Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari tentang gejala alam. Gejala alam didalam fisika dapat ditinjau secara
teoritis maupun eksperimen. Eksperimen dilakukan untuk membuktikan
kebenaran teori sedangkan teori digunakan untuk memandu jalannya sebuah
eksperimen.
Kurnianto dkk (2011: 6) menyatakan bahwa saat ini pembelajaran Fisika
di SMA masih banyak menggunakan cara konvensional yaitu ceramah. Pemilihan
metode pembelajaran ini menyebabkan proses pembelajaran kurang melibatkan
siswa, karena siswa hanya menerima konsep yang diberikan oleh guru tanpa
pernah membuktikan konsep tersebut.
Menurut Mulyo (1999: 87), saat ini proses pembelajaran Fisika yang
disajikan guru umumnya belum menggunakan media yang tepat. Keadaan ini
tentu tidak akan mampu mengubah anggapan siswa, bahwa Fisika adalah
pelajaran Sains yang sulit, sehingga siswa lebih dahulu merasa tidak mampu
sebelum mempelajarinya. Persepsi seperti ini akan mempengaruhi motivasi siswa
untuk mempelajari Fisika, dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar
siswa.
Dilihat dari fungsi atau peranan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar, Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Media pembelajaran
dapat dikategorikan sebagai faktor eksternal yang ikut mempengaruhi proses
pembelajaran di kelas, baik pada diri pengajar maupun pembelajar. Nilai dan
kegunaan media pembelajaran dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dan
hasil belajar yang dicapai dalam proses pembelajaran. Penggunaan alat-alat bantu
mengajar, peraga pendidikan dan media pembelajaran di sekolah mulai

1
2

menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Yang perlu diperhatikan adalah


semua peralatan dan perlengkapan sekolah tersebut harus disesuaikan dengan
tuntutan kurikulum dan materi, metode dan tingkat kemampuan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Suparno (2007: 51) berpendapat bahwa salah satu
metode pembelajaran yang sesuai adalah metode praktikum. Fungsi dari metode
praktikum merupakan penunjang kegiatan proses belajar mengajar untuk
menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang
dikembangkan.
Gerak jatuh bebas merupakan salah satu gejala alam yang dipelajari di
dalam fisika. Gerak jatuh bebas adalah gerak jatuh benda pada arah vertikal dari
ketinggian tertentu tanpa kecepatan awal (Giancolli, 2001). Galileo menyatakan
bahwa untuk gerak jatuh bebas semua benda akan jatuh dengan percepatan yang
sama jika tidak ada udara dan hambatan lainnya (Young, 2002). Percepatan
konstan untuk gerak jatuh bebas adalah percepatan akibat gravitasi bumi (g).
Berdasarkan teori, peristiwa gerak jatuh bebas dipengaruhi oleh gaya gravitasi
bumi, sehingga nilai percepatan benda pada saat mengalami gerak jatuh bebas
adalah mendekati nilai percepatan gravitasi bumi. Untuk membuktikan teori
tersebut maka perlu dilakukan eksperimen gerak jatuh bebas. Pengukuran
parameter gerak jatuh bebas dalam eksperimen di sekolah – sekolah terutama di
SMA selama ini masih dilakukan secara manual menggunakan stopwatch.
Kekurangan dari pengukuran menggunakan stopwatch ini adalah kepekaan dan
ketelitiannya sehingga data yang dihasilkan seringkali kurang akurat (Hernelis
R,2014:547).
Kemajuan teknologi dalam pengukuran kini berkembang pesat.
Perkembangan tersebut menumbuhkan berbagai teknologi dalam bidang
elektronika. Salah satunya adalah instrumen, yang secara fisis dapat digunakan
untuk menentukan suatu besaran (kuantitas) atau variabel. Dari segi kemampuan,
instrumen harus mengandung ketelitian dan ketepatan. Ketelitian (accuracy)
adalah harga terdekat dengan suatu pembacaan instrument mendekati harga
sebenarnya dari variabel yang diukur. Ketepatan (precision) adalah suatu ukuran
kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang serupa
3

Beberapa set eksperimen gerak jatuh bebas yang telah dikembangkan


masih terbatas pada pencatatan waktu yang diatur secara manual (Dian, 2013).
Hal ini menyebabkan data hasil pengukuran memiliki ketelitian dan ketepatan
yang cukup rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan terhadap set
eksperimen gerak jatuh bebas untuk menghasilkan data dengan ketelitian dan
ketepatan yang baik.
Berdasarkan latar belakang ini, dalam penelitian ini telah dibuat set
eksperimen gerak jatuh bebas yang dapat bekerja secara otomatis dan yang secara
langsung dapat dioperasikan untuk menentukan percepatan gravitasi bumi (g).
Jadi cara yang sebelumnya masih manual menggunakan stopwatch dapat
digantikan dengan sistem otomatis menggunakan instrumen ini. Pengukuran
percepatan gravitasi ini memanfaatkan photodiode. Jadi saat pelaksanaan
praktikum, pratikan tidak perlu menggunakan stopwatch, namun cukup melihat
tampilan waktu pada layar LCD. Oleh karena itu, instrument yang dibuat dapat
mengukur secara otomatis dengan menggunakan Mikrokontroler ATMega 16.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Minimnya pemanfaatkan media pembelajaran di kelas.
2. Pengukuran waktu pada percobaan gerak jatuh bebas sebagai penentu
percepatan gravitasi bumi masih dilakukan secara manual menggunakan
stopwatch .
3. Data hasil pengukuran memiliki ketelitian dan ketepatan yang cukup rendah
pada pengukuran secara manual (Dian:2013).
4. Perlunya alat gerak jatuh bebas sebagai pengukur percepatan gravitasi bumi
secara otomatis untuk menghasilkan data dengan ketelitian dan ketepatan
yang baik.
4

C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas agar permasalahan yang dikaji tidak
terlalu meluas dan terarah, maka pembahasan ini dibatasi pada
1. Pembuatan media pembelajaran Fisika berupa set eksperimen gerak jatuh
bebas untuk siswa kelas X SMA.
2. Percobaan gerak jatuh bebas dimaksudkan untuk menghitung percepatan
gravitasi bumi secara eksperimen dengan menganalisis hubungan antara
ketinggian benda dengan waktu jatuhnya benda.
3. Kelayakan set eksperimen gerak jatuh bebas sebagai media pembelajaran
Fisika pada materi gerak jatuh bebas kelas X SMA.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana rancangan alat percobaan gerak jatuh bebas dengan pencacah
waktu ATMega16?
2. Bagaimana perhitungan percepatan gravitasi bumi dari percobaan gerak jatuh
bebas?
3. Bagaimana kelayakan media pembelajaran Fisika berupa set eksperimen gerak
jatuh bebas untuk siswa kelas X SMA.
E. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam Eksperimen Fisika II ini adalah
1. Mengetahui proses pembuatan alat percobaan gerak jatuh bebas
2. Menghitung percepatan gravitasi bumi menggunakan percobaan gerak jatuh
bebas.
3. Mengetahui kelayakan set eksperimen gerak jatuh bebas sebagai media
pembelajaran Fisika pada materi gerak jatuh bebas kelas X SMA
5

F. Manfaat Penelitian
Melalui Eksperimen Fisika II ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi mengenai pengembangan media pembelajaran
berupa alat percobaangerak jatuh bebas dengan pencacah waktu ATMega
16.
b. Sebagai sumber belajar pendamping yang menarik dan praktis pada materi
Gerak Jatuh Bebas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pengembang, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan
sarana untuk menerapkan pengetahuan di bangku kuliah dalam
mengahadapi masalah yang nyata di dunia pendidikan.
b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai masukan mengenai penyusunan media
pembelajaran interaktif yang lebih menarik, kreatif, dan praktis untuk
belajar mandiri bagi siswa.
c. Bagi siswa, memperoleh media pembelajaran yang lebih menarik, kreatif,
dan praktis.

Anda mungkin juga menyukai