Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari program kesehatan
dan merupakan titik pusat sumber daya manusia mengingat pengaruhnya
terhadap setiap orang dan mencakup banyak aspek kehidupan sejak dalam
kandungan sampai pada kematian. Oleh karena itu pelayanan kesehatan
reproduksi harus mencakup empat komponen esensial yang mampu
memberikan hasil yang efektif dan efisien bila dikemas dalam pelayanan yang
terintegrasi. Salah satu dari empat komponen esensial yaitu Keluarga
Berencana.
Pelayanan Keluarga Berencana perlu mendapatkan perhatian yang serius,
karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan
akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah
berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan
pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas
menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi serta hak
reproduksi, maka pelayanan KB harus menjadi lebih berkualitaas serta
memperhatikan hak – hak dari klien dalam memilih metode kontrasepsi yang
diinginkan. (Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi, 2003)
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana dengan Akseptor baru
KB suntik 3 bulanan.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada Ny. “N“ meliputi data subyektif dan
obyektif.
b. Menegakkan diagnosa kebidanan dan menidentifikasi masalah kebidanan
berdasarkan data subyektif dan obyektif.
c. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa
kebidanan dan masalah yang ada.
d. Melaksanakan implementasi dari rencana yang telah disusun.
e. Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep KB
1. Pengertian
a. KB Secara Umum
Suatu usaha mengatur banyaknya kelahiran sedemikian rupa, sehingga
bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayahnya serta keluarga dan masyarakat
yang bersangkutan tidak menimbulkan kerugaian sebagai akibat langsung
dari kelahiran tersebut.
b. KB Secara Khusus
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pembuahan
atau mencegah pertemuan antara sel mani dan ovarium.(Manuaba , 1998)
2. Jenis Suntikan KB
a. Upyhon Company ( 1958 )
1) Depo provera yang mengandung medoxy progesterone asetat
150mg
2) Cyclofem yang mengandung medoxy progesterone asetat 50 mg
dan komponen estrogen. (Manuaba, 1998)
b. Schering AG ( 1957 )
1) Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah :
 25 mg dan 5 mg estradiol spionat. Diberikan injeksi IM sebulan
sekali ( cyclofem ).
 50 mg norition enantat dan 5 mg estradiol valerat. Diberikan
secara IM sebulan sekali.
2) Suntikan Progestin
 Depo medioksiprogesteron asetat (DMPA); Depo provera injeksi
secara IM tiap 3 bulan sekali, mengandung 150 mg DMPA
 Depo noretisteran enantat ( Depo Noristerat ); mengandung 200
mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan sekali untuk
suntikan pertama sampai ke empat dan untuk suntikan kelima
dan suntikan pertama sampai ke empat dan untuk suntikan
kelima dan selanjutnya berinterval 3 bulan.

2
2.2 Kontrasepsi Depoprogestin
1. Pengertian
Suatu sintesa progesteron yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari
tubuh wanita.
2. Mekanisme Kerja
a. Menghambat sekresi hormon – hormon gonadatropin terutam LN
sehingga mencegah ovulasi.
b. Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier
terhadap sperma.
c. Membuat endometrium menjadi kurang baik / layak untuk implantasi dari
ovum yang telah dibuahi.
d. Mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tubafalopi.
3. Efektifitas
Kontrasepsi tersebut memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
4. Keuntungan
a. Sangat efektif.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.
d. Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
e. Sedikit efek samping.
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
g. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause.
h. Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektropik.
i. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
j. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
k. Menurunkan krisis anemia bulan sabit ( sickle cell )
5. Keterbatasan
a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
1) Siklus haid yang memendek atau memanjang.
2) Perdarahan yang banyak atau sedikit.
3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak ( spotting ).

3
4) Tidak haid sama sekali
b. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
(harus kembali untuk suntikan).
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu–waktu sebelum suntikan berikutnya.
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
e. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
f. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B atau virus HIV.
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan :
1) Kekeringan pada vagina
2) Gangguan emosi (jarang terjadi).
3) Perubahan pada lipit serum.
4) Nervositas, jerawat.
5) Menurunkan libido.
6) Menurunkan kepadatan tulang.
7) Sakit kepala.
6. Efek Samping dan cara penanganan
a. Gangguan Haid.
1. Gejala dan keluhan :
Amenorhea, spoting, metrorrhagia, menorrhagia
2. Penanggulangan :
 Konseling è akibat pengaruh hormonat tidak berlangsung lama
 Bila ingin haid beri pil KB hari 1 – 11, 3 tablet per hari, selanjutnya
1 tablet per hari selama 5 hari.
b. Depresi ( Jarang terjadi )
1. Gejala dan keluhan : lesu, tidak semangat dalam bekerja.
2. Penanggulangan :
 Konseling è hindari perasaan bersalah
 Pengobatan è terapi psikologis, vitamin.
c. Keputihan
1. Gejala dan keluhan : flour albus yang berlebihan, gangguan rasa
nyaman, tidak berbahaya kecuali ada bau, panas dan gatal.
2. Penanggulangan :
 Konseling, misalnya mencari penyebab.
 Pengobatan, misalnya konsulasi medis, terapi.

4
d. Jerawat
1. Gejala : timbul jerawat di wajah / badan, dapat infeksi ataupun tidak.
2. Penanggulangan :
Konseling dan vitamin E dosis tinggi
e. Perubahan Libido
1. Gejala : meningkat dan menurunkan libido bersifat dan sulit dinilai
2. Penanggulangan :
Pengobatan medis tidak dianjurkan.
f. Perubahan Berat Badan
Gejala dan keluhan : berat badan bertambah setelah pemakaian KB
karena sifat hormone resisten
g. Hematomae
1. Gejala dan keluhan : warna biru dan nyeri akibat suntikan
2. Penanggulangan :
 Konseling : mungkin bisa terjadi.
 Pengobatan : kompres dingin selama 2 hari, kemudian kompres
panas sampai warna kembali normal.
7. Indikasi KB Suntik Depoprogestin
a. Usia reproduksi.
b. Nulipara dan telah memiliki anak.
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas
tinggi.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f. Setelah abortus atau keguguran.
g. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
h. Perokok.
i. Tekanan Darah < 180 / 110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
j. Menggunakan obat untuk epilepsy atau obat tuberkulosis
k. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
l. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
m. Anemia defisiensi besi.
n. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.

5
8. Kontra Indikasi
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan pervoginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
e. Diabetes Melitus disertai komplikasi.
9. Waktu dan menggunakan
a. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
b. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
c. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.
d. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
menggantikan dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan
kontrsepsi hormonal sebelumnya secara benar dan ibu tersebut tidak
hamil, suntikan pertama dapat diberikan tidak menunggu sampai haid
berikutnya datang.
e. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi jenis lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi
suntikan yang sebelumnya.
f. Ibu yang ingin menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal
ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya
datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
g. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan
pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke 7 siklus haid, asal saja
yakin ibu tersebut tidak hamil.
h. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama
dapat diberikan setiap saat asal ibu tidak hamil, dan selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

6
10. Teknik Penyuntikan
a. Injeksi dalampada musculus gluteus maximus atau musculus gleteur
deltoideus.
b. Tidak melakukan masase agar tidak mengurangi keefektifan obat.

2.3 Konsep Manajemen Varney


A. Pengkajian
1. Biodata
a. Nama ibu/suami : untuk mengetahui identitas,
mengenal/memanggil penderita agar tidak keliru dengan penderita
– penderita lain serta untuk menjaga keakraban.
b. Umur : untuk mengetahui keadaan ibu apakah termasuk primi
biasa atau primi para tua, deteksi resiko kehamilan.
c. Agama : untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama
yang dianutnya dan mengenali hal – hal yang berkaitan dengan
masalah asuhan yang diberikan.
d. Suku bangsa : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan
menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat
mempengaruhi kesehatan klien/tidak.
f. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai
dasar dalam memberikan asuhan.
g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan
mengetahui pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan
klien.
h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai
apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya.
i. Alasan datang : mengetahui alasan klien mengapa datang ke klinik
dan mengetahui bagaimana kondisi saat klien pertama datang.
j. Riwayat Haid : untuk mengetahui apakah haidnya berjalan normal
atau tidak, dan mengetahui keadaan alat kelamin dalam apakah
normal atau tidak.

7
k. Riwayat kesehatan yang lalu : untuk mengetahui penyakit yang
pernah diderita ibu sebelumnya apakah merupakan kontraindikasi
kontrasepsi suntik atau tidak.
l. Riwayat kesehatan keluarga : untuk mengetahui apakah dalam
keluarga ada yang menderita penyakit menular atau tidak, adakah
penyakit keturunan yang dapat mempengaruhi efektifitas
kontrasepsi.
m. Riwayat pernikahan : untuk mengetahui keadaan kelamin dalam
ibu dan mengetahui berapa lama ibu menikah.
n. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :Untuk
mengetahui apakah kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
berjalan normal atau adakah komplikasi selama kehamilan,
persalinan dan nifas.
o. Riwayat KB : untuk mengetahui adanya keluhan selama ibu
menjadi akseptor KB dan berapa lama ibu menjadi akseptor Kb.
p. Pola kebiasaan di rumah : untuk mengetahui bagaimana
kebiasaan ibu di rumah yang dapat mempengaruhi efektifitas dari
kontrasepsi.

2. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan ibu secara keseluruhan.
 Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : untuk mengetahui apakah rambut ibu tampak bersih
atau kotor, ada kutu atau tidak.
b. Kepala : untuk mengetahui kebersihan, bentuk, adakah
benjolan yang abnormal atau tidak.
c. Mata : untuk mengetahui apakah konjungtiva anemis,
ikterus pada sclera.
d. Telinga : untuk mengetahui kebersihan atau ada pengeluaran
secret dan bentuk kesimetrisannya.
e. Mulut : untuk mengetahui apakah mukosa bibir kering dan
adakah stromatitis.
f. Leher : untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar
tiroid dan vena jugularis.

8
g. Perut : untuk mengetahui apakah ada pembesaran
abnormal.
h. Ekstermitas : untuk mengetahui apakah ada kelainan atau tidak
(polidaktil atau sindaktil), adanya oedema, adakah varices.
i. Integumen : untuk mengetahui kebersihan.

3. Identifikasi Diagnosa/Masalah
Diagnosa : Ny. “....“ P...... Ab....... dengan akseptor baru KB Suntik 3
bulanan, diperoleh dengan didasarkan pada :
a. Data subyektif
b. Data Obyektif
c. Identifikasi Masalah Potensial
Masalah potensial yang mungkin terjadi pada kontrasepsi KB Suntik
yaitu efek samping yang ditimbulkan dan keluhan dari pasien.
4. Identifikasi KebutuhanSegera
Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada
masalah potensial yang terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga
kesehatan lainnya).
5. Intervensi
DX : Ny. “....“ P...... Ab....... dengan akseptor baru KB
Suntik 3 bulanan g
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan
ibu mendapatkan pelayanan KB suntik 3 bulanan sesuai dengan yang
diinginkan ibu
Kriteria hasil : Ibu dapat menggunakan KB suntik 3 bulanan dan
program KB yang ibu gunakan berhasil sesuai dengan tujuan
Intervensi
a. Nilai kembali status kesehatan klien
R/ Status kesehatan sangat menentukan ketepatan akan tindakan
yang dilakukan.
b. Kaji keluhan – keluhan subyektif ibu.
R/ Keluhan yang diungkapkan dapat menjadi parameter untuk
menetukan apakah tindakan boleh dilakukan atau tidak.
c. Bina hubungan baik dengan ibu.

9
R/ Persiapan yang baik akan mendukung keberhasilan tindakan
yang akan dilakukan.
d. Siapkan spuit 3 cc, vial Depoprogestin dan kocok sehingga
endapan bercampur.
R/ Menempatkan kadar homogen sehingga kadar maksimal.
e. Siapkan ruangan tertutup dan klien.
R/ Ruangan yang aman dan nyaman akan mempermudah
prosedur kerja dan privasi klien dapat terjaga.
f. Lakukan penyuntikkan secara IM sesuai prosedur.
R/ Tindakan sesuai prosedur akan menekan / mengurangi
terjadinya komplikasi.
g. Buang alat – alat dan sampah ke tempat yang disediakan
R/ Menjaga kebersihan dan kerapian.
h. Beritahu klien untuk segera datang ke tenaga kesehatan apabila
dirasakan ada keluhan.
R/ Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari
timbulnya komplikasi yang berlanjut.
i. Beritahu klien tanggal kembali untuk suntik ulang dan catat di
kartu KB klien.
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari kesalahan atau
kelainan yang mungkin terjadi.
j. Ingatkan klien agar kembali tepat waktu untuk suntik ulang.
R/ Untuk menghindari kegagalan kontrasepsi.
k. Berikan kartu akseptor KB dan minta klien untuk membawanya
lagi saat suntik ulang.
R/ Sebagai tanda bukti dan acuan dalam memberikan petunjuk
penyuntikan berikutnya
6. Implementasi
Pada langkah ini bidan memberikan intervensi langsung baik mandiri
maupun kolaborasi :
a. Melihat kartu KB ibu untuk mengetahui jenis KB suntik apa
yang dipakai, dan tanggal, waktu untuk kembali suntik. Kaji BB
dan TD ibu.
b. Menanyakan pada ibu apakah selama menggunakan KB
suntik, ibu merasa ada keluhan atau tidak.

10
c. Sapa ibu dengan ramah dan beritahu ibu keadaannya cukup
baik untuk dilakukan suntik KB ulangan.
d. Mengkocok vial Depoprogestin, disinfeksi tutup vial dengan
kapas alkohol, masukkan larutan Depoprogestin dalam spuit 3
cc, pastikan tidak ada gelembung udara dalam tabung spuit.
e. Membeeritahu ibu untuk berbaring telungkup pada tempat tidur
periksa, tutup tirai supaya ibu merassa nyaman dan terlindungi
privasinya.
f. Mendisinfeksi daerah pantat klien (1/3 sias) dengan kapas
alkohol. Suntikkan secara IM dengan sudut 90 0, lakukan
aspirasi, semprotkan atau suntikkan DMPA secara perlahan –
lahan, fiksasi dengan kapas alkohol kemudian keluarkan
jarumnya.
g. Membuang alat – alat ke tempat yang telah disediakan.
h. Setelah selesai beritahu ibu untuk segera kembali bila ibu
merasakan keluhan seperti pusing atau lainnya ke tenaga
kesehatan.
i. Mengecek kembali kartu KB ibu, pastikan tanggal ibu kembali
untuk suntik ulang.
j. Mengingatkan ibu untuk kembali pada tanggal yang telah
ditetapkan untuk suntik ulang dan anjurkan ibu agar tidak
terlambat untuk suntik.
k. Memberi kembali kartu KB pada ibu dan ingatkan ibu untuk
membawa kembali kartunya bila waktu suntik tiba.
l. Evaluasi
Pada langkah ini bidan menilai kembali dari seluruh asuhan
yang telah diberikan

11
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data


Tanggal :18 Oktober 2011
Jam :10.00 WIB
No. Register : 216606
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu : Ny. ”N” Nama suami : Tn”K”
Umur : 21 tahun Umur : 22 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Alamat :
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Lama haid : 6- 7 hari
Siklus Haid : 28 hari
Flour Albus : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
HPHT : 17 Oktober 2011
5. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1x
Lama Nikah : 1,5 tahun
Umur pertama kali nikah : 19 tahun
Jumlah Anak :1

12
6. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu dalam keadaan sehat, tidak sedang menderita penyakit yang
merupakan kontraindikasi kontrasepsi suntik, seperti : penyakit
jantung dan kencing manis.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari keluarga ibu dan suami
tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti asma, jantung,
darah tinggi, dan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
hepatitis,malaria, TBC atau penyakit menular lainnya.
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
 Kehamilan cukup bulan (9 bulan) periksa kehamilan 5x di BPS,
suntik TT 2x, selama hamil tidak ada kelainan/keluhan.
 Persalinan dilakukan di rumah bidan dan ditolong oleh dokter.
Lahir SC. Ibu melahirkan bayi laki- laki dengan BB lahir 3000
gr (sekarang umur 2 bulan).
 Nifas ibu berjalan normal, bayi dan ibu dalam kondisi sehat, ibu
memberi ASI sendiri kepada bayinya sampai sekarang.
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun.
10. Pola Kebiasaan Sehari – hari
POLA Keiasaan
Nutrisi Ibu makan 3x sehari dengan porsi sedikit, terdiri
dari nasi, sayur, lauk, kadang-kadang disertai
buah dan minum air putih 6-7 gelas / hari
Eliminasi BAB teratur tiap hari (1x tiap pagi) konsistensi
lunak
Istirahat BAK 5x sehari, tidak ada keluhan
Ibu tidak bekerja, tidur siang ± 2 jam/hari, jam
13.00-15.00 WIB dan tidur malam ± 7-8
Personal jam/hari, jam 21.00-04.00 WIB
Hygiene Ibu mandi 2x sehari, memakai sabun, gosok gigi
2x sehari, ganti baju dan celana dalam tiap
Aktifitas habis mandi,keramas 3x seminggu..
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga di
rumahnya seperti mencuci, memasak,

13
Kebiasaan membersihkan rumah
Ibu tidak merokok atau minum minuman
beralkohol, bila sakit ibu pergi ke Balai
Rekreasi Pengobatan atau Puskesmas
Waktu luang ibu digunakan untuk menonton TV
dan jalan – jalan bersama suami dan anaknya.

11. Data psiko sosial


 Psikologis
Respon Ibu dan keluarga terhadap metode KB yang
digunakan sangat mendukung ibu ikut KB suntik 3 bulanan.
 Sosial
 Ibu tinggal serumah dengan suami dan anaknya
 Ibu mengatakan hubungan diantara mereka rukun dan
harmonis
 Ibu berkomunikasi bersama dengan keluarga menggunakan
bahasa jawa
12. Data sosial budaya
Ibu mengatakan dalam keluarganya masih melaksanakan upacara
kehamilannya, namun keluarga tidak ada yang melarang ibu untuk
makan makanan tertentu selama hamil dan di keluarga tidak percaya
dengan tahayul.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis.
c. Tekanan Darah : 130/90 mmHg
d. Nadi : 80 x/menit
e. Berat Badan : 48,5 kg
f. Respirasi Rate : 20 x/ menit
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Inspeksi :
b. Rambut : Bersih, hitam dan lurus.
c. Kepala : Bersih, tidak tampak benjolan abnormal.

14
d. Wajah : Tidak pucat, tidak oedem
e. Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterus.
f. Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran sekret.
g. Mulut : Mukosa bibir tidak kering, tidak ada Stomatitis,
gigi tidak caries.
h. Leher : tidak tampak pembesaran tyroid, vena Jugularis
dan kelenjar limfe
i. Payudara : Simetris
j. Abdomen : bersih, tidak tampak pembesaran
abnormal, tidak ada luka bekas operasi.
k. Ekstermitas : Atas dan bawah normal, tidak ada kelainan.
l. Integumen : bersih
m. Palpasi :
n. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
dan pembesaran kelenjar limfe
o. Payudara : lembek, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada
nyeri tekan.
p. Perut : tidak ada pembesaran uterus, dan tidak ada
nyeri tekan.

3.2 Identifikasi Diagnosa/Masalah


Dx : Ny. “N” P1001 Ab000 Akseptor Baru KB suntik 3 bulanan
DS : Ibu mengatakan ingin mendapatkan pelayanan KB suntik 3 bulanan
DO :
a. Keadaaan Umum : Baik
b. Tekanan Darah : 130/90 mmHg
c. Berat Badan : 48,5 kg
d. Nadi : 80 x/menit
e. Respirasi Rate : 20 x/menit

3.3 Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial


Tidak ada

15
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak Ada
3.5 Intervensi
Dx : Ny. “N“ P1001 Ab000 Akseptor baru KB suntik 3
bulanan
Tujuan : Ibu mendapatkan pelayanan KB Suntik 3 bulanan
Kriteria Hasil :
a. Ibu mendapat pelayanan suntik KB Suntik 3 bulanan
sesuai keinginan ibu
b. Ibu mengetahui kapan suntik ulang.
 Nilai kembali status kesehatan klien
R/ Status kesehatan sangat menentukan ketepatan akan tindakan
yangdilakukan.
 Kaji keluhan – keluhan subyektif ibu.
R/ Keluhan yang diungkapkan dapat menjadi parameter untuk
menetukan apakah tindakan boleh dilakukan atau tidak.
 Bina hubungan baik dengan ibu.
R/ Persiapan yang baik akan mendukung keberhasilan tindakan
yang akan dilakukan.
 Siapkan spuit 3 cc, vial Depoprogestin dan kocok sehingga
endapan bercampur..
 Siapkan ruangan tertutup dan klien.
R/ Ruangan yang aman dan nyaman akan mempermudah
prosedur kerja dan privasi klien dapat terjaga.
 Lakukan penyuntikkan secara IM sesuai prosedur.
R/ Tindakan sesuai prosedur akan menekan / mengurangi
terjadinya komplikasi.
 Buang alat – alat dan sampah ke tempat yang disediakan
R/ Menjaga kebersihan, kerapian serta kontaminasi kuman.
 Beritahu klien untuk segera datang ke tenaga kesehatan apabila
dirasakan ada keluhan.
R/ Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari
timbulnya komplikasi yang berlanjut.

16
 Beritahu klien tanggal kembali untuk suntik ulang dan catat di
kartu KB klien.
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari kesalahan atau
kelainan yang mungkin terjadi.
 Ingatkan klien agar kembali tepat waktu untuk suntik ulang.
R/ Untuk menghindari kegagalan kontrasepsi.
 Berikan kartu akseptor KB dan minta klien untuk membawanya
lagi saat suntik ulang.
R/ Sebagai tanda bukti dan acuan dalam memberikan petunjuk
penyuntikan berikutnya

3.6 Implementasi
1) Mengkaji berat badan dan tekanan darah
- BB 48,5 kg
- TD 130/90 mmHg
2) Menyapa ibu dengan ramah dan beritahu ibu keadaannya cukup baik
untuk dilakukan suntik KB.
3) Kocok vial KB suntik 3 bulanan, disinfeksi tutup vial dengan kapas
alkohol, masukkan larutan KB suntik dalam spuit 3 cc, pastikan tidak
ada gelembung udara dalam tabung spuit.
4) Beritahu ibu untuk berbaring telungkup pada tempat tidur periksa,
tutup tirai supaya ibu merassa nyaman dan terlindungi privasinya.
5) Mendisinfeksi daerah pantat klien (1/3 sias) dengan kapas alkohol.
Suntikkan secara IM dengan sudut 90 0, lakukan aspirasi, semprotkan
atau suntikkan DMPA secara perlahan – lahan, fiksasi dengan kapas
alkohol kemudian keluarkan jarumnya.
6) Membuang spuit dan jarum bekas pakai ke sampah medis yang telah
disediakan.
7) Setelah selesai penyuntikan beritahu ibu untuk segera kembali bila
ibu merasakan keluhan seperti pusing atau lainnya ke tenaga
kesehatan.
8) Melihat kembali kartu KB ibu, pastikan tanggal ibu kembali untuk
suntik ulang. (tanggal 10 Januari 2012).
9) Mengingatkan ibu untuk kembali pada tanggal 10 Januari 2012 untuk
suntik ulang dan anjurkan ibu agar tidak terlambat untuk suntik

17
10) Memberi kembali kartu KB pada ibu dan ingatkan ibu untuk membawa
kembali kartunya bila waktu suntik tiba.

3.7 Evaluasi
Tanggal 18 oktober 2011
Jam 10.20 WIB
a. Ibu mengatakan telah disuntik KB 3 bulanan
b. Ibu akan kembali suntik ulang tanggal 10 januari 2011
c. Ibu mengatakan bila ada keluhan akan segera memeriksakan diri
ke Tenaga kesehatan

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya
ini dapat bersifat sementara atau permanent. Kontrasepsi suntik di Indonesia
merupakan salah satu kontrasepsi yang popular. Jenis suntikan progestin
adalah Depo medioksiprogesteron asetat (DMPA) injeksi secara IM tiap 3
bulan sekali, mengandung 150 mg DMPA.
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. “N“ P1001 Ab000 dengan
Akseptor baru KB suntik 3 bulanan, penulis menyimpulkan tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan baik dalam pengkajian,
pemeriksaan maupun konseling sehingga Asuhan Kebidanan yang diberikan
baik secara mandiri maupun kolaborasi bisa membawa klien pada
kenyamanan dan kepuasan klien.

4.2 Saran
A. Bagi petugas kesehatan :
1) Diharapkan dalam memberikan asuhan / pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan klien.
2) Diharapkan petugas mempunyai pengetahuan dan kemampuan serta
ketrampilan dalam melakukan tindakan asuhan kebidanan pada klien.
3) Memberi waktu kepada klien dan keluarga untuk bertanya serta
memberikan keterangan dan informasi yang jelas dan tepat.
B. Bagi Keluarga :
1) Keluarga diharapkan selalu bekerjasama dengan petugas kesehatan
dalam proses pelayanan kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan
dengan baik.
2) Melaksanakan saran dan petunjuk yang diberikan oleh petugas
kesehatan.
3) Segera datang / memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika
mengalami suatu kelainan atau ketidaknyamanan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gede.2000. Ilmu Kebidanan dan Keluarga


Berencana. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo Sarwono. 2003. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan
Maternal. Yayasan Bina Pustaka.:Jakarta.
Saifuddin Bari.A. 2001.Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi.Jakarta: YBP-SP.
Hartono, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan

20

Anda mungkin juga menyukai