KOMPRESOR
KOMPRESOR
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kompresor ?
2. Apa saja macam-macam kompresor ?
3. Bagaimana merawat kompresor ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kompresor.
2. Mengetahui berbagai macam-macam kompresor.
3. Mengetahu bagaimana cara melakukan perawatan kompresor.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Penggerak Kompresor
Penggerak kompresor berfungsi untuk memutar kompresor, sehingga
kompresor dapat bekerja secara optiomal. Penggerak kompresor yang sering
digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar seperti gambar 12.
Kompresor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua phase atau motor
bensin. sedangkan kompresor berdaya besar memerlukan motor listrik 3 phase
atau mesin diesel. Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya digunakan
bilamana lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik atau cenderung non
stasioner. Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik kebanyakan digerakkan
oleh motor listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung
stasionar (tidak berpindah-pindah).
C. Komponen Kompresor
1.Kerangka (frame)
Fungsi utama adalah untuk mendukung seluruh beban dan berfungsi juga
sebagai tempat kedudukan bantalan, poros engkol, silinder dan tempat
penampungan minyak pelumas.
2.Poros engkol (crank shaft)
Berfungsi mengubah gerak berputar (rotasi) menjadi gerak lurus bolak
balik (translasi).
9. Torak (piston)
Sebagai elemen yang menghandel gas/udara pada proses pemasukan
(suction), kompresi (compression) dan pengeluaran (discharge).
D. Kompresor Torak
Merupakan salah satu positive displacement compressor dengan prinsip
kerja memampatkan dan mengeluarkan udara / gas secara intermitten
(berselang) dari dalam silinder. Pemampatan udara / gas dilakukan didalam
silinder. Elemen mekanik yang digunakan untuk memampatkan udara / gas
dinamakan piston / torak. Tekanan udara / gas yang keluar merupakan tekanan
discharge yang dihasilkan oleh kompresor reciprocating.
Torak memulai langkah kompresi pada titik (1), torak bergerak kekiri dan
gas dimampatkan sehingga tekanannya naik ketitik (2). Pada titik ini tekanan di
dalam silinder mencapai harga tekanan Pd yang lebih tinggi dari pada tekanan
di dalam pipa keluar, sehingga katup keluar pada kepala silinder akan terbuka.
Jika torak bergerak terus kekiri, gas akan didorong keluar silinder pada tekanan
tetap sebesar Pd. Dititik (3) torak mencapai titik mati atas, yaitu titik akhir
gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran.
Pada waktu torak mencapai titik mati atas ini, antara sisi atas torak dan
kepala silinder masih ada volume sisa yang besarnya = Vc. Volume ini idealnya
harus sama dengan nol agar gas dapat didorong seluruhnya keluar silinder tanpa
sisa. Namun dalam praktiknya harus ada jarak (clearance) di atas torak agar
tidak membentur kepala silinder. Selain itu juga harus ada lubang-lubang laluan
pada katup-katup. Karena adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri
langkah kompresinya, di atas torak masih ada sejumlah gas dengan volume
sebesar Vc dan tekanan sebesar Pd. Jika kemudian torak memulai langkah
isapnya (bergerak kekanan), katup isap tidak dapat terbuka sebelum sisa gas di
atas torak berekspansi sampai tekanannya turun dari Pd menjadi Ps. Katup isap
baru mulai terbuka dititik (4) ketika tekanannya sudah mencapai tekanan isap
Ps. Disini pemasukan gas baru mulai terjadi dan proses pengisapan ini
berlangsung sampai titik mati bawah (1). Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa
volume gas yang diisap tidak sebesar volume langkah torak sebesar Vs
melainkan lebih kecil, yaitu hanya sebesar volume isap antara titik mati bawah
(1) dan titik (4).
b. Kompresi Adiabatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi
akan berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk kedalam gas.
Proses semacam ini disebut adiabatik. Dalam praktiknya proses ini tidak pernah
terjadi secara sempurna karena isolasi terhadap silinder tidak pernah dapat
sempurna pula. Namun proses adiabatik reversible sering dipakai dalam
pengkajian teoritis proses kompresi. Hubungan antara tekanan dan volume
dalam proses adiabatic dapat dinyatakan dalam persamaan:
Jika rumus ini dibandingkan dengan rumus kompresi isotermal dapat
dilihat bahwa untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatic akan
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari pada proses isotermal. Karena
tekanan yang dihasilkan oleh kompresi adiabatik lebih tinggi dari pada
kompresi isotermal untuk pengecilan volume yang sama, maka kerja yang
diperlukan pada kompresi adiabatik juga lebih besar.
c. Kompresi Politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isotermal, karena ada kenaikan temperatur, namun juga bukan proses adiabatik
karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang
sesungguhnya, ada di antara keduanya dan disebut kompresi politropik.
Hubungan antara P dan v pada proses politropik dapat dinyatakan dengan
persamaan:
Pada kondisi dimana tidak dilakukan pendinginan pada ruang kompresi
(kompresor sentrifugal pada umumnya), maka harga n > k. Bila ada
pendinginan pada ruang kompresi (pada kompresor torak), maka harga n
terletak antara 1< n < k.
Perhitungan dapat dilakukan baik dengan pendekatan kondisi adiabatik
reversible maupun kondisi politropik.
Dimana ;
a. Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetrik adalah perbandingan antara kapasitas yang masuk ke
dalam silinder dengan kapasitas perpindahan torak. Efisiensi volumetrik
dipengaruhi oleh:
- Clearance silinder.
- Perbandingan tekanan.
- Faktor kompresibilitas.
Untuk kondisi sesungguhnya dimana terjadi losses pada katup masuk dan keluar
sebesar 3 %, maka efisiensi volumetrik dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
2. Daya Gas Kompresor (GHP)
Daya kompresor adalah daya poros yang digunakan untuk memampatkan
gas dalam silinder, yang dirumuskan : Daya = Kerja tiap satuan waktu.
Disini daya gas kompresor dihitung dengan proses politropik, yaitu
pemampatan gas yang berlangsung pada keadaan dimana seluruh parameter
berubah. (mendekati kondisi actual). Daya kompresor reciprocating satu tingkat
(Single Stage) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
a. Gas Horse Power (GHP) :