Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL PENELITIAN

Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas


Kota Manado

Utilization of Integrated Services Postal Elderly in Puskesmas Teling Atas


Manado

Viena Vicktoria Mengko 1) G. D. Kandou 2) R. G. A. Massie 1)


1)
Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado
2)
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak Abstract

Dampak dari peningkatan jumlah lansia antara The impact of the increase in the number of
lain masalah penyakit degeneratif akan sering elderly among other issues degenerative disease
menyertai para lanjut usia yang bersifat kronis dan will often accompany the elderly are chronic and
multipatologis, dalam penanganannya memerlukan multipatologis, handling and takes a long time and
waktu cukup lama dan biaya besar. Menghadapi great expense. Facing such conditions need to
kondisi demikian perlu pengkajian masalah- study the problems of the elderly are more
masalah lanjut usia yang lebih mendasar dan sesuai fundamental and according to the need, naturally
dengan kebutuhan, secara alami bertambahnya usia age will lead to degenerative changes to the
akan menyebabkan terjadinya perubahan manifestation of several diseases such as
degeneratif dengan manifestasi beberapa penyakit hypertension, heart defects, diabetes mellitus,
seperti hipertensi, kelainan jantung, penyakit cancer of the uterus / prostate, osteoporosis and so
diabetes melitus, kanker rahim/prostat, on other. Although aging is not a disease, but along
osteoporosis dan lain-lain. Meskipun lanjut usia with aging, the incidence of chronic disease and
bukan suatu penyakit, namun bersamaan dengan incapacity will increase. As for addressing the
proses penuaan, insiden penyakit kronik dan health problems of the elderly, need development
ketidakmampuan akan semakin meningkat. Adapun efforts through a group of elderly health centers
untuk mengatasi masalah kesehatan lansia tersebut, that include activities promotive, preventive and
perlu upaya pembinaan kelompok lanjut usia rehabilitative. The objectives to be achieved from
melalui puskesmas yang mencakup kegiatan this study was to determine the factors associated
promotif, preventif dan rehabilitative. Tujuan yang with the utilization of Posyandu elderly Teling
akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk Over Manado. This type of research is to survey
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan corss sectional analytic approach. The research
dengan pemanfaatan posyandu lansia Teling Atas was conducted in December 2014 until March
Kota Manado. Jenis penelitian ini ialah survey 2015 in PHC Teling Upper Manado. The results
analitik dengan pendekatan corss sectional. showed that there is a relationship between family
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember support, elderly knowledge, attitude the elderly and
2014 hingga Maret 2015 di Puskesmas Teling Atas role of cadre with utilization of Posyandu Teling
Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada Over Manado.
hubungan antara dukungan keluarga, pengetahuan
lansia, sikap lansia dan peran kader dengan
pemanfaatan posyandu lansia Teling Atas Kota Keyword: Family Support, Elderly Knowledge,
Manado. Attitude The Elderly, Role Of Cadre,
Utilization.

Kata kunci: Dukunga Keluarga, Pengetahuan,


Sikap, Peran Kader, Pemanfaatan

479
JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015

Pendahuluan dan diperkirakan akan meningkat


mencapai usia 73,7 tahun di tahun 2025,
Secara global United Nations (PBB)
peningkatan tersebut juga diikuti dengan
telah memprediksikan pertambahan usia
peningkatan jumlah penduduk indonesia
lanjut hingga 2,6 %. Pertambahan jumlah
yang akan mencapai 273, 65 juta jiwa
ini melebihi pertambahan populasi
(Anonim, 2005).
keseluruhan yaitu (1,2%). Jumlah usia
lanjut tersebut meningkat menjadi 700 Juta Besarnya populasi lanjut usia serta
di tahun 2009 dan diproyeksikan di tahun pertumbuhan yang sangat cepat juga
2050 mencapai 2 milyar, 3 kali lebih tinggi menimbulkan berbagai permasalahan,
dibandingkan yang terjadi di tahun 2009. sehingga lanjut usia perlu mendapatkan
Pertumbuhan ini terjadi lebih cepat di perhatian yang serius dari semua sektor
negara sedang berkembang dibandingkan untuk upaya peningkatan kesejahteraan
dengan negara maju. Di China sejak tahun lanjut usia. Adapun untuk mengatasi
1999 komite Aging melaporkan bahwa masalah kesehatan lansia tersebut, perlu
penduduk usia lanjut diprediksikan upaya pembinaan kelompok lanjut usia
mencapai 400 juta atau sekitar 30 % dari melalui puskesmas yang mencakup
total jumlah penduduk (Song et.all, 2013). kegiatan promotif, preventif dan
rehabilitatif. Peraturan Pemerintah
Badan kesehatan dunia (WHO)
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004
menyatakan penduduk lansia di Indonesia
pasal 8 disebutkan bahwa pemerintah,
pada tahun 2020 mendatang akan
masyarakat dan keluarga bertanggung
mencapai angka 11,34 % atau tercatat 28,8
jawab atas terwujudnya upaya peningkatan
juta orang. Menurut WHO dalam Health in
kesejahteraan sosial lanjut usia (lansia).
South East-Asia, proporsi penduduk tua
Pemerintah mencanangkan pelayanan
dalam populasi mengalami perkembangan
kesehatan yang penyelenggaraannya
yang sangat cepat terlebih pada negara di
melalui program Puskesmas dengan
kawasan Asia Tenggara. Indonesia sebagai
melibatkan peran serta para lansia,
salah satu negara yang berada di kawasan
keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi
Asia Tenggara, memiliki riwayat
sosial yang disebut dengan Posyandu
peningkatan jumlah lansia yang signifikan
Lansia
seiring dengan peningkatan kualitas
kesehatan yang berdampak pada Sulawesi Utara mempunyai jumlah
peningkatan angka harapan hidup yakni penduduk lansia sebanyak 213.326 jiwa
sebesar 14 juta jiwa lansia sejak tahun dan 31.021 jiwa untuk Kota Manado
1971 hingga tahun 2009 (Anonim, 2010). (Anonim, 2014). Kecamatan Teling Atas
merupakan salah satu kecamatan di Kota
Jumlah penduduk lansia dapat dillihat
Manado yang menunjang program
berdasarkan hasil prediksi Badan Pustat
pemerintah dalam peningkatan kesehatan.
Statistik Nasional dimana persentase
Hal ini dapat dilihat dari jumlah posyandu
penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77
sebanyak 18 dan 2 posbindu (posyandu
% dari total penduduk pada tahun 2010
lansia) yang berada di wilayah Kecamatan
dan menjadi 11,34 % pada tahun 2020.
Teling Atas.
Jumlah lanjut usia di Indonesia meningkat
pada dua dekade terakhir ini. Secara Dalam posyandu lansia faktor-faktor
signifikan pada tahun 2007, jumlah yang berhubungan dengan pemanfaatan
penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta posyandu lansia antara lain umur, status
jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 tinggal bersama suami/istri dan anak,
pada tahun 2009. perkawinan, pendidikan, pekerjaan, jarak
ke posyandu, pendapatan, pengetahuan,
Usia harapan hidup di Indonesia pada
sikap, dukungan sosial, peran petugas
tahun 2009 terpantau pada angka 71 tahun

480
Mengko, Kandou dan Massie, Pemanfaatan Posyandu Lansia

kesehatan dan ketersediaan fasilitas Penyuluhan kesehatan dan


(Anonim, 2010). penyampaian adanya program posyandu
lansia di wilayah Teling Atas dirasakan
Program pelayanan posyandu lansia di
penting sebab berpengaruh pada tingkat
Puskesmas Teling Atas telah dilaksanakan
pengetahuan pasien lansia yang rata-rata
sejak tahun 2006. Puskesmas Teling Atas
masih kurang tentang manfaat posyandu
Manado melaksanakan program posyandu
lansia, yang pada akhirnya berpengaruh
lansia dengan angka pengunjung lansia
pada sikap yang menentukan akan hadir
yang cukup tinggi yaitu sebanyak 720
tidaknya lansia pada posyandu lansia.
pasien pada tahun 2014. Namun dalam
pelaksanaannya terdapat beberapa kendala Kurang aktifnya kader dalam
diantaranya; pengetahuan lansia yang penyuluhan serta belum adanya sinergitas
masih kurang, faktor jarak rumah dengan dengan pemerintah dalam hal ini kepala
lokasi posyandu, kurangnya peran kader lingkungan dan juga tokoh agama/
dan dukungan keluarga. masyarakat untuk informasi program
posyandu lansia ini membuat banyak
Pengetahuan lansia di wilayah Teling
lansia di wilayah Teling Atas tidak bisa
Atas yang masih kurang terdeteksi saat
memanfaatkan program ini dengan baik.
beberapa kali penulis melakukan
Lokasi pelaksaanan posyandu lansia
wawancara langsung dengan lansia yang
dilaksanakan di dua lokasi yaitu di Gereja
berkunjung ke Puskesmas Teling Atas.
GMIM Betel Teling Atas dan Gereja
Beberapa lansia bahkan tidak tahu akan
GMIM Betania Tingkulu. Informasi
adanya program posyandu lansia di
tentang pelaksanaan posyandu lansia
wilayah mereka. Oleh karena itu mereka
setiap bulannya selalu disampaikan
sering ke Puskesmas walau hanya ingin
melalui ibadah raya hari minggu di gedung
memeriksakan tekanan darah, atau
gereja setiap ibadah subuh, pagi dan
pemeriksaan rutin lainnya seperti gula
ibadah malam. Hal ini berdampak baik
darah, kolesterol dan asam urat. Padahal
untuk keluarga yang mempunyai anggota
pemeriksaan ini dapat pula diperoleh di
keluarga lansia atau lansia itu sendiri
posyandu lansia. Selanjutnya beberapa
dimana penyampaian berulang ini
lansia mengatakan apabila ada posyandu
dianggap sebagai „pengingat‟ untuk lansia
lansia di dekat rumah tentunya lansia tidak
dan keluarga bahwa akan dilaksanakan
harus ke Puskesmas lagi untuk
pemeriksaan kesehatan. Informasi ini
mendapatkan pelayanan kesehatan.
dianggap penting karena lansia bahkan
Ketidaktahuan lansia ini mungkin jemaat merasa program ini adalah
disebabkan penyuluhan sosial yang jarang pemeriksaan kesehatan yang penting dan
sekali dilakukan oleh kader. Penyuluhan harus diikuti oleh anggota jemaat
hanya dilakukan sekedar saja jika petugas khususnya lansia. Namun dalam
kesehatan datang ke posyandu lansia dan pelaksanaannya penyampaian yang
memberikan informasi kepada kader. dilakukan lewat tempat ibadah (gereja) ini
Kegiatan-kegiatan di posyandu lansia membuat lansia yang beragama nonkristen
Teling Atas hanya tergambar pada proses enggan untuk mengikuti program
5 meja selebihnya tidak ada kegiatan yang posyandu lansia ini.
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
Berdasarkan latar belakang masalah
lansia seperti penyuluhan kesehatan yang
yang didapatkan di atas maka penulis ingin
bertujuan meningkatkan pengetahuan
melakukan analisis lebih lanjut terhadap
lansia terhadap manfaat posyandu lansia
faktor pengetahuan, sikap lansia, peran
dan senam lansia yang hingga saat ini
kader dan dukungan keluarga yang
tidak pernah dilakukan lagi.
berhubungan dengan pemanfaatan
posyandu lansia di Puskesmas Teling Atas.

481
JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan


ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dengan variabel penelitian yang harus
yang berhubungan dengan pemanfaatan dijawab responden, dan alat tulis menulis.
posyandu lansia Teling Atas Kota Untuk mengetahui hubungan dari tiap
Manado. variabel independen (pengetahuan, sikap,
peran kader posyandu, dukungan keluarga)
dengan variable dependen (pemanfaatan
posyandu lansia) maka digunakan Chi
square dengan tingkat kemaknaan α=0,05.
Metode
Untuk menghubungkan beberapa variabel
independen (pengetahuan, sikap, peran
Jenis penelitian ini ialah survey analitik kader posyandu, dukungan keluarga) dan
dengan pendekatan corss sectional. dan variable dependen (pemanfaatan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan posyandu lansia) pada waktu bersamaan
Desember 2014 hingga Maret 2015 di menggunakan uji regresi logistik.
Puskesmas Teling Atas Manado. Populasi
pada penelitian adalah para lansia yang
mendapatkan pelayanan program
posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Teling Atas dimana
pengunjung lansia di Puskesmas Teling Hasil dan Pembahasan
Atas selama tahun 2013 sebanyak 720
lansia. Sampel yang digunakan sebanyak 1. Hubungan Antara Pengetahuan
81 lansia. Variabel bebas ialah Dengan Pemanfaatan Posyandu
pengetahuan lansia, sikap lansia, peran
kader posyandu, dukungan keluarga Hubungan antara Pengetahuan dengan
sedangkan variabel terikat ialah Pemanfaatan Posyandu dapat dilihat pada
pemanfaatan posyandu lansia. Instrumen tabel 1.
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dalam bentuk kuesioner yang berisi

Tabel 1. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Pemanfaatan Posyandu

Pengetahuan Pemanfaatan Posyandu Nilai p OR


Kurang Baik Baik Total
n % N % n %
Kurang Baik 18 22,2 17 21,0 35 43,2 5,899
Baik 7 8,7 39 48,1 46 56,8 0,001 (2,28-16,73)
Total 25 30,9 56 69,1 81 100,0

Berdasarkan tabulasi silang yang (22,2%) dan kunjungan baik sebanyak 17


dilakukan antara pengetahuan dengan orang (21,0%); sedangkan jumlah
pemanfaatan posyandu, diperoleh data responden yang memiliki pengetahuan
bahwa jumlah responden yang memiliki yang baik sebanyak 46 orang (56,8%)
pengetahuan yang kurang baik sebanyak dengan rincian yang kunjungan baik
35 orang (43,2%) dengan rincian yang sebanyak 39 orang (48,1%) dan yang ada
kunjungan kurang baik sebanyak 18 orang kunjungan kurang baik sebanyak 7 orang

482
Mengko, Kandou dan Massie, Pemanfaatan Posyandu Lansia

(8,6%). Dilihat dari nilai signifikansi Dengan menghadiri kegiatan


sebesar 0,001 dengan demikian posyandu, lansia akan mendapatkan
probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari penyuluhan tentang bagaimana cara hidup
0,05 (0,001<0,05), maka ada hubungan sehat dengan segala keterbatasan atau
antara pengetahuan dengan pemanfaatan masalah kesehatan yang melekat pada
Posyandu. Dilihat dari OR (Odds Ratio) mereka. Dengan pengalaman ini,
menunjukkan bahwa pengetahuan yang pengetahuan lansia menjadi meningkat,
baik kemungkinan membuat responden yang menjadi dasar pembentukan sikap
baik dalam memanfaatkan posyandu dan dapat mendorong minat atau motivasi
sebanyak 5,9 kali lebih besar dibandingkan mereka untuk selalu mengikuti kegiatan
pengetahuan yang kurang baik. posyandu lansia (Sulistyorini, 2010).
Pengetahuan lansia yang kurang Tingkat pengetahuan seseorang banyak
tentang posyandu lansia mengakibatkan mempengaruhi perilaku individu, dimana
kurangnya pemahaman lansia dalam semakin tinggi tingkat pengetahuan
pemanfaatan posyandu lansia. seseorang lansia tentang manfaat posyandu
Keterbatasan pengetahuan ini akan maka semakin tinggi pula tingkat
mengakibatkan dampak yang kurang baik kesadaran lansia untuk berkunjung ke
dalam pemeliharaan kesehatannya. posyandu, semakin positif pendapat lansia
tentang posyandu lansia maka semakin
Pengetahuan lansia di wilayah Teling
besar tingkat kesadaran dan partisipasi
Atas akan manfaat posyandu lansia ini
lansia untuk berkunjung ke posyandu
diperoleh dari pengalaman pribadi
lansia.
kehidupan sehari-hari serta ditunjang oleh
program-program di Gereja, dimana para
lansia dikelompokkan dalam suatu 2. Hubungan Antara Sikap Dengan
kelompok ibadah khusus lansia yang Pemanfaatan Posyandu
dilaksanakan sebulan sekali. Di dalam
ibadah inilah para lansia saling bertukar Hubungan antara Sikap dengan
pendapat tentang masalah kesehatan Pemanfaatan Posyandu dapat dilihat pada
mereka dan bahkan saling mengingatkan tabel 2.
untuk hadir dan memeriksakan diri dalam
pelaksanaan posyandu lansia.

Tabel 2. Hubungan Antara Sikap Dengan Pemanfaatan Posyandu

Sikap Pemanfaatan Posyandu Nilai p OR


Kurang Baik Baik Total
n % N % n %
Kurang Baik 15 18,5 11 13,6 26 32,1 6,136
Baik 10 12,4 45 55,5 55 67,9 0,001 ((2,17-17,30)
Total 25 30,9 56 69,1 81 100,0

Berdasarkan tabulasi silang yang kurang baik sebanyak 15 orang (18,5%)


dilakukan antara sikap dengan dan kunjungan baik sebanyak 11 orang
pemanfaatan posyandu, diperoleh data (13,6%); sedangkan jumlah responden
bahwa jumlah responden yang memiliki yang memiliki sikap yang baik sebanyak
sikap yang kurang baik sebanyak 26 orang 55 orang (67,9%) dengan rincian yang
(32,1%) dengan rincian yang kunjungan kunjungan baik sebanyak 45 orang (55,%)

483
JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015

dan yang kunjungan kurang baik sebanyak posyandu. Dengan sikap yang baik
10 orang (12,4%). Dilihat dari nilai tersebut, lansia cenderung untuk selalu
signifikansi sebesar 0,001 dengan hadir atau mengikuti kegiatan yang
demikian probabilitas (signifikansi) lebih diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat
kecil dari 0,05 (0,001<0,05), maka ada dipahami karena sikap seseorang adalah
hubungan antara sikap dengan suatu cermin kesiapan untuk bereaksi
pemanfaatan Posyandu. Dilihat dari OR terhadap suatu obyek. Kesiapan
(Odds Ratio) menunjukkan bahwa sikap merupakan kecenderungan potensial untuk
yang baik kemungkinan membuat bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila
responden baik dalam memanfaatkan individu dihadapkan pada stimulus yang
posyandu sebanyak 6,1 kali lebih besar menghendaki adanya suatu respons.
dibandingkan sikap yang kurang baik.
Sikap lansia ialah bentuk respon lansia
terhadap pemanfaatan posyandu lansia 3. Hubungan Antara Dukungan Keluarga
yang meliputi beberapa tahapan yaitu, Dengan Pemanfaatan Posyandu
menerima, merespon, menghargai dan
bertanggungjawab. Penilaian pribadi atau Hubungan antara dukungan keluarga
sikap yang baik terhadap petugas dengan Pemanfaatan Posyandu dapat
merupakan dasar atas kesiapan atau dilihat pada tabel 3.
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan

Tabel 3. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Posyandu

Dukungan Pemanfaatan Posyandu Nilai p OR


Keluarga Kurang Baik Baik Total
n % N % N %
Tidak Ada 16 19,8 11 13,6 26 32,1 7,273
Ada 9 11,1 45 55,5 55 67,9 0,000 (2,54-20,77)
Total 25 30,9 56 69,1 81 100,0

Berdasarkan tabulasi silang yang dari OR (Odds Ratio) menunjukkan bahwa


dilakukan antara dukungan keluarga ada dukungan dari keluarga kemungkinan
dengan pemanfaatan posyandu, diperoleh membuat responden baik dalam
data bahwa jumlah responden yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 7,3
ada dukungan keluarga sebanyak 26 orang kali lebih besar dibandingkan tidak ada
(32,1%) dengan rincian yang kunjungan dukungan keluarga.
kurang baik sebanyak 16 orang (19,8%) Posyandu Lansia di wilayah Teling
dan kunjungan baik sebanyak 11 orang Atas dilaksanakan setiap bulannya di
(13,6%); sedangkan jumlah responden gedung Gereja dan disampaikan dan
yang memiliki ada dukungan keluarga diingatkan kegiatannya melalui ibadah-
sebanyak 55 orang (67,9%) dengan rincian ibadah di Gereja. Oleh karena itu
yang kunjungan baik sebanyak 45 orang informasi adalanya kegiatan ini bisa
(55,%) dan yang kunjungan kurang baik diketahui oleh seluruh jemaat terlebih yang
sebanyak 9 orang (11,1%). Dilihat dari mempunyai anggota keluarga lansia.
nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan Disinilah peran keluarga sangat terlihat,
demikian probabilitas (signifikansi) lebih dimana bisa mengingatkan lansia untuk
kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka ada
mengikuti kegiatan Posyandu Lansia di
hubungan antara dukungan keluarga gedung Gereja. Banyak jemaat yang
dengan pemanfaatan Posyandu. Dilihat beranggapan kegiatan ini adalah

484
Mengko, Kandou dan Massie, Pemanfaatan Posyandu Lansia

pemeriksaan kesehatan gratis yang tingkat kepatuhan lansia dalam mengikuti


diselenggarakan oleh Gereja, jemaat kegiatan di posyandu lansia. Sebaliknya
menilai bahwa Gereja sangat peduli semakin rendah dukungan keluarga, maka
dengan keberadaan lansia di jemaat. semakin rendah pula keaktifan responden
Dengan begitu jemaat yang mempunyai dalam mengikuti posyandu lansia.
anggota keluarga lansia merasa terpanggil Syahrina (2005) melakukan penelitian
untuk memotivasi anggota keluarga lansia dengan judul ”Hubungan dukungan
mereka. keluarga dengan tingkat depresi pada
Hasil penelitian ini ternyata lanjut usia di Perumahan Asrama TNI-AD
mendukung hasil penelitian beberapa Keutapang Dua Banda Aceh”. Penelitian
peneliti terdahulu. Kresnawati dan ini menyimpulkan bahwa ada hubungan
Kartinah (2012) meneliti hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat
dukungan keluarga dengan keaktifan depresi pada lanjut usia. Penelitan lain
lansia dalam mengikuti kegiatan di dilakukan oleh Subari (2008), meneliti
Posyandu Lansia Desa Gonilan Kecamatan “Hubungan Antara Dukungan Keluarga
Kartasura. Hasil penelitian menunjukkan Dengan Keaktifan Penderita Diabetes
bahwa pada tingkat dukungan keluarga Mellitus Dalam Mengikuti Senam
yang kurang terdapat 15 responden Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Dr. Oen
(18,8%) memiliki keaktifan yang tidak Solo Baru“. Penelitian ini menyimpulkan
aktif dan 4 responden (5,0%) memiliki bahwa ada hubungan antara dukungan
keaktifan yang aktif. Pada tingkat keluarga dengan keaktifan penderita
dukungan keluarga yang cukup terdapat 8 Diabetes Mellitus dalam mengikuti senam
responden (10,0%) memiliki keaktifaan di Klub Diabetes Mellitus Rumah Sakit
yang tidak aktif dan 25 responden (31,2%) Dr. Oen Solo Baru.
memiliki keaktifan yang aktif. Pada
dukungan keluarga yang baik terdapat 8
responden (10,0%) memiliki keaktifan 4. Hubungan antara Peran Kader dengan
yang tidak aktif dan 20 responden (25,0%) Pemanfaatan Posyandu
memiliki keaktifan yang aktif.
Berdasarkan distribusi tingkat kepatuhan Hubungan antara Peran Kader dengan
lansia ditinjau dari dukungan keluarga, Pemanfaatan Posyandu dapat dilihat pada
nampak bahwa semakin baik tingkat tabel 4.
dukungan keluarga, maka semakin baik

Tabel 4. Hubungan Antara Peran Kader Dengan Pemanfaatan Posyandu

Peran Kader Pemanfaatan Posyandu Nilai p OR


Kurang Baik Baik Total
n % N % n %
Tidak Ada 11 13,6 6 7,4 17 21,0
Ada 14 17,3 50 61,7 64 79,0 0,002 6,548
Total 25 30,9 56 69,1 81 100,0 (2,05-20,84)

485
JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015

Berdasarkan tabulasi silang yang motivasi sedang, sedangkan berdasarkan


dilakukan antara peran kader dengan peran sertanya dalam pelaksanaan kegiatan
pemanfaatan posyandu, diperoleh data posyandu pada umumnya kader aktif
bahwa jumlah responden yang tidak ada dengan tingkat motivasi tinggi. Berarti
peran kader sebanyak 17 orang (21,0%) semakin tinggi tingkat motivasi seorang
dengan rincian yang kunjungan kurang kader semakin aktif pula dalam
baik sebanyak 11 orang (13,6%) dan pelaksanaan kegiatan posyandu.
kunjungan baik sebanyak 6 orang (7,4%); Hasil penelitian Dodo (2008),
sedangkan jumlah responden yang ada menemukan bahwa terdapat hubungan
peran kader sebanyak 64 orang (79,0%) yang bermakna antara pengetahuan dengan
dengan rincian yang kunjungan baik tingkat keaktifan kader posyandu di
sebanyak 50 orang (61,7%) dan yang wilayah kerja Puskesmas Sikumana.
kunjungan kurang baik sebanyak 14 orang Tingginya tingkat pengetahuan kader
(17,3%). Dilihat dari nilai signifikansi menjadikan kinerja kader baik dan
sebesar 0,002 dengan demikian berdampak terhadap pelaksanaan program
probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari posyandu tersebut. Semakin baik atau
0,05 (0,002<0,05), maka ada hubungan semakin tinggi pengetahuan kader,
antara peran kader dengan pemanfaatan semakin tinggi atau semakin baik pula
Posyandu. Dilihat dari OR (Odds Ratio) tingkat keaktifannya dalam proses
menunjukkan bahwa ada peran dari kader pelaksanaan kegiatan posyandu.
kesehatan kemungkinan membuat
responden baik dalam memanfaatkan Hasil penelitian di wilayah Teling Atas
posyandu sebanyak 6,5 kali lebih besar ini sejalan juga dengan Isaura (2011) yang
dibandingkan tidak ada memiliki peran meneliti faktor-faktor yang berhubungan
kader kesehatan. dengan kinerja kader posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Tarusan Kecamatan Koto
Di wilayah Teling Atas terdapat dua XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.
tempat pelaksanaan Posyandu Lansia, Hasil penelitian didapatkan 88,6% umur
yaitu di Gereja GMIM Betel Teling dan responden dalam kategori muda dan
GMIM Betania Tingkulu. Masing-masing dewasa, 68,6% tingkat pengetahuan
pos memiliki kader posyandu berjumlah 5 responden tinggi, 75,7% motivasi kerja
hingga 6 orang. Dalam tugasnya para responden baik, 85,7% sikap responden
kader selalu mengingatkan akan adanya baik, 85,7% pembinaan terhadap
Posyandu Lansia lewat berbagai macam responden kurang, dan 61,4% kinerja
cara salah satunya dengan responden kurang baik. Berdasarkan
mengkoordinasikan kegiatan ini lewat analisis bivariat diketahui ada hubungan
pengurus Gereja setempat dan melakukan yang bermakna antara tingkat pengetahuan
pengumuman/ penyampaian lewat ibadah- dengan kinerja kader posyandu.
ibadah khususnya ibadah lansia. Cara ini
dirasakan efektif selain ajakan atau Hasil penelitian di posyandu lansia
penyampaian dari mulut ke mulut. Namun wialayah kerja Puskemas Teling Atas ini
disadari masih kurangnya penyuluhan sejalan juga dengan hasil penelitian
yang dilaksanakan oleh kader tetapi sikap Pujiyono (2009) yang membuktikan
ramah dan sabar dari kader saat pelayanan bahwa ada hubungan peranan petugas
membuat para lansia nyaman dan ingin kesehatan dengan pemanfaatan posyandu
datang memeriksakan kembali. lansia.
Penelitian Almira. 2005, mendapatkan
hasil tingkat motivasi kader sangat
mempengaruhi prestasi kerja, sebagian 5. Variabel yang Dominan Berpengaruh
besar (72,24%) mempunyai tingkat terhadap Pemanfaatan Posyandu

486
Mengko, Kandou dan Massie, Pemanfaatan Posyandu Lansia

Berdasarkan uji bivariat keempat


Analisis multivariat dilakukan dengan variabel bebas (pengetahuan, sikap,
menggunakan uji regresi logistik. Tahap dukungan keluarga dan peran kader)
sebelum dilakukan uji regresi logistik memiliki nilai p ≤ 0,05 sehingga keempat
adalah menentukan variabel bebas yang variabel tersebut dimasukkan dalam
mempunyai p ≤ 0,05 dalam uji hubungan analisis selanjutnya. Hasil uji seperti
dengan variabel terikat (uji Chi Square) terlihat pada tabel 5.
pada uji bivariat tersebut di atas.

Tabel 5. Hasil analisis regresi logistik

Sig. OR 95% CI
Dukungan Keluarga 0,001 7,031 1,9 – 18,7
Sikap 0,003 5,911 2,2 – 22,1

Hasil analisis menunjukkan nilai p < Hasil penelitian ini ternyata


0,05 dimana dukungan keluarga mendukung hasil penelitian beberapa
berpengaruh signifikan terhadap peneliti terdahulu. Kresnawati dan
pemanfaatan posyandu. Berdasarkan nilai Kartinah (2012) meneliti hubungan
statistik Wald ataupun Exp.(B), maka dukungan keluarga dengan keaktifan lansia
dukungan keluarga merupakan variabel dalam mengikuti kegiatan di Posyandu
yang paling dominan mempengaruhi Lansia Desa Gonilan Kecamatan
pemanfaatan posyandu. Hal ini berarti Kartasura. Hasil penelitian menunjukkan
keluarga responden telah memberikan bahwa pada tingkat dukungan keluarga
dukungan bagi lansia untuk aktif di yang kurang terdapat 15 responden
kegiatan Posyandu Lansia, keluarga juga (18,8%) memiliki keaktifan yang tidak
selalu memperhatikan kebutuhan lansia, aktif dan 4 responden (5,0%) memiliki
mau medengar keluhan lansia dan keaktifan yang aktif. Pada tingkat
memberikan bantuan untuk aktifitas lansia dukungan keluarga yang cukup terdapat 8
sehari-hari. responden (10,0%) memiliki keaktifaan
yang tidak aktif dan 25 responden (31,2%)
Posyandu Lansia di Puskesmas Teling
memiliki keaktifan yang aktif. Pada
Atas dilakukan setiap bulan bekerjasama
dukungan keluarga yang baik terdapat 8
dengan gereja setempat. Pengumuman
responden (10,0%) memiliki keaktifan
serta ajakan bahwa akan diadakan
yang tidak aktif dan 20 responden (25,0%)
posyandu lansia beserta pemeriksaan-
memiliki keaktifan yang aktif. Berdasarkan
pemeriksaan yang akan dilakukan di saat
distribusi tingkat kepatuhan lansia ditinjau
selesai ibadah minggu baik subuh, pagi
dari dukungan keluarga, nampak bahwa
dan sore dan atau pada saat hari posyandu
semakin baik tingkat dukungan keluarga,
diumumkan lewat pengeras suara gereja
maka semakin baik tingkat kepatuhan
dirasakan sangat bermanfaat. Informasi ini
lansia dalam mengikuti kegiatan di
diketahui oleh banyak orang termasuk oleh
posyandu lansia. Sebaliknya semakin
keluarga-keluarga yang mempunyai
rendah dukungan keluarga, maka semakin
anggota keluarga lansia. Secara tidak
rendah pula keaktifan responden dalam
langsung ajakan dan informasi melalui
mengikuti posyandu lansia.
gereja ini berpengaruh besar terhadap
pengetahuan dan dukungan keluarga Syahrina (2005) melakukan penelitian
terhadap lansia dalam pemanfaatan dengan judul ”Hubungan dukungan
posyandu lansia. keluarga dengan tingkat depresi pada
lanjut usia di Perumahan Asrama TNI-AD

487
JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015

Keutapang Dua Banda Aceh”. Penelitian


ini menyimpulkan bahwa ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan tingkat
depresi pada lanjut usia. Penelitan lain Saran
dilakukan oleh Subari (2008), meneliti
“Hubungan Antara Dukungan Keluarga
Dengan Keaktifan Penderita Diabetes 1. Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Mellitus Dalam Mengikuti Senam Kota Manado
Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Dr. Oen Puskesmas sebagai tempat pelayanan
Solo Baru“. Penelitian ini menyimpulkan kesehatan dasar yang berhadapan langsung
bahwa ada hubungan antara dukungan dengan masyarakat, agar dapat
keluarga dengan keaktifan penderita memfasilitasi serta mendukung semua
Diabetes Mellitus dalam mengikuti senam kegiatan yang ada di posyandu lansia.
di Klub Diabetes Mellitus Rumah Sakit Puskesmas juga disarankan melakukan
Dr. Oen Solo Baru.. evaluasi terhadap kinerja kader posyandu
Adanya dukungan keluarga terhadap yaitu dengan cara mengadakan pertemuan
lansia dapat menyebabkan ketenangan dengan Tokoh Masyarakat (TOMA),
batin dan perasaan senang dalam diri pembina posyandu beserta kader untuk
lansia. Selain itu dengan adanya dukungan membahas kinerja dari kader, apakah telah
keluarga berdampak pada kemudahan sesuai atau belum dengan uraian tugas.
lansia untuk mengikuti kegiatan di Perlu dilakukan upaya-upaya untuk
posyandu lansia. meningkatkan pemanfaatan pelayanan
posyandu lansia seperti penyuluhan dan
sosialisasi tentang manfaat Posyandu
Lansia. Petugas kesehatan disarankan
Kesimpulan untuk dapat mengetahui determinan
perilaku pemanfaatan Posyandu Lansia di
puskesmas Teling Atas Kota Manado.
1. Terdapat hubungan yang sangat
bermakna antara dukungan keluarga Selanjutnya, Dinas Kesehatan Kota
lansia dengan pemanfaatan posyandu Manado disarankan untuk melakukan
lansia Teling Atas Kota Manado . program pembinaan secara berkala dan
terpadu oleh petugas puskesmas dan
2. Terdapat hubungan yang bermakna Tokoh Masyarakat (TOMA) kepada kader
antara pengetahuan lansia dengan posyandu, yaitu mulai dari memberikan
pemanfaatan posyandu lansia Teling
materi dan melakukan simulasi sistem lima
Atas Kota Manado. langkah yang ada di posyandu.
3. Terdapat hubungan yang bermakna
antara sikap lansia dengan
pemanfaatan posyandu lansia Teling
Atas Kota Manado. 2. Bagi kader posyandu lansia
4. Terdapat hubungan yang bermakna Kader posyandu lansia hedaknya dapat
antara peran kader dengan lebih meningkatkan lagi kesadaran lansia
pemanfaatan posyandu lansia Teling tentang pentingnya dukungan keluarga
Atas Kota Manado. dengan keaktifan lansia dalam mengikuti
kegiatan di posyandu lansia. Kader
5. Dukungan keluarga memiliki pengaruh hendaknya selalu memberikan
paling dominan terhadap pemanfaatan pengetahuan dan kesadaran kepada
posyandu lansia Teling Atas Kota keluarga lansia agar senantiasa memotivasi
Manado.

488
Mengko, Kandou dan Massie, Pemanfaatan Posyandu Lansia

lansia untuk lebih aktif dalam mengikuti Anonimous. 2010. Komisi Nasional Lanjut
kegiatan di posyandu lansia. Usia. Pedoman Pelaksanaan Posyandu
Lanjut Usia. Jakarta : PPLU.
Anonimous. 2010. Pedoman Pembinaan
3. Bagi keluarga lansia Kader Kelompok Usia Lanjut Bagi
Lansia merupakan tanggung jawab Petugas Kesehatan. Jakarta:
anggota keluarga, dengan demikian Direktorat Kesehatan Keluarga.
dukungan keluarga terhadap kesehatan Depkes RI.
lansia sangat penting. Salah satu cara bagi
keluarga untuk mendukung lansia adalah Anonimous. 2014. Profil Puskesmas
dengan memotivasi lansia agar mengikuti Teling Atas Kota Manado
kegiatan di posyandu lansia. Bentuk Dodo, D. 2009. Faktor- Faktor yang
dukungan terhadap lansia seperti Berhubungan dengan Keaktifan Kader
mengantarkan lansia ke posyandu lansia, Dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu
menemani lansia dalam kegiatan di di Kelurahan. Jurnal Pangan, Gizi dan
posyandu lansia, mengingatkan jadwal Kesehatan. Tahun 1, Vol 1, No 1 April
kegiatan di Posyandu lansia, memberi 2009.
nasehat apabila lansia tidak mau hadir di
kegiatan posyandu lansia. Isaura, V. 201. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kinerja Kader
Posyandu Di Wilayah Kerja
4. Bagi peneliti Puskesmas Tarusan Kecamatan Koto
XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan
Rekomendasi untuk penelitian lebih Tahun 2011. Program Studi Ilmu
lanjut adalah mengkaji lebih dalam tentang Kesehatan Masyarakat Fakultas
faktor-faktor lain yang berkaitan dengan Kedokteran Universitas Andalas
keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan
posyandu lansia agar lebih meningkatkan Kresnawati, I. dan Kartinah. 2012.
upaya penyuluhan untuk memperbaharui Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
pengetahuan responden, merubah persepsi Keaktifan Lansia (Lanjut Usia) Dalam
lansia terhadap posyandu lansia Mengikuti Kegiatan Di Posyandu
Lansia Desa Gonilan Kecamatan
Kartasura. Universitas Muhamadiyah
Surakarta.
Pujiyono. 2009. Faktor-Faktor Yang
Daftar Pustaka Berhubungan Dengan Pemanfaatan
Posyandu Lansia Di Desa Jetis
Kecamatan Karangrayung Kabupaten
Almira. 2005. Hubungan Motivasi dan Grobogan. Program Studi Magister
Sikap Kader dengan Kinerja Kader Promosi Kesehatan Program Pasca
Posyandu di Kelurahan Kuranji di Sarjana Universitas Diponegoro
Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Semarang.
Tahun 2005 Skripsi. Padang: PSIKM
UNAND Song, Y., W. Ma., X. Yi., S. Wang., X.
Sun., J. Tian.,S. Wang., C. Zhang., B.
Anonimous. 2005. Profil Kesehatan Zhang, Z. Xu., G. Marley.,2013
Indonesia. Jakarta. Dep.Kes RI. Chronic Diseases Knowledge and
Related Factors among the Elderly in

489
JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015

Jinan., China, Plus ONE 8 (6) : Pada Lanjut Usia di Perumahan


e68599. Asrama TNI AD Keutapang Dua
Banda Aceh. Tahun 2005. Skripsi.
Syahrina, E. 2007. Hubungan Dukungan Aceh: Universitas Syah Kuala.
Keluarga Dengan Tingkat Depresi

490

Anda mungkin juga menyukai