Anda di halaman 1dari 25

SIKLUS EKONOMI

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ekonomi Makro

Dosen Pengampu : Bayu Tri Cahya, SE. M.Ag

Tujuan : penggangti mid

Disusun Oleh :

1. INDRA LESMANA

Makalah
Rabu, 04 Desember 2013
SIKLUS EKONOMI

SIKLUS EKONOMI
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ekonomi Makro
Dosen Pengampu : Bayu Tri Cahya, SE. M.Ag

Disusun Oleh :
1. Wahyu Yuli Wardhani 210 185
2. Imam Bukhori 210 191
3. Ahmad Khoirul Badar 210 205
4. Marfu’atun 210 209
5. Jamini 210 217

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


JURUSAN SYARI’AH/EI
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus menerus bertumbuh, tanpa satu
tahun bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut disertai stabilitas harga
dan kesempatan kerja yang terbuka luas. Perekonomian seperti ini dipercaya akan mampu memberikan
kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya dari generasi ke generasi.
Sayangnya, perekonomian tersebut di atas hanya ada di dunia khayal. Dalam dunia nyata,
perekonomian umumnya mengalami gelombang pasang surut, setidak-tidaknya dilihat dari
perkembangan tingkat output dan harga. Gelombang naik turun tersebut relatif teratur dan terjadi
berulang-ulang dengan rentang waktu (durasi) yang bervariasi. Ada yang berdurasi pendek, menengah,
dan panjang. Dalam ilmu ekonomi, gerak naik turun tersebut dikenal sebagai siklus ekonomi (business
cycle).
Sekalipun gerak naik turun tersebut bersifat teratur, tidak jarang terjadi penyimpangan pola
yang berdampak buruk. Seperti yang terjadi di Indonesia, jumlah rakyat yang hidup di bawah garis
kemiskinan bertambah banyak, sementara output perekonomian pernah mengalami kontradiksi atau
pertumbuhan ekonomi negatif. Itulah sebabnya siklus ekonomi sangatlah penting dan juga menarik
untuk dibahas secara khusus.
Berangkat dari hal diatas, maka dalam makalah ini kami memutuskan pembahasan dan
mengangkat judul “Siklus Ekonomi”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah anatomi siklus ekonomi?
2. Apa saja jenis durasi siklus dan faktor-faktor yang mempengaruhinya?
3. Apa hubungan antara siklus ekonomi, kesempatan kerja, dan inflasi?
4. Langkah apa saja dalam pengelolaan siklus ekonomi?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Siklus Ekonomi


Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik-turun aktivitas ekonomi, yang
terdiri atas empat elemen:
1. Gerakan menaik (upturn atau expansion)
2. Titik puncak atau kulminasi (peak)
3. Gerakan menurun (downturn atau recession)
4. Titik terendah atau nadir (trough).[1]

Diagram 1. Siklus ekonomi dengan indikator pertumbuhan ekonomi


Periode I
<--- (N – N) --->

Bum (boom) ---->

Kulminasi
<-- (Peak) -->
Periode I Siklus
<---- (K – K) ---->

Depresi
<---- (Depression)

<--- Pertumbuhan riil

Pertumbuhan rata-rata
Jangka panjang
!

Nadir
<-(Trough)->

0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Waktu

Biasanya indikator yang digunakan untuk menganalisis siklus ekonomi adalah pertumbuhan
ekonomi atau jumlah output riil, serta tingkat harga. Diagram diatas memberikan gambaran tentang
fluktuasi ekonomi, dengan indikator pertumbuhan ekonomi. Sumbu vertikal menunjukkan pertumbuhan
ekonomi per periode, misalnya persen per tahun. Sedangkan sumbu horizontal menunjukkan periode
waktu. Kurva trend yang berbentuk garis lurus menggambarkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi
jangka panjang. Untuk sementara ini, dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi dianggap konstam,
sehingga garis lurusnya sejajar dengan sumbu horizontal.[2]
1. Gerakan Menarik (Upturn)
Pemulihan ekonomi (recovery) ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik (upturn).
Kadang-kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi (expansion) bila gerakan menaik ini terjadi
selama minimal dua triwulan berturut-turut.
2. Titik Kulminasi (Peak)
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu saat gerakan menaik ini mencapai titik
tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi (peak). Setelah mencapai titik kulminasi,
perekonomian akan mengalami penurunan kembali.
3. Gerak Menurun (Downturn)
Yang dimaksud dengan gerakan menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari
menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang-kadang gerakan penurunan ini disebut
resensi (recession), bila terjadi selama minimal dua triwulan berturut-turut.
4. Titik Nadir (Trough)
Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang disebut titik
nadir (trough). Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya
gerakan menaik.
5. Gerakan Satu Siklus
Yang dimaksud dengan gerakan satu siklus adalah gerakan dari satu titik kulminasi ke satu titik
kulminasi yang lain (K – K) atau dari satu titik nadir sampai ke satu titik nadir yang lain (N – N). Dalam
diagram diatas gerakan K – K berada dalam interval periode waktu T1 – T3, sedangkan gerakan N – N
dalam interval waktu T2 – T4.
6. Bum (Boom)
Kadangkala karena berbagai faktor, terjadi berbagai pertumbuhan ekonomi yang begitu baik,
sehingga titik kulminasinya jauh di atas biasanya. Dalam diagram di atas biasanya dikenal dengan
bum (boom).
7. Depresi (Depression)
Namun sebaliknya, dapat juga penurunan pertumbuhan ekonomi jauh di bawah titik nadir yang
biasanya. Dalam diagram diatas terlihat terjadi pada periode waktu T6. Kondisi ini dikenal sebagai
kondisi depresi (depression).[3]

B. Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya


1. Siklus Jangka Pendek (Kitchin Cycle)
Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph Kitchen
(1923), itulah sebabnya siklus ini dinamakan siklus kitchin (kitchin cycle). Faktor-faktor yang
mempengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh alamiah (nature) dan adat istiadat atau
kebiasaan (custom).[4]
Yang termasuk pengaruh alamiah antara lain siklus iklim, pengaruh sinar matahari, curah
hujan, kekuatan angin dan gelombang laut. Kekuatan alamiah ini mempengaruhi aktivitas
perekonomian. Misalnya, di Indonesia kegiatan penanaman padi akan memuncak pada musim
penghujan. Sedangkan kegiatan konstruksi, entah untuk dijual lagi ataupun digunakan sendiri seperti
pembangunan dan atau perbaikan rumah, aktivitasnya meningkat di musim kemarau.
2. Siklus Jangka Menengah (Juglar Cycle)
Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7–11 tahun. Pola siklus ini pertama kali
ditemukan oleh Clement Juglar (1860). Ada beberapa penjelasan tentang penyebab siklus ini. Salah
satu yang cukup unik adalah penjelasan ekonom inggris, William Stanley Jevon. Menurutnya, siklus
ekonomi di bumi (dalam hal ini perekonomian Inggris) dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu siklus
bintik matahari (sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali. Aktivitas bintik matahari tersebut
menurut Jevon, akan mempengaruhi siklus iklim cuaca. Selanjutnya siklus iklim cuaca akan
mempengaruhi output perekonomian, yang muaranya mempengaruhi output perekonomian nasional.
3. Siklus Jangka Panjang (Kondratief Cycle)
Pola siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief (1925). Durasi
siklusnya berkisar antara 48–60 tahun. Salah satu faktor yang berada di belakang siklus jangka panjang
adalah ditemukan dan diterapkannya teknologi baru (invention and innovation). Schumpeter
menunjukkan bahwa siklus jangka panjang yang terjadi di Amerika Serikat antara lain adalah periode
1787–1842 dan 1843–1897. Siklus 1787–1842 dipengaruhi oleh penemuan mesin uap dan aplikasinya di
dunia industri yang melahirkan revolusi industri. Sedangkan siklus 1843–1897 disebabkan ditemukannya
teknologi transportasi masal, yaitu kereta api (rail roal).[5]

C. Siklus Ekonomi, Kesempatan Kerja, dan Inflasi


1. Siklus Ekonomi dan Kesempatan Kerja
Secara umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja, terutama
analisisnya jangka pendek. Sebab, dalam jangka pendek teknologi dianggap konstan, barang modal
merupakan input tetap. Sedangkan yang dianggap variable adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh
siklus sangat terasa bagi kesempatan kerja. Gerak menaik akan meningkatkan kesempatan kerja, yang
berarti menurunkan tingkat pengangguran, sementara gerak menurun akan mengurangi kesempatan
kerja, yang berarti meningkatkan angka pengangguran. Hubungan antara keduanya digambarkan dalam
Diagram 2 berikut ini:
Diagram 2. Siklus ekonomi dan kesempatan kerja

<-- Output natural

<-- Output riil

(a)

0 Waktu
Tingkat pengangguran
natural
!

<--- Tingkat
pengangguran riil

(b)

0 Waktu

Diagram 2.a menggambarkan siklus output. Sedangkan diagram 2.b menggambarkan siklus
pengangguran. Garis lurus sejajar dengan sumbu horizontal adalah tingkat pengangguran
natural (natural rate of unemployment), yaitu tingkat pengangguran pada tingkat output natural.
Dari diagram terlihat, bila output riil berada di bawah output natural (Diagram 2.a), maka
tingkat pengangguran meningkat dan melebihi tingkat pengangguran natural. Sebaliknya,
bila output riil melebihi output natural, tingkat pengangguran akan menurun dan lebih rendah daripada
tingkat pengangguran natural. Jika output riil sama dengan output natural, tingkat pengangguran riil
akan sama dengan tinggal pengangguran natural.[6]

2. Siklus Ekonomi dan Inflasi


Keterkaitan siklus ekonomi dengan tingkat inflasi digambarkan oleh Diagram 3 berikut ini:
Diagram 3. Siklus ekonomi dan kesempatan kerja
<-- Output riil

Output natural

(a)

0 Waktu
<--- Inflasi riil

Inflasi natural

(b)

0 Waktu

Diagram 3.a adalah siklus output dan Diagram 3.b adalah siklus inflasi. Dari diagram terlihat
bahwa bila output riil berada di bawah output natural, inflasi cenderung menurun. Sebaliknya,
bila output riil berada di atas output natural, inflasi cenderung meningkat.[7]

D. Pengelolaan Siklus Ekonomi


Karena siklus ekonomi tidak terhindari, yang dapat dilakukan adalah mengelola siklus agar
dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara pola siklus diusahakan stabil
meningkat.
Dalam arti, simpangan gerak naik turun output diusahakan tidak terlalu lebar, sementara
kecenderungan output jangka panjang terus meningkat. Kondisi baik tersebut dalam Diagram 4 berikut
ini:
Diagram 4. Siklus ekonomi yang makin stabil

<---- Output natural

Output gap ---->

<- Output riil

0 T1 T2 T3 T4 T5 Waktu
Sumbu vertikal dalam Diagram 4 adalah nilai output riil. Sedangkan garis lurus adalah trend
output natural. Pada awalnya, memang fluktuasi output sangat besar, karena simpangan siklus selama
periode T1 sampai T5 sangat besar. Namun karena pengelolaan yang baik, maka simpangan dalam
periode selanjutnya mengecil, sementara ekonomi mampu mempertahankan pertumbuhan jangka
panjang karena output natural terus meningkat.
Kondisi seperti yang digambarkan dalam Diagram 4 secara teoritis dapat dicapai dengan
mengombinasikan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang. Misalnya target utama kebijakan
jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan output natural (output gap). Mengubah
kondisi tersebut dapat dilakukan dengan kebijakan fiskal dan moneter, yang mempengaruhi permintaan
dan penawaran agregat jangka pendek. Dan target yang ingin dicapai dalam jangka panjang, selain
memperkecil simpangan tingkat pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi.
Sebab simpangan yang mengecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban.
Jika dalam jangka pendek penekanan tujuan kebijakan fiskal dan moneter adalah stimulasi
permintaan, maka dalam jangka panjang lebih diarahkan kepada stimulasi penawaran. Misalnya
pemberian kredit kepada kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM), alokasi anggaran yang lebih besar
kepada pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan kualitas SDM (terutama pendidikan dan latihan)
dan kesehatan.[8]

E. Indikator Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1969–1995


Diagram 5 menunjukkan pertumbuhan ekonomi selama Pembangunan Jangka Panjang Tahap I
(PJP I) berupa garis lurus adalah 6,8% per tahun. Dari diagram ini dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi persoalan selama PJP I adalah fluktuatifnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Cukup banyak
tahun yang mengalami pertumbuhan lebih rendah dari 6,8%, yaitu tahun 1975 (5%), 1979 (6,2%), 1982
(2,3%), 1985 (2,4%), 1987 (4,9%), 1993 (6,5%), dan 1994 (6,5%). Besarnya fluktuasi pertumbuhan
ekonomi juga dapat dilihat dari jarak antara pertumbuhan ekonomi tertinggi dengan terendah.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 1973 (11,4% per tahun), sedangkan terendah di
tahun 1982 (2,3% per tahun).
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat fluktuatif disebabkan perekonomian Indonesia
sangat tergantung kepada kondisi eksternal. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama periode
1970-an, khususnya 1971-1973 disebabkan membubungnya harga minyak bumi, yang meningkatkan
penerimaan ekspor migas (oil boom). Rezeki minyak (oil boom)inilah yang dimanfaatkan pemerintah
untuk meningkatkan APBN, yang selama PJP I merupakan salah satu mesin utama pertumbuhan
ekonomi.[9]

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Elemen dalam siklus ekonomi meliputi: gerakan menurun, titik nadir, gerakan menaik, dan
titik kulminasi. Kadang-kadang juga terjadi bum dan depresi.
Berdasarkan durasi siklus ekonomi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: siklus jangka
pendek (40 bulan), siklus jangka menengah (7-11 tahun), dan siklus jangka panjang (48-60 tahun)
Pengaruh adat istiadat maupun kebiasaan terhadap aktivitas ekonomi amatlah terlihat, di
negara-negara Barat pengaruh perayaan Natal dan Tahun Baru terhadap aktivitas perekonomian
barangkali dapat disamakan dengan pengaruh bulan Ramadhan dan Hari Raya Lebaran terhadap
perekonomian di Indonesia.
Penurunan output (resesi) akan meningkatkan pengangguran. Sebaliknya, ekspansi akan
mengurangi pengangguran. Pemerintah umumnya amat berkepentingan untuk menghindari resesi,
setidak-tidaknya menghindari resesi yang berkepanjangan. Sebab resesi cenderung membawa dampak
negatif bagi tersedianya kesempatan kerja. Hanya saja, pengaruh ekspansi terhadap penambahan
kesempatan kerja ada batasnya. Sebab seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bila ekspansi
mencapai kulminasinya, perekonomian akan mengalami gerakan menurun kembali. Jika penurunan ini
terjadi selama minimal 2 triwulan berurutan, perekonomian telah dianggap memasuki kondisi resesi.
Pertumbuhan ekonomi yang rendah, terutama pada periode 1982, disebabkan perekonomian
dunia mengalami resesi. Melemahnya perekonomian dunia bermakna melemahnya permintaan terhadap
ekspor Indonesia, yang pada gilirannya akan melemahkan kemampuan Indonesia meningkatkan
produksi.

B. Penutup
Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah
pengetahuan bagi semua. Amiiinn..

DAFTAR PUSTAKA

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar; Edisi
Ketiga,Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus menerus bertumbuh, tanpa satu tahun
bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut disertai stabilitas harga dan
kesempatan kerja yang terbuka luas. Perekonomian seperti ini dipercaya akan mampu memberikan
kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya dari generasi ke generasi.

Sayangnya, perekonomian tersebut di atas hanya ada di dunia khayal. Dalam dunia nyata, perekonomian
umumnya mengalami gelombang pasang surut, setidak-tidaknya dilihat dari perkembangan tingkat
output dan harga. Gelombang naik turun tersebut relatif teratur dan terjadi berulang-ulang dengan
rentang waktu (durasi) yang bervariasi. Ada yang berdurasi pendek, menengah, dan panjang. Dalam ilmu
ekonomi, gerak naik turun tersebut dikenal sebagai siklus ekonomi (business cycle).

Sekalipun gerak naik turun tersebut bersifat teratur, tidak jarang terjadi penyimpangan pola yang
berdampak buruk. Seperti yang terjadi di Indonesia, jumlah rakyat yang hidup di bawah bertambah
banyak, sementara output perekonomian pernah mengalami kontradiksi atau pertumbuhan ekonomi
negatif. Itulah sebabnya siklus ekonomi sangatlah penting dan juga menarik untuk dibahas secara
khusus.

Berangkat dari hal diatas, maka dalam makalah ini kami memutuskan pembahasan dan mengangkat
judul “Siklus Ekonomi”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah anatomi siklus ekonomi?

2. Apa saja jenis durasi siklus dan faktor-faktor yang mempengaruhinya?

3. Apa hubungan antara siklus ekonomi, kesempatan kerja, dan inflasi?

4. Langkah apa saja dalam pengelolaan siklus ekonomi?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Siklus Ekonomi

Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik-turun aktivitas ekonomi, yang terdiri atas
empat elemen:

1. Gerakan menaik (upturn atau expansion)

2. Titik puncak atau kulminasi (peak)

3. Gerakan menurun (downturn atau recession)

4. Titik terendah atau nadir (trough).[1]

Diagram 1. Siklus ekonomi dengan indikator pertumbuhan ekonomi

Text Box: Pertumbuhan Ekonomi (%/thn)


Periode I

<--- (N – N) --->

Bum (boom) ---->

Kulminasi

<-- (Peak) -->

Periode I Siklus

<---- (K – K) ---->

Depresi

<---- (Depression)

<--- Pertumbuhan riil

Pertumbuhan rata-rata

Jangka panjang

Nadir

<-(Trough)->
0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Waktu

Biasanya indikator yang digunakan untuk menganalisis siklus ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi
atau jumlah output riil, serta tingkat harga. Diagram diatas memberikan gambaran tentang fluktuasi
ekonomi, dengan indikator pertumbuhan ekonomi. Sumbu vertikal menunjukkan pertumbuhan ekonomi
per periode, misalnya persen per tahun. Sedangkan sumbu horizontal menunjukkan periode waktu.
Kurva trend yang berbentuk garis lurus menggambarkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi jangka
panjang. Untuk sementara ini, dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi dianggap konstam,
sehingga garis lurusnya sejajar dengan sumbu horizontal.[2]

1. Gerakan Menarik (Upturn)

Pemulihan ekonomi (recovery) ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik (upturn). Kadang-
kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi (expansion) bila gerakan menaik ini terjadi selama
minimal dua triwulan berturut-turut.

2. Titik Kulminasi (Peak)

Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu saat gerakan menaik ini mencapai titik tertinggi.
Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi (peak). Setelah mencapai titik kulminasi, perekonomian akan
mengalami penurunan kembali.

3. Gerak Menurun (Downturn)

Yang dimaksud dengan gerakan menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari menurunnya
tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang-kadang gerakan penurunan ini disebut resensi (recession), bila
terjadi selama minimal dua triwulan berturut-turut.

4. Titik Nadir (Trough)


Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang disebut titik nadir
(trough). Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya gerakan
menaik.

5. Gerakan Satu Siklus

Yang dimaksud dengan gerakan satu siklus adalah gerakan dari satu titik kulminasi ke satu titik kulminasi
yang lain (K – K) atau dari satu titik nadir sampai ke satu titik nadir yang lain (N – N). Dalam diagram
diatas gerakan K – K berada dalam interval periode waktu T1 – T3, sedangkan gerakan N – N dalam
interval waktu T2 – T4.

6. Bum (Boom)

Kadangkala karena berbagai faktor, terjadi berbagai pertumbuhan ekonomi yang begitu baik, sehingga
titik kulminasinya jauh di atas biasanya. Dalam diagram di atas biasanya dikenal dengan bum (boom).

7. Depresi (Depression)

Namun sebaliknya, dapat juga penurunan pertumbuhan ekonomi jauh di bawah titik nadir yang
biasanya. Dalam diagram diatas terlihat terjadi pada periode waktu T6. Kondisi ini dikenal sebagai
kondisi depresi (depression).[3]

B. Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

1. Siklus Jangka Pendek (Kitchin Cycle)

Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph Kitchen (1923), itulah
sebabnya siklus ini dinamakan siklus kitchin (kitchin cycle). Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
jangka pendek adalah pengaruh alamiah (nature) dan adat istiadat atau kebiasaan (custom).[4]

Yang termasuk pengaruh alamiah antara lain siklus iklim, pengaruh sinar matahari, curah hujan,
kekuatan angin dan gelombang laut. Kekuatan alamiah ini mempengaruhi aktivitas perekonomian.
Misalnya, di Indonesia kegiatan penanaman padi akan memuncak pada musim penghujan. Sedangkan
kegiatan konstruksi, entah untuk dijual lagi ataupun digunakan sendiri seperti pembangunan dan atau
perbaikan rumah, aktivitasnya meningkat di musim kemarau.

2. Siklus Jangka Menengah (Juglar Cycle)

Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7–11 tahun. Pola siklus ini pertama kali ditemukan oleh
Clement Juglar (1860). Ada beberapa penjelasan tentang penyebab siklus ini. Salah satu yang cukup unik
adalah penjelasan ekonom inggris, William Stanley Jevon. Menurutnya, siklus ekonomi di bumi (dalam
hal ini perekonomian Inggris) dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu siklus bintik matahari (sunspot)
yang berdaur ulang 11 tahun sekali. Aktivitas bintik matahari tersebut menurut Jevon, akan
mempengaruhi siklus iklim cuaca. Selanjutnya siklus iklim cuaca akan mempengaruhi output
perekonomian, yang muaranya mempengaruhi output perekonomian nasional.

3. Siklus Jangka Panjang (Kondratief Cycle)

Pola siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief (1925). Durasi siklusnya
berkisar antara 48–60 tahun. Salah satu faktor yang berada di belakang siklus jangka panjang adalah
ditemukan dan diterapkannya teknologi baru (invention and innovation). Schumpeter menunjukkan
bahwa siklus jangka panjang yang terjadi di Amerika Serikat antara lain adalah periode 1787–1842 dan
1843–1897. Siklus 1787–1842 dipengaruhi oleh penemuan mesin uap dan aplikasinya di dunia industri
yang melahirkan revolusi industri. Sedangkan siklus 1843–1897 disebabkan ditemukannya teknologi
transportasi masal, yaitu kereta api (rail roal).[5]

C. Siklus Ekonomi, Kesempatan Kerja, dan Inflasi

1. Siklus Ekonomi dan Kesempatan Kerja

Secara umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja, terutama
analisisnya jangka pendek. Sebab, dalam jangka pendek teknologi dianggap konstan, barang modal
merupakan input tetap. Sedangkan yang dianggap variable adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh
siklus sangat terasa bagi kesempatan kerja. Gerak menaik akan meningkatkan kesempatan kerja, yang
berarti menurunkan tingkat pengangguran, sementara gerak menurun akan mengurangi kesempatan
kerja, yang berarti meningkatkan angka pengangguran. Hubungan antara keduanya digambarkan dalam
Diagram 2 berikut ini:

Diagram 2. Siklus ekonomi dan kesempatan kerja

Text Box: Output riil

<-- Output natural

<-- Output riil


(a)

0 Waktu

Text Box: Pengangguran

Tingkat pengangguran natural

<--- Tingkat pengangguran riil


(b)

0 Waktu

Diagram 2.a menggambarkan siklus output. Sedangkan diagram 2.b menggambarkan siklus
pengangguran. Garis lurus sejajar dengan sumbu horizontal adalah tingkat pengangguran natural
(natural rate of unemployment), yaitu tingkat pengangguran pada tingkat output natural.

Dari diagram terlihat, bila output riil berada di bawah output natural (Diagram 2.a), maka tingkat
pengangguran meningkat dan melebihi tingkat pengangguran natural. Sebaliknya, bila output riil
melebihi output natural, tingkat pengangguran akan menurun dan lebih rendah daripada tingkat
pengangguran natural. Jika output riil sama dengan output natural, tingkat pengangguran riil akan sama
dengan tinggal pengangguran natural.[6]

2. Siklus Ekonomi dan Inflasi

Keterkaitan siklus ekonomi dengan tingkat inflasi digambarkan oleh Diagram 3 berikut ini:

Diagram 3. Siklus ekonomi dan kesempatan kerja

<-- Output riil

Text Box: Output riil

Output natural
(a)

0 Waktu

Text Box: Inflasi

<--- Inflasi riil

Inflasi natural
(b)

0 Waktu

Diagram 3.a adalah siklus output dan Diagram 3.b adalah siklus inflasi. Dari diagram terlihat bahwa bila
output riil berada di bawah output natural, inflasi cenderung menurun. Sebaliknya, bila output riil
berada di atas output natural, inflasi cenderung meningkat.[7]

D. Pengelolaan Siklus Ekonomi

Karena siklus ekonomi tidak terhindari, yang dapat dilakukan adalah mengelola siklus agar dampak
negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara pola siklus diusahakan stabil meningkat.

Dalam arti, simpangan gerak naik turun output diusahakan tidak terlalu lebar, sementara
kecenderungan output jangka panjang terus meningkat. Kondisi baik tersebut dalam Diagram 4 berikut
ini:

Diagram 4. Siklus ekonomi yang makin stabil

Text Box: Output riil

<---- Output natural

Output gap ---->

<- Output riil


0 T1 T2 T3 T4 T5 Waktu

Sumbu vertikal dalam Diagram 4 adalah nilai output riil. Sedangkan garis lurus adalah trend output
natural. Pada awalnya, memang fluktuasi output sangat besar, karena simpangan siklus selama periode
T1 sampai T5 sangat besar. Namun karena pengelolaan yang baik, maka simpangan dalam periode
selanjutnya mengecil, sementara ekonomi mampu mempertahankan pertumbuhan jangka panjang
karena output natural terus meningkat.

Kondisi seperti yang digambarkan dalam Diagram 4 secara teoritis dapat dicapai dengan
mengombinasikan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang. Misalnya target utama kebijakan jangka
pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan output natural (output gap). Mengubah kondisi
tersebut dapat dilakukan dengan kebijakan fiskal dan moneter, yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran agregat jangka pendek. Dan target yang ingin dicapai dalam jangka panjang, selain
memperkecil simpangan tingkat pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi.
Sebab simpangan yang mengecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban.

Jika dalam jangka pendek penekanan tujuan kebijakan fiskal dan moneter adalah stimulasi permintaan,
maka dalam jangka panjang lebih diarahkan kepada stimulasi penawaran. Misalnya pemberian kredit
kepada kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM), alokasi anggaran yang lebih besar kepada pengeluaran-
pengeluaran yang meningkatkan kualitas SDM (terutama pendidikan dan latihan) dan kesehatan.[8]

E. Indikator Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1969–1995

Diagram 5 menunjukkan pertumbuhan ekonomi selama Pembangunan Jangka Panjang Tahap I (PJP I)
berupa garis lurus adalah 6,8% per tahun. Dari diagram ini dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
persoalan selama PJP I adalah fluktuatifnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Cukup banyak tahun yang
mengalami pertumbuhan lebih rendah dari 6,8%, yaitu tahun 1975 (5%), 1979 (6,2%), 1982 (2,3%), 1985
(2,4%), 1987 (4,9%), 1993 (6,5%), dan 1994 (6,5%). Besarnya fluktuasi pertumbuhan ekonomi juga dapat
dilihat dari jarak antara pertumbuhan ekonomi tertinggi dengan terendah. Pertumbuhan ekonomi
tertinggi dicapai pada tahun 1973 (11,4% per tahun), sedangkan terendah di tahun 1982 (2,3% per
tahun).

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat fluktuatif disebabkan perekonomian Indonesia sangat
tergantung kepada kondisi eksternal. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama periode 1970-
an, khususnya 1971-1973 disebabkan membubungnya harga minyak bumi, yang meningkatkan
penerimaan ekspor migas (oil boom). Rezeki minyak (oil boom) inilah yang dimanfaatkan pemerintah
untuk meningkatkan APBN, yang selama PJP I merupakan salah satu mesin utama pertumbuhan
ekonomi.[9]
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Elemen dalam siklus ekonomi meliputi: gerakan menurun, titik nadir, gerakan menaik, dan titik
kulminasi. Kadang-kadang juga terjadi bum dan depresi.

Berdasarkan durasi siklus ekonomi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: siklus jangka pendek (40
bulan), siklus jangka menengah (7-11 tahun), dan siklus jangka panjang (48-60 tahun)

Pengaruh adat istiadat maupun kebiasaan terhadap aktivitas ekonomi amatlah terlihat, di negara-negara
Barat pengaruh perayaan Natal dan Tahun Baru terhadap aktivitas perekonomian barangkali dapat
disamakan dengan pengaruh bulan Ramadhan dan Hari Raya Lebaran terhadap perekonomian di
Indonesia.

Penurunan output (resesi) akan meningkatkan pengangguran. Sebaliknya, ekspansi akan mengurangi
pengangguran. Pemerintah umumnya amat berkepentingan untuk menghindari resesi, setidak-tidaknya
menghindari resesi yang berkepanjangan. Sebab resesi cenderung membawa dampak negatif bagi
tersedianya kesempatan kerja. Hanya saja, pengaruh ekspansi terhadap penambahan kesempatan kerja
ada batasnya. Sebab seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bila ekspansi mencapai kulminasinya,
perekonomian akan mengalami gerakan menurun kembali. Jika penurunan ini terjadi selama minimal 2
triwulan berurutan, perekonomian telah dianggap memasuki kondisi resesi.

Pertumbuhan ekonomi yang rendah, terutama pada periode 1982, disebabkan perekonomian dunia
mengalami resesi. Melemahnya perekonomian dunia bermakna melemahnya permintaan terhadap
ekspor Indonesia, yang pada gilirannya akan melemahkan kemampuan Indonesia meningkatkan
produksi.

B. Penutup

Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi
perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah pengetahuan
bagi semua. Amiiinn..

DAFTAR PUSTAKA
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar; Edisi Ketiga,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005

Anda mungkin juga menyukai

  • 08-Buku Prosedur FRP 2016
    08-Buku Prosedur FRP 2016
    Dokumen178 halaman
    08-Buku Prosedur FRP 2016
    Rahmatullah Arbi
    Belum ada peringkat
  • Lamaran Dan CV Edupanrita
    Lamaran Dan CV Edupanrita
    Dokumen2 halaman
    Lamaran Dan CV Edupanrita
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Sampul Biologi Molekuler
    Sampul Biologi Molekuler
    Dokumen1 halaman
    Sampul Biologi Molekuler
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Panduan Workshop 2019
    Panduan Workshop 2019
    Dokumen3 halaman
    Panduan Workshop 2019
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Contoh Penerapan Model Belajar Inquiry PDF
    Contoh Penerapan Model Belajar Inquiry PDF
    Dokumen14 halaman
    Contoh Penerapan Model Belajar Inquiry PDF
    Alfian Wahyu Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Leo
    Leo
    Dokumen10 halaman
    Leo
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Panduan Workshop 2019 PDF
    Panduan Workshop 2019 PDF
    Dokumen9 halaman
    Panduan Workshop 2019 PDF
    Andika Surya
    Belum ada peringkat
  • Lamaran Dan CV
    Lamaran Dan CV
    Dokumen2 halaman
    Lamaran Dan CV
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Rafi
    Rafi
    Dokumen1 halaman
    Rafi
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Plagiat
    Plagiat
    Dokumen3 halaman
    Plagiat
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Penggolongan Industri Di Indonesia
    Makalah Penggolongan Industri Di Indonesia
    Dokumen5 halaman
    Makalah Penggolongan Industri Di Indonesia
    Zoe.Fivers
    100% (1)
  • PI Ketahanan Pangan PDF
    PI Ketahanan Pangan PDF
    Dokumen13 halaman
    PI Ketahanan Pangan PDF
    fitri yanti
    Belum ada peringkat
  • Apl
    Apl
    Dokumen15 halaman
    Apl
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Korelasi
    Korelasi
    Dokumen1 halaman
    Korelasi
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • 11 Situs Berisi
    11 Situs Berisi
    Dokumen5 halaman
    11 Situs Berisi
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Aku Menatap Bun
    Aku Menatap Bun
    Dokumen1 halaman
    Aku Menatap Bun
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bahan Galian Go
    Bahan Galian Go
    Dokumen1 halaman
    Bahan Galian Go
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • BNMP
    BNMP
    Dokumen1 halaman
    BNMP
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Hari Ini Aku Ik
    Hari Ini Aku Ik
    Dokumen1 halaman
    Hari Ini Aku Ik
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • NIa Edit
    NIa Edit
    Dokumen20 halaman
    NIa Edit
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Agar Tak Buih
    Agar Tak Buih
    Dokumen6 halaman
    Agar Tak Buih
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Terlalu Banyak Nama
    Terlalu Banyak Nama
    Dokumen1 halaman
    Terlalu Banyak Nama
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Pengling 25 Oktober 2015
    Pengling 25 Oktober 2015
    Dokumen26 halaman
    Pengling 25 Oktober 2015
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Apl
    Apl
    Dokumen15 halaman
    Apl
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • 7 Website Ebook
    7 Website Ebook
    Dokumen3 halaman
    7 Website Ebook
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Azam
    Azam
    Dokumen1 halaman
    Azam
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • Revisi Tor Apl
    Revisi Tor Apl
    Dokumen10 halaman
    Revisi Tor Apl
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat
  • 13 48 1 PB
    13 48 1 PB
    Dokumen16 halaman
    13 48 1 PB
    Asrianti Putri Lestari
    Belum ada peringkat