Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun Oleh :
1. Anastasya Feronika
2. Desty Natalia D.
3. Dewi Puspitasari
4. Erna Wati
5. Sabtu Harvi H.
6. Julyanto P.A.
7. M. Dilah Rasyid
8. Yuniarti Banten

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN REGULER 3


POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
2018
Materi 1 :
TUJUAN ILMU DEMOGRAFI

Ilmu demografi digunakan oleh para ahli umumnya terdiri dari empat tujuan pokok,
yaitu:
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya dan
persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan pendukuduk di masa yang akan datang
dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Pada akhirnya, keempat tujuan pokok tersebut akan bermanfaat untuk:


1. Perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan,
kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian dan lain-lain yang
dilakukan pemerintah menjadi lebih tepat sasaran jika mempertimbangkan
komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang akan datang.
2. Evaluasi kinerja pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dengan melihat
perubahan komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang lalu beserta faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
3. Melihat peningkatan standar kehidupan melalui tingkat harapan hidup rata-
rata penduduk, sebab tidak ada ukuran yang lebih baik kecuali lamanya hidup
sesorang di negara yang bersangkutan
4. Melihat seberapa cepat perkembangan perekonomian yang dilihat dari
ketersediaan lapangan pekerjaan, persentase penduduk yang ada di sektor pertanian,
industri dan jasa.
Materi 2 :

Faktor-Faktor Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk di dunia ini makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek


kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya.
Dengan begitu, maka bertambahlah sistem matapencaharian hidup menjadi lebih kompleks.
Secara umum ada tiga faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk, di antaranya sebagai berikut:
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang
dilahirkan hidup, atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil produksi yang nyata
dari fekunditas seorang wanita. Berikun ini penjelasan mengenai pengukuran
fertilitas:
a. Pengukuran fasilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun
tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun
ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah:
- Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate) adalah banyaknya kelahiran
hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
- Tingkat fertilitas umum (general fertility rate) adalah jumlah kelahiran
hidup per-1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun)
pada tahun tertentu.
- Tingkat fertilitas menurut umur (age specific fertility rate) adalah
perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan
tahun tertentu.
- Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan penduduk (birth order specific
fertility rates) adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran
bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
b. Pengukuran fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak
yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia
suburnya. Adapun ukurannya adalah:
- Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan
perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa
reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang
meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat
fertilitas menurut umur tidak berubah pada priode waktu tertentu.
- Gross reproduction rates adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh
1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak
ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa
produksinya.
2. Kematian (mortalitas)
Kematian adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik
pada suatu populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan
kematian per- 1000 individu per-tahun, hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5
berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per-tahun.
3. Perpindahan (migrasi)
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke
tempat lainnya. Dalam banyak kasus organisme bermigrasi untuk mencari sumber
cadangan makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi
karena datangnya musim dingin atau kerana over populasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertalitas penduduk:


1. Faktor demografi, antara lain adalah:
a. Struktur umur
b. Struktur perkawinan
c. Umur kawin pertama
d. Paritas
e. Disrupsi perkawinan
f. Proporsi yang kawin
2. Faktor non demografi, antara lain adalah:
a. Keadaan ekonomi penduduk
b. Perbaikan status perempuan
c. Tingkat pendidikan
d. Urbanisasi dan industrialisasi.

Jenis Struktur Penduduk


Jumlah Penduduk : Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi,
Transmigrasi.
Persebaran Penduduk : Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah
dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
Komposisi Penduduk : Merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang
membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
Materi 3 :

Transisi Demografi

Transisi Demografi adalah proses perubahan kematian dan kelahiran yang


berlangsung dari tingkatan yang tinggi ke tingkatan yang rendah dalam suatu kurun
waktu pada masyarakat tertentu. Transisi Demografi muncul akibat perubahan yang
terjadi di masyarakat, diantaranya adalah masalah sosial ekonomi yang memiliki hubungan
timbal balik terhadap kesehatan. Transisi Demografi di Indonesia telah didahului dengan
revolusi penurunan kematian dan dewasa ini sedang terjadi revolusi penurunan kelahiran.
Angka yang memperhitungkan kemungkinan si bayi perempuan meninggal sebelum
mencapai masa reproduksinya atau yang biasa disebut NRR (Net Reproduction Rate) pada
beberapa provinsi sedang mendekati 1 yaitu DI Yogyakarta, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan
Bali. Konon menyusul Sulawesi Utara. Dengan NRR sama dengan satu, rata-rata seorang ibu
setelah masa hidupnya akan diganti oleh seorang anak perempuannya, dengan kata lain ada
pertumbuhan kelahiran pada penduduk.
Di balik Transisi Demografi ada pembangunan, hakekat pembangunan adalah
perubahan. Yaitu perubahan yang selalu menuju masyarakat yang lebih baik. Dalam
rangka inilah berkembang berbagai paradigma pembangunan nasional. Pembangunan
nasional Indonesia mengandalkan pertumbuhan, yang diukur dengan pertumbuhan
pendapatan nasional. Dengan disadarinya masalah distribusi pendapatan nasional ke tangan
rakyat maka pemerataan menjadi penting. Pembangunan pun dijalankan agar dapat berlanjut
terus, tanpa harus menguras habis sumber daya alam. Demikianlah, pembangunan nasional
Indonesia dijalankan untuk medapatkan pertumbuhan dengan pemerataan yang juga harus
bersifat berkelanjutan.
Seperti yang diketahui bahwa sasaran utama umum pembangunan nasional jangka
panjang kedua adalah peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia yang tentunya juga
mencakup kualitas kesehatan bangsa. Dengan banyaknya faktor pengganggu baru seperti
kemajuan IPTEK, sedangkan faktor pengganggu lama yaitu pengaruh kekentalan budaya
belum dapat dituntaskan masalahnya, maka perlu kewaspadaan di masa yang akan datang
secara lebih serius.
Dalam Transisi Demografi menurut Bogue (1965) tahap transisi adalah sebagai
berikut:
1. Pratransisi (Pre-Transitional)
Ditunjukkan dengan tingkat fertilitas dan mortalitas yang tinggi.
Pertumbuhan berada pada tingkat yang tinggi dan berlangsung lama. Tingkat
kematian yang tinggi dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindarkan karena
pada saat itu belum ada sanitasi, transportasi dan pengobatan modern. Dengan tingkat
kematian yang tinggi dianggap sebagai sesuatu yang tidak memaksa masyarakat untuk
menganut nilai-nilai sosial budaya yang mendukung adanya tingkat kelahiran yang
tinggi sebagai imbangan agar dapat mempertahankan keturunan.

2. Tahap Transisi (Transitional)


Ditunjukkan dengan tingkat fertilitas tinggi dan mortalitas rendah. Tingkat
kematian (mortalitas) mulai rendah sebagai akibat dari proses pembangunan ekonomi
dan mulai meningkatnya taraf hidup. Akan tetapi, pada tahap ini tingkat kelahiran
(fertilitas) masih tinggi meskipun sudah ada kecenderungan untuk turun, tetapi tingkat
penurunanya masih lebih rendah dibanding dengan penurunan tingkat kematian. Hal
ini disebabkan nilai budaya pada waktu itu mendukung tingkat kelahiran yang tinggi
sudah membudaya dan melembaga sebagai suatu kepercayaan, sikap dan nilai serta
tergolong sulit untuk berubah.

3. Tahap Pasca Transisi (Past Transitional)


Dinyatakan dengan tingkat fertilitas dan mortalitas sudah rendah. Tiap
individu secara sadar sudah mulai mengendalikan tingkat kelahiran. Pengendalian
secara sadar inilah yang menjadi ciri pokok dari tahap transisi akhir pada transisi
demografi. Selama tahap ini berlangsung tingkat kelahiran terus turun secara perlahan
menuju tingkat keseimbangan dan tingkat kematian yang sudah rendah. Hampir
semua masyarakat mengetahui cara pemakaian alat kontrasepsi. Tingkat kelahiran dan
kematian mendekati keseimbangan, pertumbuhan penduduk amat rendah dalam
jangka waktu yang panjang.

B. Penyebab terjadinya Transisi Demografi

1. Tingkat Kesehatan
Rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia dikarenakan pemerintah tidak bisa
menempatkan orang yang benar-benar mengerti tentang kesehatan program yang
dipaksakan yang jelas tidak bisa dijelaskan tetapi anggarannya banyak. Puskesmas
daerah yang banyak menyerap anggaran hanya membuat laoran di atas meja setiap
tanggal 20-25 untuk tutup buku akhir bulan, di lapangan satu kerja bisa dilaksanakan
lima program dan dapat tanda tangan sekali jalan tanpa mau tahu programnya.

2. Keadaan Geografis
Keadaan geografis suatu tempat dapat dilihat dari kenyataannya di muka bumi
atau letak suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain di sekitarnya. Keadaan ini
ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya.

3. Kebijakan Politik
Dalam lingkungan politik terdiri dari hukum, badan hukum, dan pemerintah.
Hal ini sangat mempengaruhi keputusan pemasaran karena lembaga politik dapat
membatasi suatu organisasi dalam masyarakat.

4. Kemajuan IPTEK
Adanya perkembangan IPTEK dan obat-obatan menjadikan perubahan gaya
hidup yang ada di masyarakat. Sehingga menyebabkan dinamika tingkat kematian
(mortalitas) dan tingkat kelahiran (fertilitas).

5. Perubahan pola pikir di masyarakat


Di dalam masyarakat selalu terdapat tentang apa yang disebut gejala alam dan
gejala sosial. Dimana gejala-gejala tersebut akan menghasilkan pola-pola tertentu
yang bisa digunakan untuk membantu kita memahami gejala-gejala lain yang sifatnya
lebih kontekstual.

C. Permasalahan di Indonesia
Indonesia mengalami kenaikan angka kelahiran sebelum Indonesia menjalani
proses industrialisasi.

D. Program untuk mengatasi permasalahan tersebut


Penurunan angka kelahiran Indonesia dilakukan dengan cara menjalankan
program KB atau keluarga berencana. Dalam menjalankan program KB digalakkan juga
pemakaian alat kontrasepsi sehingga angka kelahiran bisa ditekan. Indonesia adalah negara
dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia. Dengan luas wilayah yang seperti
ini, semakin terlihat jelas bahwa Indonesia adalah masih menjadi negara berkembang.
Biasanya ciri-ciri negara berkembang adalah memiliki penduduk yang masih mempunyai
anak banyak. Seperti kita tahu, masyarakat Jawa pada beberapa generasi lalu adalah
masyarakat dengan jumlah anak yang bisa dibilang banyak. Jumlah anak 10 atau lebih itu
menjadi lumrah. Itu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih belum mempunyai
kebudayaan atau gaya hidup sebagai masyarakat modern.

E. Saran kepada pemerintah untuk mengatasi permasalahan

Indonesia masih menjalani proses menuju kondisi yang stabil yaitu dengan melakukan
sosialisasi mengenai program KB dan pengetahuan alat kontrasepsi kepada masyarakat di
pedesaan oleh pemerintah dinas kesehatan. Semakin berkembangnya jaman kebiasaan
memiliki anak banyak juga sudah mulai ditinggalkan, proses industrialisasi sudah semakin
membaik, dan angka kelahiran sudah cukup berhasil ditekan. Tidak khayal, beberapa waktu
yang akan datang Indonesia akan mencapai keadaan yang stabil dan menyelesaikan transisi
demografi.
Tenaga kesehatan yang berkualitas tentunya sudah mulai dipikirkan kriterianya,
demikian pula jenis dan pendidikan tenaga kesehatan yang diperlukan. Sistem perencanaan
kesehatan, peran Departemen Kesehatan Pusat terhadap daerah, penelitian dasar, nuclear
bilogi dan operasional serta sistem informasi kesehatan yang tepat guna tentunya perlu untuk
dipikirkan. Peranan LSM, organisasi profesional, dan swasta perlu mendapat perhatian
khusus di masa depan. Mungkin, diperlukan pula pelaksanaan kebijaksanaan kesehatan
tertentu yang diakui dengan penelitian longitunal tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Demografi FE UI. 1981. Dasar-Dasar Demografi Edisi 2000. Jakarta:


Lembaga Penerbit F.E.U.I.
Siregar, Kemal N. dan Agus Suwandono. Artikel: Transisi Demografi di Indonesia:
Seabad?. Media Litbangkes Vol. II No. 01/1992
Sudarti. 2003. Jurnal Penelitian: Transisi Demografi Penduduk Jawa Timur. Malang:
Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang.
World Population Prospect, Economic and Social Affairs, UN.

Anda mungkin juga menyukai