Manajemen Keuangan
1. Laporan Keuangan PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
2. a. Rasio Total Hutang = Arus Kas Operasi / Hutang Total
= 14.127.914.662 / 32.865.162.199
= 0,42
= 42 %
Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi
semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Rasio yang cukup rendah
menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik dalam membayar semua
kewajibannya dari arus kas yang berasal dari aktivitas normal operasi perusahaan
= 10.423.974.301 / 296.129.565.784
= 0,03
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan
seluruh asetnya. Pada perusahaan ini nilainya rendah.
= 10.423.974.301 / 263.264.403.585
= 0,03
= 0,1248370905882414 x 100 %
= 12, 4 %
e. Net Profit Margin ( NPM ) = Laba Bersih / penjualan bersih (revenue) X 100 %
= 0,089 X 100 %
= 8,99 %
Laba bersih menjadi ukuran yang sangat penting bagi investor dikarenakan kaitannya
dengan dividen. Semakin tinggi nilai NPM-nya, semakin baik perusahaannya.
Dalam kasus perusahaan tersebut perbandingan hutang total terhadap asset adalah 11,09
% (masih di bawah 50 %), jadi apabila perusahaan tersebut akan menambah hutang masih
aman selama di bawah rasio 50 %. Namun halnya demikian sebaiknya memaksimalkan
penggunaan asset lebih diutamakan daripada menambah hutang.
a. Efisiensi.
b. Kemampuan sumber daya manusia, kreatifitas dan inovasi
c. Pemeliharaan alat dan sarana kerja.
d. Organisasi Perusahaan.
5. Nilai perusahaan dapat di pengaruhi oleh likuiditas dan depresiasi (penyusutan) aktiva
tetap.
Faktor likuiditas dipengaruhi oleh :
a. Current ratio = current assets / current liabilities
= 174.907.377.454 / 11.533.925.524
= 15,16
Kesimpulan: setiap Rp.1 utang lancer dijamin oleh 15,16 harta lancar atau perbandingannya
antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 15,16 : 1
Rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendeknya kesimpulan perusahaan keadaanya sangat baik karena perusahaan
dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaanan menggunakan aktiva
yang lebih likuid.
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva
lancar. Semakin besar rasionya semakin baik.
Kesimpulan : Dari 3 faktor pada likuiditas tersebut, semuanya ( Current ratio, Quick ratio dan
Cash ratio) berpengaruh baik terhadap nilai perusahaan. Artinya ditinjau dari sisi
likuiditasnya perusahaan tersebut termasuk kategori aman / sehat.
Faktor depresiasi dipengaruhi oleh :
1. Cost (biaya). Biaya yang dimaksud di sini adalah biaya perolehan. Biaya perolehan
menjadi dasar penghitungan seberapa besar depresiasi yang harus dialokasikan per
periode akuntansi.
2. Useful life (masa manfaat). Masa manfaat merupakan estimasi umur produktif
aktiva yang kita harapkan. Masa manfaat dapat dinyatakan dalam tahun, unit
aktivitas, unit output. Masa manfaat merupakan estimasi. Dalam menentukan
estimasi tersebut, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti tujuan
penggunaan aktiva, pemeliharaan dan perbaikan, kerentanan atas kerusakannya.
Pengalaman masa lalu sangat membantu manajemen dalam menentukan masa
manfaat jenis aktiva yang serupa.
3. Residual value (nilai sisa). Nilai sisa merupakan estimasi dari nilai aktiva di akhir
masa manfaatnya. Seperti masa manfaat, nilai sisa juga merupakan estimasi. Dalam
menentukan estimasi ini, manajemen mempertimbangkan bagaimana perusahaan
merencanakan melepaskan aktiva tersebut.