PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari tingginya angka fertilitas
dapat menjadi sumber kemiskinan dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Kondisi
tersebut berdampak kepada meningkatnya beban pemerintah, baik pusat maupun daerah,
dalam penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk seperti pangan, kesehatan,
pendidikan, lapangan kerja, transportasi, energi, dan lain sebagainya. Untuk mendukung
pelaksanaan Program KKBPK, maka BKKBN memperkuat pelaksanaan pembangunan
melalui pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas penduduk dan mengarahkan
persebaran penduduk. Program KKBPK juga merupakan upaya untuk mewujudkan
keserasian kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang dapat
berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2010, pada tahun 2016 diperkirakan
jumlah penduduk Indonesia sebesar 253,7 juta jiwa dengan dengan Total Fertility Rate (TFR)
sebesar 2,37. Berkaitanjuga dengan tingkat ketergantungan (Dependency Ratio) atau rasio
yang menyatakan jumlah penduduk usia nonproduktif yang ditanggung oleh usia
produktif. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk diatas, diperkirakan pada tahun 2016
tingkat ketergantungan di Indonesia sebesar 0.49 dan tingkat ketergantungan ini akan
semakin menurun memasuki periode 2020-2025. Indonesia akan mencapai bonus demografi
yang kerap diinterpretasikan sebagai jendela peluang (window of opportunity) pada periode
2020-2025, bila pertumbuhan ekonomi signifikan, SDM berkualitas dan pelaksanaan
Program KKBPK diimplementasikan semaksimal mungkin.
BAB II
PPKBD yang melapor sebanyak 2.948 atau 91,35% dari 3.227 PPKBD yang ada.
Terdapat 12 (dua belas) Kab/Kotadengan cakupan laporan PPKBDmencapai 100%,
yaitu Muara Enim, Lahat, Musi Rawas,Musi Banyuasin,OKU Timur, OKU
Selatan,Empat Lawang, Musi Rawas Utara, Palembang, Pagar Alam, Lubuk Linggau,
dan Prabumulih. Sedangkan 5 (lima) Kab/kota lainnya berada pada rentang cakupan
antara 54,93% (Banyuasin) sampai dengan 94,82% (Ogan Ilir).
Sub PPKBD melapor sebanyak 13.623 atau 91,33% dari 14.916 sub PPKBD yang ada.
Terdapat 8(delapan) Kab/Kota yang cakupan laporan sub PPKBDmencapai 100,0%,
yaitu Muara Enim, Lahat, OKU Timur,OKU Selatan, Musi Rawas Utara, Palembang,
Pagar Alam, dan Prabumulih.Sedangkan 9 (sembilan) Kab/kota lainnya berada pada
rentang cakupan antara 45,49% (Banyuasin) sampai dengan 99,34% (Musi
Banyuasin).
Grafik3 : Cakupan Laporan Kecamatan, Desa/Kelurahan, PPKBD dan sub PPKBD
Untuk kelompok BKR yang melapor pada bulan ini sebanyak1.451 kelompok atau
74,56% dari 1.946kelompok yang ada. Terdapat 9 (sembilan)kab/kota dengan
cakupan 100%, yaitu Muara Enim, Lahat, Musi Banyuasin, OKU Timur, OKU
Selatan,PALI, Musi Rawas Utara, Palembang,dan Prabumulih. Sedangkan 8
(delapan)Kab/Kota dengan rentang cakupan antara33,90% (Ogan Komering Ulu)
sampai dengan84,82% (Musi Rawas).
Jumlah kelompok BKL yang melapor pada bulanJanuari 2017 sebanyak 1.605atau
76,72% dari 2.092kelompok yang ada.Terdapat9 (sembilan) Kab/kotadengan
Tidak seluruhnya kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL dan UPPKS yang ada di
masing-masing kab/kotamengirimkan laporan, bisa disebabkan memang tidak
adanya kegiatan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok dimaksud atau jumlah
kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL dan UPPKSyang ada tidak sebanyak yang
terdaftar dalam data basis. Perkembangan kelompok-kelompok kegiatan (BKB, BKR,
BKL, UPPKS) yang melapor dari tiap kab/kota dapat dilihat pada Tabel 3.
2381
2092
1927 1946
1842
1605
1451
1326
YANG ADA
YANG LAPOR
1. Peserta KB Aktif
Pada PPM 2016, jumlah peserta KB aktif (PA) yang menjadi target ditetapkan
sejumlah 1.096.494 peserta. Pencapaian Provinsi pada bulan Januari 2017adalah
108,81% dari PPM atau tercatat jumlah PA sebesar 1.193.096akseptor. Terdapat 14
2. Unmet Need
3. Pembangunan Keluarga
Secara provinsi, pada bulan Januari 2017, jumlah kelompok BKB yang
melaporsebanyak1.927 atau 80,9% dari 2.381 kelompok yang ada. Sedangkan
jumlah pertemuan sebanyak 1.414 kali.Dengan demikian rasio atau rata-rata
pertemuan dalam sebulan sebanyak 1,6 atau 1 sampai dengan 2 kali. Untuk
lebih jelas lihat Tabel 6.
Jumlah keluarga yang mempunyai anak dan balita menjadi anggota
kelompok kegiatan BKB adalah 101.146keluarga, sedangkan jumlah keluarga
yang aktif atau hadir dalam pertemuan sebanyak 76.570keluarga. Dengan
demikian, apabila dibandingkan dengan jumlah keluarga yang mempunyai
anak balita menjadi anggota kelompok kegiatan BKB maka persentase
keluarga punya anak dan balita yang aktif dalam BKB secara provinsi75,70%.
lihat Tabel 6.
Kesertaan ber-KB dari anggota kelompok ketahanan keluarga menjadi bagian
penting dalam program KKBPK. Anggota kelompok BKB menjadi target
yang sangat tepat untuk mendapatkan peserta KB karena kemungkinan
anggota kelompok BKB masih berstatus PUS sangat besar.
Pada bulan Januari 2017anggota kelompok BKB yang ber KB telah
mencapai64.581 PUS atau 78,15% dari jumlah PUS anggotaBKB yang
berjumlah 82.638.Sedangkanjumlah PUS anggota kelompok BKB KPS dan KS
I pada bulan ini mencapai 43.632 atau 43,14% dari total jumlah keluarga
anggota BKB yang berjumlah 101.146. Sedangkan anggota BKB tahapan KPS
dan KS I berstatus PUS dan ber KB mencapai 31.390 atau 71,94%.
Pada bulan ini jumlah kelompok kegiatan BKR yang melapor sejumlah
1.451kelompok atau 74,56% dari jumlah kelompok yang ada sejumlah
1.946dengan jumlah pertemuan tercatat sebanyak 1.013 kali. Rasio atau rata-
rata pertemuan dalam sebulannya berlangsung sebanyak 1,8 atau 1-2 kali.
Jumlah keluarga yang mempunyai remaja dan menjadi anggota kelompok
kegiatan BKR adalah 69.949keluarga, sedangkan jumlah keluarga yang aktif
atau hadir dalam pertemuan pada bulan ini sebanyak 53.094 atau 75,90%.
Kesertaan ber-KB dari anggota kelompok ketahanan keluarga menjadi bagian
penting dalam program KKBPK. Anggota kelompok BKR menjadi target
yang sangat tepat untuk mendapatkan peserta KB karena kemungkinan
anggota kelompok BKR masih berstatus PUS sangat besar. Pada bulan Januari
2017anggota kelompok BKR PUS yang ber KB mencapai 39.310atau 74,90%
dari jumlah PUS anggota BKB yang berjumlah52.484.
Sedangkan jumlah PUS anggota kelompok BKR KPS dan KS I pada bulan ini
mencapai 25.675atau 36,71% dari total jumlah keluarga anggota BKR yang
berjumlah69.949. Sedangkan anggota BKR tahapan KPS dan KS I berstatus
PUS dan ber KB mencapai 18.425atau 71,76%. Untuk lebih jelasnya lihat
Lampiran Tabel 9.
Pada bulan ini jumlah kelompok kegiatan BKL yang melapor sejumlah
1.605atau 76,72% dari 2.092 kelompok yang ada, dengan jumlah pertemuan
76,659
66,599
50,069 52,572
41,303
Berdasarkan data dari laporan Pengendalian Lapangan pada statistik rutin pada
bulan Januari 2017, kelompok UPPKS secara provinsi yang melapor sebanyak
1.326Kelompok atau 71,99% dari jumlah kelompok UPPKS yang ada sebanyak
1.842kelompok. Jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok UPPKS
sebanyak 24.653 sedangkan jumlah anggota kelompok UPPKS KPS dan KS I
sebanyak 15.025 atau 60,95%. Jumlah anggota kelompok UPPKS yang berstatus
PUS sebanyak 17.620 atau 71,47% dari jumlah anggota UPPKS yang ada.