Anda di halaman 1dari 4

PENUGASAN ATESTASI

Salah satu kategori jasa assurance yang disediakan oleh akuntan publik adalah jasa atestsi.
Akuntan publik semakin banyak diminta untuk melaksanakan beragam jasa atestasi seperti
audit, untuk berbagai tujuan yang berbeda. Dalam penugasan atestasi (attestion
engagement), akuntan publik melaporkan reliabilitas informasi atau asersi yang dibuat oleh
pihak lain. Contohnya adalah ketika sebuah bank meminta akuntan publik untuk melaporkan
secara tertulis apakah klien audit telah menaati semua persyaratan dalam kesepakatan
pinjaman.

Standar Atestasi

AICPA telah mengeluarkan 11 standar atestasi yang dinyatakan dalam istilah yang cukup
umum untuk memungkinkan akuntan publik menerapkannya ke dalam setiap penugasan
atestasi, termasuk jenis penugasan baru yang mungkin muncul.

Perbedaan paling nyata antara standar atestasi dan 10 GAAS PCAOB ada dalam standar
atestasi umum 2 dan 3. Standar 2 mengharuskan akuntan publik memiliki pengetahuan yang
memadai mengenai persoalan di mana terdapat atestasi. Standar 3 mengharuskan akuntan
publik mampu mengevaluasi persoalan berkenaan dengan kriteria yang sesuai dan tersedia
bagi pemakai.

Untuk menyediakan pedoman tambahan dalam melakukan penugasan atestasi, Auditing


Standards Board dari AICPA menerbitkan Statements on Standards for Attestion
Engagements (SSAE), yang biasanya disebut standar atestasi. Auditing Standards Board
berusaha membedakan antara persoalan yang harus diatasi oleh standar auditing dan yang
harus diatasi oleh standar atestasi, walaupun keduanya merupakan praktik atestasi.

Tabel 25-1 Standar Atestasi yang Diterima Umum


Standar umum
1. Penugasan atestasi harus dilaksanakan oleh seorang praktisi yang memiliki pelatihan
teknis dan kemahiran yang memadai.
2. Penugasan harus dilakukan oleh seorang praktisi yang memiliki pengetahuan
mencukupi mengenai persoalan.
3. Praktisi harus melakukan penugasan hanya jika dia memiliki alasan untuk merasa
yakin bahwa persoalan dapat dievaluasi berdasarkan kriteria yang sesuai dan tersedia
bagi pemilik.
4. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap
mental harus dijaga oleh praktisi.
5. Ketelitian profesional harus dilaksanakan dalam prencanaan dan pelaksanaan
penugasan serta persiapan audit dan pembuatan laporan.
Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan oleh praktisi dengan memadai dan asisten, jika ada,
harus disupervisis dengan benar.
2. Bukti yang mencukupi harus diperoleh praktisi untuk meyediakan dasar yang masuk
akal bagi kesimpulan yang dieskpresikan dalam laporan.
Standar Pelaporan
1. Praktisi harus mengidentifikasi persoalan atau asersi yang dilaporkan dan menyatakan
karakter penugasan dalam laporan.
2. Praktisi harus menyatakan kesimpulan praktisi mengenai persoalan atau asersi dalam
hubungan dengan kriteria mengevaluasi persoalan tersebut dalam laporan.
3. Praktisi harus menyatakan seluruh pernaytaan signifikan praktisi mengenai
penugasan, persoalan, dan jika memungkinkan, asersi yang berhubungan dengan
laporan.
4. Praktisi harus menyatakan dalam laporan bahwa pemakai laporan dibatasi pada pihak-
pihak tertentu dala msituasi tertentu berikut ini :
 Jika kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi persoalan ditentukan oleh
praktisi agar hanya berlaku bagi sejumlah pihak terbatas yang berpatisipasi
dalam penetapannya atau yang dapat dianggap memiliki pemahaman yang
memadai tentang kriteria tersebut.
 Jika kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi p[ersoalan hanya tersedia
bagi pihak tertentu.
 Jika pelaporan persoalan dan asersi tertulis tidak disediakan oleh pihak yang
bertanggung jawab.
 Jika laporan tentang penugasan atestasi menerapkan prosedur yang disetujui
pada persoalannya.

Jenis Penugasan Atestasi


Auditing Standards Board memutuskan untuk tidak berusaha mendefinisikan potensi batasan
dari penugasan atestasi kecuali dalam istilah konseptual karena jasa yang baru mungkin akan
muncul. Sebagai contoh, Price Waterhouse Coopers telah mengatestasi perhitungan suara
untuk kontes Miss America selama beberapa dekade, tetapi atestasi ketaatan dengan hukum
perlindungan lingkungan baru dimulai dalam beberapa tahun belakangan ini.

AICPA telah mengembangkan standar atestasi khusus untuk menangani jenis penugasan
khusus. Sebagai contoh, terdapat standar yang berkaitan dengan penugasan untuk
mengkompliasi atau memeriksa laporan keuangan prospektif atau melaporkan pengendalian
internal pada organisasi jasa.

Tingkat Jasa

Standar atestasi mendefinisikan tiga tingkat penugasan dan bentuk kesimpulan yang
berhubungan :

1. Pemeriksaan
2. Review
3. Prosedur yang disetujui

Selain itu, penugasan kompilasi didefinisikan untuk laporan keuangan prospektif.


Pemeriksaan (examination) akan menghasilkan kesimpulan yang positif, yang
diekspresikan oleh akuntan publik dalam bentuk pendapat. Dalam jenis laporan ini, akuntan
publik membuat pernyataan langsung mengenai apakah penyajian asersi, dilihat secara
keseluruhan, sesuai dengan kriteria yang berlaku.

Dalam suatu review, akuntan publik menyediakan tingkat assurance sedang yang
diekspresikan oleh akuntan publik dalam bentuk kesimpulan assurance negatif. Untuk
laporan assurance negatif, laporan akuntan publik menyatakan bahwa ada informasi yang
diperoleh oleh akuntan publik yang mengindikasikan bahwa asersitidak disajikan dalam
semua hal yang material sesuai dengan kriteria yang berlaku. Laporan review juga tidak
terbatas distribusinya.

Dalam penugasan prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures engagement),


semua prosedur yang akan dilakukan akuntan publik disepakati oleh akuntan publik, pihak
yang bertanggung jawab membuat asersi, dan pemakai laporan akuntan publik. Tingkat
assurance yang dimasukkan yang dimasukkan dalam laporan semacam itu bervariasi menurut
prosedur spesik yang disepakati dan dilaksanakan. Karena itu, laporan semacam itu dibatasi
distribusinya hanya kepada pihak yang terlibat, yang mengetahui prosedur yang akan
dilaksanakan oleh akuntan publik dan tingkat assurance yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai