Anda di halaman 1dari 7

2.5 PENYUSUNAN PETA POTENSI AIR TANAH SKALA 1 : 100.

000

1. PENDAHULUAN
Hasil akhir dari evaluasi potensi air tanah yang berlandaskan cekungan air tanah
dituangkan dalam bentuk laporan tertulis yang berisi uraian pembahasan tentang geometri
dan konfigurasi sistem akuifer berikut parameter-parameternya, kuantitas dan kualitas air
tanah, daerah imbuhan dan daerah lepasan, serta tingkat potensinya. Untuk memperjelas
uraian pembahasan informasi hasil evaluasi tersebut perlu dilengkapi dengan Peta
Potensi Cekungan Air Tanah Skala 1 : 100.000 atau lebih besar yang di dalamnya
memuat informasi tentang wilayah potensi, konfigurasi dan parameter sistem akuifer
dan parameter sumur.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, sebagai perangkat pendukung bagi daerah dalam
melaksanakan inventarisasi air tanah untuk perencanaan konservasi dan pendayagunaan
air tanah terutama bagi keperluan air minum, diperlukan pedoman penyusunan peta
potensi cekungan air tanah skala 1 : 100.000.

2. TATA CARA PENYUSUNAN PETA POTENSI AIR TANAH


Penyajian warna dan simbol dalam penyusunan peta potensi cekungan air tanah mengacu
pada Standar Legenda Peta Hidrogeologi Indonesia(SNI 13-4729-1998). Peta ini dapat
disajikan dalam format analog atau digital.

2.1 Penyiapan Peta Topografi / Peta Rupa Bumi


Peta dasar yang digunakan untuk penyusunan peta potensi air tanah skala 1 : 100.000
adalah peta rupa bumi yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal, dengan beberapa
penyederhanaan yang dilakukan melalui penggambaran kembali peta dasar tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Peta dasar harus mencantumkan seluruh informasi geografi, seperti jalan, sungai,
danau, saluran air, batas wilayah administrasi, agar setiap titik minatan hidrogeologi
dapat dengan mudah ditemukan lokasinya. Pemutakhiran peta dasar perlu dilakukan
bagi daerah yang telah berkembang pesat, misal dengan menambahkan jalan baru dan
informasi lainnya ke dalam peta dasar.
b. Informasi topografi atau geografi harus tidak menonjol, penggambaran harus
dilakukan dengan ukuran tebal garis dan besarnya huruf yang tercantum dalam peta
dasar diatur agar kecil namun dapat terbaca dengan baik, serta dengan warna hitam
60 %.
c. Garis sama tinggi (kontur) yang disederhanakan, sesuai dengan morfologi daerah
tersebut (ketinggian 100 m, 250 m, 500 m, 750 m, 1.000 m, 1.250, dan seterusnya)
dicetak dalam warna abu-abu dengan tebal garis 1,0 mm.
d. Cantumkan titik-titik ketinggian muka tanah.
e. Jaringan drainase, termasuk di dalamnya kanal dan saluran irigasi utama, sungai,
danau, bendungan, dan lain-lain berikut namanya dicetak dengan warna biru.

31
f. Grid UTM (Universal Transverse Mercator) digambarkan dengan warna hitam dan
tebal garis 1,0 mm.

2.2 Teknik Penyajian Peta


a. Wilayah Potensi Air Tanah
Potensi Air tanah mempresentasi aspek kuantitas dan kualitas air tanah.
Penentuan wilayah potensi air bawah tanah dilakukan dengan cara
menumpangtindihkan (overlay) antara tingkat potensi pada sistem akuifer tidak
tertekan dan sistem akuifer tertekan berdasarkan atas kriteria kuantitas dan kualitas air
tanah
b. Tata Warna
Warna dasar yang digunakan untuk mewarnai satuan peta adalah kuning, magenta,
sian, serta warna gabungannya, di mana setiap warna dinyatakan dengan sandi 0, 1, 3, 5,
dan 7, yakni sandi tentang derajat intensitas warna. (0 = 0%, 1 = 10%, 3 = 30%, 5 =
50%, dan 7 = 70%).
Peta potensi cekungan air tanah skala 1 : 100.000 memuat warna yang digunakan untuk
membedakan satuan peta dan lambang khusus. Warna yang tercantum dalam peta
merupakan tingkat potensi air tanah tertekan, yakni potensi air tanah tertekan
tinggi disajikan dengan warna biru, sedang dengan warna hijau, rendah warna
kuning, dan jingga untuk kategori nihil. Intensitas warna pada setiap ragam warna
peta tersebut merupakan penjelasan atas kandungan air tanah tidak tertekan (Tabel 1).
Apabila dalam suatu cekungan air tanah terdapat satuan batuan yang tergolong nir akuifer
(non akuifer), maka tidak diberikan warna.
Tabel 1. Tata Warna Wilyah Potensi Air Tanah
Potensi Sistem Akuifer Tertekan
Tinggi Sedang Rendah Nihil Non Akuifer
Tinggi 007
Sedang 005
Potensi Sistem Akuifer Tak Tertekan

Rendah 003
Nihil 001
Non akuifer 707
Tinggi 507
Sedang 505
Rendah 503
Nihil 501
Non Akuifer 705
Tinggi 700
Sedang 500
Rendah 300
Nihil 100

32
Non Akuifer 703
Tinggi 510
Sedang 530
Rendah 550
Nihil 570
Non Akuifer 701
Tinggi 010
Sedang 030
Rendah 050
Nihil 070
Non Akuifer -
Keterangan ;
 Warna dasar ( dengan tinta) : kuning, merah, magenta, biru
 Derajat intensitas warna : 0 = 0 %, 1 = 10 %, 3 = 30 %, 5 = 50 %, 7 = 70 %
 Makna dari sandi/kode warna = 507 adalah warna yang terdiri dari gabungan
warna kuning 50 %, merah 0 % dan warna biru 70 %.
c. Penampang Potensi Air Tanah
Penampang potensi air tanah memberikan gambaran sebaran vertikal satuan potensi air
tanah sesuai dengan arah penampang yang tertera pada peta, dinyatakan dengan warna,
dilengkapi dengan simbol / tanda sebagai berikut :
1) Sesuai warna yang terpotong oleh irisan, skala vertikal diupayakan berukuran 2 kali
skala horizontal, bila dipandang perlu dapat dilakukan penyimpangan dengan skala
vertikal berukuran2,5 kali skala horizontal.
2) Pada bagian tepi penampang dicantumkan huruf yang menghubungkan garis
penampang seperti tertera pada peta potensi cekungan air tanah.
3) Warna tingkat potensi air tanah sesuai ketentuan dalam tata warna, di mana
perubahan warna antar wilayah potensi air tanah digambarkan vertikal, kecuali pada
batas cekungan air tanah yang ditentukan oleh kondisi geologinya.
4) Apabila garis penampang (irisan) melewati titik minatan hidrogeologi, misal mataair
dan sumurbor, maka titik minatan hidrogeologi tersebut perlu dicantumkan dalam
penampang hidrogeologi yang dilengkapi penjelasan nama mata air dan nomor
register, serta pemilik sumur.
5) Apabila garis penampang yang melewati sungai besar dan atau kota tertentu yang
dianggap penting, maka dalam penampang perlu dikemukakan dengan garis dan
penjelasan namanya.
d. Keterangan Peta
Dalam keterangan peta, pada setiap wilayah potensi air tanah dengan warna sesuai tingkat
potensinya dicantumkan penjelasan karakteristik sistem akuifer tidak tertekan dan sistem
akuifer tertekan sebagai berikut :

33
 Kedalaman sistem akuifer
Kedalaman sistem akuifer tidak tertekan dan sistem akuifer tertekan diukur pada
bagian bawah akuifer dengan satuan m dari muka tanah setempat.
 Muka air tanah
Kedudukan muka air tanah bebas (muka air preatik) dan muka air tanah tertekan
(muka pisometrik) dinyatakan dalam m dari muka tanah setempat.
 Keterusan (T)
Keterusan akuifer tidak tertekan dan akuifer tertekan dinyatakan dalam m2/hari.
 Kapasitas jenis (Qs)
Kapasitas jenis dinyatakan dalam l/detik/m
 Debit optimum (Qopt)
Debit optimum dinyatakan dalam liter/detik.
 Jarak antar minimum sumur
Jarak antar sumur produksi yang harus dipenuhi agar setiap sumur yang menyadap
sistem akuifer tidak tertekan atau sistem akuifer tertekan dapat menghasilkan debit
optimum, dinyatakan dalam m.
 Kualitas air tanah
Kualitas air tanah untuk keperluan air minum dinyatakan baik atau jelek
berdasarkan standar kualitas air minum menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 907/Menkes/SK/VII/2002
e. Lambang Khusus
Lambang khusus dapat berupa jenis atau titik yang menunjukkan keterangan tentang
hidrogeologi, hidrologi, geologi dan lainnya di atas peta disesuaikan dengan tata cara
yang tercantum dalam Standar Legenda Umum Peta Hidrogelogi Indonesia (SNI 13-
4729-1998).
Batas cekungan air tanah, dicetak dengan garis penuh, tebal garis 0,5
mm, dicetak dengan warna hitam
Batas daerah imbuhan dan lepasan air tanah ; dicetak dengan garis putus,
tebal garis 0,5 mm, dicetak dengan warna hitam.
Mata air.
Garis sama tinggi muka pisometrik, dalam m di atas muka laut; garis
penuh atau preatik garis putus-putus, garis sama tinggi muka pisometrik
30
30 (garis penuh) atau preatik (garis putus-putus) dalam m, di atas muka laut,
tebal garis 0,2 mm, dicetak dengan warna ungu.
Arah aliran air tanah; dicetak dengan warna biru, tebal garis 0,3 mm.
Sungai, dicetak dengan wana biru
Danau, dicetak dengan warna biru

34
 Rawa, dicetak dengan warna biru

Sumur bor terpilih, dicetak dengan warna merah
Sumur gali terpilih dicetak dengan warna merah
Jalan raya, dicetak dengan warna abu-abu
+++++++ Jalan keretaapi, dicetak dengan warnaabu-abu
30 Garis sama tinggi tempat, dalam m di atas muka laut, dicetak dengan
30
warna coklat

Contoh tata letak peta potensi cekungan air tanah skala 1 : 100.000 disajikan pada
lampiran 1.

35
Lampiran 1
1
1. Instansi penerbit
2. Judul Peta (tuliskan nama
2
cekungan air tanah)
3 3. Arah utara dan skala peta
4. Uraian potensi air tanah
9 5. Penjelasan lambang
khusus
8
6. Penampang potensi air
tanah
7. Indeks lokasi peta
8. Nama penyusun
7 4
9. Tahun
penerbitan/pencetak
10. Sumber peta

6
5

10

CONTOH TATA LETAK PETA POTENSI CEKUNGAN AIR TANAH SKALA 1 : 100.000

40
41

Anda mungkin juga menyukai