Anda di halaman 1dari 3

Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah 2018

Kota Magelang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan jumlah penduduk dan kemajuan tingkat perekonomian di suatu kota
mempengaruhi peningkatan jumlah sampah. Oleh karena itu sampah memerlukan
pengelolaan yang harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar
memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan.
Dalam hal pengelolaan sampah menemui permasalahan – permasalahan yang bukan lagi
sekedar masalah kebersihan dan lingkungan saja, tetapi sudah menjadi masalah sosial yang
berpotensi menimbulkan konflik, hal ini merupakan dampak dari perkembangan perkotaan
dengan berbagai aktifitas penduduknya. Untuk memroses sampah-sampah tersebut perlu di
atur dengan suatu sistem pemrosesan sampah atau lebih tepatnya Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA). Menurut UU No 18 Tahun 2008, Tempat Pemrosesan Akhir adalah tempat untuk
memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan
lingkungan. Namun dewasa ini, untuk mendapatkan lahan TPA semakin tidak mudah karena
terdapatnya persyaratan teknis dan juga salah satunya harus berhadapan dengan reaksi
penolakan dari masyarakat. Hal tersebut mendorong pada usaha untuk mengoptimalkan
pengelolaan operasi TPA yang memperhatikan keselamatan kerja, aman terhadap lingkungan
dan efisien dalam penggunaan ruang supaya memperlama masa pakai TPA.
Berdasarkan Undang-Undang No 18 Tahun 2008, Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No 3 Tahun 2013 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21 Tahun 2006,
dinyatakan bahwa TPA di kota besar dan metropolitan harus direncanakan sesuai metode
lahan urug saniter (sanitary landfill). Pada metode sanitary landfill sampah organik ditimbun
dan akan menghasilkan lindi. Lindi yang dihasilkan berpotensi untuk mencemari lingkungan
karena mengandung ammonium, bahan organk, serta garam dalam konsentrasi tinggi
(Laconi, 2011). TPA juga mengasilkan gas. Gas-gas yang timbul di TPA berasal dari
biodegrasai dan sampah biodegradable yang mengandung hydrogen, karbon dioksida, gas
metana, dan karbon dioksida pada tingkatan selanjutnya (Williams, 2005). Oleh karena itu,
gas tersebut harus dilepaskan melalui ven atau dimanfaatkan lebih lanjut (Guyer, 2009).
Menurut Data dan Informasi Lingkungan Hidup Jawa Tengah (2015), kondisi
persampahan di Kota Magelang saat ini yaitu dari 160,58 m3 sampah di sudah 136,8 m3 yang

AISYATUL MAS’ADAH I-1


21080115130061
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah 2018
Kota Magelang
diangkut ke TPA setiap harinya. Artinya sudah 85,19% sampah yang dikelola dengan baik.
Namun, ada 23,78 m3 sampah yang masih perlu penanganan setiap hari. Jika melihat kondisi
tersebut, dapat dikatakan bahwa sistem pengelolaan sampah di Kota Magelang sudah cukup
efektif dalam mengatasi peningkatan timbulan sampah. Oleh karena itu, dalam tugas besar ini
akan di bahas dan direncanakan suatu sistem operasional TPA yang diharapkan dapat
menjadi evaluasi untuk mengoptimalisasi TPA yang sudah ada sekarang serta perbaikan
sistem kelola sampah mulai dari sumber timbulan hingga ke tempat pemrosesan akhir sampah
agar pengelolaan sampah dapat lebih baik lagi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah pada tugas
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa jumlah timbulan sampah yang dihasilkan di Kota Magelang tiap harinya?
2. Bagaimana desain Tempat Pemrosesan Akhir yang terbaik untuk Kota Magelang?

1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari tugas Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi jumlah timbulan sampah yang dihasilkan di Kota Magelang tiap
harinya.
2. Mendesain TPA yang mengacu pada konsep pengelolaan dan pengolahan sampah
metode sanitary landfill.

1.4 Manfaat
Manfaat yang bisa diperoleh dari tugas Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir ini
adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah: hasil studi ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi Pemerintah
Kota Magelang dalam mengelola dan/atau merencanakan Tempat Pemrosesan
Akhir yang baik.
2. Masyarakat: hasil studi ini dapat menambah wawasan masyarakat atau pembaca
mengenai permasalahan sampah terutama di Tempat Pemrosesan Akhir serta
alternatif-alternatif optimasi TPA yang mungkin dilakukan.

AISYATUL MAS’ADAH I-2


21080115130061
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah 2018
Kota Magelang
3. Penulis: hasil studi ini dapat membuat penulis mengetahui cara serta proses
merencanakan dan mendesain sebuah sistem TPA di suatu daerah yang tepat.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup studi desain TPA Kota Magelang meliputi lingkup wilayah, sasaran,
materi dan waktu, sebagaimana yang tertulis sebagai berikut:
1. Lingkup Wilayah: lingkup wilayah dari studi desain ini adalah Kota Magelang
2. Lingkup Sasaran: lingkup sasaran dari studi desain ini adalah TPA di wilayah
Kota Magelang
3. Lingkup Materi: identifikasi volume dan karakteristik sampah yang masuk ke
TPA< prediksi volume sampah yang masuk ke TPA hingga 20 tahun mendatang,
dan perencanaan TPA Kota Magelang dengan konsep sanitary landfill.
4. Lingkup Waktu: waktu pelaksanaan tugas ini adalah 4 (empat) bulan.

1.6 Sistematika Penulisan


COVER
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK
DAFTAR ISI, GAMBAR DAN TABEL
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
BAB III : GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
BAB IV : METODOLOGI PERENCANAAN
BAB V : PERENCANAAN TEKNIS PTPA
BAB VI : REKAPITULASI PERENCANAAN TEKNIS PTPA
BAB VII : OPERASI DAN PEMELIHARAAN PTPA
BAB VIII : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI/SARAN
LAMPIRAN
GAMBAR TEKNIK

AISYATUL MAS’ADAH I-3


21080115130061

Anda mungkin juga menyukai