Disusun oleh:
Kelompok A1.1
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2016
PROPOSAL PRAKTIKUM SEDIAAN STERIL
II. PENDAHULUAN
Infeksi pada mata dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, ataupun parasit.
Infeksi tersebut dapat mengenai seluruh bagian mata, mulai dari kelopak mata hingga
lensa. Infeksi pada mata dapat menyebabkan mata merah dengan penglihatan yang
menurun maupun tidak. Pada penglihatan yang menurun, infeksi terjadi pada media
refraksi mata, seperti pada kornea dan lensa. Sedangkan, pada penglihatan yang normal,
infeksi terjadi pada struktur sekitar mata.
Yang dimaksud sebagai obat mata adalah tetes mata, salap mata, pencuci mata dan
beberapa bentuk pemakaian yang khusus serta inserte sebagai bentuk depo, yang
ditentukan untuk digunakan pada mata utuh atau terluka. Obat mata digunakan untuk
menghasilkan efek diagnostik dan terapetik lokal, dan yang lain untuk merealisasikan kerja
farmakologis, yang terjadi setelah berlangsungnya penetrasi bahan obat dalam jaringan
yang umumnya terdapat disekitar mata. Pada umumnya bersifat isotonis dan isohidris.
Mata merupakan organ yang paling peka dari manusia. Oleh karena itu sediaan obat
mata mensyaratkan kualitas yang lebih tajam. Tetes mata harus efektif dan tersatukan
secara fisiologis (bebas rasa nyeri, tidak merangsang) dan steril.Untuk membuat sediaan
yang tersatukan, maka faktor-faktor berikut hendaknya diperhatikan :
a. Steril
Pemakaian tetes mata yang terkontaminasi mikroorganisme dapat terjadi rangsangan
berat yang dapat menyebabkan hilangnya daya penglihatan atau tetap terlukanya mata
sehingga sebaiknya dilakukan sterilisasi akhir (sterilisasi uap) atau menyaring larutan
dengan filter pembebas bakteri.
c. Pengawetan
Dengan pengecualian sediaan yang digunakan pada mata luka atau untuk tujuan
pembedahan, dan dapat dibuat sebagai obat bertakaran tunggal, maka obat tetes mata
harus diawetkan. Pengawet yang sering digunakan adalah thiomersal (0.002%), garam
fenil merkuri (0,002%), garam alkonium dan garam benzalkonium (0,002-0,01%),
dalam kombinasinya dengan natrium edetat (0,1%), klorheksidin (0,005-0,01%),
klorbutanol (0,5%), dan benzilalkohol (0,5-1%).
d. Tonisitas
Sediaan tetes mata sebaiknya dibuat mendekati isotonis agar dapat diterima tanpa rasa
nyeri dan tidak dapat menyebabkan keluarnya air mata, yang dapat mencuci keluar
bahan obatnya. Untuk membuat larutan mendekati isotonis, dapat digunakan medium
isotonis atau sedikit hipotonis, umumnya digunakan natrium-klorida (0,7-0,9%) atau
asam borat (1,5-1,9%) steril.
e. Pendaparan
Mirip seperti darah. Cairan mata menunjukan kapasitas dapar tertentu. Yang sedikit
lebih rendah oleh karena system yang terdapat pada darah seperti asam karbonat,
plasma, protein amfoter dan fosfat primer – sekunder, juga dimilikinya kecuali system
– hemoglobin – oksi hemoglobin. Harga pHnya juga seperti darah 7,4 akan tetapi
hilangnya karbondioksida dapat meningkatkannya smapai harga pH 8 – 9. pada
pemakain tetes biasa yang nyari tanpa rasa nyeri adalah larutan dengan harga pH 7,3 –
9,7. daerah pH dari 5,5 – 11,4 masih dapat diterima. Tetes mata didapar atas dasar
beberapa alasan yang sangat berbeda. Misalnya untuk memperbaiki daya tahan
(penisilina), untuk mengoptimasikan kerja (misalnya oksitetrasiklin) atau untuk
mencapai kelarutan yang memuaskan (misalnya kloromfenikol). Pengaturan larutan
pada kondisi isohidri (pH = 7,4) adalah sangat berguna untuk mencapai rasa bebas nyeri
yang sempurna, meskipun hal ini sangat sulit direalisasikan. Oleh karena kelarutan dan
stabilitas bahan obat dan sebagian bahan pembantu juga kerja optimum disamping
aspek fisiologis (tersatukan) turut berpengaruh.
- Dapar natrium asetat – asam borat, kapasitas daparnya tinggi dalam daerah asam.
Jika harga pH yang ditetapkan atas dasar stabilitas berada diluar daerah yang dapat
diterima secara fisiologis, diwajibkan untuk menambahkan dapar dan melakukan
pengaturan pH melalui penambahan asam atau basa. Larutan yang dibuat seperti itu
praktis tidak menunjukan kapasitas dapar sehingga oleh cairan air mata lebih mudah
diseimbangkan pada harga fisiologis dari pada larutan yang didapar. Antara isotonis
dan euhidri terdapat kaitan yang terbatas dalam hal tersatukannya secara fisiologis.
Yakni jika satu larutan mendekati kondisi isotonis, meskipun tidak berada pada harga
pH yang cocok masih dapat tersatukan tanpa rasa nyeri.
Pada sediaan tetes mata pemakaiannya berulang atau multiple dosage sehingga
ditambahkan zat pengawet yang berguna mencegah berkembangnya atau masuknya
mikroorganisme yang tidak sengaja masuk ke dalam larutan sediaan ketika wadah terbuka.
Obat tetes mata atau Guttae Opthalmicae adalah sediaan steril berupa larutan atau
suspensi digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata di
sekitar kelopak mata dan bola mata. Obat tetes mata harus memenuhi persyaratan yaitu
sebagai berikut :
- Larutan tetes mata harus jernih dan bebas partikel (steril).
- Sedapat mungkin isohidris dengan cairan mata yaitu pH 7,4 sedangkan pH yang
ditolerir adalah 3,5 – 10,5.
- Sedapat mungkin isotonis yang masih bisa diterima adalah 0,7-15%.
Tetes mata yang tidak isotonis dan memiliki pH terlalu tinggi atau rendah
dibandingkan dengan cairan pada mata dapat merangsang dan merusak mata. Tetesan yang
tidak steril dapat mengakibatkan infeksi mata yang dapat berujung pada kebutaan.
Keuntungan dari sediaan ini antara lain larutan tetes mata memiliki kelebihan dalam
hal kehomogenan, bioavailabilitas dan kemudahan penanganan, suspensi mata memiliki
kelebihan dimana adanya partikel zat aktif yang dapat memperpanjang waktu tinggal pada
mata sehingga meningkatkan waktu terdisolusinya oleh air mata, sehingga terjadi
peningkatan bioavailabilitas dan efek terapinya.
Adapun kekurangan dari sediaan ini antara lain kapasitas volume yang dapat ditampung
oleh mata sangat terbatas, maka jika terdapat larutan yang berlebih dapat masuk ke nasal
cavitu lalu masuk ke jalur blok gastrointestinal menghasilkan absorpsi sistemik yang tidak
diinginkan, kornea atau rongga mata sangat kurang tervaskularisasi, selain itu kapiler pada
retina dan iris relative non permeable sehingga umumnya sediaan untuk mata adalah
efeknya lokal.
Farmakologi
Farmakodinamik
Mekanisme kerja aminoglikosida berdifusi lewat kanal air yang dibentuk oleh porin
protein pada membran luar dari bakteri gram negatif masuk ke ruang
periplasmik.Sedangkan transpor melalui membran dalam sitoplasma membutuhkan energi.
Fase transpor yang tergantung energi ini bersifat rate limitting,dapat di blok oleh Ca2+ dan
Mg2+,hiperosmolaritas,penurunan pH dan anaerobik suatu abses yang bersifat
hiperosmolar. Setelah masuk sel,aminoglikosid pada ribosom ini mempercepat transpor
aminoglikosid ke dalam sel,diikuti dengan kerusakan membran sitoplasma,dan disusul
kematian sel. Yang diduga terjadi adalah miss reading kode genetik yang mengakibatkan
terganggunya sintesis protein. Aminoglikosida bersifat bakterisidal cepat.pengaruh
aminoglikosida menghambat sintesis protein dan menyebabkan miss reading dalam
penerjemahan mRNA,tidak menjelaskan efek letalnya yang cepat.
Farmakokinetik
Interaksi Obat :
Konsentrasi tinggi dari sulfacetamide meningkatkan konsentrasi bakterisidal pada
penggunaan gentamicine secara in vitro melawan 37 strain Pseudomonas aeruginosa. Pada
beberapa konsentrasi tertentu penggunaan sulfacetamide dan gentamisin untuk pengobatan
infeksi mata tidak direkomendasi
Indikasi:
Pengobatan topikal infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap
gentamicin, antara lain untuk infeksi-infeksi konjungtivitis, blefaritis,
blefarokonjungtivitis, keratitis, keratokonjungtivitis, dakriosistitis, ulkus kornea,
meibomianiatis akut,episkleritis.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap gentamisin, meningkatkan tekanan intraocular, glaucoma.
Efek Samping
Terjadi iritasi ringan pada mata, rasa perih, panas, gatal, dan dermatitis
Cara Cara
Nama zat Aktif Sifat fisika kimia Khasiat/dosis
sterilisasi penggunaan
Gentamisin Pemerian : Serbuk, Autoklaf Dosis 1-2 tetes
sulfate (FI IV putih sampai dengan (Martindal Gentamisin setiap 4 jam
hal 407, kekuning-kuningan. e 28th ed, sulfate
Martindale 28 hal 1166). equivalen
hal 1166-1173, Kelarutan : dengan 0,3 %
DI 2010 hal gentamisin
Larut dalam air, tidak
2829)
larut dalam etanol.
OTT : Amfoterisin,
sefalosporin,
eritromisin, heparin,
penisilin, Na
bikarbonat,
Sulfadiazine Na. (
martindale 28 hal
1166-1173 )
Stabilitas :
Dalam sediaan tetes
mata gentamisin harus
disimpan pada
temperature dibawah
40o C. (Martindale 28
hal 1166)
Wadah :
wadah tertutup rapat
dan terhindar dari
panas yang berlebihan.
Kelarutan:
Sangat mudah
larut dalam etanol
95 % dan air.
pH: 5-8
Stabilitas:
Higroskopis,
kemungkinan
dipengaruhi oleh
cahaya, udara, dan
logam. Stabil
terhadap pH dan
temperature tinggi
OTT:
Aluminium,
surfaktan anionic,
sitrat, kapas,
fluoresein, H2O2,
HPMC, iodide,
kaolin, lanolin,
nitrat dan
surfaktan
nonionic dengan
konsentrasi
tinggi.
Wadah :
Tertutup rapat dan
terhindar cahaya.
Natrium Meta Pemerian : Konsentras Fungsi : Sterilisasi yang
Bisulfit
Hablur putih atau i: Antioksidan dipilih sterilisasi
hablur putih 0,01 – 1,0% akhir
kekuningan, berbau (b/v) menggunakan
belerang dioksida. (HOPE ed autoklaf.
6, hal 654)
(FI ed 5, hal 908) Gentamisin sulfat
dapat di
Kelarutan : sterilisasi dengan
Mudah larut dalam autoklaf tetapi
air dan dalam dengan
gliserin; sukar larut penambahan
dalam etanol. natrium
(FI ed 5, hal 908) metabisulfit
konsentrasi
Stabilitas : rendah untuk
Jika terpapar udara mencegah
dan lembab, berubahnya
Natrium gentamisin sulfat
metabisulfit dapat menjadi warna
perlahan coklat
teroksidasi menjadi (Martindale 28th
natrium sukfat ed, hal 1166).
dengan disintegrasi
Kristal. Dapat
terdekomposisi di
udara, terutama
pada pemasan
(HOPE ed 6, hal
654).
OTT :
Bereaksi dengan
obat
simpatomimetik
dan obat lain yang
mengandung
turunan orto- atau
para-hidroksibenzil
alkohol membentuk
turunan asam
sulfonat
menyebabkan
sedikit atau tidak
terjadinya efek
farmakologi
(HOPE ed 6, hal
654).
pH : 3.5-5.0
(HOPE ed 6, hal
654).
Aqua Steril Pemerian: Pembawa, dan
Pro Cairanjernihtidak pelarut
(Farmakope berwarna,tidakber
Indonesia Edisi bau.
III hal.
97Injeksi) Stabilitas:
mudah terurai jika
berhubungan
dengan zat
organic yang
dapat teroksidasi,
dengan logam
tertentu dengan
senyawanya atau
dengan alkali.
Kertas saring dan gelas ukur Autoklaf 121ºC selama 15 menit atau Autoklaf 115-
2
(FI III hal: 18) 116ºC selama 30 menit
Pembuatan Aqua Pro Injection Aquadest dididihkan dan dihitung 30 menit setelah
5
(FI III hal : 14) mendidih
Aqua Pro Injeksi dipilih karena dalam sediaan tetes mata, bahan-bahan yang terlibat
harus steril oleh karena itu membutuhkan pembawa yang dalam hal ini juga steril
yaitu aqua steril yang merupakan air steril serta tidak mengandung mikroba ataupun
substansi lainnya.
2. Formula Standard
Sediaan tetes mata Gentamisin sulfat Martindale edisi 28 hal 1173
Eye-drops
Gentamicin Sulphate Opthalmic Solution (USP):
A sterile buffered solution of gentamicin sulphate with preservatives containing the
equivalent of 3 mg gentaamicin per ml pH 6,5 -7,5. Store at temperature not exceeding
400 in airtight containers.
VIII. Formula
Formula rujukan (DI 2010 halaman:2829)
Tiap 10 ml sediaan tetes mata mengandung:
Gentamisin Sulfat 0,3%
Benzalkonium Klorida 0,02%
NaCl 0,% qs
Na Metabisulfit 0,1%
Na EDTA 0,1%
Aqua p.i ad 10 ml
Penimbangan
V. CARA PEMBUATAN
Prinsip : Terminal
4 Batang pengaduk, spatula, pinset, kaca Direndam dalam alkohol selama 30 menit.
arloji, penjepit besi.
VIII. EVALUASI
1. IPC (In proses control)
Uji pH (FI IV Hal. 1039-1040)
Cek pH larutan menggunakan pH meter atau indicator dan kertas indicator.
Menggunakan pH universal, teteskan sampel pada pita indikator pH kemudian
diamkan sesaat dan lihat warna yang dihasilkan kemudian tentukan pH berdasarkan
warna.
HASIL : pH =
HASIL :
HASIL :
2. QC (Quality control)
Uji Keseragaman volume ( FI IV, hal 1044)
Diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar lalu dilihat keseragaman volume
secara visual. Atau dengan cara:
a. Pilih 1 atau lebih wadah, baik volume 10 mL atau lebih, 3 wadah atau lebih bila
volume lebih dari 3 mL dan kurang dari 10 mL, atau 5 wadah atau lebih bila volume
3 mL atau kurang.
b. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodemik kering berukuran tidak lebih
dari 3 kali volume, yang diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik no.21, panjang
tidak kurang dari 2,5 cm.
c. Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum suntik dan alat suntik, pindahkan isi
dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian jarum kedalam gelas ukur kering
volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi
sekurang-kurangnya 40% volume dari kapasitas tertera/ garis-garis petunjuk volume
yang ditampung, bukan yang dituang.
HASIL :
Volume tertentu specimen tambah volume tertentu media uji inkubasi selama tidak
kurang dari 14 hari, kemurian diamati pertumbuhannya secara visual sesering
mungkin, sekuran-kurangnya padahari ke-3, ke-4, ke-5, ke-7 atau ke-8
danpadahariterkahirdarimasauji.
Prosedur : suntikkan secara terpisah sejumlah volume yang sama (lebih kurang 20 µl)
Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, dan ukur
tinggi puncak utama. Hitung presentase kandungan gentamisin dengan rumus:
𝑟𝑓
100( 𝑟𝑠 )
IX. PENGEMASAN
Wadah : Botol tetes mata warna coklat 10 ml
Kotak : Dus
Efek Samping :
Gentamilex® diteteskan 1-2 tetes pada setiap Gentamilex®
mata.
Pandangan kabur, rasa yang Tetes Mata Steril Tetes Mata Steril
Peringatan :
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
tidak biasa, mata kering, sakit
kepala, hyperemia, nyeri Gentamisin Sulfat 0.3% - Untuk menghindari Gentamisin Sulfat 0.3%
ocular, alergi, diare dan mata pencemaran, jangan
berair menyentuh ujung botol
pada permukaan apapun.
Tutup kembali setelah
Kontra Indikasi : pemakaian.
- Jangan digunakan jika leher
botol telah rusak atau tidak
Hipersensitif terhadap
ada.
gentamisin meningkatkan - Dapat menimbulkan iritasi
tekanan intraocular dan dalam penggunaan jangka
glaucoma panjang
- Jangan digunakan kembali
30 hari setelah dibuka Netto : 10 mL
Penyimpanan :
KETERANGAN LEBIH
Tetes mata mengandung: Satu tetes pada mata yang sakit, tiga Tetes mata mengandung: Satu tetes pada mata yang sakit, tiga
kali sehari. Gunakan berselang kali sehari. Gunakan berselang
minimal 10 menit dari penggunaan minimal 10 menit dari penggunaan
obat penurunan tekanan ocular lain obat penurunan tekanan ocular lain
Gentamisin Sulfat 0,3% Gentamisin Sulfat 0,3%
GENTAMILEX® GENTAMILEX®
HARUS DENGAN RESEP DOKTER HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Indikasi : Indikasi :
Gentamisin Sulfat Gentamisin Sulfat
0.3% Cuci tangan, kepala ditengadahkan, 0.3% Cuci tangan, kepala ditengadahkan,
dengan jari telunjuk kelopak mata dengan jari telunjuk kelopak mata
Infeksi mata yang disebabkan ditarik ke bawah untuk membuka Infeksi mata yang disebabkan ditarik ke bawah untuk membuka
oleh bakteri atau glaucoma kantung konjungtiva. Obat oleh bakteri atau glaucoma kantung konjungtiva. Obat
diteteskan 1-2 tetes pada setiap diteteskan 1-2 tetes pada setiap
sudut lebar sudut lebar
mata. mata.
Netto : 10 mL Netto : 10 mL
Penyimpanan : Penyimpanan :
Simpan di suhu ruangan dan wadah Simpan di suhu ruangan dan wadah
tertutup rapat. tertutup rapat.
Exp. Date : Maret 2019 LENGKAP LIHAT BROSUR Exp. Date : Maret 2019 LENGKAP LIHAT BROSUR
Komposisi :
Farmakologi :
Gentamisin Sulfat merupakan antibiotic golongan amino glikosida yang aktif. Yang menghambat
kuman-kuman gram positif maupun gram negative termasuk kuman yang resisten terhadap mikroba
lain, seperti staphylococcus penghasil penisilinase, pseudomonas aeruginosa, proteus, clapsiela, E.
Coli. Mekanisme kerja berdasarkan penghambatan sintesa protein. Gentamisin sulfat mengikat
subunit 30S ribosom bakteri secara irreversible, yang akan mengakibatkan terhentinya sintesis
protein dengan menghambat peptidyl-IRNA pada translokasi sehingga terjadi peningkatan
kesalahan dalam pemecahan kode genetic terhadap interaksi kodon-antikodon.
Farmakokinetik :
Gentamisin sebagai polikation bersifat sangat polar, sehingga sangat sukar diabsorpsi melalui
saluran cerna. Gentamisin dalam bentuk garam sulfat yang diberikan IM baik sekali absorpsinya.
Kadar puncak dicapai dalam waktu ½ sampai 2 jam. Sifat polarnya menyebabkan aminoglikosid sukar
masuk sel. Kadar dalam sekret dan jaringan rendah, kadar tinggi dalam korteks ginjal, endolimf dan
perilimf telinga, menerangkan toksisitasnya terhadap alat tersebut.
Farmakodinamik :
Aktivitas antibakteri terutama tertuju pada basil gram Negatif yang aerobik.Aktivitas terhadap
mikroorganisme anaerobik atau bakteri fakultatif dalam kondisi anaerobik rendah sekali. Hal ini
dapat dijelaskan berdasarkan kenyataan bahwa tranpor gentamisin (golongan aminoglikosida)
membutuhkan oksigen (transpor aktif).Aktivitas terhadap bakteri gram positif sangat terbatas.
Gentamisin aktif terhadap enterokokus dan streptokokus lain tetapi efektifitas klinis hanya dicapai
bila digabung dengan penisilin. Walaupun in vitro 95% galur S.aureus sensitif terhadap gentamisin
tetapi manfaat klinin belum terbukti sehingga sebaiknya obat ini jangan digunakan tersendiri untuk
indikasi tersebut.
Indikasi :
Pengobatan topikal infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap gentamicin,
antara lain untuk infeksi-infeksi konjungtivitis, blefaritis, blefarokonjungtivitis, keratitis,
keratokonjungtivitis, dakriosistitis, ulkus kornea, meibomianiatis akut, episkleritis. Sebagai terapi
tambahan pada peningkatan tekanan intra okular pada pasien dengan hipertensi okular atau
glaucoma sudut lebar. Bila sakit berkelanjutan hubungi dokter.
Kontra Indikasi :
Interaksi Obat :