Anda di halaman 1dari 4

18 Bahan Utama Yang Biasa Digunakan Pada Formulasi Detergen

Sebagaimana yang diketahui, ada 3 bentuk detergen yang telah dikenal umum di
pasaran, yaitu :

- detergen berbentuk bubuk atau detergent powder

- detergen berbentuk pasta atau paste detregen

- detergen berbentuk cair atau liquid detergen

Meski mempunyai bentuk yang sangat berbeda, pada dasarnya ketiga detergen tersebut
memiliki bahan penyusun utama yang hampir sama. Yang membedakan adalah pada
komposisinya.

Demikian halnya ketika membuat detergen tertentu, yang diotak-atik


oleh formulator adalah bahan dan komposisinya.

Dari berbagai jenis dan berbagai tujuan penggunaan, secara garis besar ada 18 bahan
utama yang biasa digunakan pada formulasi detergen, beserta fungsinya yaitu :

1. Bahan aktif

aitu bahan yang memberikan “detergency”. Umumnya dari keluarga Surfactans. Misal :
ABS, DDBS, dan sebagainya.

2. Bahan penetral ( Neutralizing agent )

Umumnya berbasis basa, sebab surfactans biasanya bersifat asam. Contoh umum yang
sering digunakan adalah : caustic soda, soda ahs, ammonia dan sebagainya.

3. Senyawa Phospat

Mempunyai tugas utama untuk mengangkat dan membersihkan kotoran, serta


melunakkan air. Yang umum dipakai misalnya : TSP, STPP, Orto phospat dan sebagainya.

4. Foam regulator.

Berfungsi sebagai stabilizer atau menggenerasi bus. Misalnya : coconut fatty acid, mono
ethanol amide dan sebagainya.
5. Anti redeposition agent

Berfungsi agar menjaga kotoran tetap dalam bentuk tersuspensi, sehingga kotoran “tidak
balik” ( menempel ) lagi. Misalnya : CMC, PVP dan sebagainya.

6. Bahan pengental ( thickening agent )

Fungsinya untuk mengentalkan. Misalnya CMC, turunan selulosa termodifikasi dan


sebagainya.

7. Oxygen releasing compound

Berfungsi untuk bahan-bahan kimia yang digunakan dalam formulasi detergen.


Contohnya : EDTA, garam magnesium dan sebagainya.

8. Sodium perborat

Membantu menghilangkan kotoran dan kerak. Contohnya monohydrate NaBO3 H2O dan
sebagainya

9. Chellating agent

Berfungsi Untuk menunci logam polyvalent, contohnya EDTA, NTA, DTPA dan
sebagainya.

10. Hydrotopes

Berfungsi untuk mengurangi viskositas, contohnya Sodium toluene sulfonate. Urea


toluene sulfonate, dan sebagainya.

11. Silicate

Berfungsi melarutkan tanah dan kotoran, mencegah redeposisi, pengemulsi, sebagai


buffer dan sebagai wetting agent. Contohnya : water glass, potassium silicat dan
sebagainya.
12. Carbonate

Berfungsi sebagai penetral, dalam beberapa formulasi detergen powder sebagai pengisi.
Contoh : soda ash, NaHCO3, K2CO3 dan sebagainya.

13. Enzime

Berfungsi menghilangkan protein dan kotoran bandel. Contohnya : protease, lipase,


amylase dan sebagainya.

14. Bacteriostats

Mencegeh munculnya bakteri, contohnya : tribromosalial anilid dan sebagainya.

15. Sundry Builder

Contohnya : sodium silicat, borax, sodium chloride, mg sulfat dan sebagainya.


Memperbaiki sifat laju alir, meningkatkan busa dan dalam beberapa formulasi juga
sebagai pengisi ( filler ).

16. Sodium Hypochlorite

Berfungsi sebagai pemutih dan sanitasi

17. Parfum

Untuk memberikan efek aroma harum

18. Optical brightening agent ( OBA )

Berfungsi untuk mencerahkan bahan, contohnya stilbene, coumarin dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai