Paling-paling kebiasaan makan roti dan minum anggur yang
mereka pertahankan sebagai peringatan akan Dia. Hal kedua yangterkandungdalam Yoh 6 55 ialah pengeman bahwa Yesus ndalnh makanan yang sejati. Terjemahan lebih cermat atas Yoh 6:55 menjadi -'dagingku adalah makanan yang sejati dan darahku ada~ lah minuman aejativ"Terjemahan ini dimungkmkan berkat kesamaan kasus,jenis, dan kojamakan kata antara alelhes (Nommatwe - Femi- nine -Tunggal) = sejati" dengan kata brooeia (Nominative - Feminine - Tunggal) = makanan' dan kata pou': (Nominative - Feminine Tunggal). Menank untuk disimak bahwa sekalipun alelhe: dapat di~ kaitkan dengan sarx tetapi kurang pas jika dikaitkan dengan hnima = 'darah" yang berkasus Nominative -Neuter Tunggal. Selnin itu seba- gai suatu kam mfat maka alelhu lebih tepat dipandang menerangkan kata bends broosi: = makanan dan penis I "minuman'. Dengan demikian terjemahan tersebuc menampilkan makna barn yaitu bahwa daging dan darah Yesus adalah makanan dan minuman sejati. Dengan kata lain ada banyak makanan dan minuman. termesuk manna, tetapi makanan dan minuman yang sesungguhnya (yang sungguh-Sungguh makanan dan sungguh-sungguh minuman, yang menyebabkan orang tidak lapar dan tidak haus lagi Yoh 4:13-14) adalah daging dnn darah Yesus. Supremasi existensi Yesus ini begitu kuat sehingga dalam ay 32 diri Yesus sebagai roli lcjati dikontraskan dengan manna. Menank untuk diperhatikan bahwa rumusan yang dipakai menghubungkan dengan lebxh tegas kam sifat alethee dengan roti (on arton ton alethinon. Kerangka pemikiran ini selain menampilkan realius eksistensi Ye- sus sebagai sakramen lebih jauh menampilkan makna teologis yang menjawab spekulasi-spekulasi pencarian kesejatian dalam spekulasi hikmat Yehudi maupun akar-akar gnosukisme yang berpangkal pada filsafnt Yunani. Yohanee memakai kerangka dan bahasa pikir aliran- nliran yang laku padajnmannya sambil menghubungknn tradisi hikmat Perjanjian Lama dengan totalitas (daging dan darah) realita Yesus. Re- aliLa Yesus mempakan pemenuhan harapan-harapan hikmat Yahudi. Yang mungkin masih menjadi pertanyaan lebih lanjut. bagi jemaat pembaca Yohanes ialah realita itu sendiri pada jaman di mane Yesus tidal: lagi di tengah-tengah mereka. Persoalan ini segern diJawab dalam Yoh 6:63b yang mengisyaratkan realm: keberadaan Yesus yakni perka~ wan-perkataan yang diucapkannya. Dalarn ayat ini perkataan-perka- man dudentikkan dengan roh dan hidup. Padahal dalam Yohanes 14:6 diri 1'.qu diidentikknn dcnean hidup Jadi ada kesatuan wuiud anura