide secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk
arahan atau petunjuk atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan. Banyak
wirausaha yang bukan atas ide sendiri tetapi hasil pengamatan dan penerapan
ide-ide orang lain dan bisa menjadi peluang.
K. BEKAL PENGETAHUAN DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
Seperti dikemukakan dalam hasil survei yang dilakukan oleh Lambing
(2000), kebanyakan responden menjadi wirausaha karena didasari oleh

22
pengalaman sehingga ia memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jadi, untuk
menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki
adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak
kewirausahaan tersebut dipengatruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan
pengalaman usaha. Karena wirausaha identik dengan pengusaha kecil yang
berperan sebagai pemilik an manajer, maka wirausahalah yang memodali,
mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Untuk menjadi
wirausaha, hal yang harus dimiliki pertama kali adalah modal dasar berupa ide
atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan modal
baik uang maupun waktu, dan kecukupan tenaga serta pikiran. Modal-modal
tersebut sebenernya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan kemampuan,
menurut Casson (1982), yang di kutip oleh Yuyun Wirasasmita (1993:3),
yaitu :
1. self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan
dilakukan atau ditekuni.
2. Imagination, aitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak
mengandalkan kesuksesan masa lalu.
3. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya
pengetahuan teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan
pemasaran.
4. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
5. Foresight, yaitu berpandangan jauh kedepan.
6. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan
di masa yang akan datang.
7. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan
berhubungan dengan orang lain.

L. KRITERIA BERWIRAUSAHA

23
Menurut Westy Soemanto (1989) bahwa manusia wirausaha adalah
manusia berkepribadian kuat dan memiliki beberapa kriteria diantaranya ;
1. Memiliki moral tinggi, memiliki sikap mental wirausaha, memiliki
kepekaan terhadap lingkungan dan memiliki ketrampilan berwirausaha.
Pertama, memiliki moral tinggi. Dalam hal ini wirausahawan harus
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memilki kemerdekaan batin
sehingga tidak mengalami banyak gangguan, kehawatiran serta tekanan-
tekanan di dalam jiwanya. Kemerdekaan batin ditandai oleh adanya
keselarasan antara keinginan-keinginan dengan pandangan dalam diri
seseorang atau adanya keselarasan antara kemauan dengan pengenalan diri.
Tingkah laku seseorang yang merasakan kemerdekaan batin akan selaras
dengan kemauan serta pengenalan diri sehingga akan tumbuh keberanian
dan kemauan yang keras dalam dirinya untuk berbuat dan berusaha yang
maju.
2. Memiliki sikap mental wirausaha. Seseorang yang memiliki sikap mental
wirausaha yang tinggi mempunyai kemampuan keras untuk mencapai
tujuan dan kebutuhan hidupnya. Untuk itu seorang wirausaha harus
memiliki tujuan, visi dan misi yang jelas dalam operasional sehingga jalan
yang ditempuhnya tercapai secara jelas. Kemampuan yang keras
merupakan kunci dari keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan dalam
berwirausaha. Hanya orang yang berkemauan keras bisa mencapai
kesuksesan dalam hidup, sebaliknya orang yang kurang memiliki kemauan
keras akan mudah menyerah kepada keadaan yang menimpanya.
3. Memiliki kepekaan terhadap lingkungan. Kemampuan pengenalan terhadap
lingkungan memungkinkan manusia dapat mendayagunakan sumberdaya
alam secara efisien untuk kepentingan hidup. Lingkungan sebenarnya ikut
mendukung usaha asalkan manusia mengenal dan mendayagunakan dengan
tepat. Untuk mewujudkan manusia yang memiliki kepekaan lingkunagan,
maka ia harus belajar untuk senantiasa mensyukuri segala hal yang
diperoleh dan dimiliki.

24
4. Memiliki ketrampilan wirausaha. Seorang wirausahawan harus memiliki
jiwa interpreneurship yang didukung oleh cara berpikir yang kreatif. Selain
itu, wirausahaan dituntut untuk pandai dan cepat mengambil keputusan.
Dalam kehidupan sehari-hari, wirausahawan harus pandai bergaul sehingga
dapat mengenal pribadi orang lain. Ketrampilan manajerial juga merupakan
faktor dari keberhasilakn berwirausaha karena wirausahawan tidak
selamanya bekerja sendiri, ia sering berhadapan dengan orang lain dan
material-material usaha. Ketrampilan manajerial mencakup terampil dalam
perencanaan, mampu mampu mendirikan dorongan dan melihat kerja
kepada mitranya.

M. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN


KEGAGALAN WIRAUSAHA
1. Faktor Penyebab Keberhasilan Wirausaha
Menurut Hendro ( 2011 : 47-50 ) ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha berhasil adalah :
a. Faktor Peluang
b. Faktor SDM
c. Faktor Keuangan
d. Faktor Organisasional
e. Faktor Perencanaan
f. Faktor Pengelolaan usaha
g. Faktor Pemasaran dan Penjualan
h. Faktor Administrasi
i. Faktor Peraturan Pemerintah, Politik, Sosial, dan Budaya Lokal
j. Catatan Bisnis
2. Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003:44-45) ada beberapa faktor
yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya :
a. Tidak kompeten dalam manajerial

25
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan
mengelola usaha merupakan factor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil
b. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan
Mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola SDM, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
c. Kurang dapat mengendalikan keuangan
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling utama
dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Yaitu mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat.
d. Gagal dalam perencanaan
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal
dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan.
e. Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis merupakan factor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakiatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
f. Kurangnya pengawasan peralatan
Pengawasan erat hubungannya dengan efisiensi dan efektifitas.
Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan
efektif.
g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan
usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah
hati,kemungkinan gagal menjadi besar.
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melaksanakan
perubahan,tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan

26
dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan
perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

N. Manfaat Mempelajari Kewirausahaan


Mempelajari pengetahuan dan praktek kewirausahaan mempunyai
beberapa manfaat. Manfaat tersebut akan memberikan kita pilihan karir untuk
berperan menjadi:
1. Wirausahawan (entrepreneurs)
Jika wirausahawan adalah orang yang menjalankan usahanya sendiri,
wiramanajer adalah orang yang memiliki kemampuan sebagai
wirausahawan tetapi tidak menjalankan usaha sendiri melainkan
menjalankan usaha atau memimpin usaha orang lain.
2. Wiramanajer (intrapreneurs)
Wiramanajer adalah manajer yang meng-implementasikan ide-ide
wirausahawan menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi
organisasi/perusahaan. Tanri Abeng yang pernah menjadi manajer Bakri
Group dan PT Multi Bintang adalah contoh seorang wiramanajer yang
berhasil
3. Wirakaryawan (innopreneurs)
Wirakaryawan adalah para karyawan yang memiliki kemampuan
sebagai wirausahawan tetapi karena sebab-sebab tertentu mereka memilih
untuk bekerja di suatu perusahaan/organisasi. Mereka adalah karyawan
dari segala lapisan manajemen yang dapat meng-implementasikan ide-ide
yang inovatif di dalam struktur perusahaan yang ada.
4. Ultramanajer (ultrapreneur)
Ultramanajer adalah orang-orang yang memiliki kemampuan untuk
membuka bidang usaha baru di berbagai tempat dengan pendekatan yang
inovatif.
5. Pendidik/ Pemikir

27
Pendidik/pemikir. Belajar kewirausahaan dapat pula dimanfaatkan
untuk menjadi pendidik atau pemikir dalam kewirausahaan. Mereka
adalah orang-orang yang mempelajari kewirausahaan tetapi bukan
bermaksud untuk menjadi pelaku yang berhubungan dengan
kewirausahaan, melainkan untuk kepentingan pendidikan atau
menganalisis sesuatu yang membutuhkan pengetahuian tentang
kewirausahaan.

28
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan dasar, kiat dalam
usaha atau perbaikan hidup. Hakikat dasar dari kewirausahaan adalah
kreativitas dan keinovasian. Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru dan
keinovasian adalah berbuat sesuatu yang baru. Ada beberapa alas an mengapa
seseorang berminat berwirausaha yaitu alas an keuangan,alas an social, alasan
pelayanan dan alasan memenuhi diri.
Menggali ide bisnis bukanlah perkara yang gampang. Secara teoritis,
ide bisnis bisa digali dari apa yang bisa dilihat, didengar dalam kehidupan kita
sehari-hari. Ide bisnis bisa dipilih dari upaya pemenuhan kebutuhan manusia
tersebut. Ide atau gagasan untuk memulai usaha terkadang sering datang tanpa
disadari. Banyaknya fenomena kehidupan jika dicermati dapat menjadi
peluang.
Mengenai peluang usaha dinyatakan bahwa peluang sebenarnya ada di
sekeliling kita, tapi hanya beberapa individu yang mampu melihat situasi
sebagai peluang tersebut. Setelah kita mengenal peluang selanjutnya kita
sesuaikan dengan dikombinasikan potensi diri yang dimiliki, apakah usaha
yang akan kita mulai itu
Sesuai dengan kemampuan kita.

B. Saran
Adapun yang dapat penulis sarankan berdasarkan pemaparan makalah
mengenai “Konsep Dasar Kewirausahaan” adalah :
1. Untuk menjadi wirausaha yang sukses perlu mempunyai ciri-ciri yang
menggambarkan kepribadian seorang wirausaha, diantaranya adalah

29
keinginan untuk bekerja keras serta memiliki daya inovatif dan kreatif
yang baik.
2. Mahasiswa sebagai agent of change, sudah saatnya untuk mulai berfikir
menciptakan lapangan pekerjaan dibandingkan dengan mencari pekerjaan.
Hal ini dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia di
masyarakat tidak sebanding dengan jumlah masyarakat ataupun lulusan
perguruan tinggi yang ada, sehingga daya saing dalam mencari atau
mendapatkan pekerjaan semakin tinggi sedangkan peluang untuk
mendapatkan pekerjaan tersebut semakin kecil. Jika hal ini dibiarkan terus
menerus maka juga akan berdampak pada meningkatnya angka
pengangguran dan kemiskinan di negara kita.

30
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Syukron. 2010. Konsep Dasar Kewirausahaan. (Online).


http://syukronali.files.wordpress.com. Diakses pada hari Kamis tanggal 12
Juli 2012.

Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta.

Anonim. 2012. Kewirausahaan. (Online). http://www.stiekertanegara.ac.id. Diakses


pada hari Kamis tanggal 12 Juli 2012.

Candra, Purdi E., Menjadi Interpreneur Sukses, PT Grasindo, Jakarta, 2001

Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan. 2010. Buku 3, Modul 2 Konsep


Dasar Kewirausahaan. (Online). http://www.infokursus.net. Diakses pada
hari Kamis tanggal 12 Juli 2012.

Frinces, Z. Heflin. 2004. Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis. Yogyakarta :


Darussalam.

Hantoro, Sirod, Drs., MSIE, Kiat Sukses Berwirausaha, Adicita Karya Nusa,
Yogyakarta, 2005

Hasan, Masud, Sukses Bisnis Modal Dengkul, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet. IV,
2005.

Hendro.2011.Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kasali Rhenald.2010. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan Publika.

31
Kasmir. 2007. Kewirausahaan, Jakarta: PT RajaGrafindo Perkasa.

Mas’ud & Mahmud Machfoedz. 2004. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Masykur, Wiratmo. 1994. Kewirausahaan: Seri Diktat Kuliah. Jakarta: Gunadarma.

Soesarsono. 2002. Pengantar Kewirausahaan Buku I. Bogor : Jurusan Teknologi


Industri IPB.

Suryana. 2003.Kewirausahaan, Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses.


Jakarta : Salemba Empat.

_______. 2011. Kewirausahaan, Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Jakarta : Salemba Empat.

Triton PB. 2007. Entrepreneurship : Kiat Sukses Menjadi Pengusaha. Yogyakarta:


Tugu Publisher.

Wardoyo. Tanpa Tahun. Kewirausahaan. (Online).


http://wardoyo.staff.gunadarma.ac.id. Diakses pada hari Kamis tanggal 12 Juli
2012.

Winardi. 2003. Entrepreneur & Entrepreneurship. Jakarta: Kencana.

Yusiriza. 2011. Kewirausahaan. (Online). http://yusiriza.files.wordpress.com.


Diakses pada hari Kamis tanggal 12 Juli 2012.

32

Anda mungkin juga menyukai