Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PENANGANAN KASUS DBD

1. Kementrian Negara : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


2. Unit Eselon I/III : Ditjen PP dan PL
3. Program : P2M & PL
4. Hasil (Outcome) : Terselenggaranya Penanganan Kasus DBD secara
cepat dan tepat
5. Kegiatan : Penanganan Kasus DBD
6. Indikator Kinerja Kegiatan : Tatalaksana Penanganan Kasus DBD
7. Jenis Keluaran (Output) : Penanganan Kasus DBD secara Konprehensif
8. Volume Keluaran : 1 Kasus
9. Satuan Ukur Keluaran (Output) : Orang
A. LATAR BELAKANG
1. DASAR HUKUM

a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);
b. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor3495);
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
e. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
g. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pasal dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
h. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
i. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
j. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490);
k. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi d 1 Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2007, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

2. GAMBARAN UMUM

Wilayah kerja Puskesmas Bukit Sari terdiri dari 6 desa induk dan 2 desa
pemekaran untuk tahun 2015. Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas Bukit
Sari secara umum merupakan daerah dengan curah hujan tinggi karena berada
didataran tinggi dengan ketinggian ± 900 m diatas permukaan laut. Penduduk
mayoritas adalah suku jawa ( 95%) sehingga hal ini sangat menguntungkan secara
program, karena pada umumnya suku Jawa cukup baik perhatiannya terhadap
program yang kita jalankan.

Penyakit DBD merupakan penyakit yang sulit digtebak kejadiannya. Hal ini
disebabkan penyakit ini sangat mudah terjadi. Sebagai contoh Badu penduduk
desa A yang dinyatakan relative aman dari kasus DBD berkunjung ke daerah B
yang memang daerah endemis DBD, dan di daerah B tersebut Badu digigit oleh
nyamuk penular DBD. Tatkala Badu kembali ke daerah asalnya ia terkena DBD,
dan Badu kembali digigit nyamuk penular sehingga bias menularkan warga
sekitarnya. Itu adalah gambaran betapa mudahnya penularan DBD dalam
masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, walaupun untuk wilayah kerja Puskesmas
Bukit Sari sangat langka kejadian kasus DBD namun tetap harus disiapkan untuk
penanganan Kasus DBD. Penanganan kasus DBD disini lebih ditujukan kepada
pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan penyiapan pendampingan pada
saat fogging.

B. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah bila ada kasus DBD dalam wilayah kerja Puskesmas
Bukit Sari
C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
1. METODE PELAKSANAAN
- Penyelidikan Epidemiologi pada saat ada kasus DBD
- Pelaksanaan Fogging dalam radius 100 meter dari rumah suspek DBD
- Penyuluhan kepada warga sekitar secara maraton

2. TAHAPAN WAKTU PELAKSANAAN


Tahapan waktu perlaksanaan adalah bila ada kasus DBD.

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Waktu pelaksanaan dimulai April 2015 dan berakhir tanggal 31 Desember 2015.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah Rp. 850.000 yang dibebankan ke
DIPA TP BOK Tahun 2015 Satker Dinkes Kab. Kepahiang.

Mengetahui, Sumber Sari, 03 Januari 2015


Kepala Puskesmas Bukit Sari Pengelola Program

MISFAWIYANTI, Amd. Keb ABDUL MUTHALIB, SKM


NIP. 19730328 199203 2 002 NIP. 19740712 199502 1 002

Anda mungkin juga menyukai