PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Pengertian dari Pemukiman Kumuh
1.3.2 Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya pemukiman kumuh
1.3.3 Untuk mengetahui Kriteria dari Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
1.3.4 Untuk mengetahui Masalah Kesehatan Yang Ada Di Pemukiman Kumuh
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
e. Keberadaaan fasilitas perkotaan yang lebih menjanjikan, utamanya aspek
pendidikan, kesehatan, pariwisata dan asper sosial lainnya
4
b) Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan
rencana tata ruang;
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang melebihi ketentuan RDTR,
dan/atau RTBL; dan/atau
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang melebihi ketentuan dalam
RDTR, dan/atau RTBL;
c) Kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat
Kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman yang
tidak sesuai dengan persyaratan teknis, sbb:
- Pengendalian dampak lingkungan;
- Pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah
tanah, di atas dan/atau di bawah air, di atas dan/atau di bawah
prasarana/sarana umum
- Keselamatan bangunan gedung;
- Kesehatan bangunan gedung;
- Kenyamanan bangunan gedung; dan
- Kemudahan bangunan gedung.
5
b) Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air Minum
Ketidaktersediaan akses aman air minum; masyarakat tidak dapat
mengakses air minum yang memenuhi syarat kesehatan.
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu sesuai standar
yang berlaku. kebutuhan air minum masyarakat dalam lingkungan
perumahan atau permukiman tidak mencapai minimal sebanyak 60
liter/orang/hari.
c) Kekumuhan Ditinjau dari Drainase Lingkungan
Drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air hujan
sehingga menimbulkan genangan;
Ketidaktersediaan drainase;
Tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan;
Menimbulkan genangan dengan tinggi lebih dari 30 cm selama lebih
dari 2 jam dan terjadi lebih dari 2 kali setahun. saluran tersier, dan/atau
saluran lokal tidak tersedia. Saluran lokal tidak terhubung dengan
saluran pada hirarki di atasnya sehingga menyebabkan air tidak dapat
mengalir dan menimbulkan genangan.
Tidak dipelihara sehingga terjadi akumulasi limbah padat dan cair di
dalamnya; dan/atau pemeliharaan saluran drainase tidak dilaksanakan,
baik pemeliharaan rutin dan/atau pemeliharaan berkala.
Kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk.
Kualitas konstruksi drainase buruk, karena berupa galian tanah tanpa
material pelapis atau penutup atau telah terjadi kerusakan.
d) Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air Limbah
Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang
berlakutidak memiliki sistem:
- Pengelolaan limbah domestik;
- Pengelolaan limbah komunal; atau
- Pengelolaan limbah terpusat.
Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan
teknis.
- Kloset leher angsa tidak terhubung dengan tangki septik; atau
- Tidak tersedianya sistem pengolahan limbah setempat atau terpusat.
6
e) Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Persampahan
Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan
teknis; tidak tersedianya:
- Tempat sampah dengan pemilahan sampah pada skala domestik
atau rumah tangga;
Tempat sampah dengan pemilahan sampah pada skala domestik
atau rumah tangga;
Tempat pengumpulan sampah (TPS) atau TPS 3R (reduce,
reuse, recycle) pada skala lingkungan;
Gerobak sampah dan/atau truk sampah pada skala lingkungan;
Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) pada skala
lingkungan.
Sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis;
dan/atau tidak tersedianya:
- Sistem pewadahan dan pemilahan domestik;
- Sistem pengumpulan skala lingkungan;
- Sistem pengangkutan skala lingkungan;
- Sistem pengolahan skala lingkungan.
Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan
sehingga terjadi pencemaran lingkungan sekitar.
Sarana dan prasarana pengelolaan persampahan tidak dilaksanakan,
baik pemeliharaan rutin dan/atau pemeliharaan berkala.
7
Tidak tersedianya:
a. Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR)
b. Kendaraan pemadam kebakaran
c. Mobil tangga sesuai kebutuhan; dan/atau
d. Peralatan pendukung lainnya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi
sebagai tempat hunian. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni
karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya pemukiman kumuh yaitu: Urbanisani dan Migrasi Penduduk, Faktor
lahan di perkotaan, Faktor prasarana dan sarana dasar, Faktor sosial ekonomi, dan Faktor sosial
budaya. Serta masalah kesehatan yang ada di pemukiman kumuh, yaitu: Sampah, Air Bersih,
MCK (Mandi, Cuci, Kaki), Udara Bersih dan Limbah.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi pemerintah
1. Membuat program sosialisasi tentang pemukiman kumuh
2. Mencanangkan program pola hidup bersih dalam masyarakat di pemukiman
kumuh
3.2.2 Bagi masyarakat
Diharapkan agar masyarakat dapat menjaga kebersihan di sekitar lingkungan tempat
tinggal tersebut.