Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KONSENTRASI D AN BERAT MOLEKUL LARUTAN TERHADAP

LAJU OSMOSIS

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Kupang

Floriana Jijiana Jawa Tobin

Abstrak :

Osmosis merupakan proses perpindahan molekul – molekul pelarut (air) dari konsentrasi
pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membrane semipermeabel. Membran
semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di
dalamnya. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju osmosis
lintas membrane semipermiabel dan mengamati pengaruh berat molekul terhadap laju osmosis lintas
membrane semipermiabel. Dari hasil pengamatan disimpulkan bahwa kentang yang direndam dalam
larutan garam dan gula mengalami osmosis dimana kandungan air dalam kentang lebih besar sehingga
air cenderung keluar yang menyebabkan berat kentang berkurang (hipertonis).

PENDAHULUAN

Latar belakang

Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang hirarki biologi.
Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat melakukan aktivitas
kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat transport yang mampu mengatur organisme
lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas senyawa fosfolipid bilayer. Oleh karena itu, sel
mampu melakukan transpor zat. Hal ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan agar mereka dapat
mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari alam (Sulistyowati, 2010).
Fenomena sehari-hari tak lepas dari konsep difusi osmosis. Misalnya merendam kentang pada air
garam dan lain – lain.
Osmosis merupakan proses perpindahan molekul – molekul pelarut (air) dari konsentrasi
pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membrane semipermeabel.
Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat
tertentu yang larut di dalamnya. Contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke
dalam air garam. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat yang lebih encer. Osmosis
memberikan cara yang mudah bagi transport air keluar atau masuk sel. Proses osmosis akan
berhenti ketika kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau disebut isotonic (Sobono,
1992).
Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan osmosis,antara lain :
1. Ukuran zat terlarut, semakin banyak zat terlarut maka kecepatan osmosisnya semakin cepat.
2. Ketebalan membran, semakin tebal suatu membran akan menghambat terjadinya osmosis.
3. Luas permukaan membran, kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran
untuk resapan lebih besar.
Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran
permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan
tekanan turgor. Tekanan osmotic merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Jika sel
ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel mengkerut. Pristiwa
ini disebut plasmolisis.
Pada tumbuhan protoplasma sel mempunyai plasma dan pada hewan berupa selaput sel
yang mampu mengatur sel secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel
atau sebaliknya. Terdapat dua proses fisiokimia yang penting, yaitu difusi dan osmosis, dengan
adanya proses osmosis suatu selaput dinyatakan permeabel, semipermiabel, atau impermiabel.
Sistem transportasi pada tumbuhan melibatkan proses difusi, osmosis, dan transpor aktif
(Sobono, 1992).
Transportasi molekul yang menuruni gradien konsentrasi disebut dengan transportasi pasif,
sedangkan transportasi molekul yang melawan gradien konsentrasi disebut transportasi aktif.
Molekul-molekul yang berukuran besar dalam proses transportasinya melibatkan pelekukan
membran sel sehingga membentuk suatu vesikula. Transportasi aktif meliputi proses pompa
ATP, eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor pasif meliputi proses difusi, osmosis, dan
difusi terbantu.
Transpor pada membran tergantung pada ukuran molekul dan konsep zat yang melewati
membran sel tersebut molekul-molekul yang berukuran kecil dapat melalui membran sel dengan
dua cara, yaitu:
1. Dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, atau
2. Menuruni gradien konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Larutan yang merupakan campuran homogen, komposisinya dapat berbeda. Misalnya dua
buah larutan garam yang pelarutnya sama- sama satu liter, sedangkan jumlah garam terlarut
berbeda. Dari dua larutan tersebut orang lain tidak bisa mengetahui secara langsung berapa
garam yang tekandung di dalamnya. Sebagai informasi mengenai jumlah realtif solut dan sovent
dalam larutan digunakan istilah konsentrasi larutan. Konsentrasi Larutan adalah Jumlah zat
terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut.

Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum ini, antara lain :

a. Mengamati pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju osmosis lntas membrane


semipermiabel.
b. Mengamati pengaruh berat molekul terhadap laju osmosis lintas membrane semipermiabel.

BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan glukosa dengan konsentrasi
masing – masing 0 M, 1 M, dan 5 M. larutan garam (NaCl) dengan konsentrasi masing – masing
0 M, 1 M, dan 5 M, 5 umbi (kentang, ketela rambat dan bengkoang), dan air destilasi.
Peralatan utama yang digunakan terdiri dari 3 buah gelas piala berukuran 100 ml atau 3
buah pipet tetes, pencatat waktu, 5 buah cawan petri, mistar, dan spidol penanda.

CARA KERJA

1. Dikupas umbi kemudian dilubangi dengan kedalaman 3 cm.


2. Ditimbang pada neraca Ohaus
3. Diukur aquades sebanyak 400 ml.
4. Dimasukan air suling kedalam umbi yang sudah dilubangi
5. Dimasukan umbi kedalam larutan NaCl dengan konsentrasi 5 M selama 30 menit
6. Dicatat waktu awal dan terakhir perendaman
7. Diambil gambar.
HASIL PENGAMATAN

Larutan Konsentrasi Volume Waktu Rata – rata laju


osmosis
Awal Akhir Awal Akhir
NaCl 5M 400 ml 400 ml 15 : 41 16 : 11 25,80
1M 150 ml 160 ml 15 : 42 16 : 12 10
C6H12O6 5M 400 ml 400 ml 15 : 41 16 : 11 25, 80
1M 300 ml 355 ml 15 : 41 16 : 11 21,13

DISKUSI DAN KESIMPULAN

Diskusi

Pada praktikum kali ini, kami melakukan pengamatan terhadap kentang yang dimasukkan
ke dalam larutan glukosa dan larutan garam. Kami mengamati terhadap pertambahan atau
pengurangan berat yang akan terjadi pada kentang setelah dimasukkan ke dalam larutan gula dan
larutan garam. Saya akan membahas hasil dari tiap-tiap praktikum yang telah dilakukan.

a. Kentang (larutan glukosa)

Kentang yang dimasukan ke dalam larutan glukosa (C6H12O6) 1 M, 5 M, setelah kami


bandingkan dengan berat awal ternyata mengalami penurunan berat. Hal ini dikarenakan kentang
memiliki konsentrasi yang lebih rendah dari konsentrasi larutan glukosa sehingga air dalam
kentang bergerak ke larutan gula yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi. Hal tersebut
mengakibatkan air dalam kentang mengalami pengurangan sehingga beratnya menjadi berkurang
dari berat semula. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa konsentrasi larutan pada
kentang lebih kecil 5 M dan lebih besar 1 M. Sedangkan pada kentang yang dimasukkan ke
dalam aquades, tidak mengalami perubahan berat karena memiliki konsentrasi yang sama.

b. Kentang (larutan garam)


Pada kentang yang dimasukkan ke dalam aquades, tidak mengalami perubahan berat
karena memiliki konsentrasi yang sama (isotonik). Kentang yang dimasukan ke dalam larutan
garam (NaCl) 1 M, 5 M, mengalami penurunan berat. Hal ini dikarenakan kentang memiliki
konsentrasi yang lebih rendah dari konsentrasi larutan garam sehingga air dalam kentang
bergerak ke larutan garam yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi. Hal tersebut
mengakibatkan kentang mengalami pengurangan air sehingga beratnya menjadi berkurang dari
berat semula. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa konsentrasi larutan pada kentang
lebih kecil 5 M dan lebih besar 1 M.
Hasil pengamatan diatas disimpulkan bahwa kentang yang direndam dalam larutan garam
dan gula mengalami osmosis dimana kandungan air dalam kentang lebih besar sehingga air
cenderung keluar yang menyebabkan berat kentang berkurang (hipertonis).
Dari keseluruhan praktikum ini, kesalahan yang kemungkinan terjadi antar lain:

1. Kurangnya waktu perendaman


2. Kesalahan dalam pengukur berat / timbangan tidak valid
3. Kurang baiknya kualitas dari bahan
4. Adanya larutan yang masih menempel pada bahan/larutan kurang terserap
5. Kesalahan lain yang datang dari praktikan sendiri.

Kesimpulan

Beberapa hal dapat disimpulkan dari hasil diskusi diatas, antara lain :
1. Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi
pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membrane semipermeabel.
Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat
tertentu yang larut di dalamnya.
2. Hasil pengamatan diatas disimpulkan bahwa kentang yang direndam dalam larutan garam
dan gula mengalami osmosis dimana kandungan air dalam kentang lebih besar sehingga air
cenderung keluar yang menyebabkan berat kentang berkurang (hipertonis).

DAFTAR PUSTAKA
Anshory. 1984. Biologi umum. Bandung: Genesa Exact.
Djiwoseputro. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
http://izafaqih.blogspot.com/2010/12/laporan-praktikum-difusi-osmosis.html ; diakses minggu
11 juni 2017
Kimball. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga
Salisbury, frank. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 1. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai