“Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan setiap
penganutnya, Keyakinan itulah yang menjadi indentitas kita agar agama mampu membangun nilai-nilai keimanan yang luhur dan bermartabat. Nilai-nilai keimanan yang luhur dan bermartabat itulah pada akhirnya mengantar sikap untuk hidup penuh berdampingan antar sesamanya dengan didasari semangat kebebasan beragama, hal inilah tentunya meliputi kebebasan berpikir, berhati nurani, beragama, yang temasuk kebebasan menghayati keyakinan yang dianutnya. Dengan demikian, mewujudkan kerukunan dan membangun sikap damai senantiasa menjadi impian bagi setiap penganutnya masing-masing.” Semua agama pasti mengajarkan hal yang baik. Untuk itu kita harus menjaga agar hubungan antar sesama manusia dapat berlangsung dengan baik. Oleh Karena itu harus adanya toleransi. Manfaat toleransi beragama adalah antara lain menghindari terjadinya perpecahan dan memperkokoh silaturahmi. Seperti halnya di dalam lingkungan sekolah kita yang majemuk di mana kemajemukannya meliputi beberapa hal seperti kemajemukan agama, ras, dan etnik. Sebagai sebuah keluarga dalam lingkup sekolah, seharusnya kita (pendidik dan siswa) sudah terbiasa dan bisa menghargai satu sama lain dalam hal apapun termasuk dalam hal agama karena setiap orang berhak memeluk agama yang diyakininya. Kita juga harus menyadari bahwa kemajemukan bukanlah hal yang negatif. Justru hal ini memotivasi kita untuk saling terbuka, menghargai, mengakui, berdialog, dan memahami satu sama lain. Lakukan hal-hal kecil yang selama ini kita anggap remeh tapi bisa sangat bernilai bagi orang lain. Hal-hal kecil tersebut misalnya menyapa atau memberikan ucapan selamat hari raya keagamaan dan segala bentuk interaksi lainnya. Dalam pandangan Katolik persatuan sebagaimana dikehendaki Yesus adalah bersatunya semua orang di muka bumi ini demi keadilan, kedamaian, dan sukacita dalam hidup umat manusia. Maka persekutuan ini melampaui segala sekat suku, ras dan agama. Karena itu sebagai orang katolik kita harus bisa juga bersekutu dengan orang dari agama lain. Yesus tidak pernah mewartakan agama. Yesus tidak pernah katakan “saya ini agama katolik, agama islam, agama Kristen lain, agama hindu, agama budha”. Yesus mewartakan tentang Allah yang adil, damai, penuh kasih. Semua agama mengajarkan dan memperjuangkan nilai-nilai ini. Maka semua orang dari agama apapun yang memperjuangkan nilai-nilai tersebut menjadi saudara kita. Sebagai pendidik, saya merasa bangga bahwa kita masih tetap bisa menjaga kerunkunan satu dengan yang lain dan masih saling menghargai kemajemukan yang ada di sekolah. Hemat saya, dengan banyaknya perbedaam, masyarakat sekolah kita akan lebih menyadari bahwa perbedaan tersebut merupakan sebuah kekayaan yang perlu kita bagikan ke orang lain. Jangan pernah merasa bahwa perbedaan adalah jurang pemisah.