Anda di halaman 1dari 31

Homepage RSS

Search:

INTERPRETASI EKG
 HOME
 ALL ARTICLE ( DAFTAR ISI )
 PRIVACY AND POLICY
 ABOUT ME
 MOTTO
Wednesday, December 4, 2013

INTERPRETASI EKG
Browse » Home » Materi Kesehatan » INTERPRETASI EKG

ELEKTROKARDIOGRAFI

A. DEFINISI
 Elektrokardiografi (EKG) adalah pencatatan potensial bioelektrik yang dipancarkan jantung
melalui elektroda-elektroda yang diletakan pada posisi di permukaan tubuh (Mansjoer, 2007).
 Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial atau
perubahan voltage yang terdapat dalam jantung (Ruhyanudin, 2007).
 Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam peubahan potensial listrik jantung yang
dhubungkan dengan waktu (Ruhyanudin, 2007).
 Electrocardiogram (ECG atau EKG) merupakan alat diagnose yang digunakan untuk mengukur
dan merekam aktivitas listrik jantung yang sangat detail. Mervin J Goldman mendefinisikan
elektrokardiogram (ECG) adalah grafik yang merekam potensial listrik yang dihasilkan
denyutan jantung. EKG diperoleh dengan menempatkan elektrode pada posisi tertentu
(sesuai standar) pada dada dan ekstremitas.

B. SISTEM KONDUKSI JANTUNG


Konduktor adalah bagian yang memiliki sifat penghantar listrik dan merupakan jalur listrik
jantung mengalir. Menurut Faqih Ruhyanudin (2007), dalam EKG perlu diketahui tentang
system konduksi yang terdiri atas:
1. SA Node (Sino-Atriale Node): Terletak di batas atrium kanan (RA) dan vena cava superior
(VCS). Sel-sel dalam SA node ini secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls
(rangsangan listrik) dengan frekuensi 60-100 kali permenit. Kemudian menjalar ke atrium,
sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang. Iramanya adalah sinus (sinus rhythm)
2. Jalur internodus (traktus internodus) : jalur listrik antara nodus sinoatrial dan nodus
arterioventrikuler.
3. AV Node (Atrio-ventricular node): Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, di
atas katup tricuspid. Sel-sel dalam AV Node mengeluarkan impuls dengan frekuensi 40-60
kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh
SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Kalau SA Node rusak, maka impuls akan
dikeluarkan oleh AV Node. Iramanya disebut junctional rhythm/ nodal rhytm.
4. Berkas HIS (HIS Bundle): Terletak di dalam interventrikular dan bercabang 2 yaitu:
a. Cabang berkas kiri
b. Cabang berkas kanan
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih
kecil yaitu serabut purkinje.
5. Serat / Serabut Purkinje: Serabut purkinje ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel
ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel
akan terangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pacemaker yang secar otomatis
mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20-40 kali permenit. Iramanya idioventricular rhytm.
Oleh karena frekuensinya lebih rendah dari AV Node, maka dalam keadaan normal sel-sel
ventrikel tidak mengeluarkan impuls.

C. ELEKTROFISIOLOGI SEL OTOT JANTUNG


Sel jantung, dalam keadaan istirahat, adalah dalam keadaan polarisasi, yakni sisi di
dalam lebih bermuatan negatif daripada sisi luar. Polaritas listrik ini dijaga oleh pompa-
pompa membrane sehingga ada jaminan pembagian ion yang tepat (khususnya ion kalium,
natrium, klorida, dan kalsium) yang perlu untuk menjaga sisi dalam sel itu agar tetap relatif
elektronegatif. Sel jantung dapat kehilangan muatan negatif di sisi dalam tersebut dalam
sebuah proses yang disebut depolarisasi. Depolarisasi merupakan peristiwa listrik jantung
yang amat penting. Gelombang depolarisasi ini dijalarkan dari sel ke sel yang merupakan
aliran listrik dan dapat dideteksi dengan elektrode-elektrode yang ditempatkan di permukaan
tubuh. Setelah depolarisasi selesai, melalui proses yang disebut repolarisasi, sel jantung itu
akan memulihkan polaritasnya ke polaritas istirahat. Ini juga dapat direkam oleh elektrode
perekam. Dari sudut pandang elektrokardiografi, jantung terdiri atas 3 jenis sel:
 sel perintis (pacemaker cells) – sumber daya listrik jantung
 sel konduksi listrik – kabel jantung
 sel miokardium – mesin kontraktil jantung
Sel perintis dominan dalam jantung terletak di bagian atas atrium kanan, yaitu nodus
sinoatrial (SA) yang terangsang dengan kecepatan 60-100x/menit. Jalur konduksi listrik
jantung setelah dihasilkan impuls listrik dari nodus sinus (SA) adalah melewati nodus AV,
kemudian serabut his , lalu bundle branch kanan dan kiri, kemudian serabut purkinje.

D. ELEKTROKARDIOGRAM
Mesin EKG merekam aktivitas jantung dari beberapa “sudut pandang” yang disebut
dengan “lead”. Untuk mendukung interpretasi EKG, diperlukan pencatatan data umur pasien,
jenis kelamin, tekanan darah (TD), BB, TB, gejala dan obat-obatan (khususnya digitalis dan
antiaritmia).
 Dalam mesin EKG yang banyak digunakan di Indonesia, terdapat 12 lead: I, II, III, aVR, aVL,
aVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6. Artinya jantung dilihat dari 12 sudut pandang.
 Lead I, II, III adalah lead bipolar. Maksudnya, ia terdiri dari dua elektroda yang memiliki
potensi muatan yang berbeda (positif dan negatif).
 Lead aVR, aVL, aVF adalah lead unipolar, yang terdiri dari satu elektroda positif dan satu titik
referensi (yang bermuatan nol) yang terletak di pusat medan jantung
 Lead V1-V6 adalah lead unipolar, terdiri dari sebuah elektroda positif dan sebuah titik referensi
yang terletak di pusat listrik jantung

Pengenalan Gelombang
1. Gelombang P
Ialah defleksi pertama siklus jantung yang menunjukkan aktivasi atrium (menggambarkan
depolarisasi atrium). Gelombang P dari sinus normal durasinya 0,8-0,12 detik dan
amplitudonya kurang dari 2,5 mV.
2. Gelombang Q
Merupakan defleksi negatif pertama setelah gelombang P, normalnya berdurasi < 0,04 detik,
dan amplitudonya kurang dari 25% gelombang R.
3. Segmen PR
Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan gelombang
QRS (diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang Q atau R dan
menggambarkan waktu yang diperlukan untuk depolarisasi atrium dan perlambatan impuls di
nodus AV sebelum depolarisasi ventrikel). Interval normalnya bernilai 0,12-0,22 detik.
4. Gelombang kompleks QRS
Ialah suatu kompleks gelombang yang merupakan hasil dari depolarisasi ventrikel kanan dan
kiri. Bagian-bagian gelombang QRS antara lain: 1) Gelombang Q yaitu defleksi negatif
pertama; 2) Gelombang R yaitu defleksi positif pertama. Defeleksi berikutnya disebut
gelombang R’, R”; dst; 3) Gelombang S yaitu defleksi negatif pertama setelah R. Gelombang
S berikutnya disebut S’, S”, dst. Komplek QRS mempunyai durasi 0,06-0,10 detik (<0,12).
5. Segmen ST
Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan
gelombang T.
6. Gelombang T
Merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Pada orang dewasa, gelombang T
tegak di semua sadapan kecuali di aVR dan V1. Durasi normalnya 0,12 – 0,18 detik, dan
amplitudonya kurang dari 10 mV di chest lead dan kurang dari 5 mV di limb lead.
7. Gelombang U
Adalah gelombang kecil yang mengikuti gelombang T yang asalnya tidak jelas.
8. Interval QT
Menggambarkan waktu total repolarisasi dan depolarisasi ventrikel. Durasi normalnya 0,3-
0,4 detik.

Pembacaan Dasar (Interpretasi Dasar) Terdiri Atas:


1. Rate
Frekuensi jantung normal adalah 60-100 x/menit.
 Bila lebih dari 100 x/menit: (sinus) takikardi
 kurang dari 60 x/menit: (sinus) bradikardi
 Antara 140 – 250 x/menit: abnormal takikardi
 Antara 250 – 350 x/menit: flutter
 Lebih besar dari 350 x/menit: fibrilasi
 Frekuensi jantung dapat dihitung dengan ; 300 dibagi jarak puncak gelombang R ke R
berikutnya. Contohnya, bila jarak R-R adalah 4 kotak sedang, berarti 300/4 = 75 x/menit.
 Atau dengan cara menghitung interval R-R dalam 30 kotak besar (30 kotak besar = 6 detik),
kemudian hasilnya dikalikan 10.
2. Irama
Irama jantung yang normal ialah irama yang ditentukan oleh SA node atau disebut irama
sinus (= reguler sinus rhytm = normal sinus rhytm), dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Frekuensi antara 60-100 x/menit
b. Teratur
c. Gelombang P negatif di aVR dan positif di lead II
d. Tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T
Penyimpangan ciri-ciri di atas disebut aritmia (arrhythmia). Secara garis besar, aritmia dapat
disebabkan oleh:
 Gangguan pembentukan impuls yang meliputi:
a. ekstrasistole (premature contraction)
b. abnormal takikardi
c. flutter
d. fibrillasi
e. escaped beat
f. arrest
g. wandering pace-maker
 Gangguan penghantaran impuls, yang meliputi:
a. Blok, yaitu: SA blok, AV blok, dan Intra ventrikular blok/ BBB
b. Accelerated conduction, misalnya sindroma WPW (Wolf Parkinson White)
3. Posisi
Untuk menentukan posisi, silakan sudara lihat pada lead aVL dan aVF, kemudian cocokkan
dengan tabel di bawah ini.

aVL aVF Posisi


+ + Intermediate
0 + Semi vertikal
+ 0 Semi horisontal
+ - Horisontal
- + Vertikal
4. Axis
Aksis listrik jantung adalah sudut yang dibentuk oleh vector listrik.

aVL aVF Posisi Lihat Lead Axis (derajat)


+ + Intermediet sama tinggi 30
lebih tinggi aVF 40
lebih tinggi aVL 20
- + Vertikal Lead I = 0 90
Lead I = + 80
Lead I = - 100
+ - Horizontal Lead II = 0 -30
Lead II = + -20
Lead II = - -40
0 + Semi vertikal 60
+ 0 Semi horisontal 0
5. Zona Transisi
Zona transisi normalnya ada di V3-V4, yaitu pergeseran gambaran gelombang/kompleks
QRS dari negatif ke positif.
6. Interval PR dan QT
dapat dilihat pada kertas grafik EKG dan dicocokkan dengan nilai normalnya.
E. INDIKASI PENGGUNAAN EKG
EKG terutama sangat berguna untuk mengevaluasi kondisi berbeda dibanding fungsi normal :
 Gangguan kecepatan dan irama
 Gangguan hantaran
 Pembesaran kamar-kamar pada jantung
 Infrak miokard
 Ketidakseimbangan elektrolit.

F. PROSEDUR
Pemeriksaan EKG
1. Persiapan alat-alat yang di butuhkan
a. Elektrokardiografi dengan perlengkapannya :
 Elektroda untuk pergelangan tangan dan kaki
 Elektroda isap prekordial
 Sumber listrik
b. Kapas dan alcohol
c. Tempat tidur pasien. Perhatikan bahwa tempat tidur tidak dersentuhan dengan dinding yang
mengandung kabel aliran listrik.
d. Jeli atau pasta elektrolit.
2. Persiapan pasien
a. Pasien berbaring terlentang di atas tempat tidur
b. Kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki dibersihkan dengan kapas alkohol.
c. Pasien dalam kondisi relaks dan kedua tungkai bawah tidak saling menempel.
3. Persiapan ruangan
a. Suasana tempat pemeriksaan sebaiknya sejuk, tenang dan nyaman.
b. Alat-alat listrik yang ada dalam ruangan dapat menggangu pemeriksaan.
4. Oleskan keempat elektroda pergelangan anggota gerak dan elektroda prekordial dengan jeli
yang mengandung elektrolit secara merata dan pasanglah elektroda sesuai ketentuan yang
berlaku.
5. Hubungkan kabel penghubung ke pasien dengan elekroda sebagai berikut
a. Kabel warna merah (RA, right arm) dihubungkan dengan elektroda pergelangan tangan
kanan.
b. Kabel warna kuning (LA, left arm) dihubungkan dengan elektroda pergelangan tangan kiri
c. Kabel warna hijau (LL, left leg) dihubungkan dengan elektroda pergelangan kaki kiri
d. Kabel warna hitam (RL, right leg) dihubungkan dengan elektroda pergelangan kaki kanan
e. Kabel C1-C6 dihubungkan dengan V1-V6
Posisi standar untuk sadapan dada adalah sebagai berikut:
1) V1 ruang intercostal IV, tepikanan sternum
2) V2 ruang intercostal IV, tepi sternum kiri
3) V4 (Jangan khawatir, bukan kesalahan, tempatkan elektrode keempat sebelum ketiga) Ruang
intercostal kelima di garis midclavicula
4) V3 di pertengahan antara elektrode kedua dan keempat
5) V5 terletak pada iga ke lima di garis aksilaris anterior
6) V6 pada suatu garis horisontal dengan V5 di garis aksilaris media
6. Sebelum merekam lead, buatlah rekaman kalibrasi.
7. Setelah selesai merekam, bersihkan lead dan tubuh pasien yang terkena pasta.
8. Tulis tanggal dan jam pembuatan, nama dan umur pasien.
9. Kembalikan elektrode dan alat perkam EKG pada tempatnya.
Teknik Pemasangan EKG
Hal yang perlu diperhatikan
 Kecepatan laju kertas EKG 25 mm/detik atau 50 mm/detik.
 Ukuran galvanometer 0,5 mv, 1 mv, dan 2 mv.
 Kalibrasi dilakukan dua kali saat sebelum dan sesudah
 Dibuat minimal 3 gelombang
Sadapan bipolar
Sadapan ini akan ditandai dengan angka romawi I,II, dan III dimana:
 Lead I: Elektrode yang positif dihubungkan dengan lengan kiri dan electrode negatif dengan lengan
kanan.
 Lead II: Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dengan lengan
kanan.
 Lead III: Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dengan lengan kiri.
Sadapan unipolar ekstrimitas
Sadapan ini ditandai dengan aVR, aVL dan aVF
 Sadapan aVR memiliki elektrode positif di lengan kanan. Elektrode negatif merupakan
gabungan elektrode lengan kiri dan elektrode kaki kiri.
 Sadapan aVL mempunyai elektrode positif hitam di lengan kiri. Elektrode negatif adalah
gabungan elektrode lengan kanan dan elektrode kaki kiri.
 Sadapan aVF mempunyai elektrode positif di kaki kiri. Elektrode negatif adalah gabungan
elektrode lengan kanan dan elektrode lengan kiri

G. DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddarth. 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah, volume 2. EGC: Jakarta
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Ruhyanudin, F. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Malang: UMM Press
Thaler. 2000. Satu-Satunya Buku EKG Yang Anda Perlukan, edisi 2. Jakarta: Hipokrates

Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.


Share this article :
Share77

Artikel Terkait : Materi Kesehatan


Title: INTERPRETASI EKG; Written by wiwing setiono; Rating: 5 dari 5
Diposkan oleh wiwing setiono Jam 8:25 AM
Label: Materi Kesehatan

0 Comments

1 Comments
nt.fb admin wiwing setiono
Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)


Popular Posts


LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS


LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI


LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)


LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS

Blog Archive
 ► 2014 (47)
 ▼ 2013 (43)
o ▼ December (24)
 LAPORAN PENDAHULUAN SIROSIS HEPATIS (SIROSIS HATI)...
 LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN
 LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN GIZI BURUK
 LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN PERTU...
 LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKO...
 LANJUT USIA (LANSIA)
 TERAPI MUSIK PADA DIMENSIA ALZHEIMER
 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK
 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PENGLIHATAN
 LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
 LAPORAN PENDAHULUAN TBC (TUBERKULOSIS)
 LAPORAN PENDAHULUAN DIARE
 LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL
 LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI
 TERAPI BERMAIN
 LAPORAN PENDAHULUAN MASA NIFAS/ POST PARTUM (PUERP...
 MANAJEMEN NYERI PERSALINAN
 TUBEKTOMI/ MOW (MEDIS OPERASI WANITA)
 KEHAMILAN POST DATE
 HISTEREKTOMY
 CONTOH INTERPRETASI ASAM BASA
 INTERPRETASI ASAM BASA
 CONTOH GAMBARAN EKG ABNORMAL
 INTERPRETASI EKG
o ► November (19)
Search here..

Author Iklan
 Enkmilenia@gmail.com
 wiwing setiono
 wiwing setiono.skep.ns

Hak Cipta Oleh LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAP


Homepage RSS
Search:

INTERPRETASI EKG
 HOME
 ALL ARTICLE ( DAFTAR ISI )
 PRIVACY AND POLICY
 ABOUT ME
 MOTTO
Wednesday, December 4, 2013

INTERPRETASI EKG
Browse » Home » Materi Kesehatan » INTERPRETASI EKG

ELEKTROKARDIOGRAFI

A. DEFINISI
 Elektrokardiografi (EKG) adalah pencatatan potensial bioelektrik yang dipancarkan jantung
melalui elektroda-elektroda yang diletakan pada posisi di permukaan tubuh (Mansjoer, 2007).
 Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial atau
perubahan voltage yang terdapat dalam jantung (Ruhyanudin, 2007).
 Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam peubahan potensial listrik jantung yang
dhubungkan dengan waktu (Ruhyanudin, 2007).
 Electrocardiogram (ECG atau EKG) merupakan alat diagnose yang digunakan untuk mengukur
dan merekam aktivitas listrik jantung yang sangat detail. Mervin J Goldman mendefinisikan
elektrokardiogram (ECG) adalah grafik yang merekam potensial listrik yang dihasilkan
denyutan jantung. EKG diperoleh dengan menempatkan elektrode pada posisi tertentu
(sesuai standar) pada dada dan ekstremitas.

B. SISTEM KONDUKSI JANTUNG


Konduktor adalah bagian yang memiliki sifat penghantar listrik dan merupakan jalur listrik
jantung mengalir. Menurut Faqih Ruhyanudin (2007), dalam EKG perlu diketahui tentang
system konduksi yang terdiri atas:
1. SA Node (Sino-Atriale Node): Terletak di batas atrium kanan (RA) dan vena cava superior
(VCS). Sel-sel dalam SA node ini secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls
(rangsangan listrik) dengan frekuensi 60-100 kali permenit. Kemudian menjalar ke atrium,
sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang. Iramanya adalah sinus (sinus rhythm)
2. Jalur internodus (traktus internodus) : jalur listrik antara nodus sinoatrial dan nodus
arterioventrikuler.
3. AV Node (Atrio-ventricular node): Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, di
atas katup tricuspid. Sel-sel dalam AV Node mengeluarkan impuls dengan frekuensi 40-60
kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh
SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Kalau SA Node rusak, maka impuls akan
dikeluarkan oleh AV Node. Iramanya disebut junctional rhythm/ nodal rhytm.
4. Berkas HIS (HIS Bundle): Terletak di dalam interventrikular dan bercabang 2 yaitu:
a. Cabang berkas kiri
b. Cabang berkas kanan
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih
kecil yaitu serabut purkinje.
5. Serat / Serabut Purkinje: Serabut purkinje ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel
ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel
akan terangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pacemaker yang secar otomatis
mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20-40 kali permenit. Iramanya idioventricular rhytm.
Oleh karena frekuensinya lebih rendah dari AV Node, maka dalam keadaan normal sel-sel
ventrikel tidak mengeluarkan impuls.

C. ELEKTROFISIOLOGI SEL OTOT JANTUNG


Sel jantung, dalam keadaan istirahat, adalah dalam keadaan polarisasi, yakni sisi di
dalam lebih bermuatan negatif daripada sisi luar. Polaritas listrik ini dijaga oleh pompa-
pompa membrane sehingga ada jaminan pembagian ion yang tepat (khususnya ion kalium,
natrium, klorida, dan kalsium) yang perlu untuk menjaga sisi dalam sel itu agar tetap relatif
elektronegatif. Sel jantung dapat kehilangan muatan negatif di sisi dalam tersebut dalam
sebuah proses yang disebut depolarisasi. Depolarisasi merupakan peristiwa listrik jantung
yang amat penting. Gelombang depolarisasi ini dijalarkan dari sel ke sel yang merupakan
aliran listrik dan dapat dideteksi dengan elektrode-elektrode yang ditempatkan di permukaan
tubuh. Setelah depolarisasi selesai, melalui proses yang disebut repolarisasi, sel jantung itu
akan memulihkan polaritasnya ke polaritas istirahat. Ini juga dapat direkam oleh elektrode
perekam. Dari sudut pandang elektrokardiografi, jantung terdiri atas 3 jenis sel:
 sel perintis (pacemaker cells) – sumber daya listrik jantung
 sel konduksi listrik – kabel jantung
 sel miokardium – mesin kontraktil jantung
Sel perintis dominan dalam jantung terletak di bagian atas atrium kanan, yaitu nodus
sinoatrial (SA) yang terangsang dengan kecepatan 60-100x/menit. Jalur konduksi listrik
jantung setelah dihasilkan impuls listrik dari nodus sinus (SA) adalah melewati nodus AV,
kemudian serabut his , lalu bundle branch kanan dan kiri, kemudian serabut purkinje.

D. ELEKTROKARDIOGRAM
Mesin EKG merekam aktivitas jantung dari beberapa “sudut pandang” yang disebut
dengan “lead”. Untuk mendukung interpretasi EKG, diperlukan pencatatan data umur pasien,
jenis kelamin, tekanan darah (TD), BB, TB, gejala dan obat-obatan (khususnya digitalis dan
antiaritmia).
 Dalam mesin EKG yang banyak digunakan di Indonesia, terdapat 12 lead: I, II, III, aVR, aVL,
aVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6. Artinya jantung dilihat dari 12 sudut pandang.
 Lead I, II, III adalah lead bipolar. Maksudnya, ia terdiri dari dua elektroda yang memiliki
potensi muatan yang berbeda (positif dan negatif).
 Lead aVR, aVL, aVF adalah lead unipolar, yang terdiri dari satu elektroda positif dan satu titik
referensi (yang bermuatan nol) yang terletak di pusat medan jantung
 Lead V1-V6 adalah lead unipolar, terdiri dari sebuah elektroda positif dan sebuah titik referensi
yang terletak di pusat listrik jantung

Pengenalan Gelombang
1. Gelombang P
Ialah defleksi pertama siklus jantung yang menunjukkan aktivasi atrium (menggambarkan
depolarisasi atrium). Gelombang P dari sinus normal durasinya 0,8-0,12 detik dan
amplitudonya kurang dari 2,5 mV.
2. Gelombang Q
Merupakan defleksi negatif pertama setelah gelombang P, normalnya berdurasi < 0,04 detik,
dan amplitudonya kurang dari 25% gelombang R.
3. Segmen PR
Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan gelombang
QRS (diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang Q atau R dan
menggambarkan waktu yang diperlukan untuk depolarisasi atrium dan perlambatan impuls di
nodus AV sebelum depolarisasi ventrikel). Interval normalnya bernilai 0,12-0,22 detik.
4. Gelombang kompleks QRS
Ialah suatu kompleks gelombang yang merupakan hasil dari depolarisasi ventrikel kanan dan
kiri. Bagian-bagian gelombang QRS antara lain: 1) Gelombang Q yaitu defleksi negatif
pertama; 2) Gelombang R yaitu defleksi positif pertama. Defeleksi berikutnya disebut
gelombang R’, R”; dst; 3) Gelombang S yaitu defleksi negatif pertama setelah R. Gelombang
S berikutnya disebut S’, S”, dst. Komplek QRS mempunyai durasi 0,06-0,10 detik (<0,12).
5. Segmen ST
Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan
gelombang T.
6. Gelombang T
Merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Pada orang dewasa, gelombang T
tegak di semua sadapan kecuali di aVR dan V1. Durasi normalnya 0,12 – 0,18 detik, dan
amplitudonya kurang dari 10 mV di chest lead dan kurang dari 5 mV di limb lead.
7. Gelombang U
Adalah gelombang kecil yang mengikuti gelombang T yang asalnya tidak jelas.
8. Interval QT
Menggambarkan waktu total repolarisasi dan depolarisasi ventrikel. Durasi normalnya 0,3-
0,4 detik.
Pembacaan Dasar (Interpretasi Dasar) Terdiri Atas:
1. Rate
Frekuensi jantung normal adalah 60-100 x/menit.
 Bila lebih dari 100 x/menit: (sinus) takikardi
 kurang dari 60 x/menit: (sinus) bradikardi
 Antara 140 – 250 x/menit: abnormal takikardi
 Antara 250 – 350 x/menit: flutter
 Lebih besar dari 350 x/menit: fibrilasi
 Frekuensi jantung dapat dihitung dengan ; 300 dibagi jarak puncak gelombang R ke R
berikutnya. Contohnya, bila jarak R-R adalah 4 kotak sedang, berarti 300/4 = 75 x/menit.
 Atau dengan cara menghitung interval R-R dalam 30 kotak besar (30 kotak besar = 6 detik),
kemudian hasilnya dikalikan 10.
2. Irama
Irama jantung yang normal ialah irama yang ditentukan oleh SA node atau disebut irama
sinus (= reguler sinus rhytm = normal sinus rhytm), dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Frekuensi antara 60-100 x/menit
b. Teratur
c. Gelombang P negatif di aVR dan positif di lead II
d. Tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T
Penyimpangan ciri-ciri di atas disebut aritmia (arrhythmia). Secara garis besar, aritmia dapat
disebabkan oleh:
 Gangguan pembentukan impuls yang meliputi:
a. ekstrasistole (premature contraction)
b. abnormal takikardi
c. flutter
d. fibrillasi
e. escaped beat
f. arrest
g. wandering pace-maker
 Gangguan penghantaran impuls, yang meliputi:
a. Blok, yaitu: SA blok, AV blok, dan Intra ventrikular blok/ BBB
b. Accelerated conduction, misalnya sindroma WPW (Wolf Parkinson White)
3. Posisi
Untuk menentukan posisi, silakan sudara lihat pada lead aVL dan aVF, kemudian cocokkan
dengan tabel di bawah ini.

aVL aVF Posisi


+ + Intermediate
0 + Semi vertikal
+ 0 Semi horisontal
+ - Horisontal
- + Vertikal

4. Axis
Aksis listrik jantung adalah sudut yang dibentuk oleh vector listrik.

aVL aVF Posisi Lihat Lead Axis (derajat)


+ + Intermediet sama tinggi 30
lebih tinggi aVF 40
lebih tinggi aVL 20
- + Vertikal Lead I = 0 90
Lead I = + 80
Lead I = - 100
+ - Horizontal Lead II = 0 -30
Lead II = + -20
Lead II = - -40
0 + Semi vertikal 60
+ 0 Semi horisontal 0
5. Zona Transisi
Zona transisi normalnya ada di V3-V4, yaitu pergeseran gambaran gelombang/kompleks
QRS dari negatif ke positif.
6. Interval PR dan QT
dapat dilihat pada kertas grafik EKG dan dicocokkan dengan nilai normalnya.

E. INDIKASI PENGGUNAAN EKG


EKG terutama sangat berguna untuk mengevaluasi kondisi berbeda dibanding fungsi normal :
 Gangguan kecepatan dan irama
 Gangguan hantaran
 Pembesaran kamar-kamar pada jantung
 Infrak miokard
 Ketidakseimbangan elektrolit.
F. PROSEDUR
Pemeriksaan EKG
1. Persiapan alat-alat yang di butuhkan
a. Elektrokardiografi dengan perlengkapannya :
 Elektroda untuk pergelangan tangan dan kaki
 Elektroda isap prekordial
 Sumber listrik
b. Kapas dan alcohol
c. Tempat tidur pasien. Perhatikan bahwa tempat tidur tidak dersentuhan dengan dinding yang
mengandung kabel aliran listrik.
d. Jeli atau pasta elektrolit.
2. Persiapan pasien
a. Pasien berbaring terlentang di atas tempat tidur
b. Kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki dibersihkan dengan kapas alkohol.
c. Pasien dalam kondisi relaks dan kedua tungkai bawah tidak saling menempel.
3. Persiapan ruangan
a. Suasana tempat pemeriksaan sebaiknya sejuk, tenang dan nyaman.
b. Alat-alat listrik yang ada dalam ruangan dapat menggangu pemeriksaan.
4. Oleskan keempat elektroda pergelangan anggota gerak dan elektroda prekordial dengan jeli
yang mengandung elektrolit secara merata dan pasanglah elektroda sesuai ketentuan yang
berlaku.
5. Hubungkan kabel penghubung ke pasien dengan elekroda sebagai berikut
a. Kabel warna merah (RA, right arm) dihubungkan dengan elektroda pergelangan tangan
kanan.
b. Kabel warna kuning (LA, left arm) dihubungkan dengan elektroda pergelangan tangan kiri
c. Kabel warna hijau (LL, left leg) dihubungkan dengan elektroda pergelangan kaki kiri
d. Kabel warna hitam (RL, right leg) dihubungkan dengan elektroda pergelangan kaki kanan
e. Kabel C1-C6 dihubungkan dengan V1-V6
Posisi standar untuk sadapan dada adalah sebagai berikut:
1) V1 ruang intercostal IV, tepikanan sternum
2) V2 ruang intercostal IV, tepi sternum kiri
3) V4 (Jangan khawatir, bukan kesalahan, tempatkan elektrode keempat sebelum ketiga) Ruang
intercostal kelima di garis midclavicula
4) V3 di pertengahan antara elektrode kedua dan keempat
5) V5 terletak pada iga ke lima di garis aksilaris anterior
6) V6 pada suatu garis horisontal dengan V5 di garis aksilaris media
6. Sebelum merekam lead, buatlah rekaman kalibrasi.
7. Setelah selesai merekam, bersihkan lead dan tubuh pasien yang terkena pasta.
8. Tulis tanggal dan jam pembuatan, nama dan umur pasien.
9. Kembalikan elektrode dan alat perkam EKG pada tempatnya.

Teknik Pemasangan EKG


Hal yang perlu diperhatikan
 Kecepatan laju kertas EKG 25 mm/detik atau 50 mm/detik.
 Ukuran galvanometer 0,5 mv, 1 mv, dan 2 mv.
 Kalibrasi dilakukan dua kali saat sebelum dan sesudah
 Dibuat minimal 3 gelombang
Sadapan bipolar
Sadapan ini akan ditandai dengan angka romawi I,II, dan III dimana:
 Lead I: Elektrode yang positif dihubungkan dengan lengan kiri dan electrode negatif dengan lengan
kanan.
 Lead II: Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dengan lengan
kanan.
 Lead III: Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dengan lengan kiri.
Sadapan unipolar ekstrimitas
Sadapan ini ditandai dengan aVR, aVL dan aVF
 Sadapan aVR memiliki elektrode positif di lengan kanan. Elektrode negatif merupakan
gabungan elektrode lengan kiri dan elektrode kaki kiri.
 Sadapan aVL mempunyai elektrode positif hitam di lengan kiri. Elektrode negatif adalah
gabungan elektrode lengan kanan dan elektrode kaki kiri.
 Sadapan aVF mempunyai elektrode positif di kaki kiri. Elektrode negatif adalah gabungan
elektrode lengan kanan dan elektrode lengan kiri

G. DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddarth. 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah, volume 2. EGC: Jakarta
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Ruhyanudin, F. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Malang: UMM Press
Thaler. 2000. Satu-Satunya Buku EKG Yang Anda Perlukan, edisi 2. Jakarta: Hipokrates

Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.


Share this article :
Share77

Artikel Terkait : Materi Kesehatan


Title: INTERPRETASI EKG; Written by wiwing setiono; Rating: 5 dari 5
Diposkan oleh wiwing setiono Jam 8:25 AM
Label: Materi Kesehatan

0 Comments

1 Comments
nt.fb admin wiwing setiono
Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)


Popular Posts


LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS


LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI


LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)


LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS

Blog Archive
 ► 2014 (47)
 ▼ 2013 (43)
o ▼ December (24)
 LAPORAN PENDAHULUAN SIROSIS HEPATIS (SIROSIS HATI)...
 LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN
 LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN GIZI BURUK
 LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN PERTU...
 LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKO...
 LANJUT USIA (LANSIA)
 TERAPI MUSIK PADA DIMENSIA ALZHEIMER
 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK
 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PENGLIHATAN
 LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
 LAPORAN PENDAHULUAN TBC (TUBERKULOSIS)
 LAPORAN PENDAHULUAN DIARE
 LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL
 LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI
 TERAPI BERMAIN
 LAPORAN PENDAHULUAN MASA NIFAS/ POST PARTUM (PUERP...
 MANAJEMEN NYERI PERSALINAN
 TUBEKTOMI/ MOW (MEDIS OPERASI WANITA)
 KEHAMILAN POST DATE
 HISTEREKTOMY
 CONTOH INTERPRETASI ASAM BASA
 INTERPRETASI ASAM BASA
 CONTOH GAMBARAN EKG ABNORMAL
 INTERPRETASI EKG
o ► November (19)
Search here..

Author Iklan
 Enkmilenia@gmail.com
 wiwing setiono
 wiwing setiono.skep.ns

Hak Cipta Oleh LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAP


ShareThis Copy and Paste
Share to Facebook
, Number of shares15
Share to TwitterShare to PrintShare to EmailMore AddThis Share options
, Number of shares77
Homepage RSS Search: INTERPRETASI EKG HOMEALL ARTICLE ( DAFTAR ISI )PRIVACY
AND POLICYABOUT MEMOTTO Wednesday, December 4, 2013 INTERPRETASI EKG Browse
» Home » Materi Kesehatan » INTERPRETASI EKG ELEKTROKARDIOGRAFI
A. DEFINISI § Elektrokardiografi (EKG) adalah pencatatan potensial bioelektrik yang
dipancarkan jantung melalui elektroda-elektroda yang diletakan pada posisi di permukaan tubuh
(Mansjoer, 2007). § Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan
potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung (Ruhyanudin, 2007).
§ Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam peubahan potensial listrik jantung yang
dhubungkan dengan waktu (Ruhyanudin, 2007). § Electrocardiogram (ECG atau EKG)
merupakan alat diagnose yang digunakan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung
yang sangat detail. Mervin J Goldman mendefinisikan elektrokardiogram (ECG) adalah grafik
yang merekam potensial listrik yang dihasilkan denyutan jantung. EKG diperoleh dengan
menempatkan elektrode pada posisi tertentu (sesuai standar) pada dada dan ekstremitas.
B. SISTEM KONDUKSI JANTUNG Konduktor adalah bagian yang memiliki sifat
penghantar listrik dan merupakan jalur listrik jantung mengalir. Menurut Faqih Ruhyanudin
(2007), dalam EKG perlu diketahui tentang system konduksi yang terdiri atas: 1. SA Node
(Sino-Atriale Node): Terletak di batas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel
dalam SA node ini secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan
frekuensi 60-100 kali permenit. Kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh
atrium terangsang. Iramanya adalah sinus (sinus rhythm) 2. Jalur internodus (traktus internodus)
: jalur listrik antara nodus sinoatrial dan nodus arterioventrikuler. 3. AV Node (Atrio-ventricular
node): Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, di atas katup tricuspid. Sel-sel dalam
AV Node mengeluarkan impuls dengan frekuensi 40-60 kali permenit. Oleh karena AV Node
mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih
tinggi. Kalau SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node. Iramanya disebut
junctional rhythm/ nodal rhytm. 4. Berkas HIS (HIS Bundle): Terletak di dalam interventrikular
dan bercabang 2 yaitu: a. Cabang berkas kiri b. Cabang berkas kanan Setelah melewati
kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut
purkinje. 5. Serat / Serabut Purkinje: Serabut purkinje ini akan mengadakan kontak dengan
sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh
sel akan terangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pacemaker yang secar otomatis
mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20-40 kali permenit. Iramanya idioventricular rhytm. Oleh
karena frekuensinya lebih rendah dari AV Node, maka dalam keadaan normal sel-sel ventrikel
tidak mengeluarkan impuls. C. ELEKTROFISIOLOGI SEL OTOT JANTUNG Sel jantung,
dalam keadaan istirahat, adalah dalam keadaan polarisasi, yakni sisi di dalam lebih bermuatan
negatif daripada sisi luar. Polaritas listrik ini dijaga oleh pompa-pompa membrane sehingga ada
jaminan pembagian ion yang tepat (khususnya ion kalium, natrium, klorida, dan kalsium) yang
perlu untuk menjaga sisi dalam sel itu agar tetap relatif elektronegatif. Sel jantung dapat
kehilangan muatan negatif di sisi dalam tersebut dalam sebuah proses yang disebut
depolarisasi. Depolarisasi merupakan peristiwa listrik jantung yang amat penting. Gelombang
depolarisasi ini dijalarkan dari sel ke sel yang merupakan aliran listrik dan dapat dideteksi
dengan elektrode-elektrode yang ditempatkan di permukaan tubuh. Setelah depolarisasi selesai,
melalui proses yang disebut repolarisasi, sel jantung itu akan memulihkan polaritasnya ke
polaritas istirahat. Ini juga dapat direkam oleh elektrode perekam. Dari sudut pandang
elektrokardiografi, jantung terdiri atas 3 jenis sel: § sel perintis (pacemaker cells) – sumber daya
listrik jantung § sel konduksi listrik – kabel jantung § sel miokardium – mesin kontraktil jantung
Sel perintis dominan dalam jantung terletak di bagian atas atrium kanan, yaitu nodus sinoatrial
(SA) yang terangsang dengan kecepatan 60-100x/menit. Jalur konduksi listrik jantung setelah
dihasilkan impuls listrik dari nodus sinus (SA) adalah melewati nodus AV, kemudian serabut his ,
lalu bundle branch kanan dan kiri, kemudian serabut purkinje. D. ELEKTROKARDIOGRAM
Mesin EKG merekam aktivitas jantung dari beberapa “sudut pandang” yang disebut dengan
“lead”. Untuk mendukung interpretasi EKG, diperlukan pencatatan data umur pasien, jenis
kelamin, tekanan darah (TD), BB, TB, gejala dan obat-obatan (khususnya digitalis dan
antiaritmia). § Dalam mesin EKG yang banyak digunakan di Indonesia, terdapat 12 lead: I, II, III,
aVR, aVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6. Artinya jantung dilihat dari 12 sudut pandang. § Lead I,
II, III adalah lead bipolar. Maksudnya, ia terdiri dari dua elektroda yang memiliki potensi muatan
yang berbeda (positif dan negatif). § Lead aVR, aVL, aVF adalah lead unipolar, yang terdiri dari
satu elektroda positif dan satu titik referensi (yang bermuatan nol) yang terletak di pusat medan
jantung § Lead V1-V6 adalah lead unipolar, terdiri dari sebuah elektroda positif dan sebuah titik
referensi yang terletak di pusat listrik jantung Pengenalan Gelombang 1. Gelombang P
Ialah defleksi pertama siklus jantung yang menunjukkan aktivasi atrium (menggambarkan
depolarisasi atrium). Gelombang P dari sinus normal durasinya 0,8-0,12 detik dan amplitudonya
kurang dari 2,5 mV. 2. Gelombang Q Merupakan defleksi negatif pertama setelah gelombang
P, normalnya berdurasi < 0,04 detik, dan amplitudonya kurang dari 25% gelombang R.
3. Segmen PR Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P
dan gelombang QRS (diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang
Q atau R dan menggambarkan waktu yang diperlukan untuk depolarisasi atrium dan
perlambatan impuls di nodus AV sebelum depolarisasi ventrikel). Interval normalnya bernilai
0,12-0,22 detik. 4. Gelombang kompleks QRS Ialah suatu kompleks gelombang yang
merupakan hasil dari depolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Bagian-bagian gelombang QRS
antara lain: 1) Gelombang Q yaitu defleksi negatif pertama; 2) Gelombang R yaitu defleksi positif
pertama. Defeleksi berikutnya disebut gelombang R’, R”; dst; 3) Gelombang S yaitu defleksi
negatif pertama setelah R. Gelombang S berikutnya disebut S’, S”, dst. Komplek QRS
mempunyai durasi 0,06-0,10 detik (<0,12). 5. Segmen ST Segmen ini merupakan garis
isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T. 6. Gelombang T
Merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Pada orang dewasa, gelombang T
tegak di semua sadapan kecuali di aVR dan V1. Durasi normalnya 0,12 – 0,18 detik, dan
amplitudonya kurang dari 10 mV di chest lead dan kurang dari 5 mV di limb lead.
7. Gelombang U Adalah gelombang kecil yang mengikuti gelombang T yang asalnya tidak
jelas. 8. Interval QT Menggambarkan waktu total repolarisasi dan depolarisasi ventrikel.
Durasi normalnya 0,3-0,4 detik. Pembacaan Dasar (Interpretasi Dasar) Terdiri Atas: 1. Rate
Frekuensi jantung normal adalah 60-100 x/menit. § Bila lebih dari 100 x/menit: (sinus) takikardi
§ kurang dari 60 x/menit: (sinus) bradikardi § Antara 140 – 250 x/menit: abnormal takikardi
§ Antara 250 – 350 x/menit: flutter § Lebih besar dari 350 x/menit: fibrilasi § Frekuensi jantung
dapat dihitung dengan ; 300 dibagi jarak puncak gelombang R ke R berikutnya. Contohnya, bila
jarak R-R adalah 4 kotak sedang, berarti 300/4 = 75 x/menit. § Atau dengan cara menghitung
interval R-R dalam 30 kotak besar (30 kotak besar = 6 detik), kemudian hasilnya dikalikan 10.
2. Irama Irama jantung yang normal ialah irama yang ditentukan oleh SA node atau disebut
irama sinus (= reguler sinus rhytm = normal sinus rhytm), dan mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: a. Frekuensi antara 60-100 x/menit b. Teratur c. Gelombang P negatif di aVR
dan positif di lead II d. Tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T Penyimpangan ciri-ciri
di atas disebut aritmia (arrhythmia). Secara garis besar, aritmia dapat disebabkan oleh:
§ Gangguan pembentukan impuls yang meliputi: a. ekstrasistole (premature contraction)
b. abnormal takikardi c. flutter d. fibrillasi e. escaped beat f. arrest
g. wandering pace-maker § Gangguan penghantaran impuls, yang meliputi: a. Blok,
yaitu: SA blok, AV blok, dan Intra ventrikular blok/ BBB b. Accelerated conduction, misalnya
sindroma WPW (Wolf Parkinson White) 3. Posisi Untuk menentukan posisi, silakan sudara
lihat pada lead aVL dan aVF, kemudian cocokkan dengan tabel di bawah ini. aVL aVF Posisi + +
Intermediate 0 + Semi vertikal + 0 Semi horisontal + - Horisontal - + Vertikal 4. Axis Aksis
listrik jantung adalah sudut yang dibentuk oleh vector listrik. aVL aVF Posisi Lihat Lead Axis
(derajat) + + Intermediet sama tinggi 30 lebih tinggi aVF 40 lebih tinggi aVL 20 - + Vertikal Lead I
= 0 90 Lead I = + 80 Lead I = - 100 + - Horizontal Lead II = 0 -30 Lead II = + -20 Lead II = - -40 0
+ Semi vertikal 60 + 0 Semi horisontal 0 5. Zona Transisi Zona transisi normalnya ada di V3-
V4, yaitu pergeseran gambaran gelombang/kompleks QRS dari negatif ke positif. 6. Interval
PR dan QT dapat dilihat pada kertas grafik EKG dan dicocokkan dengan nilai normalnya.
E. INDIKASI PENGGUNAAN EKG EKG terutama sangat berguna untuk mengevaluasi
kondisi berbeda dibanding fungsi normal : § Gangguan kecepatan dan irama § Gangguan
hantaran § Pembesaran kamar-kamar pada jantung § Infrak miokard § Ketidakseimbangan
elektrolit. F. PROSEDUR Pemeriksaan EKG 1. Persiapan alat-alat yang di butuhkan
a. Elektrokardiografi dengan perlengkapannya : § Elektroda untuk pergelangan tangan dan
kaki § Elektroda isap prekordial § Sumber listrik b. Kapas dan alcohol c. Tempat tidur
pasien. Perhatikan bahwa tempat tidur tidak dersentuhan dengan dinding yang mengandung
kabel aliran listrik. d. Jeli atau pasta elektrolit. 2. Persiapan pasien a. Pasien berbaring
terlentang di atas tempat tidur b. Kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki dibersihkan
dengan kapas alkohol. c. Pasien dalam kondisi relaks dan kedua tungkai bawah tidak saling
menempel. 3. Persiapan ruangan a. Suasana tempat pemeriksaan sebaiknya sejuk,
tenang dan nyaman. b. Alat-alat listrik yang ada dalam ruangan dapat menggangu
pemeriksaan. 4. Oleskan keempat elektroda pergelangan anggota gerak dan elektroda
prekordial dengan jeli yang mengandung elektrolit secara merata dan pasanglah elektroda
sesuai ketentuan yang berlaku. 5. Hubungkan kabel penghubung ke pasien dengan elekroda
sebagai berikut a. Kabel warna merah (RA, right arm) dihubungkan dengan elektroda
pergelangan tangan kanan. b. Kabel warna kuning (LA, left arm) dihubungkan dengan
elektroda pergelangan tangan kiri c. Kabel warna hijau (LL, left leg) dihubungkan dengan
elektroda pergelangan kaki kiri d. Kabel warna hitam (RL, right leg) dihubungkan dengan
elektroda pergelangan kaki kanan e. Kabel C1-C6 dihubungkan dengan V1-V6 Posisi
standar untuk sadapan dada adalah sebagai berikut: 1) V1 ruang intercostal IV, tepikanan
sternum 2) V2 ruang intercostal IV, tepi sternum kiri 3) V4 (Jangan khawatir, bukan
kesalahan, tempatkan elektrode keempat sebelum ketiga) Ruang intercostal kelima di garis
midclavicula 4) V3 di pertengahan antara elektrode kedua dan keempat 5) V5 terletak
pada iga ke lima di garis aksilaris anterior 6) V6 pada suatu garis horisontal dengan V5 di
garis aksilaris media 6. Sebelum merekam lead, buatlah rekaman kalibrasi. 7. Setelah
selesai merekam, bersihkan lead dan tubuh pasien yang terkena pasta. 8. Tulis tanggal dan
jam pembuatan, nama dan umur pasien. 9. Kembalikan elektrode dan alat perkam EKG pada
tempatnya. Teknik Pemasangan EKG Hal yang perlu diperhatikan § Kecepatan laju kertas EKG
25 mm/detik atau 50 mm/detik. § Ukuran galvanometer 0,5 mv, 1 mv, dan 2 mv. § Kalibrasi
dilakukan dua kali saat sebelum dan sesudah § Dibuat minimal 3 gelombang Sadapan bipolar
Sadapan ini akan ditandai dengan angka romawi I,II, dan III dimana: § Lead I: Elektrode yang
positif dihubungkan dengan lengan kiri dan electrode negatif dengan lengan kanan. § Lead II:
Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dengan lengan kanan.
§ Lead III: Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dengan lengan
kiri. Sadapan unipolar ekstrimitas Sadapan ini ditandai dengan aVR, aVL dan aVF § Sadapan
aVR memiliki elektrode positif di lengan kanan. Elektrode negatif merupakan gabungan elektrode
lengan kiri dan elektrode kaki kiri. § Sadapan aVL mempunyai elektrode positif hitam di lengan
kiri. Elektrode negatif adalah gabungan elektrode lengan kanan dan elektrode kaki kiri.
§ Sadapan aVF mempunyai elektrode positif di kaki kiri. Elektrode negatif adalah gabungan
elektrode lengan kanan dan elektrode lengan kiri G. DAFTAR PUSTAKA Brunner &
suddarth. 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah, volume 2. EGC: Jakarta Mansjoer, A
dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius Ruhyanudin, F.
2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Malang:
UMM Press Thaler. 2000. Satu-Satunya Buku EKG Yang Anda Perlukan, edisi 2. Jakarta:
Hipokrates Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika. Share
this article : Share77 Artikel Terkait : Materi Kesehatan Title: INTERPRETASI EKG; Written by
wiwing setiono; Rating: 5 dari 5 Diposkan oleh wiwing setiono Jam 8:25 AM Label: Materi
Kesehatan 0 Comments 1 Comments nt.fb admin wiwing setiono Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom) Popular Posts LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES
MELITUS LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA) LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY
DISEASE (CKD) LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS Blog Archive ► 2014 (47) ▼ 2013
(43) ▼ December (24) LAPORAN PENDAHULUAN SIROSIS HEPATIS (SIROSIS HATI)...
LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA
DENGAN GIZI BURUK LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN
PERTU... LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKO... LANJUT
USIA (LANSIA) TERAPI MUSIK PADA DIMENSIA ALZHEIMER LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN MOBILITAS FISIK LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PENGLIHATAN
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA LAPORAN PENDAHULUAN TBC (TUBERKULOSIS)
LAPORAN PENDAHULUAN DIARE LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL LAPORAN
PENDAHULUAN HALUSINASI TERAPI BERMAIN LAPORAN PENDAHULUAN MASA NIFAS/
POST PARTUM (PUERP... MANAJEMEN NYERI PERSALINAN TUBEKTOMI/ MOW (MEDIS
OPERASI WANITA) KEHAMILAN POST DATE HISTEREKTOMY CONTOH INTERPRETASI
ASAM BASA INTERPRETASI ASAM BASA CONTOH GAMBARAN EKG ABNORMAL
INTERPRETASI EKG ► November (19) Author Enkmilenia@gmail.com wiwing setiono wiwing
setiono.skep.ns Iklan Hak Cipta Oleh LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
LENGKAP Homepage RSS Search: INTERPRETASI EKG HOMEALL ARTICLE ( DAFTAR ISI
)PRIVACY AND POLICYABOUT MEMOTTO Wednesday, December 4, 2013 INTERPRETASI
EKG Browse » Home » Materi Kesehatan » INTERPRETASI EKG ELEKTROKARDIOGRAFI
A. DEFINISI § Elektrokardiografi (EKG) adalah pencatatan potensial bioelektrik yang
dipancarkan jantung melalui elektroda-elektroda yang diletakan pada posisi di permukaan tubuh
(Mansjoer, 2007). § Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan
potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung (Ruhyanudin, 2007).
§ Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam peubahan potensial listrik jantung yang
dhubungkan dengan waktu (Ruhyanudin, 2007). § Electrocardiogram (ECG atau EKG)
merupakan alat diagnose yang digunakan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung
yang sangat detail. Mervin J Goldman mendefinisikan elektrokardiogram (ECG) adalah grafik
yang merekam potensial listrik yang dihasilkan denyutan jantung. EKG diperoleh dengan
menempatkan elektrode pada posisi tertentu (sesuai standar) pada dada dan ekstremitas.
B. SISTEM KONDUKSI JANTUNG Konduktor adalah bagian yang memiliki sifat
penghantar listrik dan merupakan jalur listrik jantung mengalir. Menurut Faqih Ruhyanudin
(2007), dalam EKG perlu diketahui tentang system konduksi yang terdiri atas: 1. SA Node
(Sino-Atriale Node): Terletak di batas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel
dalam SA node ini secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan
frekuensi 60-100 kali permenit. Kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh
atrium terangsang. Iramanya adalah sinus (sinus rhythm) 2. Jalur internodus (traktus internodus)
: jalur listrik antara nodus sinoatrial dan nodus arterioventrikuler. 3. AV Node (Atrio-ventricular
node): Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, di atas katup tricuspid. Sel-sel dalam
AV Node mengeluarkan impuls dengan frekuensi 40-60 kali permenit. Oleh karena AV Node
mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih
tinggi. Kalau SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node. Iramanya disebut
junctional rhythm/ nodal rhytm. 4. Berkas HIS (HIS Bundle): Terletak di dalam interventrikular
dan bercabang 2 yaitu: a. Cabang berkas kiri b. Cabang berkas kanan Setelah melewati
kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut
purkinje. 5. Serat / Serabut Purkinje: Serabut purkinje ini akan mengadakan kontak dengan
sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh
sel akan terangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pacemaker yang secar otomatis
mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20-40 kali permenit. Iramanya idioventricular rhytm. Oleh
karena frekuensinya lebih rendah dari AV Node, maka dalam keadaan normal sel-sel ventrikel
tidak mengeluarkan impuls. C. ELEKTROFISIOLOGI SEL OTOT JANTUNG Sel jantung,
dalam keadaan istirahat, adalah dalam keadaan polarisasi, yakni sisi di dalam lebih bermuatan
negatif daripada sisi luar. Polaritas listrik ini dijaga oleh pompa-pompa membrane sehingga ada
jaminan pembagian ion yang tepat (khususnya ion kalium, natrium, klorida, dan kalsium) yang
perlu untuk menjaga sisi dalam sel itu agar tetap relatif elektronegatif. Sel jantung dapat
kehilangan muatan negatif di sisi dalam tersebut dalam sebuah proses yang disebut
depolarisasi. Depolarisasi merupakan peristiwa listrik jantung yang amat penting. Gelombang
depolarisasi ini dijalarkan dari sel ke sel yang merupakan aliran listrik dan dapat dideteksi
dengan elektrode-elektrode yang ditempatkan di permukaan tubuh. Setelah depolarisasi selesai,
melalui proses yang disebut repolarisasi, sel jantung itu akan memulihkan polaritasnya ke
polaritas istirahat. Ini juga dapat direkam oleh elektrode perekam. Dari sudut pandang
elektrokardiografi, jantung terdiri atas 3 jenis sel: § sel perintis (pacemaker cells) – sumber daya
listrik jantung § sel konduksi listrik – kabel jantung § sel miokardium – mesin kontraktil jantung
Sel perintis dominan dalam jantung terletak di bagian atas atrium kanan, yaitu nodus sinoatrial
(SA) yang terangsang dengan kecepatan 60-100x/menit. Jalur konduksi listrik jantung setelah
dihasilkan impuls listrik dari nodus sinus (SA) adalah melewati nodus AV, kemudian serabut his ,
lalu bundle branch kanan dan kiri, kemudian serabut purkinje. D. ELEKTROKARDIOGRAM
Mesin EKG merekam aktivitas jantung dari beberapa “sudut pandang” yang disebut dengan
“lead”. Untuk mendukung interpretasi EKG, diperlukan pencatatan data umur pasien, jenis
kelamin, tekanan darah (TD), BB, TB, gejala dan obat-obatan (khususnya digitalis dan
antiaritmia). § Dalam mesin EKG yang banyak digunakan di Indonesia, terdapat 12 lead: I, II, III,
aVR, aVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6. Artinya jantung dilihat dari 12 sudut pandang. § Lead I,
II, III adalah lead bipolar. Maksudnya, ia terdiri dari dua elektroda yang memiliki potensi muatan
yang berbeda (positif dan negatif). § Lead aVR, aVL, aVF adalah lead unipolar, yang terdiri dari
satu elektroda positif dan satu titik referensi (yang bermuatan nol) yang terletak di pusat medan
jantung § Lead V1-V6 adalah lead unipolar, terdiri dari sebuah elektroda positif dan sebuah titik
referensi yang terletak di pusat listrik jantung Pengenalan Gelombang 1. Gelombang P
Ialah defleksi pertama siklus jantung yang menunjukkan aktivasi atrium (menggambarkan
depolarisasi atrium). Gelombang P dari sinus normal durasinya 0,8-0,12 detik dan amplitudonya
kurang dari 2,5 mV. 2. Gelombang Q Merupakan defleksi negatif pertama setelah gelombang
P, normalnya berdurasi < 0,04 detik, dan amplitudonya kurang dari 25% gelombang R.
3. Segmen PR Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P
dan gelombang QRS (diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang
Q atau R dan menggambarkan waktu yang diperlukan untuk depolarisasi atrium dan
perlambatan impuls di nodus AV sebelum depolarisasi ventrikel). Interval normalnya bernilai
0,12-0,22 detik. 4. Gelombang kompleks QRS Ialah suatu kompleks gelombang yang
merupakan hasil dari depolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Bagian-bagian gelombang QRS
antara lain: 1) Gelombang Q yaitu defleksi negatif pertama; 2) Gelombang R yaitu defleksi positif
pertama. Defeleksi berikutnya disebut gelombang R’, R”; dst; 3) Gelombang S yaitu defleksi
negatif pertama setelah R. Gelombang S berikutnya disebut S’, S”, dst. Komplek QRS
mempunyai durasi 0,06-0,10 detik (<0,12). 5. Segmen ST Segmen ini merupakan garis
isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T. 6. Gelombang T
Merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Pada orang dewasa, gelombang T
tegak di semua sadapan kecuali di aVR dan V1. Durasi normalnya 0,12 – 0,18 detik, dan
amplitudonya kurang dari 10 mV di chest lead dan kurang dari 5 mV di limb lead.
7. Gelombang U Adalah gelombang kecil yang mengikuti gelombang T yang asalnya tidak
jelas. 8. Interval QT Menggambarkan waktu total repolarisasi dan depolarisasi ventrikel.
Durasi normalnya 0,3-0,4 detik. Pembacaan Dasar (Interpretasi Dasar) Terdiri Atas: 1. Rate
Frekuensi jantung normal adalah 60-100 x/menit. § Bila lebih dari 100 x/menit: (sinus) takikardi
§ kurang dari 60 x/menit: (sinus) bradikardi § Antara 140 – 250 x/menit: abnormal takikardi
§ Antara 250 – 350 x/menit: flutter § Lebih besar dari 350 x/menit: fibrilasi § Frekuensi jantung
dapat dihitung dengan ; 300 dibagi jarak puncak gelombang R ke R berikutnya. Contohnya, bila
jarak R-R adalah 4 kotak sedang, berarti 300/4 = 75 x/menit. § Atau dengan cara menghitung
interval R-R dalam 30 kotak besar (30 kotak besar = 6 detik), kemudian hasilnya dikalikan 10.
2. Irama Irama jantung yang normal ialah irama yang ditentukan oleh SA node atau disebut
irama sinus (= reguler sinus rhytm = normal sinus rhytm), dan mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: a. Frekuensi antara 60-100 x/menit b. Teratur c. Gelombang P negatif di aVR
dan positif di lead II d. Tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T Penyimpangan ciri-ciri
di atas disebut aritmia (arrhythmia). Secara garis besar, aritmia dapat disebabkan oleh:
§ Gangguan pembentukan impuls yang meliputi: a. ekstrasistole (premature contraction)
b. abnormal takikardi c. flutter d. fibrillasi e. escaped beat f. arrest
g. wandering pace-maker § Gangguan penghantaran impuls, yang meliputi: a. Blok,
yaitu: SA blok, AV blok, dan Intra ventrikular blok/ BBB b. Accelerated conduction, misalnya
sindroma WPW (Wolf Parkinson White) 3. Posisi Untuk menentukan posisi, silakan sudara
lihat pada lead aVL dan aVF, kemudian cocokkan dengan tabel di bawah ini. aVL aVF Posisi + +
Intermediate 0 + Semi vertikal + 0 Semi horisontal + - Horisontal - + Vertikal 4. Axis Aksis
listrik jantung adalah sudut yang dibentuk oleh vector listrik. aVL aVF Posisi Lihat Lead Axis
(derajat) + + Intermediet sama tinggi 30 lebih tinggi aVF 40 lebih tinggi aVL 20 - + Vertikal Lead I
= 0 90 Lead I = + 80 Lead I = - 100 + - Horizontal Lead II = 0 -30 Lead II = + -20 Lead II = - -40 0
+ Semi vertikal 60 + 0 Semi horisontal 0 5. Zona Transisi Zona transisi normalnya ada di V3-
V4, yaitu pergeseran gambaran gelombang/kompleks QRS dari negatif ke positif. 6. Interval
PR dan QT dapat dilihat pada kertas grafik EKG dan dicocokkan dengan nilai normalnya.
E. INDIKASI PENGGUNAAN EKG EKG terutama sangat berguna untuk mengevaluasi
kondisi berbeda dibanding fungsi normal : § Gangguan kecepatan dan irama § Gangguan
hantaran § Pembesaran kamar-kamar pada jantung § Infrak miokard § Ketidakseimbangan
elektrolit. F. PROSEDUR Pemeriksaan EKG 1. Persiapan alat-alat yang di butuhkan
a. Elektrokardiografi dengan perlengkapannya : § Elektroda untuk pergelangan tangan dan
kaki § Elektroda isap prekordial § Sumber listrik b. Kapas dan alcohol c. Tempat tidur
pasien. Perhatikan bahwa tempat tidur tidak dersentuhan dengan dinding yang mengandung
kabel aliran listrik. d. Jeli atau pasta elektrolit. 2. Persiapan pasien a. Pasien berbaring
terlentang di atas tempat tidur b. Kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki dibersihkan
dengan kapas alkohol. c. Pasien dalam kondisi relaks dan kedua tungkai bawah tidak saling
menempel. 3. Persiapan ruangan a. Suasana tempat pemeriksaan sebaiknya sejuk,
tenang dan nyaman. b. Alat-alat listrik yang ada dalam ruangan dapat menggangu
pemeriksaan. 4. Oleskan keempat elektroda pergelangan anggota gerak dan elektroda
prekordial dengan jeli yang mengandung elektrolit secara merata dan pasanglah elektroda
sesuai ketentuan yang berlaku. 5. Hubungkan kabel penghubung ke pasien dengan elekroda
sebagai berikut a. Kabel warna merah (RA, right arm) dihubungkan dengan elektroda
pergelangan tangan kanan. b. Kabel warna kuning (LA, left arm) dihubungkan dengan
elektroda pergelangan tangan kiri c. Kabel warna hijau (LL, left leg) dihubungkan dengan
elektroda pergelangan kaki kiri d. Kabel warna hitam (RL, right leg) dihubungkan dengan
elektroda pergelangan kaki kanan e. Kabel C1-C6 dihubungkan dengan V1-V6 Posisi
standar untuk sadapan dada adalah sebagai berikut: 1) V1 ruang intercostal IV, tepikanan
sternum 2) V2 ruang intercostal IV, tepi sternum kiri 3) V4 (Jangan khawatir, bukan
kesalahan, tempatkan elektrode keempat sebelum ketiga) Ruang intercostal kelima di garis
midclavicula 4) V3 di pertengahan antara elektrode kedua dan keempat 5) V5 terletak
pada iga ke lima di garis aksilaris anterior 6) V6 pada suatu garis horisontal dengan V5 di
garis aksilaris media 6. Sebelum merekam lead, buatlah rekaman kalibrasi. 7. Setelah
selesai merekam, bersihkan lead dan tubuh pasien yang terkena pasta. 8. Tulis tanggal dan
jam pembuatan, nama dan umur pasien. 9. Kembalikan elektrode dan alat perkam EKG pada
tempatnya. Teknik Pemasangan EKG Hal yang perlu diperhatikan § Kecepatan laju kertas EKG
25 mm/detik atau 50 mm/detik. § Ukuran galvanometer 0,5 mv, 1 mv, dan 2 mv. § Kalibrasi
dilakukan dua kali saat sebelum dan sesudah § Dibuat minimal 3 gelombang Sadapan bipolar
Sadapan ini akan ditandai dengan angka romawi I,II, dan III dimana: § Lead I: Elektrode yang
positif dihubungkan dengan lengan kiri dan electrode negatif dengan lengan kanan. § Lead II:
Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dengan lengan kanan.
§ Lead III: Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dengan lengan
kiri. Sadapan unipolar ekstrimitas Sadapan ini ditandai dengan aVR, aVL dan aVF § Sadapan
aVR memiliki elektrode positif di lengan kanan. Elektrode negatif merupakan gabungan elektrode
lengan kiri dan elektrode kaki kiri. § Sadapan aVL mempunyai elektrode positif hitam di lengan
kiri. Elektrode negatif adalah gabungan elektrode lengan kanan dan elektrode kaki kiri.
§ Sadapan aVF mempunyai elektrode positif di kaki kiri. Elektrode negatif adalah gabungan
elektrode lengan kanan dan elektrode lengan kiri G. DAFTAR PUSTAKA Brunner &
suddarth. 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah, volume 2. EGC: Jakarta Mansjoer, A
dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius Ruhyanudin, F.
2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Malang:
UMM Press Thaler. 2000. Satu-Satunya Buku EKG Yang Anda Perlukan, edisi 2. Jakarta:
Hipokrates Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika. Share
this article : Share77 Artikel Terkait : Materi Kesehatan Title: INTERPRETASI EKG; Written by
wiwing setiono; Rating: 5 dari 5 Diposkan oleh wiwing setiono Jam 8:25 AM Label: Materi
Kesehatan 0 Comments 1 Comments nt.fb admin wiwing setiono Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom) Popular Posts LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES
MELITUS LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA) LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY
DISEASE (CKD) LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS Blog Archive ► 2014 (47) ▼ 2013
(43) ▼ December (24) LAPORAN PENDAHULUAN SIROSIS HEPATIS (SIROSIS HATI)...
LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA
DENGAN GIZI BURUK LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN
PERTU... LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKO... LANJUT
USIA (LANSIA) TERAPI MUSIK PADA DIMENSIA ALZHEIMER LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN MOBILITAS FISIK LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PENGLIHATAN
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA LAPORAN PENDAHULUAN TBC (TUBERKULOSIS)
LAPORAN PENDAHULUAN DIARE LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL LAPORAN
PENDAHULUAN HALUSINASI TERAPI BERMAIN LAPORAN PENDAHULUAN MASA NIFAS/
POST PARTUM (PUERP... MANAJEMEN NYERI PERSALINAN TUBEKTOMI/ MOW (MEDIS
OPERASI WANITA) KEHAMILAN POST DATE HISTEREKTOMY CONTOH INTERPRETASI
ASAM BASA INTERPRETASI ASAM BASA CONTOH GAMBARAN EKG ABNORMAL
INTERPRETASI EKG ► November (19) Author Enkmilenia@gmail.com wiwing setiono wiwing
setiono.skep.ns Iklan Hak Cipta Oleh LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
LENGKAP ShareThis Copy and Paste Share to Facebook , Number of shares15 Share to Twitter
Share to Print Share to Email More AddThis Share options , Number of shares77 Share to
Facebook , Number of shares15 Share to Twitter Share to Print Share to Email More AddThis
Share options , Number of shares77
Share to Facebook
, Number of shares15
Share to TwitterShare to PrintShare to EmailMore AddThis Share options
, Number of shares77

Anda mungkin juga menyukai