Anda di halaman 1dari 2

MITOS DAN FAKTA SEPUTAR “TIDUR”

Selama ini banyak mitos beredar seputar tidur, mulai dari olahraga dan menonton TV bisa
mempermudah tidur, penggunaan obat tidur untuk membantu insomnia, kualitas dan waktu
tidur, bahkan hingga tidur dianggap tidak penting. Kini semakin banyak penelitian yang
dilakukan untuk membuktikan secara ilmiah bahwa tidur berkualitas memiliki dampak
kesehatan terhadap manusia. Tetapi, masih banyak orang yang belum mengetahui manfaat
tidur yang sebenarnya. Malah banyak mitos yang mengelilingi masalah tidur ini. Untuk
semakin meyakinkan kita betapa tidur berkualitas memiliki manfaat yang besar bagi
kesehatan, berikut ini beberapa mitos tidur yang masih dipercaya banyak orang, padahal
semua itu belum tentu benar.
1. Menonton TV Sebelum Tidur Dapat Mempercepat Tidur
Mungkin sebagaian besar dari kita tentu pernah mengalami kesulitan ketika ingin
tidur, entah karena beban pekerjaan yang belum selesai, tugas yang masih banyak
harus dikerjakan. Bagi sebagian orang mungkin akan melakukan beberapa kegiatan
yang dianggapnya dapat mempercepat proses tidur. Untuk kita yang berprofesi
sebagai karyawan, tenaga kesehatan, mahasiswa pasti pernah menganggap
menonton TV dapat membuat kita lebih cepat untuk memulai tidur. Apakah itu
sepenuhnya benar? Orang-orang sering menonton TV sebelum tidur sebagai cara
untuk menyembuhkan insomnia atau kesulitan untuk tidur. Justru, sebaliknya, sorotan
cahaya yang dikeluarkan oleh TV mengurangi jumlah produksi hormon melatonin
dalam tubuh (LifeStyle OkZone, 2016). Hormon melatonin adalah zat yang dihasilkan
oleh kelenjar di dalam otak yang pembentukannya dipicu oleh gelap dan berfungsi
mengatur bioritme atau irama tubuh dalam hal pengaturan tidur. Pada malam hari,
seiring menurunnya aktivitas tubuh, ritme gelombang otak pun mengalami
penurunan. Namun apabila kita tidur sambil mendengarkan musik, televisi dalam
keadaan hidup atau lampu ruangan sedang menyala terang, maka gelombang suara
atau cahaya yang dipancarkan oleh peralatan tersebut tetap diterima oleh indera
pendengaran dan penglihatan kita. Sehingga sama saja kita tidak tertidur karena otak
akan terus bekerja mengolah informasi yang masuk tersebut.

2. Pria dan Wanita Memiliki Masalah yang Sama Terkait Kesulitan Tidur (Insomnia)
Setiap orang tentu pernah mengalami gangguan tidur (insomnia) baik itu pria maupun
wanita. Ada yang mengatakan bahwa pria dan wanita memiliki masalah yang sama
dalam terkena insomnia, apakah itu benar? Ternyata faktanya wanita lebih sering
menderita insomnia dibandingkan pria. Fakta tersebut didukung oleh survei yang
dilakukan oleh National Sleep Foundation pada tahun 2015 yang menyatakan bahwa
57% wanita dan 51% pria mengalami gejala insomnia setidaknya beberapa malam
dalam satu minggu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Pennsylvania
pada tahun 2013, wanita membutuhkan waktu tidur lebih banyak dibandingkan
dengan pria. Namun, adanya perubahan biologis akibat siklus menstruasi, kehamilan,
ataupun menopause yang dialami oleh wanita ternyata dapat mengganggu waktu
dan kualitas tidur yang dimiliki; sehingga akhirnya, pola tidur yang tidak sehat
tersebut menjadi kebiasaan (HelloSehat, 2015). Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan oleh wanita yang mengalami insomnia pada malam hari seperti mengatur
suhu ruangan di tempat tidur agar tetap sejuk dan nyaman, minum satu gelas air
sebelum tidur, ganti pakaian dengan baju tidur, kondisi ini akan membuat tubuh
semakin rileks, dan perlahan-lahan menstimulus otak untuk rileks juga, sehingga
tertidur.

3. Mendengkur Merupakan Hal yang Wajar Saat Tidur.


Nyatanya itu hanyalah sebuah mitos. Faktanya mendengkur ini adalah suatu indikasi
terjadinya gangguan nafas saat tidur. Orang yang mendengkur menandakan bahwa
terjadi abnormalitas nafas saat tidur yang terjadi karena tersumbatnya udara yang
masuk dan menggetarkan langit-langit mulut dan jaringan lunak di sekitarnya. Hal ini
didukung dengan lidah yang dalam keadaan relaksasi saat tidur dan juga otot-otot di
saluran nfas bagian atas. Secara umum di dunia medis mendengkur ini dikenal
dengan istilah OSA (Obstructive Sleep Apnea) yakni tersumbatnya jalan nafas baik
sebagian maupun total yang menyebabkan mendengkur (Budi, 2010). Mendengkur
dibagi menjadi dua, yakni intermiten dan persisten. Intermiten adalah mendengkur
yang tidak dialami setiap malam, hal ini bisa disebabkan karena obesitas, merokok,
dan komsumsi alcohol. Sedangkan mendengkur persisten adalah mendengkur yang
terjadi setiap hari dan dibarengi dengan keluhan sakit kepala pada pagi hari,
kelelahan, kurang konsentrasi, obesitas, dan hipertensi. Jadi bagi yang sering
mendengkur jangan abaikan gejala ini dan akan lebih baik jika dikonsultasikan ke
dokter.

4. Tertidur dengan Mata yang Tidak Tertutup Sempurna adalah Tanda Kecerdasan
Tentu saja pernyataan ini hanyalah sebuah Mitos! Tak sempurnanya penutupan
kelopak mata saat tertidur sama sekali tak ada hubungannya dengan kecerdasan.
Fenomena ini dalam dunia medis disebut Noctunal Lagophtalmous (Ilyas, Yulianti,
2012). Sebab terjadinya Noctunal Lagophtalmous bisa dikarenakan paparan mata
yang terlalu berlebihan, faktor bawaan, dan ada beberapa kasus yang belum jelas
penyebabnya. Noctunal Lagophtalmous yang terjadi pada seseorang disaat tidur
biasanya disebut Noctunal Lagophtalmous parsial, kerap terjadi pada pasien histeria
(gangguan mental karena kecemasan), kelelahan, dan anak yang sehat. Noctunal
Lagophtalmous ini jika dibiarkan akan menyebabkan infeksi kornea dan konjungtiva
dikarenakan kekeringan akibat terbukanya sebagian bola mata saat tertidur (Tsai,
dkk, 2009). Biasanya jika sudah terjadi iritasi pengobatannya dengan menggunakan
prinsip mempertahankan mata agar tetap basah dengan air mata buatan atau lensa
kontak, namun jika infeksi berlanjut segera hubunghi dokter ya! (sandra & fatima)

SUMBER :
Antariksa, Budi. 2010 Patogenesis,Diagnostik, dan Skrining OSA (Obstructve Sleep Apnea).
Jakarta-FKUI
Ilyas HS, Yulianti SR. 2012. Ilmu Penyakit Mata Edisi 4. Jakarta: FKUI.
Tsai SH, Yeh S, Chen LJ, Wu CH, Liao SL. 2009. Nocturnal Lagophtalmous. International
Journal of Gerontology.
Kania, Dewi. 2016. Awas Ini Dampak Menonton Televisi Sebelum Tidur.
http://lifestyle.okezone.com/read/2016/09/01/481/1478838/awas-ini-dampak-nonton-
televisi-sebelum-tidur. (Diakses pada Selasa, 7 Februari 2017 pukul 18:22 WITA)
Sulistia, Novi. 2015. Kenapa Wanita Lebih Sering Insomnia dibandingkan Laki-laki?.
https://hellosehat.com/kenapa-wanita-lebih-sering-insomnia-dibanding-laki-laki/. (Diakses
pada Selasa, 7 Februari 2017 pukul 18:22 WITA)

Anda mungkin juga menyukai